Wu Lao menarik tangan Bing Bing dan mengajak gadis itu menjauh dari sana sebelum para prajurit datang, tapi gadis itu menepis tangan Wu Lao dan tiba-tiba menangis histeris. Nampaknya ia masih trauma akan kejadian yang baru saja dialaminya.
"Ikut denganku, disini tidak aman..." Bujuk Wu Lao.
"Pergi.. Pergii.. Tinggalkan aku sendiri...!!" Teriak Bing Bing, badannya gemetar dan wajahnya berubah menjadi sangat pucat.
"Aku mengerti perasaanmu, tapi keadaan disini sudah tidak aman sekarang.. Kumohon, berdirilah.. Ayooo.." Wu Lao masih membujuk gadis itu sembari menenangkannya, ia harus cepat, jika tidak maka keburu para pasukan musuh datang.
Akhirnya setelah beberapa saat, ia berhasil menenangkan Bing Bing dan mengajaknya menjauh. Wu Lao memeluk gadis itu dari belakang dan mengajaknya menjauh ke atas bukit.
"Tunggulah disini, engkau akan aman.. Sementara aku akan mencoba mencari informasi." Ujar Wu Lao yang diangguki lemah oleh Bing Bing.
Wu Lao pun segera pergi, pemuda itu melompat dari satu pohon ke pohon lainnya, terlihat ilmu meringankan tubuhnya sangat hebat. Pemuda itu mengintai dari ketinggian dan melihat sekitar sepuluh pendekar mengerumuni tubuh Huang Litao sebelum akhirnya membopongnya kembali ke tenda.
Wu Lao masih terus mengintai sebelum akhirnya ia putuskan kembali ke tempat Bing Bing, Wu Lao harus bergegas karena ia mendengar salah seorang pendekar yang berkata bahwa mereka akan meluluh lantakkan desa dan membunuh setiap orang yang ada disana.
"Nona.. Nonaaa dimana engkau??" Wu Lao masih terus mencari keberadaan Bing Bing yang tak nampak di tempatnya meninggalkan gadis itu tadi.
Sementara itu dilain tempat, para murid sekte tombak ganda yang marah karena pemimpin mereka mengalami cedera serius, melampiaskan kekesalannya dengan membantai setiap orang yang ada di desa tersebut, tak luput mereka juga membakar rumah-rumah dan menjarah ternak yang ada disana.
Wu Lao yang melihat kobaran api dari arah desa, segera melesat kesana karena mempunyai firasat buruk. Laki-laki yang mempunyai julukan bayangan naga itu melompat kesana kemari tanpa mempedulikan apa apa lagi.
Wu Lao sesungguhnya adalah seorang pemuda yang lahir dari keluarga saudagar kaya raya, Keluarga besar Wu adalah salah satu dari ketujuh keluarga konglomerat yang menyokong Kekaisaran Han. Lao kecil hidup begitu bahagia, semua kebutuhannya tercukupi, namun sayang semua tidak berlangsung lama. Suatu malam keluarganya dibantai secara keji oleh para bandit, yang belakangan ia tahu jika bandit - bandit tersebut adalah suruhan dari keluarga Huang, rival bisnis dari keluarga Wu, yang terkenal mampu menghalalkan segala cara demi memuluskan ambisinya.
Wu Lao sendiri bisa lolos dari pembantaian itu karena saat kejadian itu terjadi, ia tengah berada di perguruan pedang pinus untuk menuntut ilmu beladiri.
Semenjak ia mengetahui bahwa keluarganya telah terbunuh, Wu Lao berlatih siang malam tanpa henti dan memutuskan untuk mengembara. Sebelum akhirnya bergabung bersama perkumpulan serigala bayangan.
Karena kemampuannya dan kecakapannya dalam menyeleseikan setiap misi yang diberikan oleh sekte atau perkumpulannya, membuatnya bisa mendapatkan posisi sebagai seorang Tetua dan mendapatkan julukan Bayangan Naga karena kehebatannya dalam berkamuflase atau menyamar.
BLAAARRRRRR..
"Tidakkkkk... Ayahhh... Ibuuuu..." Bing Bing berteriak histeris ketika mengetahui tubuh kedua orang tuanya telah terbujur kaku dengan leher yang terkoyak dan hampir putus.
Wu Lao dengan sigap menarik tangan Bing Bing dan membawa gadis itu segera menjauh dari sana, sesaat sebelum rumahnya yang terbakar, hancur berantakan.
PLAKKKKK....
"Sadarlah... Jika engkau disana, engkau hanya akan menyusul mereka..!!!" Wu Lao menampar pipi Bing Bing dengan kerasnya, karena gadis itu terus menerus berteriak histeris dan memukul mukul punggungnya ketika dibawa olehnya.
Akibat tamparan itu, Bing Bing akhirnya tak lagi berteriak histeris, gadis itu hanya sesekali terisak. Ia menekuk kedua kakinya dan membenamkan kepalanya disana sambil bersandar di pohon besar. Sedangkan Wu Lao hanya menatapnya dengan iba.
Keesokan paginya Wu Lao yang terbangun terlebih dahulu, melihat Bing Bing telah berhenti menangis dan tertidur. Ia sengaja tak membangunkan gadis itu dan memilih untuk mencari makanan terlebih dahulu.
Tak lama kemudian, Bing Bing terbangun karena mencium aroma sedap dari ikan yang dibakar oleh Wu Lao, gadis itu mengucek kedua matanya untuk melihat lebih jelas.
"Kemari dan makanlah bagianmu.." Ucap Wu Lao sambil tersenyum.
"Kyaaaaa...." Bing Bing lupa jika ia masih belum memakai baju dari semalam, selama ini tubuhnya hanya ditutupi oleh jubah pemberian Wu Lao. Dan ketika ia hendak mengambil ikan, jubah tersebut copot dan memperlihatkan tubuhnya yang indah. Gadis itu segera menutupi tubuhnya sedangkan Wu Lao hanya bisa tertawa melihat itu semua, sambil melotot tentunya.
"Hahahahaha.. Pakailah ini, aku tadi sempat mengunjungi desamu yang sayangnya telah rata dengan tanah, tapi aku beruntung bisa mendapatkan ini.." Wu Lao mengeluarkan satu setel pakaian wanita dari cincin ruang miliknya.
Bing Bing segera mengambil pakaian tersebut dan berlari ke balik pepohonan untuk berganti pakaian, sedangkan Wu Lao meneruskan makannya.
"Setelah ini engkau mau kemana?" Tanya Wu Lao kepada Bing Bing.
"Entahlah.." Jawab singkat Bing Bing sambil mengunyah ikan bakarnya.
"Engkau sendiri mau kemana Tuan..."
"Namaku Wu Lao.. Siapa namamu nona??"
"Namaku Bing Bing.. Tuan Lao terima kasih karena sudah menyelamatkanku..."
"Sudahlah, aku hanya kebetulan lewat saja.." Jawab Wu Lao.
"Engkau belum menjawab pertanyaanku, setelah ini engkau mau kemana Tuan Lao?"
"Tidak usah panggil Tuan, aku rasa kita seumuran.. dan setelah ini, aku rasa aku akan kembali ke sekte ku.." Jawab Wu Lao lagi.
Bing Bing tak lagi bertanya, mereka kemudian melanjutkan makan dengan hening. Hingga setelah makan Bing Bing membuat sebuah keputusan.
"Tu..Tuan Lao, apakah engkau bisa membawaku ke sekte mu??"
"Apakah engkau yakin? Sekte kami diberi label sebagai sekte sesat oleh kerajaan.. Apakah itu tidak berdampak padamu??" Tanya Wu Lao.
"Aku tidak peduli..!!! Lagipula saat ini aku sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi.." Bing Bing tertunduk, air mata sudah hampir meluncur dari pelupuk matanya.
"Baiklah jika itu keputusanmu.. Aku akan membawamu.. Ayo kita pergi.."
"Tu.. Tunggu... Bolehkah aku kembali ke desa sejenak? Aku ingin menguburkan jasad kedua orang tuaku secara layak.." Pinta Bing Bing yang langsung mendapat persetujuan dari Wu Lao.
Keduanya pun berjalan menuju ke desa yang saat ini hanya tinggal puing-puing, nampak asap masih mengepul bekas kebakaran semalam, bau daging gosong manusia menusuk hidung, belum lagi cipratan darah di sepanjang jalan. Untungnya Wu Lao telah menguburkan tubuh-tubuh korban pembantaian termasuk tubuh kedua orang tua Bing Bing tadi pagi saat ia kemari.
Bing Bing menangis sesunggukan di depan pusara kedua orang tuanya, gadis itu nampaknya masih belum bisa menerima jika dalam semalam ia telah kehilangan kedua orang tuanya dengan cara yang begitu brutal.
Wu Lao dengan sabar menunggu gadis itu menumpahkan seluruh kesedihannya sebelum akhirnya mereka berdua pergi dari desa tersebut dan mulai menempuh perjalan menuju ke Sekte serigala bayangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
poetrae raentaeo
ok
2023-12-18
0
Derajat
lanjut
2023-10-15
0
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Jooosssssss...!! 👍👍👍👍💪💪💪
2022-10-06
0