Millie dan Esar pun selesai menjalani sidang meja hijau mereka.
Setelah semua pikiran tercurah untuk menghadapi ujian, mereka pun memutuskan untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan di kantin kampus.
Baru saja mereka masuk ke kantin kampus, ada saja bebek kampus yang datang mendekati dan menggoda Esar. Dan itu membuat Millie benar-benar jengkel. Sudah lapar, di suguhkan oleh kecentilan bebek kampus. Apa tidak langsung kena goreng oleh Millie.
"Heh!!! Loe bisa minggir gak!!! Gue sama Esar udah laper,mau makan bukan mau ngeliat tingkah loe yang jelalatan kayak orang cacingan!! Kalau loe gak mau minggir sendiri, gue yang bakalan minggirin loe!!!" Geram Millie.
Mau tak mau si bebek kampus dan antek-anteknya itu membubarkan diri dari hadapan Millie dan Esar. Karena mereka tau kalau Millie yang turun tangan, bisa-bisa bukan hanya satu dua meter tersingkirkan melainkan bisa sampai keluar pagar kampus dan tidak bisa masuk lagi ke dalam kampus.
Sedangkan Esar yang sudah biasa dengan kejutekan Millie terhadap wanita-wanita yang mendekatinya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Setelah bebek kampus dan antek-anteknya pergi, Millie dan Esar pun berjalan menuju meja kosong. Mereka pun duduk disana berhadapan.
Millie memberi tatapan tajam pada Esar. Bukan tanpa sebab Millie memberi tatapan tajam, itu karena Esar juga ikutan duduk bukannya memesan makanan.
"Apa? Kenapa melototin gue?" Tanya Esar yang belum sadar.
"Kalau kita berdua duduk disini yang mesen makanan siapa Ferguso!!!" Geram Millie.
"Terus harus gue gitu yang mesan?" Tanpa dosanya Esar malah bertanya balik.
"Ya iyalah, masa gue!!! Loe kan cowok!!" Jawab Millie kesal.
"Loe gak lihat tuh Mil, kalau gue yang pesan, yang ada nanti tuh cewek-cewek ngerubungin gue. Kalau gue di kerubungin, bisa-bisa lama gue baru bisa pesan makanannya." Jawab Esar beralasan.
Millie menengok kebelakang untuk melihat sekitarannya dan benar saja, banyak sekali bebek kampus yang siap menyosor Esar kalau Esar lepas dari pengawasannya.
Millie pun menghela nafasnya.
"Ya udah gue aja." Ucap Millie mau tak mau.
Millie pun berdiri dari tempat duduknya dan berjalan untuk memesan makanan untuk dirinya dan Esar.
Sedangkan dari kursinya, Esar senyum-senyum sendiri karena merasa menang sudah mengerjai Millie.
"Enak juga punya pengawal posesif." Gumam Esar.
Tak lama Millie pun datang membawa nampan yang berisi tiga mangkok bakso berukuran jumbo. Yang satu untuk dirinya dan yang satu untuk Esar sedangkan yang satu lagi akan mereka bagi dua sebagai tambahan kalau-kalau satu porsi besar tidak cukup menghilangkan rasa lapar mereka.
💋💋💋
Dirgantara Group.
Irlan, Yordan dan Igo sedang berkumpul di perusahaan Dirgantara Group. Setelah rapat bulanan untuk membicarakan perkembangan perusahaan gabungan yang mereka baru bangun tujuh tahun terakhir di London, mereka pun menyempatkan diri untuk kumpul bapak.
Kalau para istri mereka biasa melakukan kumpul ibu seminggu atau dua minggu sekali, kalau Irlan, Yordan dan Igo hanya bisa melakukan kumpul bapak sebulan sekali, itu pun sekalian membahas perkembangan perusahaan gabungan mereka yang ada di London. Maklum, ketiga bapak-bapak itu sibuk mengurus perusahaan mereka sendiri dan juga perusahaan yang di wariskan kepada mereka, karena belum ada anak-anak mereka yang bisa menggantikan mereka mengurus perusahaan.
Kini para kaum hot daddy itu sedang berada di ruang kerja Irlan. Sebenarnya itu ruang kerja Nia, tapi karena Nia ingin fokus mengurus anak-anak mereka, jadi mau tidak mau Irlan lah yang menggantikan Nia menjalankan perusahaan papa Niko yang di wariskan pada istrinya itu.
"Sebentar lagi Esar dan Millie lulus kuliah, kalian udah ngomong sama mereka tentang rencana kita untuk ngirim mereka ke London ngurus perusahaan kita disan?" Tanya Igo membuka percakapan.
Irlan dan Yordan kompak menggeleng.
"Kalau Esar sih pasti mau aja, tapi gue yakin Nia gak mau Esar di kirim ke London. Jadi sebelum ngomong sama Esar, gue bicarain dulu sama Nia." Jawab Irlan.
"Kalau loe Dan?" Kini Igo bertanya pada Yordan.
"Sama. Kayaknya bakalan susah ngelepas Millie. Loe tau kan daddy gue gimana sama Millie." Jawab Yordan.
"Lah terus, yang bakal nerusin perusahaan kita di London siapa? Kalau aja anak gue udah lulus kuliah, udah gue suruh dia kesana."
"Gaya loe!!! Anak loe aja jurusan kedokteran, gimana bisa mau ngurus perusahaan." Ucap Yordan.
Karena anak pertama Igo memilih untuk menjadi dokter meneruskan Tia daripada harus menjadi pengusaha.
"Yang bilang gue bakal ngutus Aqino siapa? Yah Aqila lah yang gue utus." Jawab Igo.
Mendengar Igo akan menyerahkan urusan perusahaan pada Aqila anak ke dua Igo dan Tia, sontak Irlan dan Yordan tertawa terbahak-bahak. Pasalnya Aqila tak mewarisi otak orangtuanya. Igo yang jago bisnis dan Tia yang jago akademik. Aqila hanya mewarisi sifat orang tuanya, sifat Igo yang tukang modus dan sifat Tia yang bar-bar.
"Loe yang bener aja Go, masa loe mau jadiin Aqila pewaris kerajaan bisnis loe." Ucap Yordan meremehkan.
"Wah jangan ngeremehin si Qila loe yah. Dia bandel-bandel begitu, otaknya sebenarnya pinter. Cuma karena selama ini di manja terus sama si Tia dan kakek-neneknya makanya dia begitu. Lagian si Qila juga masih SMP, jiwa keingintahuannya masih menggebu-gebu, nanti kalau dia udah bosen main-main juga sadar sendiri akan tanggung jawabnya." Jawab Igo yang tak terima anak gadis satu-satunya diremehkan Yordan.
Igo dan Tia hanya memiliki dua anak. Anak pertama laki-laki yang di beri nama Aqino dan anak ke dua, perempuan dan di beri nama Aqila. Aqino seumuran dengan Shine dan masih tingkat satu di bangku perkuliahan, tapi mereka tidak se kampus karena Aqino melanjutkan pendidikan kedokterannya di Singapore. Sedangkan Aqila masih duduk di bangku SMP kelas tiga.
"Si Igo bener, masih SMP jiwanya masih pengen main-main. Jadi loe gak usah terburu-buru nge doktrin si Qila buat nerusin perusahaan. Takutnya nanti dia stres karena merasa nanggung beban yang berat. Tapi loe juga harus perhatiin pergaulan si Qila, jangan sampe bandelnya dia kebablasan. Ingat Go, Qila itu anak cewek, kalau cewek kan berbekas kalau cowok kan gak berbekas. Ngerti kan loe maksud gue?!"
Igo menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti apa yang Irlan maksud.
"Bener tuh, jaman sekarang janji di atas materai aja di ingkarin apalagi yang cuma janji di atas sprei." Timpal Yordan.
Igo dan Irlan kompak menganggukkan kepala mereka. Jaman semakin maju, pergaulan semakin bebas, apalagi mereka punya rekam jejak sebagai casanova, takut-takut karma menimpa anak-anak mereka baik anak gadis mereka atau anak lajang mereka.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Neng Alifa
dl waktu habis sidang saya guling''an saking senengnya udh kelar 🤭🤭🤭🤭
2023-10-19
0
Bunda
perkumpulan sultan
2022-06-16
0
Bunda
q suka gayamu millie
2022-06-16
0