"Eh.. Sar, loe udah tau belum kalau kita di kirim ke London buat ngurus perusahaan orangtua kita disana?" Tanya Millie.
"Udah."
"Terus loe gimana? Aunty Nia gimana?"
"Ya mau gimana, mau gak mau yah harus mau. Kalau mama sih awalnya gak rela ngelepasin gue, tapi begitu denger nama loe disebut, mama langsung setuju tau gak." Jawab Esar.
"Loe pake pelet apaan sih, sampe-sampe nyokap gue percaya banget sama loe?!" Tanya Esar sekaligus mengejek.
"Sialan loe!! Aunty Nia percaya sama gue karena aunty Nia sadar kalau anak kesayangannya yang IQ nya 200 ternyata kalau dalam urusan memilah milih cewek, o'on!!! Makanya di kirim lah gue buat jadi benteng buat loe dari cewek-cewek multitalon•teh kayak si Markisa itu!!" Jawab Millie.
"Cih.." decih Esar sambil memutar bola matanya malas.
"Tapi loe tau gak Sar, disana nanti gue juga mau sambil kuliah, nerusin S2. Payo udah setuju, sekarang tinggal nunggu Aki Edwin pulang untuk minta izin sama Aki Edwin." Kata Millie dengan wajah berseri-seri.
"Loe mau lanjutin kuliah? Terus kerjaan kita disana gimana?"
"Kan bisa kerja sambil kuliah. Lagian kan ada loe partner gue." Jawab Millie sambil menepuk pundak Esar.
"Cih.. roman-romannya udah gak enak nih. Paling juga gue doang nanti yang kerja." Decih Esar.
"Kalau loe gak mau, yah loe lanjutin kuliah aja bareng gue." Usul Millie.
"Mau nya sih gitu, tapi gue takut nyokap gue gak kasih izin. Loe tau sendiri nyokap gue protektif banget sama kesehatan anak-anaknya. Kalau gue kuliah sambil kerja, takutnya tidur gue nanti gak teratur, makan gak teratur, stress sama tugas kampus, stress sama kerjaan kantor. Ah.. pokoknya gitu deh."
"Kalau S2 kan gak tiap hari masuk Sar, jam kuliahnya juga fleksibel kok. Coba deh loe bujuk Aunty Nia. Apa loe mau gue bantu bujuk?"
Esar terdiam sejenak nampak memikirkan usulan Millie. Sepertinya ia setuju dengan usulan sahabat sekaligus partner in crime nya itu. Karena menurut Esar, selain menjadi pawang dirinya, Millie juga adalah pawang mama Nia.
"Boleh deh." Jawab Esar.
💋💋💋
Kini mobil yang Esar kendarai telah sampai di rumah utama keluarga Adiguna.
"Loh itu kan mobil Aki, kenapa keluar?" Lirih Millie saat melihat mobil Aki nya ada di halaman rumah yang seharusnya ada di garasi karena sang empunya mobil sedang berada di luar negri.
"Di pake si Fight kali tadi." Jawab Esar yang mendengar lirihan Millie.
"Berani banget tuh anak make mobil Aki gue!!"
"Aki loe, Aki si Fight juga kali Mill!!!" Ucap Esar mengingatkan Millie.
Tak terima mobil Aki kesayangannya di pakai Fight, cepat-cepat Millie keluar dari dalam mobil Esar.
"Kayaknya seru nih. Nonton akh.." lirih Esar saat melihat Millie keluar dengan asap yang mengebul di kepalanya.
Esar yang tak ingin melewatkan tontonan yang menarik dan gratis itu memutuskan untuk turun dari dalam mobilnya dan mengikuti Millie yang sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah.
"Fight..!!! Fight...!!!" Teriak Millie begitu kakinya menginjak lantai ruang tamu.
Jelas saja Fight tidak menjawab karena saat ini Fight belum pulang dari malam mingguannya. Lalu siapa yang memakai mobil Aki Edwin?
"Fight..!!!" Teriak Millie lagi sambil berjalan menuju lift. Namun saat kakinya hampir melintasi ruang keluarga, ia mengurungkan niatnya menuju lift karena mendengar suara tawa Shine dengan seorang pria di ruang keluarga.
Millie pikir, Shine membawa masuk laki-laki ke ruang keluarga saat tak ada orangtua mereka di rumah.
Makin ngebul saja asap di kepala Millie.
Millie pun melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga.
"Shi.." belum selesai Millie menyebut nama adiknya itu, nada Millie langsung merendah.
"Akiiiiiiii...!!!" Teriak Millie sambil berlari dan langsung memeluk Aki nya itu. Padahal Aki Edwin baru pergi seminggu lebih, tapi bagi Millie Aki nya itu pergi bertahun-tahun.
Jika tadi garangnya Millie seperti macam betina yang sedang datang bulan, begitu ada di pelukan sang Aki, Millie langsung berubah seperti anak kucing persia yang sedang minta di manja.
"Aki kok pergi lama banget sih, Millie kanget banget tau sama Aki." Ucap Millie dalam pelukan sang Aki.
"Cih.." decih Shine mendengar ucapan Millie. Padahal tiap hari kakaknya itu bervideo call dengan sang Aki, malahan sang Aki tidak boleh mengakhiri panggilan video mereka kalau Millie belum tidur.
Kalau orang normal biasanya menghabiskan baterai ponsel dengan bervideo call dengan kekasih mereka kalau Millie malah menghabiskan baterai ponselnya hanya untuk bervideo call dengan Aki Edwin. Dan jika manusia normal biasanya berbalas pesan dengan kekasih mereka, kalau Millie tiap menit, tiap detik berbalas pesan dengan Aki Edwin.
"Kan Aki udah disini sekarang." Balas Aki Edwin.
"Kok Aki mau pulang gak ngabarin sih? Kalau tau Aki mau pulang kan Millie yang jemput Ki. Kalau tau begitu Millie gak mau ikut sama Esar." Ucap Millie.
Esar yang ada di depan pintu ruang keluarga, langsung membulatkan matanya mendengar kata-kata Millie yang menyalahkan dirinya.
"Dih.. dia yang maksa minta ikut, kenapa gue yang disalahin?!" Gerutu Esar dalam hati.
"Oh.. ada kamu Sar. Sini duduk." Ucap Aki Edwin.
Yang tadinya Esar hanya berniat menonton adegan macam betina yang sedang datang bulan mengamuk, sekarang malah harus duduk bersama dengan Aki Edwin, Shine dan Millie sambil menyaksikan kemanjaan Millie.
Esar pun duduk di sofa ruang keluarga bersama Aki Edwin dan kedua cucu nya perempuannya.
"Kalian dari mana?" Tanya Aki Edwin.
"Dari pesta temen Ki." Jawab Esar.
"Ulang tahun?"
"Bukan, pesta perpisahan gitu sih Ki, kan sebentar lagi kita udah mau selesai kuliahnya."
"Oh.." Aki Edwin hanya ber Oh ria.
"Berarti sebentar lagi kamu lah yah yang urus Dirgantara Group?"
"Belum Ki. Kata papa, Esar harus magang dulu ngurus perusahaan gabungannya papa sama uncle Yordan dan uncle Igo yang di London." Jawab Esar.
"Millie juga di suruh Payo kesana kok Ki." Timpal Millie.
Sontak kata-kata Millie membuat Aki Edwin menoleh ke arah Millie.
"Atas dasar apa papa kamu berani ngirim kamu kesana?! Gak Aki gak izinin!!" Tolak Aki Edwin tegas.
"Tapi Ki, Millie juga mau kesana. Kan Millie belum punya pengalaman megang perusahaan, masa begitu megang perusahaan langsung perusahaan raksasa sih Ki. Jadi Millie mau belajar megang perusahaannya Payo dulu. Lagian kan ada Esar disana, jadi Millie bisa belajar bareng sama Esar. Jadi pas Millie megang perusahaan Aki, Millie gak kagok lagi. Boleh yah Ki.. yah.. yah.." Mohon Millie dengan raut wajah di buat se melas mungkin.
Melihat wajah Millie memelas begitu, Aki Edwin mana tahan dan akhirnya pertahanan Aki Edwin pun runtuh dan mengijinkan Millie untuk belajar mengurus perusahaan papa nya di London.
Aki Edwin pun menganggukkan kepalanya.
Melihat Aki Edwin menganggukkan kepalanya dengan mudah nya setelah mendapat rayuan pulau kelapa Millie, Esar hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Dasar penyihir, bisa-bisa nya Aki Edwin yang dingin dan tegas begitu dengan mudahnya melunak loe bikin!!" Gumam Esar dalam hatinya.
"Tapi nanti disana, Millie juga boleh kan sambil kuliah, ngelanjutin S2. Ada Esar juga kok Ki."
Aki Edwin bisa apa kalau yang meminta itu Millie, Aki Edwin hanya bisa menganggukkan kepalanya lagi.
"Beneran Ki?" Tanya Millie tak percaya sang Aki dengan mudahnya menyetujui permintaannya.
"Iya. Tapi setelah kuliah mu selesai, selesai juga masa magang mu di perusahaan papa mu, ngerti kan?"
Millie menganggukkan kepalanya paham. Ia langsung memeluk sang Aki sangking senangnya.
"Begini amat yah Sar ngontrak di bumi." Bisik Shine di telinga Esar melihat kemesraan kakaknya dan sang Aki.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Ine Kaniawati
Lucu banget sih kamu Millie....pantes Aki Edwin sayang banget sm kamu....😚
2023-01-12
0
Taurus Mei
kangen sama mommy bar bar
2022-04-10
1
Sri Devi
ku pikir shine tu cowok Thor , ternyata cwek 🤣🤣🤣🤣🤣 ,
2022-04-05
1