Chapter 15. Love is Torture

Jemarinya masih pegangi stik golf, memucat.

"Nyonya, mari aku antar Anda pulang! Nyonya Yves minta Anda dan Tuan Oskan segera kembali untuk makan malam."

Stefano berdiri di depan pintu, dekati Belliza yang gamblang menatap Oskan.

"Ya, antar Nyonya-mu pulang Stefano! Tak perlu kembali kemari lagi. Kamu dipecat, Tuan Stefano. Pergilah dan hibur dia! Aku lihat kamu berpaling pada Belliza!"

"Aku mengikutimu kemari. Stefano tak tahu urusan kita!"

"Bawa saja Belliza pergi dari sini!"

"Aku bisa sendiri!" sahut Belliza penuh kecaman, tahu bibirnya luka karena terasa perih ketika ia bicara.

"Nyonya, mari kembali ke hotel Nyonya Yves menunggu Anda, begitu pula Tuan Lucio dan Nona Charlotte."

"Katakan pada Nyonya Yves, aku tak akan kembali ke rumah. Dan mereka bisa minta kekasih Oskan Devano untuk membuat gaun pernikahan bagi Nona Charlotte. Jangan harap minta bantuan Bellova, adikku tak akan gantikan aku lagi."

Oskan Devano tercekat. Sadari kekeliruannya.

"Belliza! Mari kita bicara! Aku tak bermaksud ...."

"Tak bermaksud selingkuh?"

"Belliza ...."

"Aku perhatikan, rancangan kostum Helena untuk tidur denganmu sangat bagus, Tuan Devano. Dia pasti bisa buatkan sesuatu untuk dipakai sepupu Charlotte."

"Belliza!"

"Harusnya kamu tunggu hingga aku selesai dengan kerjaanku. Kamu mungkin tak akan dapat masalah."

"Baiklah, maafkan aku."

Namun, Belliza melangkah pergi. Oskan mengejar dari belakang, tak berani menyentuh Belliza karena Helena berdiri di sana, menangis. Oskan lebih pertimbangkan perasaan Helena dibanding wanita yang lahirkan anak untuknya.

"Belliza!"

Bersyukur taxi masih di depan. Belliza masuk ke dalam taxi.

"Aku akan antar Nyonya pulang." Stefano serba salah, membungkuk di tepi jendela.

"Tidak, Stefano. Aku ingin sendiri. Aku akan mengirimmu uang. Terima kasih atas bantuanmu. Pergilah ke Studio. Seseorang akan berikanmu pekerjaan yang layak."

"Maafkan aku untuk keadaan ini."

"Lupakan! Suamiku mencintai wanita lain, apa yang bisa aku lakukan?"

Taxi melaju tinggalkan hunian yang dikata Oskan rumahnya. Apa ia bisa menjahit luka di hatinya? Bisa padamkan panas membara? Kecewa dan putus asa. Apakah adiknya menangisi Oskan saat tahu ia tidur dengan Oskan. Meskipun ia miliki perasaan yang sama pada Oskan, Belliza benar-benar tak sadar pada apa yang dilakukannya.

"Kemana tujuan Anda, Nyonya?" Sopir taxi buyarkan lamunannya.

"Kemana orang melarikan diri ketika mereka butuh pelampiasan pada amarah?" tanyanya pada sopir taxi.

"Tempat ibadah mungkin? Anda bisa menenangkan diri dan mengadu."

"Oh tidak, aku tak ingin bersyukur untuk keadaanku juga tak ingin mengadu."

"Anda hanya putus asa, Nyonya."

"Apa aku tampak beriman?" Memijat kening. "Aku sering minta bantuan agar suamiku mencintaiku. Aku menunggu keajaiban, tetapi itu tak akan terjadi."

"Jika Tuhan tak mengabulkan keinginan Anda, berarti Dia punya sesuatu yang lain."

"Penghiburan yang bagus."

"Jika Anda sudah merasa cukup pantas untuknya, menjaga sikap dan setia hanya pada suami Anda, tetapi dia tetap tak setia pada Anda, maka dia bukan milik Anda. Dan Anda milik seseorang yang lebih baik darinya."

"Apakah aku bisa menemukan seseorang yang lebih baik darinya, sedang aku merasa tersapu rata oleh cinta suamiku."

Sopir taxi sepertinya punya banyak pelanggan bermasalah.

"Mau ke Luxury Bar & Club? Mereka baru buka jam segini. Di sana tak ada kejahatan karena aturan tuan rumah yang sangat ketat. Orang hanya berkumpul untuk relax dan menikmati lagu. Jika Anda terlalu mabuk untuk pulang, Anda bisa pesan kamar di lantai atas. Ada matahari terbit berkilau di atas sungai Tejo dari teras mereka. Anda akan lihat keindahan dan bersyukur Anda masih bernapas untuk jalani hidup. Mungkin bisa menenangkan pikiran dan membantu Anda mengatasi masalah."

"Anda ..., adalah salah satu terbaik yang dimiliki Lisbon, Tuan."

Belliza hanya tak tahu hilangkan kesedihan tragis di hati. Ia turun di Luxury, tempat terbaik larikan diri. Lewatkan makan siang, makan malam dan langsung menenggak minuman keras; ditambah bayangan Oskan dan Helena yang terus berputar-putar di kepalanya, tentu saja ia mulai mual dan pusing. Ia butuh lebih banyak minuman, mungkin beberapa tembakan Bourbon atau Whiskey. Setiap kali ia naik ke permukaan, cinta pada Oskan menyeretnya kembali.

Membayar sejumlah uang pada sopir taxi, ia mengantri di pintu masuk klub. Sangat ramai menjelang malam.

Seorang gadis penjaga pintu berambut pendek tanpa senyum, sedikit kasar dan arogan dengan cepat menyeleksi pengunjung. Beberapa orang tak diijinkan masuk. Sampai pada gilirannya.

"€ 300 por pessoa, Senhorita." Berkata angkuh. (300 Euro per orang, Nona)

"Ummm, sorry, € 30 maybe?"

"No, 300 Euros."

"€ 300?! Jika jadi aku, apakah kamu akan bayar € 300 untuk masuk ke dalam sana? Musiknya bahkan terlalu mengantuk," keluh Belliza semakin pening. Ia tak punya uang cash sebanyak itu dan gadis angkuh penjaga pintu ini hanya mau uang cash. Apa gadis ini kekasih gelap Oskan Devano juga? Ia terlihat ingin menendang Belliza menjauh dari Klub.

"Ya, mengapa tidak? Aku suka musik techno yang berputar lambat," balas si gadis mengejeknya.

"Tetapi, bukankah beberapa pria tadi cuma membayar 15 Euro?"

"Mereka masuk kriteria."

"Apakah kamu ingin memeras aku hanya karena aku tampak seperti wisatawan asing? Apakah karena aku seperti peri dari langit?"

Tidak bisa hindari perdebatan.

"Anda bisa pergi ke tempat lain dan membayar 10 Euro, Nona! Jika aku tak ijinkan Anda masuk, Anda tak bisa memaksa."

"Ya Tuhan, aku hanya ingin menikmati malam. Bolehkah aku bertanya?"

"Tidak! Menyingkirlah, orang belakang mengantri. Anda membuang waktuku!"

"Manajer dan pemilik tempat ini perlu diberitahu tentang perilaku burukmu. Ya Tuhan."

"Pergilah Nona!"

"Aku hanya seseorang yang ingin habiskan waktu terbaikku di sini." Belliza benar-benar menjerit pada si gadis penjaga pintu hingga petugas keamanan datang.

"Bukan urusanku!"

Belliza menjadi sakit hati, ia diusir suaminya agar bisa bercinta dengan selingkuhan. Mereka mungkin berada dalam penyatuan di antara kekacauan yang ia buat. Mungkin sedang menertawakannya. Kini, ia diusir oleh penjaga pintu klub yang kasar dan tidak punya sopan santun.

"Wanita ini bersamaku," ujar seseorang pegangi lengannya, muncul dari belakang. Suara yang miliki resonansi lekat oleh gambaran maskulin menurut Belliza hingga ia menengadah. Seorang pria cukup tinggi tersenyum kecil padanya. Senyum tak asing tetapi ia tak kenal siapa pria itu.

"Tuan Vargas?" keluh si penjaga pintu. "Nona ini mabuk. Jalannya saja sempoyongan."

"Hei hei, jaga mulutmu, Nona!" bentak Belliza. Ia memang minum dan sedikit pening tetapi tidak mabuk.

"Perhatikan pelayananmu, Tania!" tegur si Mr. Vargas pada gadis peringai buruk bernama Tania. "Aku akan bawa dia masuk lewat pintu VIP."

Penjaga pintu membungkuk saat mereka lewat. Tuan Vargas tak lepaskan pegangan tangannya, menuntun Belliza menuju ruangan utama.

"Orang akan berhenti reservasi di sini karena pelayanan terburuk. Oh, itu masih bisa ditolerir tetapi penghinaan? Bukankah sangat-sangat tidak beretika? Apakah kami minum wine emas dengan 300 Euro? Hanya karena aku terlihat awutan, aku perlu membayar 300 Euro untuk masuk ke dalam?" protes Belliza. "Para staf di sini harus pergi ke klub-klub mewah lain di belahan dunia ini. Klub mewah dan elit untuk melihat pelayanan maksimal yang diterima pelanggan. Oh, pemilik tempat ini ingin kelihatan berkelas tetapi aku rasa klub ini hanya kotak sampah."

Tuan Vargas sunggingkan senyuman satu sisi bibir.

"Maafkan dia! Manajer akan menegurnya!"

"Mungkin wanita itu tidur dengan pemilik tempat ini. Itulah mengapa sikapnya semena-mena." Belliza tak mengerti dari mana ide itu muncul. Namun, ia berpikir wanita sejenis di pintu masuk klub sama seperti Helena, lakukan apa saja demi uang. Ia mengerang tanpa sadar. Ia yakin, Oskan tidur dengan Helena malam ini. Tanpa sadar pegangi dadanya.

"Opini pincang sepihak," sahut Tuan Vargas tak setuju. "Pemilik klub ini mungkin hanya terlalu sibuk bekerja hingga lupa untuk inspeksi. Anda perlu mengirim ulasan nanti agar dibaca pemiliknya."

"Poor owner. Jika pekerjaku seperti Nona tadi, aku telah menendangnya keluar sejak lama."

"Coba beritahu pemiliknya."

"Bisnis ini perlu perbaikan di segala lini. Bahkan keindahan interiornya jadi cacat karena tingkah staf yang tak ramah, terkesan angkuh. Beberapa wanita tampak murahan dan menjijikan untuk dilihat mataku. Terima kasih sudah bawa aku masuk."

"Jika terlalu pening, kamu bisa beli tiket di lantai atas. Atmosfernya berbeda."

"Tidak, terima kasih. Aku hanya akan berbaur dan menikmati musik di lantai dasar. Lalu, akan pergi saat merasa baikan. Sampai jumpa ..., em ..., Tuan Vargas," kata Belliza di antara lagu rock 90-an yang mengalun penuh nostalgia. "Nama Anda terdengar seperti nama sepupu suamiku yang brengsek."

Ambigu.

"Sepupu suamimu yang brengsek atau suamimu yang brengsek?"

"Suamiku yang brengsek," ralat Belliza. "Aku belum pernah bertemu sepupu suamiku. Semoga dia tak brengsek seperti suamiku. Nobody knows, mereka satu keturunan. Sepupu suamiku mungkin juga brengsek."

"Tebakan sempurna tetapi tak cukup untuk dijadikan referensi. Hanya karena mereka sepupuan, mungkin sepupu suamimu juga brengsek?"

"Ya. Mungkin saja. Sampai jumpa," lambai Belliza pergi ke lantai dasar, berpikir telah tinggalkan Tuan Vargas. Pria itu mengekor di belakang Belliza dan berdiri tak jauh. Beri tanda pada bartender agar mengobrol dengan Belliza.

Kerumunan pengunjung bagi Belliza adalah kepala-kepala dari prajurit penyuka dunia malam. Mereka menikmati alunan lagu. Musik transisi dari kasual ke alternatif lalu sesuatu yang lebih fantastis.

"Aku hanya ingin larikan diriku dari sesuatu!" keluh Belliza duduk di kursi tinggi.

"Hari Anda cukup buruk sepertinya, Nona," sapa bartender.

"Aku punya suami dan seorang Puteri."

"Oops, Nyonya ...."

"Beri aku sesuatu!"

"Gin dan tonik?"

"Sesuatu yang lebih gelap."

Belliza di sana, butuh beberapa tembakan untuk relaksasi. Namun, ia keliru. Tubuhnya tenang tapi bayangan Helena di atas pangkuan Oskan, tak mau pergi. Terlalu jelas untuk dihapus begitu saja. Ia menangkup wajah dan terisak. Minta tambahan minum tetapi ditolak atas instruksi seseorang.

"Mau pergi ke lantai atas? Di sana lebih tenang dan santai. Kamu juga terlalu banyak minum, Belliza."

Suara berat itu. Belliza menoleh, temukan Tuan Vargas di sisinya. Pria itu singkirkan minuman dari hadapannya. Terlalu kelabu untuk bertanya dari mana pria itu tahu namanya.

"Aku tidak mabuk, tetapi aku ingin muntah."

"Baiklah, berhenti minum."

Belliza bangun hendak melangkah tapi lantai seakan bergelombang. Ia jatuh dalam pelukan Tuan Vargas lalu digendong menuju pintu keluar lantai itu.

"Siapa Anda, Tuan? Senyummu seperti suamiku yang brengsek."

"Kamu tak kenal aku?"

"Tidak! Apakah aku perlu mengenal semua orang?"

"Tidak juga."

"Apakah kamu salah seorang aktor film dewasa?" tanya Belliza mulai serampangan. Tuan Vargas terlihat seperti itu. Ia menyadari kini setelah minum. Wajah yang berlebihan sexy hingga wanita yang melihat pada Tuan Vargas hanya berpikir tentang "adegan panas". Belliza gelengkan kepala, semakin pening. Ia mabuk.

"Bibirmu berdarah!" tegur Mr. Vargas. "Apa Oskan Devano menyakitimu?"

"Ya, aku pergoki Oskan bersama kekasihnya. Dia murka padaku," adu Belliza menjadi terlalu jujur pada Tuan Vargas, tak bisa mengontrol mulut untuk berhenti bicara.

"Kamu kenal Oskan? Aku katakan aku sangat mencintainya tetapi Oskan berkata, telah berhenti mencintaiku. Menyuruhku berhenti gila dan ia menamparku di depan selingkuhannya."

And i am so blue. Menyanyi.

"Ia bahkan menyuruh sopir kami menghiburku. Apa aku tampak murahan? Oskan sialan, brengsek itu .., aku mencintai Oskan. Kamu kenal Helena juga? Apakah dia lebih cantik dariku?"

"Aku tak tahu ada wanita yang lebih cantik darimu."

"Ya, itu dia. Ia memakai sesuatu agar dadanya terlihat besar," keluh Belliza, mengusap air mata pada Jas Tuan Vargas.

"Ini buruk. Aku mencuri Oskan dari adikku. Aku pantas dapatkan ini. Tetapi, bagaimana jika memang Oskan suka selingkuh? Bukankah adikku akan menderita? Jika Oskan masih mencintai Bellova, bukankah dia hanya perlu mengejar Bellova? Mengapa pergi pada ja**** murahan macam Helena."

Perut Belliza berbunyi aneh.

"Sudah makan malam?"

"Aku tak makan sejak siang."

"Baiklah. Berhenti bicara, Belliza. Bibirmu semakin berdarah. Kamu ingin makan sesuatu."

"Ya."

"Apa itu?"

"Aku ingin menelan Helena bulat-bulat. Oskan kau sialan. Apakah kamu pantas untuk Cheryl?" Memukul dada pria yang menggendongnya. "Bawa aku ke rumah Bibi Oskan."

"Baiklah."

"Oh tidak. Aku tak suka kelihatan payah. Panggilkan taxi, aku akan pulang ke Barrancos dan memeluk Puteriku."

"Tenanglah Belliza."

"Turunkan aku!"

Belliza memaksa turun, berjalan sempoyongan. Kembali dipegang erat Tuan Vargas. Menopang Belliza, membawanya ke ruang atas. Pergi ke salah satu kamar. Menuju ranjang, Belliza hempaskan tubuhnya menarik Tuan Vargas bersamanya.

"Oskan aku mencintaimu. Jangan tinggalkan aku." Menangis tersedu-sedu.

"Aku mencintaimu," ulang Belliza berlumuran air mata. Sekali lagi gunakan jas Tuan Vargas untuk menghapus air mata. Ia menarik dasi pria itu padanya hingga wajah mereka hampir bersentuhan.

"Aku mencintaimu, Oskan," kata Belliza lagi menatap pria di depannya putus asa. "Cintai aku, please."

"Belliza ...."

Air mata diusap perlahan, lalu bibirnya. Pria itu akan menciumnya. Belliza pejamkan mata, telusuri dasi Tuan Vargas. Temukan sisi paling lebar, mengangkat benda itu tepat waktu ketika bibirnya akan di sentuh dan muncratkan ingus dari hidung pada dasi Tuan Vargas.

"Oh sial, aku ingin mun-tah."

Oaaaakkkkk ..., Oaaaakkkkk ....

Lucio Vargas mendekap istri sepupunya, biarkan bagian depan tubuhnya dipenuhi muntah. Memijat punggung Belliza perlahan, menjawab panggilan.

"Lucio, kamu temukan Belliza?"

"Ya Mom, Belliza bersamaku."

***

Tinggalkan komentar. Do you like this Chapter? Mungkin satu chapter lagi baru kembali ke pada Bellova.

Terpopuler

Comments

✨Susanti✨

✨Susanti✨

lanjut

2023-01-14

0

PeQueena

PeQueena

oh god.. syukurlah kau berada ditangan cio...
jika tidak entah apa yg terjadi padamu dlm keadaan mabuk

2022-12-25

0

PeQueena

PeQueena

🤣🤣🤣 perlu ditelen emang helena.
apa perlu kutumbak dari sini si helena ..agar kau sedikit tenang sayang..
oohh Belliz...

2022-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog!
2 Chapter 1. My Fate is Utopis
3 Chapter 2. Our Serendipity
4 Chapter 3. Rule Flummox
5 Chapter 4. Anonim Contagious
6 Chapter 5. Sacred of Love
7 Chapter 6. Broken a Feather
8 Chapter 7. Odds are Low
9 Chapter 8. Inconsiderate
10 Chapter 9. Belliza è Bellova
11 Chapter 10. Act Tough
12 Chapter 11. Struggle for Forget
13 Chapter 12. My Dignity
14 Chapter 13. Beautifull Pain
15 Chapter 14. My Heart Belong To You
16 Chapter 15. Love is Torture
17 Chapter 16. Mr. Vargas
18 Chapter 17. Woman and Wine
19 Chapter 18. Face my Fear
20 Chapter 19. Hot Debt Collector
21 Chapter 20. I am Surrender
22 Chapter 21. Teach you The Kisses
23 Chapter 22. Ms. Beauty & Mr. Beast
24 Chapter 23. Starting the Story
25 Chapter 24. Little Peculiar
26 Chapter 25. Hottest Man in Mine
27 Chapter 26. Our Destiny
28 Chapter 27. Sad Melody
29 Chapter 28. Pourin Rain in Heart
30 Chapter 29. Stuck in Reverse
31 Chapter 30. Me, My Hubby and Mr. Vargas.
32 Chapter 31. Sweet but Phsycho
33 Chapter 32. My Twin B
34 Chapter 33. Deepest Pain
35 Chapter 34. Everlasting Ego
36 Chapter 35. Smash into Pieces
37 Chapter 36. Lot of Heart
38 Chapter 37. Two Hearts, One Valve
39 Chapter 38. Demon in Love
40 Chapter 39. Unintended
41 Chapter 40. Slipping & Sliding : Trouble 1
42 Chapter 41. Beat the Odds : Trouble 2
43 Chapter 42. Bloody Sacrifice
44 Chapter 43. Courage to Change
45 Chapter 44. Frame of Us
46 Chapter 45. Fade to Black
47 Chapter 46. Disguise
48 Chapter 47. Lose or Win
49 Chapter 48. Deepest Inquisition
50 Chapter 49. Black Love Segmented
51 Chapter 50. Twin B Double trouble
52 Chapter 51. Starting to Love
53 Chapter 52. Doomsday
54 Chapter 53. Bloomy Veins
55 Chapter 54. Twins Intrick
56 Chapter 55. Wildest Dream
57 Chapter 56. Restless Begin
58 Chapter 57. Black Mine Blow Heart
59 Chapter 58. My Husband is Weirdo Man
60 chapter 59. Rundown Story
61 Chapter 60. Sail Over Sevenseas
62 Chapter 61. Waiting for My Love
63 Chapter 62. The Best Part
64 Chapter 63 : My Extreme Husband
65 Chapter 64 : Raphael Vs Romeo (1)
66 Chapter 65. Happy at Last
67 The End of The Story
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Prolog!
2
Chapter 1. My Fate is Utopis
3
Chapter 2. Our Serendipity
4
Chapter 3. Rule Flummox
5
Chapter 4. Anonim Contagious
6
Chapter 5. Sacred of Love
7
Chapter 6. Broken a Feather
8
Chapter 7. Odds are Low
9
Chapter 8. Inconsiderate
10
Chapter 9. Belliza è Bellova
11
Chapter 10. Act Tough
12
Chapter 11. Struggle for Forget
13
Chapter 12. My Dignity
14
Chapter 13. Beautifull Pain
15
Chapter 14. My Heart Belong To You
16
Chapter 15. Love is Torture
17
Chapter 16. Mr. Vargas
18
Chapter 17. Woman and Wine
19
Chapter 18. Face my Fear
20
Chapter 19. Hot Debt Collector
21
Chapter 20. I am Surrender
22
Chapter 21. Teach you The Kisses
23
Chapter 22. Ms. Beauty & Mr. Beast
24
Chapter 23. Starting the Story
25
Chapter 24. Little Peculiar
26
Chapter 25. Hottest Man in Mine
27
Chapter 26. Our Destiny
28
Chapter 27. Sad Melody
29
Chapter 28. Pourin Rain in Heart
30
Chapter 29. Stuck in Reverse
31
Chapter 30. Me, My Hubby and Mr. Vargas.
32
Chapter 31. Sweet but Phsycho
33
Chapter 32. My Twin B
34
Chapter 33. Deepest Pain
35
Chapter 34. Everlasting Ego
36
Chapter 35. Smash into Pieces
37
Chapter 36. Lot of Heart
38
Chapter 37. Two Hearts, One Valve
39
Chapter 38. Demon in Love
40
Chapter 39. Unintended
41
Chapter 40. Slipping & Sliding : Trouble 1
42
Chapter 41. Beat the Odds : Trouble 2
43
Chapter 42. Bloody Sacrifice
44
Chapter 43. Courage to Change
45
Chapter 44. Frame of Us
46
Chapter 45. Fade to Black
47
Chapter 46. Disguise
48
Chapter 47. Lose or Win
49
Chapter 48. Deepest Inquisition
50
Chapter 49. Black Love Segmented
51
Chapter 50. Twin B Double trouble
52
Chapter 51. Starting to Love
53
Chapter 52. Doomsday
54
Chapter 53. Bloomy Veins
55
Chapter 54. Twins Intrick
56
Chapter 55. Wildest Dream
57
Chapter 56. Restless Begin
58
Chapter 57. Black Mine Blow Heart
59
Chapter 58. My Husband is Weirdo Man
60
chapter 59. Rundown Story
61
Chapter 60. Sail Over Sevenseas
62
Chapter 61. Waiting for My Love
63
Chapter 62. The Best Part
64
Chapter 63 : My Extreme Husband
65
Chapter 64 : Raphael Vs Romeo (1)
66
Chapter 65. Happy at Last
67
The End of The Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!