Saat sedang asyik-asyiknya menggerutu, tiba-tiba saja suara seorang pria mengalihkan rasa kesalnya.
"Hai bro!! Nunggu kak Millie?" Tanya Fighter.
"Ya iyalah, nunggu siapa lagi." Jawab Esar yang sudah super duper badmood karena ulah kakak pertama Fighter itu.
"Mending samperin aja langsung ke kamarnya, kak Millie gak bakalan keluar kalau gak di samperin." Ucap Fighter memberi saran.
Esar terdiam nampak memikirkan kata-kata Fighter. Sepertinya saran dari Fighter tidak terlalu buruk.
"Udah tenang aja, Maca sama Payo gak di rumah kok. Ini kan malam minggu, mana pernah mereka di rumah, palingan besok sore baru pulang." Kata Fighter lagi. Fighter pikir Esar terdiam karena segan pada Maca dan Payo.
"Ya udah aku tinggal yah bro, biasa mau malam mingguan juga." Pamit Fighter. Fighter pun pergi dari hadapan Esar.
Setelah Fighter pergi, Esar pun melangkahkan kakinya menuju lift yang akan membawanya menuju lantai dimana kamar Millie berada.
Ting. Pintu lift pun terbuka.
Esar yang sudah hapal seluk beluk rumah utama Adiguna itu, dan tau persis dimana kamar Millie berada langsung berjalan menuju kamar Millie.
Tok.. Tok.. Tok. Esar mengetuk pintu kamar Millie.
"Masuk." Jawab Millie dari dalam kamar. Millie pikir yang mengetuk pintu kamarnya itu adalah asisten rumah tangga, makanya Millie mempersilahkan masuk padahal saat ini Millie hanya menggunakan short pants ketat berwarna hitam dan tube top yang hanya menutupi bagian tubuhnya sebatas dada.
Tube top adalah tank top yang tidak memiliki tali.
Mendengar Millie mengizinkannya masuk, Esar pun memutar handle pintu.
Ceklek. Pintu pun terbuka.
Mendengar bunyi pintu terbuka, Millie pun menoleh ke arah pintu. Matanya membulat seketika saat melihat sosok Esar lah yang ternyata membuka pintu.
Bukan hanya mata Millie yang membulat, bahkan mata Esar juga ikut melotot seperti habis makan sambal pedas jeletot melihat penampakan Millie yang seksi. Yah walaupun Esar sering melihat Millie berpakaian seksi, tapi ini pertama kalinya Esar melihat Millie hanya menggunakan tube top dan short pants.
PLUG. Millie melempar bantal ke arah Esar sampai mengenai kepalanya karena melihat mata Esar yang tak berkedip memandang dirinya. Setelah melempar bantal itu, cepat-cepat Millie memakai bathrobe yang tergeletak di atas ranjang.
"Dasar mesum!!!" Bentak Millie.
Esar pun sadar seketika begitu Millie bantal yang Millie lempar mengenai kepalanya.
"Siapa juga yang mesum!!! Gue mana tau kalau loe belum siap-siap!!" Balas Esar.
"Ngapain loe kesini?" Tanya Millie ketus.
"Mau nyeret loe keluar dari kamar lah!!!" Jawab Esar tak kalah ketus.
"Gue tuh anyeng-anyengan tau gak nungguin loe!! Eh... loe malah santai-santai di sini!!" Lanjut Esar.
"Siapa juga yang santai. Gue tuh lagi bingung. Gue gak punya baju buat ke pestanya si Markisa."
"Marisa, Mill bukan Markisa!!" Ralat Esar.
"Loe bilang gak punya baju, lah terus yang berserakan ini apa namanya? Kain lap? Tirai jendela?" Tanya Esar sambil menunjuk pakaian yang berserak di atas ranjang.
"Ini semua tuh udah pernah gue pake. Dan lagian gue rasa semua pakaian ini gak cocok ke party nya si Markisa, gue pengen pakaian yang membuat gue jadi pusat perhatian." Jawab Millie dengan entengnya.
"Pake bikini aja loe sekalian, di jamin jadi pusat perhatian deh loe!!" Balas Esar kesal.
"Cepetan pilih salah satu, atau gak gue tinggal nih!!" Ancam Esar.
Sayangnya ancaman Esar tak berpengaruh pada Millie dan sekarang malah Millie yang balik mengancam Esar.
"Coba aja kalau loe berani pergi sendiri tanpa gue, gak bakal selamat tuh Casper loe gue bikin!!!" Ancam Millie balik.
Jelas saja ancaman Millie membuat Esar bergidik ngeri. Pasalnya Millie tak pernah main-main dengan ucapannya. Otak Esar langsung membayangkan sahabat kecilnya yang berkepala plontos yang di beri nama Casper itu dianiaya Millie sampai mati otak. Alamat dirinya tak bisa merasakan surga dunia kalau begitu.
"Makanya cepetan kalau begitu, ini udah jam berapa Mill!!"
"Sabar, gue lagi nungguin si mbak bawain gaun dari butiknya Maca."
"Whaaat???!! Masih lama lagi dong ini Mill?!" Teriak Esar terkaget-kaget.
"Gak!! Sebentar lagi kok. Lagian kenapa sih loe, pengen banget cepet-cepet ke party nya si Markisa?! Awas loe yah, jangan mau loe di pegang-pegang sama si Markisa!!" Millie memberi peringatan keras pada Esar.
Esar memutar bola matanya malas mendapat peringatan yang entah sudah keberapa kalinya ia dengar jika ada wanita yang sedang mendekatinya.
Ceklek. Tiba-tiba pintu kamar Millie pun terbuka.
Melihat si mbak yang tadi Millie suruh untuk mengambil gaun dari butik sang mama masuk ke dalam kamar, Millie pun berjalan mendekati si mbak itu dan mengambil papper bag dari tangan si mbak.
Millie pun mengeluarkan lima gaun yang si mbak bawa.
"Loe tunggu sini. Kasih gue penilaian, oke." Perintah Millie pada Esar agar tak kemana-mana.
"Mbak Mayang boleh keluar." Perintah Millie pada si mbak yang membawa gaun untuk nya itu.
Mbak Mayang pun keluar dari dalam kamar Millie meninggalkan Esar dan Millie berduaan di dalam kamar.
Setelah mbak Mayang keluar dari dalam kamar, Millie pun berjalan menuju ruang ganti dengan membawa kelima gaun yang mbak Mayang bawa.
Millie pun mulai memakai gaun berwarna merah terang lalu keluar dari dalam ruang ganti untuk meminta pendapat Esar..
"Gimana, bagus gak? Udah cetar belum?" Tanya Millie sambil berpose ala-ala Victoria Secret.
"Next." Dengan singkat, padat dan jelas, Esar memberi penilaiannya. Bagaimana ia tak cepat-cepat memberi penilaian kalau gaun yang Millie pakai sangat rendah di bagian dada.
"Ish!!!" Millie menyentakkan kakinya kesal lalu kembali ke dalam ruang ganti.
Tak lama Millie keluar lagi dengan menggunakan gaun berwarna ungu muda.
"Next." Belum sempat Millie bertanya, Esar sudah menyuruh Millie mengganti gaunnya.
"Loe gi•la, acara malam hari loe pake gaun warna ungu?!" Protes Esar karena merasa warna gaun yang Millie pakai tak sesuai untum acara malam hari.
Mau tak mau Millie pun kembali masuk ke dalam ruang ganti dan mengganti gaunnya. Dan kali ini Millie memakai gaun berwarna putih.
"Next." Sama seperti gaun yang pertama dan kedua yang Millie coba tadi, gaun ketiga ini pun di tolak mentah-mentah oleh Esar.
"Loe mau cosplay jadi kuntilanak, malam-malam pake gaun putih? Apalagi party nya di ruang terbuka." Ucap Esar menjelaskan kenapa ia menolak gaun putih yang sedang Millie kenakan.
Millie pun masuk kembali ke ruang ganti.
Esar melirik jam yang menempel di dinding kamar Millie.
"Shiit, udah setengah delapan lagi." Umpat Esar. Tak sabar dengan Millie yang sedang mengganti gaun, Esar pun berdiri dari tempat duduknya dan mencomot asal gaun yang teronggok di atas ranjang, gaun yang katanya sudah pernah Millie pakai.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
gia gigin
lanjutkan
2022-02-25
0
SitiNur20969975
sumpeh lucu pasangan teraneh 😂😂😂😂
2022-02-19
2
Retno Udi Lestari
yaampunn lucu deh mreka
2022-02-15
0