Bab 11

Ceklek. Millie membuka pintu apartemennya.

"Mau ngapain kalian?" Tanya Millie sambil melipatkan kedua tangannya di dada.

Esar dan Arthur tak menjawab, mereka hanya membalas dengan cengiran aneh.

FLASHBACK ON.

Setelah selesai membersihkan tubuh mereka, rasa lapar pun melanda Esar dan Arthur.

"Thur, loe laper gak?" Tanya Esar.

"Lumayan sih. Loe?"

"Bukan lumayan lagi, laper banget nih gue." Jawab Esar.

"Ya udah kita keluar, cari makan di luar." Ajak Arthur.

"Meles gue Thur, jetlag nih gue." Tolak Esar. Selain jetlag, Esar memang orang yang malas cari makan di luar.

"Coba lihat di kulkas, manatau aja nyokap gue nyetok makanan."

Arthur pun bangkit dari rebahannya di atas sofa dan Esar bangkit dari rebahannya di atas ranjang. Mereka keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur.

Sesampainya di dapur Arthur langsung membuka kulkas.

"Ada apa aja Thur."

"Cuma telur sama ayam fillet."

"Enaknya di apain itu Thur?" Tanya Esar.

"Ya mana gue tau, coba loe cari di internet, enaknya di apain." Arthur malah memerintah Esar.

Esar pun berjalan kembali ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya. Dengan ponsel di tangannya, Esar kembali ke dapur menghampiri Arthur yang terlihat sedang mencari sesuatu.

"Nyari apa loe?"

"Nyari beras. Masa kita makan gak pake nasi."

"Emang loe bisa masak nasi?"

"Lah itu kan ada rice cooker." Tunjuk Arthur.

"Oh.." Esar hanya ber Oh ria.

Esar pun mulai mencari di internet cara mengolah ayam fillet dan telur, sedangkan Arthur kembali mencari keberadaan beras.

"Aha... ini dia." Ucap Arthur saat melihat beras berukuran lima kilogram yang masih terbungkus rapih di lemari tempat menyimpan bahan makanan.

"Ada berasnya?"

"Ada dong." Jawab Arthur dengan bangganya.

"Loe gimana udah nemuin belum mau di masak apaan?" Tanya Arthur.

"Bingung gue, banyak banget." Jawab Esar.

"Yang gampang aja." Balas Arthur.

"Sini-sini gue lihat." Ucap Arthur lagi.

Esar pun mendekati Arthur dan memberikan ponselnya pada Arthur.

"Nah ini aja nih, tadi gue liat ada bahan-bahannya ada nih." Ucap Arthur saat membaca resep membuat tumis ayam fillet.

"Nah terus telurnya mau di apain?" Tanya Esar.

"Kita orak-arik aja dulu, terus nanti kita gabungin sama ayamnya." Jawab Arthur.

"Udah yuk, kita mulai eksekusi. Loe siapin nih bahan-bahan yang ditulis disini. Biar gue masak nasi dulu." Perintah Arthur.

"Gue gak tau yang mana-mana aja bahannya." Jawab Esar. Esar memang buta bahan-bahan dapur.

"Ya udah, gue aja yang siapin bahannya, loe yang masak nasi." Balas Arthur.

"Cara masak nasi gimana?" Tanya Esar.

"Loe pinter-pinter be•go yah!! Pertama loe keluarin dulu tuh teflon yang ada di rice cookernya, terus loe ukur deh berasnya, gak usah banyak-banyak satu-dua cangkir aja, terus loe cuci berasnya, nyucinya jangan pake sabun yah!! Ntar loe cuci pake sabun lagi!! Habis itu loe masukkin lagi air, nah baru deh loe masukkin ke rice cookernya, loe cetek deh tuh tombolnya sampe lampunya ke tulisan yang cook. Paham kan loe?" Tanya Arthur setelah dirinya menjelaskan panjang lebar pada Esar.

"Oke.. oke, paham gue." Jawab Esar mantap.

Esar pun mulai mengerjakan urutan memasak nasi seperti yang Arthur jelaskan. Dan Arthur pun mulai menyiapkan bahan-bahan seperti yang tertulis di resep.

"Ini kok air berasnya gak bening-bening." Gumam Esar saat sudah empat kali mencuci beras tapi air berasnya tidak bening-bening.

"Akh..bodo lah." Gumam Esar lagi. Ingin bertanya pada Arthur, tapi Esar gengsi. Takut Arthur mengejeknya.

Mungkin kalau soal pelajaran, sambil tidur pun Esar bisa cepat menangkap apa yang sedang guru jelaskan, tapi kalau soal masak begini, mau sampai mulut berbusa, mau sampai otak jebol, Esar agak susah menangkap. Bagi Esar memasak itu adalah sama sekali tidak masuk di akalnya.

Setelah pusing dengan air cucian beras yang tidak bening-bening, sekarang Esar di pusingkan dengan ukuran untuk memasak beras.

"Nih ukurannya semana?" Gumam Esar bertanya-tanya dalam hati.

"Tadi kan gue masukkin berasnya dua cangkir, berarti airnya gue juga harus masukkin dua cangkir." Gumam Esar lagi.

Esar pun mulai memasukkan air dua cangkir.

"Bisa gak Sar?" Tanya Arthur sambil dirinya memotong bawang bombay.

"Bisa dong. Gini doang mah gampang." Jawab Esar dengan kepedean tingkat tinggi.

Arthur pun percaya-percaya saja dengan apa yang Esar katakan. Sangking percayanya Arthur tidak perlu mengecek pekerjaan Esar.

"Kok kayaknya dikit amat yah airnya. Tambah satu cangkir lagi deh." Esar pun menambah satu cangkir lagi air ke dalam teflon yang sudah berisi beras yang sudah empat kali ia cuci.

"Nah, gini kan pas nih." Gumam Esar lagi. Setelah dirasa pas, Esar pun memasukkan teflon itu ke dalam rice cooker dan menceteknya seperti petunjuk Arthur.

"Oke beres." Gumam Esar.

Esar pun menghampiri Arthur.

"Ada yang bisa gue bantu?" Tanya Esar.

"Kayak call center aja loe, ada yang bisa dibantu?" Jawab Arthur sambil mengikuti gaya bicara operator call center.

"Nih, loe potong-potong dadu ayamnya, terus loe balurin ke tepung itu." Perintah Arthur sambil menunjuk tepung bumbu SajenKu yang sudah Arthur tuang ke dalam mangkok.

"Oke. Motong-motong doang mah gampang." Ucap Esar.

Semua bahan pun sudah siap di olah. Hal yang pertama mereka lakukan adalah menggoreng daging ayam yang sudah di potong dadu dan di balur dengan tepung bumbu.

Esar pun mulai memasukkan satu potong daging ayam ke penggorengan dengan minyak yang sudah panas.

"Astaga Sar, masukin aja semuanya, ngapain satu-satu."

"Oh gitu." Esar pun langsung memasukkan semua daging ayam ke dalam penggorengan.

Setelah beberapa menit, daging ayam pun sudah mulai kecoklatan.

"Kayaknya udah bisa di angkat deh nih. Angkat Sar." Perintah Arthur.

Bukan daging ayam yang ada dalam penggorengan yang Esar angkat, melainkan penggorengannya pun ikut Esar angkat.

"Bukan penggorengannya be•go!! Itu dagingnya loe angkat dari penggorengan terus loe tirisin di sini." Ucap Arthur sambil memberikan tirisan minyak.

"Oh.. gitu." Esar hanya ber Oh ria, lalu mengambil tirisan minyak dari tangan Arthur dan mengangkat daging ayam dari dalam penggorengan.

Setelah daging ayam terangkat semua, sekarang giliran Arthur yang mulai memasak.

Sebelum mulai memasak, Arthur membaca sekali tahapan-tahapan yang tertulis di resep. Setelah paham Arthur pun mulai menumis bawang-bawangan.

Karena ini pertama kali juga bagi Arthur, jadi bawang yang ia tumis pun berubah warna menjadi coklat hampir menuju hitam.

"Itu gak gosong Thur?" Tanya Esar.

"Gak, dia emang gitu. Udah loe tenang aja." Jawab Arthur. Padahal dalam hatinya ia juga merasa kalau bawang yang ia tumis mendekati gosong.

Esar yang tidak tau apa-apa pun percaya-percaya saja.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ine Kaniawati

Ine Kaniawati

Hahaha...kebayang hasil masakannya gimana..pasti gagal...🤪🤣🤣

2023-01-12

0

Queendah

Queendah

hhaa..ada yg gitu london, thor. sajenmu😄

2022-06-04

0

🍾⃝ᴇͥɴͣɪͫ☀꙰❦sͩᴇᷞᴛͧɪᷠᴀͣ⏳⃟⃝㉉

🍾⃝ᴇͥɴͣɪͫ☀꙰❦sͩᴇᷞᴛͧɪᷠᴀͣ⏳⃟⃝㉉

kolaborasi masak para cowok yang sok tau...hasilnya...ambyar...🤣🤣🤣

2022-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI
54 Na Thur 1
55 Na Thur 2
56 Na Thur 3
57 Na Thur 4
58 Na Thur 5
59 SINGGAH YUK.
60 Na Thur 6
61 Na Thur 7
62 Na Thur 8
63 Na Thur 9
64 Na Thur 10
65 Na Thur 11
66 Na Thur 12
67 Na Thur 13
68 Na Thur 14
69 Na Thur 15
70 Na Thur 16
71 Na Thur 17
72 Na Thur 18
73 Na Thur 19
74 Na Thur 20
75 Na Thur 21
76 Na Thur 22
77 Na Thur 23
78 Na Thur 24
79 Na Thur 25
80 Na Thur 26
81 Na Thur 27
82 Na Thur 28
83 Na Thur 29
84 Na Thur 30
85 Na Thur 31
86 Na Thur 32
87 Na Thur 33
88 Na Thur 34
89 Na Thur 35
90 Na Thur 36
91 Na Thur 37
92 Na Thur 38
93 Na Thur 39
94 Na Thur 40
95 Na Thur 41
96 Na Thur 42
97 Na Thur 43
98 Na Thur 44
99 Na Thur 45
100 Na Thur 46
101 Na Thur 47
102 Na Thur 48
103 Na Thur 49
104 Na Thur 50
105 Na Thur 51
106 Na Thur 52
107 Na Thur 53
108 Na Thur 54
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI
54
Na Thur 1
55
Na Thur 2
56
Na Thur 3
57
Na Thur 4
58
Na Thur 5
59
SINGGAH YUK.
60
Na Thur 6
61
Na Thur 7
62
Na Thur 8
63
Na Thur 9
64
Na Thur 10
65
Na Thur 11
66
Na Thur 12
67
Na Thur 13
68
Na Thur 14
69
Na Thur 15
70
Na Thur 16
71
Na Thur 17
72
Na Thur 18
73
Na Thur 19
74
Na Thur 20
75
Na Thur 21
76
Na Thur 22
77
Na Thur 23
78
Na Thur 24
79
Na Thur 25
80
Na Thur 26
81
Na Thur 27
82
Na Thur 28
83
Na Thur 29
84
Na Thur 30
85
Na Thur 31
86
Na Thur 32
87
Na Thur 33
88
Na Thur 34
89
Na Thur 35
90
Na Thur 36
91
Na Thur 37
92
Na Thur 38
93
Na Thur 39
94
Na Thur 40
95
Na Thur 41
96
Na Thur 42
97
Na Thur 43
98
Na Thur 44
99
Na Thur 45
100
Na Thur 46
101
Na Thur 47
102
Na Thur 48
103
Na Thur 49
104
Na Thur 50
105
Na Thur 51
106
Na Thur 52
107
Na Thur 53
108
Na Thur 54

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!