Lima belas menit kemudian mereka bersebelahan duduk di mobil dalam perjalanan ke sisi lain Barrancos. Bibir-bibir terkatup, mata telusuri jalanan.
"Oskan membeli sebuah rumah bagi Helena."
Bellova pecahkan kesunyian, bicara sedikit serak. Malam di Barrancos adalah malam gelap karena menuju Utara, rumah penduduk hanya satu-satu terlihat. Lampu penerangan redup di sisi jalan. Gurun bintang terbentang di ujung Riberia do Murtega. Padahal hari kemarin turun hujan. Cuaca tak mudah dibaca begitu pula seorang pria berwajah kikuk.
"Sejak kapan kamu tahu?"
"Sejak Oskan mulai berubah." Bellova berdesah. "Apa Helena adikmu? Anda sungguh tak tahu Helena hamil? Benaran tak ketahui kehidupan macam apa yang Helena jalani?"
Tak ada jawaban.
"Aku tak heran, jika punya saudara temperamen kaku sepertimu, aku lebih baik bersembunyi."
Raymundo mendengus, palingkan wajah keluar mobil sebentar.
Aku tak seberuntung dirimu, Bellova, yang selalu bersama keluargamu tiap waktu bahkan mengenali kakak dan iparmu juga Puteri mereka sebaik mengenal dirimu sendiri.
"Anggap saja kamu beruntung."
Mereka sampai di sebuah rumah. Jika saja bukan suami orang, Oskan memang terlihat sangat manjakan Hellena. Bangunan besar dibangun di atas tanah luas dan dipenuhi pengawal di setiap sisi. Raymundo sibuk menjaga kekasih bosnya hingga sama sekali tak tahu bahwa adiknya terjebak dengan pria beristri. Lebih dari itu, Oskan kemungkinan adalah musuh mereka. Pantas saja Helena gigih Oskan sangat sibuk. Oskan jelas punya banyak bisnis. Helena juga seakan tak peduli jika Raymundo mengusirnya dari rumah karena Oskan berikan adiknya hunian bagus.
"Silahkan, kurasa jika kamu ingin bertemu adikmu, tak akan ada masalah." Bellova persilahkan dengan tangannya, terdengar menghina.
Namun, kedatangan mereka ditolak.
"Aku istri Oskan!" seru Bellova marah.
"Nyonya, kami hanya jalankan tugas. Siapapun tak diijinkan masuk," kata penjaga.
"Baiklah," sahut Raymundo berbalik pergi kembali ke mobil. Bellova mengejar dari belakang berpikir pria itu melarikan diri. Bellova meraih lengan Raymundo sebelum dirinya mencapai mobil, memaksanya berhenti dan berbalik.
"Anda takut bahwasan Anda akan melihat Helena di dalam?" Mata Bellova bersinar merendahkan. "Anda tak bisa menerima kenyataan!" tambah Bellova semakin memancing.
Raymundo menghela napas berat.
"Baiklah, mari kita masuk," balas Raymundo gertakan gigi, tak jadi mengambil mobil untuk merusak pagar.
Wajah berubah kelam ketika menyeret Bellova kembali ke gerbang. Penjaga hampiri mereka, tidak senang. Baru akan buka mulut ketika Raymundo gunakan dahi, mematuk hingga si penjaga terjatuh. Sebelum si penjaga sempat menyerang balik, tangan dan kaki Raymundo telah terayun untuk menghajar si penjaga hingga terkapar dan muncratkan darah dari hidung. Kekuatan fatal dan tidak main-main. Bellova yakin, tiga bekas luka memanjang di kening Raymundo akibat keseringan menanduk orang. Pria ini mungkin juga menanduk cermin jika sedang kesal pada diri sendiri.
Raymundo menarik belakang atasan penjaga berbadan kekar, menyeret ke muka gerbang.
"Buka!"
Tak ada pilihan bagi penjaga yang lemas. Mereka masuk disambut ketidak-ramahan, tetapi tamu rumah bukanlah pria sabaran. Ia hanya sabar pada tiga orang di muka bumi ini; Gracia Anthony, Axel Anthony dan Pequeena. Raymundo masih lemparkan satu persatu penjaga hanya dengan kaki dan satu tangan. Seorang penjaga malah terjepit di gerbang.
"Anda tak harus begini, Tuan! Ya Tuhan," keluh Bellova saat penjaga tersisa satu, kokoh ingin halangi mereka juga roboh ke tanah, kejang-kejang.
"Sayang sekali protesmu ditolak!" tambah Raymundo acungkan senjata pada seseorang yang keluar dari dapur, tak menembak sebab wanita itu mungkin asisten rumah tangga.
"Di mana Oskan?"
"Di ..., di ta - man belakang Tuan," tunjuk si wanita ketakutan.
Raymundo sekali ini lepaskan Bellova, mereka pergi ke taman belakang. Oskan Devano terlihat di sana, dalam lengannya seorang wanita tidur nyaman. Raymundo mengejang, menjadi sangat emosional lihat siapa yang tidur lelap dalam pelukan Oskan. Berani sekali Helena membangkang padanya.
Jadi, apa yang ia tunggu? Bukankah ia perlu menembak dua orang di depannya itu? Raymundo acungkan senjata.
"Jangan bunuh Oskan, please. Aku tak bisa bertanggung jawab pada kakakku. Aku tak bisa biarkan Cheryl menderita. Ya Tuhan, bisakah Anda menahan amarah?"
"Ini akan bagus untuk Cheryl! Bocah itu tak butuh ayah seperti Oskan."
"Tidak, jangan lakukan itu!" keluh Bellova.
Oskan tampak terkejut melihat kedatangan mereka, tetapi tak bisa bangkit karena Helena yang pulas.
"Oskan Devano?" Raymundo berdecak panjang. Ingin tahu alasan, mengapa pria itu ingin membunuh Axel Anthony dan hamili adik perempuannya? Kebetulan? Atau kesengajaan? Raymundo pilih opsi terakhir.
"Raymundo Alvaro? Terlihat serasi bersama," angguk Oskan pada Raymundo dan Bellova. "Aku rela Anda bersamanya," tambah Oskan naikan alis.
"Bangunkan dia!" Pistol Raymundo mengangguk pada Helena acuhkan komentar miring Oskan.
Bellova menatap benci pada Oskan.
"Telan omong kosongmu Oskan, Cheryl menunggumu," serang Bellova. "Berani sekali abaikan Puterimu dan berduaan dengan selingkuhanmu?"
"Cheryl tak akan kekurangan kasih sayang darimu dan dari wanita satunya," sahut Oskan santai.
"Oskan? Tega sekali," tegur Bellova mencoba sabar. "Kamu berjanji akan akhiri hubunganmu dengan Helena. Lupa?! Aku bertanya padamu ..., dengan siapa kamu ingin habiskan hari tuamu? Kamu berkata ingin bersama istri dan puterimu. Kamu lupa?"
"Aku akan ajukan pembatalan pernikahan."
"Kamu tak akan lakukan itu! Tidak tanpa persetujuan istrimu!" Bellova menatap kecewa, sedih juga sakit hati. Tak bisa menutupi sesuatu yang berkobar-kobar. "Cheryl sangat bergantung padamu!"
"Cheryl akan cepat dewasa dan mengerti. Tolonglah, jangan gunakan Cheryl sebagai alasan. Kita sama-sama tahu, aku tersiksa."
"Tersiksa? Kamu bahagia sampai wanita ini datang. Kamu adalah suami yang setia berikan banyak kata-kata pengharapan, kekuatan cinta, berpaling semudah ini?"
"Aku lelah menunggu. Aku menemukan kenyamanan bersama Helena." Beralih pada Raymundo. "Apa yang akan kamu lakukan dengan senjatamu, Raymundo Alvaro? Menembak adikmu?" tanya Oskan Devano tenang, selimuti Helena. "Aku akan bersama Helena."
"Ucapkan selamat tinggal pada Puterimu, aku akan membunuhmu dan Helena lalu lemparkan kalian berdua ke laut. Helena paham maksudku. Bangunkan saja dia!" sahut Raymundo, naikan satu kaki di ujung bangku dan arahkan pistol tepat di jantung Oskan Devano.
"Aku harusnya ada di lembah pagi kemarin dan mengeksekusi kekasih Tuan Anthony. Adikmu menyelamatkanku darimu!"
"Jadi, harusnya tanggal kematianmu kemarin Oskan. Bersyukur aku perbaharui kartu kematianmu."
"Hebat. Axel Anthony lebih berharga dari adik perempuanmu," sanjung Oskan sarkas, mengecup jemari Helena dalam genggamannya.
Helena menggeliat lalu bangun, menggosok mata dan tanpa sadar menggigil.
"Say Holla, Mi amor, kakakmu berkunjung," kata Oskan pada Helena. Raymundo mengernyih.
"Apakah laki-laki di dunia telah habis, Helena Alvaro?"
"Kakak?!"
"Apakah aku harus terus mengulang norma? Mengambil milik orang lain disebut pencuri! Dan mencuri akan mendapat sanksi."
"Helena bersamaku, kakaknya bukan sesuatu penting!"
"Distorsi aturan, huh?" tanya Raymundo makin kuat menekan pistol.
"Ini aturanku! Helena manusia dan punya hak atas dirinya sendiri," balas Oskan tajam.
"Tadinya Helena miliki keistimewaan untuk hidup bebas, memilih pria tepat, menikmati segala kemudahan, tetapi semuanya kedaluarsa kini. Helena tak lagi punya hak atas dirinya sendiri sampai aku putuskan nasibnya. Tidak! Apalagi dengan pria sepertimu. Ini aturanku! Cukupkan dirimu dengan istri dan Puterimu. Aku akan mengurus adikku kecuali Helena lebih suka membusuk di lautan!"
"Kakak?!" Helena terpojok melihat tekad bulat Raymundo.
"Bangun!"
"Kakak ..., aku telah putuskan mencintai Oskan dan akan bersamanya. Aku tak peduli jika kakak membunuhku."
Apakah cinta membuat orang buta hingga kabut menutupi kewarasan? Ia mencintai Queena, istri bosnya, tetapi ada batas ketika ia tak bisa melangkah lebih jauh sekalipun suatu waktu ia nyaris gila karena sangat ingin miliki Queena. Ia bisa menusuk Axel Anthony dari belakang, pisahkan keduanya dan jadi pahlawan untuk Queena. Tak dilakukan. Mengapa? Harga diri menentang ide itu, meskipun ia punya banyak peluang emas untuk menangkan hati Queena.
"Membangun rumah tangga di atas hancurnya rumah tangga pihak lain, sekalipun kamu mati, kamu hanya akan nikmati neraka."
"Tinggalkan Oskan, please. Cheryl menunggu ayahnya," ujar Bellova tiba-tiba menyela bersuara sangat rendah, lebih dari mengemis pada Helena. Itu pasti sulit sebab Bellova pernah menjambak Helena demi perjuangkan Oskan dan kini Oskan memilih bersama Helena.
Apa yang terjadi? Mengapa Belliza bersembunyi dan tak merebut kembali suaminya? Mengapa harus Bellova? Pikir Raymundo? Apakah Belliza jenuh dan tinggal di Santa Cruz gantikan Bellova menjadi guru? Kemungkinan itu paling besar sebab di restoran tadi, Bellova minta seseorang bersabar sedikit lagi. Apakah penelpon itu Belliza? Seseorang sedang gantikan Bellova di suatu tempat sedang Bellova sibuk jadi Belliza dan pertahankan Oskan. Hubungan teraneh sepanjang abad.
"Kami akan punya bayi laki-laki," jawab Helena. "Terimalah perceraian ini!"
"Tidak, jangan pernah bermimpi!" Bellova singkirkan tangan berpistol Raymundo agar lebih leluasa hampiri Helena yang segera waspada.
"Tak akan ada yang mudah bagimu sejak hari ini, Helena. Aku mengutuk perbuatanmu dan hasilnya."
"Hentikan!" cegah Oskan berdiri halangi Helena dari jangkauan Bellova. "Jangan mengganggunya! Wanita ini akan lahirkan puteraku!"
"Ka-mu be-de-bah sia-lan, Oskan!" eja Bellova menatap pria di depannya dengan pandangan menghina. "Kamu menerima semua cinta tulus tanpa syarat, tetapi kamu membalasnya dengan permainan menjijikan ini."
"Oh, ayolah Bellova! Belliza pantas dapatkan segala hal buruk ini karena menipuku.”
“Mengapa baru menolaknya sekarang? Belliza sangat mencintaimu. Hargai saja cinta kakakku, please. Aku tak mencintaimu sebesar yang dilakukan Belliza. Tak bisakah kamu rasakan?”
“Aku sedang mencoba tetapi jika kamu terus berkeliaran di dekatku, bagaimana aku bisa jalani hari?”
“Dengar Oskan! Mengapa aku di sini dan jadi bonekamu, hanya Tuhan yang tahu! Jika kamu mencintaiku juga, kamu tak akan tidur dengan Helena dan punya bayi.”
Oskan mendesah. “Ada banyak kekeliruan.”
“Itu yang kamu katakan terakhir kali ketika kamu tidur dengan saudara kembarku!” sahut Bellova marah. “Kamu kenali gadis yang bersamamu itu bukan aku!”
“Holla Gadis Pintar, kamu berdua menjebakku,” jawab Oskan tiba-tiba pegangi lengan Bellova. “Bagaimana aku bisa menebak dengan benar jika kalian berdua berbagi rahasia? Miliki warna mata sama, wajah sama, mimik dan gestur sama? Aku bukan wanita yang melahirkanmu dan Belliza.” Oskan hentakan lengan Bellova menjauh darinya.
Bellova ingin menyangkal, tetapi sesuatu halangi dirinya.
"Oskan, kasihani Cheryl.
Wanita itu kini memelas.
"Aku akan bawa Cheryl bersamaku, Helena tak keberatan."
"Tentu saja, dia tak keberatan setelah hancurkan sebuah keluarga." Bellova berkata sinis. "Menikahlah dan lahirkan seratus bayi dengan pela**r ini, tetapi jangan harap bisa membawa Cheryl."
"Puteriku akan memilih aku dan akan bersamaku."
"Aku tak akan biarkan. Coba saja!" balas Bellova. "Dan kamu ...," berpaling pada Helena, "suatu saat pria ini akan tinggalkanmu saat dia bosan denganmu."
Bellova pergi dari sana dengan marah.
"Helena ikut aku!" perintah Raymundo bak titah raja, pegangi tangan Helena.
"Lepaskan dia, Tuan Raymundo Alvaro!"
Raymundo merengus, menarik Helena kasar padanya dan tanpa basa-basi menembak paha Oskan. Helena menjerit sedang Bellova berhenti melangkah, berbalik. Terpana. Mungkin berpikir ancaman Raymundo soal menembak Oskan hanya sebatas peringatan keras. Tak menyangka pria itu sungguh-sungguh.
"KAKAK?! Hentikan! Apa yang kakak lakukan?"
"Tutup mulutmu, tunggu giliranmu!" hardik Raymundo. Tangis Helena pecah.
Raymundo datangi Oskan yang terjatuh di bangku santai.
"Tadinya aku butuh jawaban, mengapa mengganggu Axel Anthony dan hamili adik perempuanku, tetapi itu tidak penting lagi. Aku akan membunuhmu."
"Kakak?! Tidak! Demi Tuhan, jangan!"
Raymundo tak peduli, senjata masih di tangannya arahkan pada Oskan Devano ketika Bellova tiba-tiba pegangi tangannya.
"Hentikan! Demi Tuhan, jangan membunuhnya meskipun aku ingin dia mati," desak Bellova.
Raymundo menyipit. "Bukankah bagus untukmu jika aku bunuh Oskan?"
"Tidak, aku hanya ingin dia menderita bukan mati! Aku minta kamu bunuh adikmu! Dialah pangkal kesedihan ini."
"Baiklah, aku akan bunuh keduanya, Oskan dan Helena."
Pegangan pada Helena lepas yang langsung berlari pada Oskan. Raymundo mendorong Bellova keras hingga terjatuh agar tak halangi dirinya. Bayangan putih pucat Queena di ranjang seperti picu. Jika ia tak datang tepat waktu, Queena mungkin tak bernyawa dan Kareñina akan kehilangan ibunya.
Bellova tak menyerah, bangkit dan halangi Raymundo, memaksa Raymundo tak menepikannya. Raymundo tak peduli, tetap pada pendiriannya. Tujuannya adalah habisi Oskan.
"Tanah di Miradoura, akan aku jual padamu!" kata Bellova mendekap tubuh Raymundo agar tak dekati Oskan. Bellova bahkan berhasil menggiringnya pergi ke gerbang.
"Aku tak berminat lagi. Bahkan jika kamu tawarkan tubuhmu. Aku hanya ingin habisi Oskan."
"Aku belum pernah bersama siapapun! Kamu akan dapatkan Miradoura dan aku!" Wanita itu mendongak padanya, wajah Bellova memerah oleh air mata. Wanita itu sering berekspresi putus asa.
Raymundo mengerut kini. Apa yang Bellova Driely perjuangkan? Oskan Devano? Brengsek gila itu? Apakah Bellova, Belliza dan Helena, terkena sihir Oskan? Standar jenis mana yang mereka gunakan untuk memilih pria?
Tampan, kaya, romantis?
Oskan Devano mungkin miliki tiga fragmen itu tetapi bukankah para wanita agungkan kesetiaan?
"Jangan bunuh Oskan!"
"Kamu menjual Miradoura dan dirimu demi pria sampah macam Oskan?"
Bellova separuh histeris pada Raymundo.
"Jika Oskan terbunuh, Belliza mungkin tak akan punya alasan untuk bangun lagi."
***
Tinggalkan jejak jempolmu di bawah ini. Apakah Anda menyukai Chapter ini?
Cintai aku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
lilyswit
suka bgt dg gayanya..tak pandang bulu
2023-01-21
0
✨Susanti✨
lanjuttt
2023-01-14
0
PeQueena
tadi kau merendahkan..sekarang giliran garis keras keluar kau bilang tak harus begini
jangan bikin dari tinggi dech wahai betina
2022-12-24
0