"Bing Bing.. Kesiniii.." Teriak salah satu temannya sambil melambaikan tangan. Bing Bing yang mendengar teriakan temannya, tersenyum dan segera beranjak menghampirinya.
"Kemana saja, lama sekali? Cucianku hampir selesai.." Ucap temannya sembari memperlihatkan cuciannya yang telah bersih.
"Maaf, tadi mengumpulkan baju-baju kotor terlebih dahulu." Seru Bing Bing.
Hari itu air terjun memang sepi, hanya ada mereka berdua disana. Bing Bing mencuci dengan cepat, sedangkan temannya memilih berendam sekalian, setelah selesai mencuci baju.
BYUUUURRRRRR...
Bing Bing melompat menyusul temannya yang sudah terlebih dulu berendam di bawah air terjun, mereka kemudian tertawa bersama hingga akhirnya menyudahi acara mandi setelah berendam cukup lama, keduanya kemudian berjalan santai menuju desa karena hari juga sudah sore menjelang malam.
Ketika tiba di perbatasan desa, Bing Bing dan temannya sempat dikejutkan oleh adanya beberapa tenda dan juga kuda yang ditautkan di pohon. Namun karena merasa itu bukan urusan mereka, keduanya pun segera berlalu dari sana.
Di lain tempat, beberapa pendekar nampak sedang berjaga di depan sebuah rumah, "Apakah anda kepala desa disini?" Tanya Huang Litao dengan nada dingin yang memprovokasi.
"Be... Benar Tuan.. Kalau boleh tahu, kalian dari mana dan ada urusan apa disini??" Jawab Kepala desa dengan terbata bata.
"Kami dari sekte tombak ganda, kesini dengan sebuah misi, yaitu menangkap para anggota sekte sasat. Apakah engkau mengenali orang ini..?" Tanya Huang Litao sembari menyerahkan gulungan berupa sketsa atau lukisan wajah seorang laki-laki.
"Ti.. Tidak tahu Tuan, desa kami sejak dahulu tak pernah mau mencampuri urusan seperti ini, apalagi ini adalah urusan dunia persilatan."
"Baiklah kalau begitu, sekarang suruh penduduk desamu untuk menyiapkan makanan yang lezat. Kami tunggu di perbatasan desa. Dan ingat jangan macam-macam, jika melihat orang seperti di gambar, segera beritahu kami..!!!" Ancam Huang Litao.
"Baik Tuan, akan segera kami persiapkan.." Jawab kepala desa dengan keringat dingin yang bercucuran. Kepala desa segera berdiri dari duduknya, Lelaki tua tersebut kemudian keluar dari ruang kerjanya dan memberitahu setiap warganya untuk menyiapkan makanan.
"Ayah, Ibu siapa mereka? Dan ada urusan apa mereka di desa kita?" Tanya Bing Bing kepada kedua orang tuanya, setelah mereka selesai makan malam.
"Entahlah, ayah juga tidak tahu. Tapi selama mereka ada disini, lebih baik engkau tidak usah keluar-keluar rumah terlebih dahulu..!!" Tutur sang ayah, mencoba mengingatkan.
"Hah.. kenapa bisa begitu??" BingBing pun merajuk dan memilih untuk masuk ke dalam kamarnya, sedangkan kedua orang tuanya hanya bisa geleng-geleng kepala.
**
TOKKK... TOKKK.. TOKKKK...
Ayah dari Bing Bing terkejut ketika mendengar bunyi ketukan pintu di malam buta, lelaki separuh baya itu pun berjalan sempoyongan dan membuka pintu rumahnya.
"Apa yang kalian lakukan malam-malam begini??" Tanya sang ayah kepada beberapa pendekar yang memaksa untuk masuk.
"Kami harus memeriksa tiap rumah, karena kami mendapat laporan bahwa ada anggota dari sekte sesat yang bersembunyi di salah satu rumah warga." Jelas salah satu pendekar dengan tingkah yang angkuh.
"Tidak ada siapapun disini kecuali aku, istriku dan anak perempuanku..!!" Jawab sang ayah.
"Kalau begitu menyingkirlah supaya tugas kami cepat selesai, atau engkau akan kami tangkap karena mencoba menghalangi pemeriksaan..!!!" Pendekar tersebut memamerkan seringai nya yang menakutkan.
Beberapa pendekar kemudian masuk dan langsung menggeledah setiap ruangan yang ada di rumah tersebut, tak terkecuali kamar Bing Bing yang digedor paksa karena gadis itu sedang terlelap dengan nyenyaknya.
"Ada apa ini ayah??" Tanya Bing Bing yang ketakutan begitu melihat ada beberapa pendekar memasuki kamarnya.
"Tenanglah, mereka hanya menggeledah.." Ucap ayah Bing Bing, mencoba untuk menenangkan putrinya.
"Syukurlah tidak ada apa-apa disini, tapi anak gadismu cukup cantik juga.. Apakah boleh jika aku memperistrinya?" Goda salah seorang pendekar.
"Maaf, tapi putri kami masih kecil dan belum cukup umur untuk menikah.." Jawab sang ibu yang dari tadi memilih untuk diam.
"Baiklah kalau begitu, kami mohon pamit terlebih dahulu.." Seru salah seorang pendekar yang daritadi menjelajahi tubuh Bing Bing dari atas sampai bawah.
BRAKKKK...
Ayah segera menutup dan mengunci pintu begitu para pendekar keluar dari rumahnya, ketiganya berpelukan, sedangkan sang ibu tak lagi kuasa untuk menahan tangisnya.
"Sudahlah bu, tidak usah dipikir.. Siapa juga yang mau menikah dengan orang seperti mereka.." Celoteh Bing Bing polos, membuat sang ayah tersenyum.
Keesokan paginya, hampir seluruh warga membicarakan tentang penggeledahan paksa yang dilakukan oleh pendekar dari sekte tombak ganda di malam buta, mereka beramai ramai mendatangi rumah kepala desa untuk menyatakan keberatannya.
Namun nyali mereka langsung ciut seketika, ketika melihat tubuh kepala desa yang bersimbah darah. Tubuh lelaki tua itu diseret dari rumahnya dengan sangat kasar dan tak manusiawi.
"Ahh, tuan dan nyonya.. Apakah ada yang bisa saya bantu?" Tanya Huang Litao dengan nada dingin.
"Kenapa kepala desa bisa jadi seperti itu?" Tanya salah satu pemuda, memberanikan diri.
"Itu karena kepala desa kalian menyembunyikan buronan.." Jawab Huang dengan santai.
"Tidak mungkin, kepala desa tidak mungkin melakukan hal tersebut..!!" Sanggah sang pemuda yang mulai mendapat persetujuan warga.
"Sayangnya bukti-bukti yang kami dapatkan, mengatakan sebaliknya.." Huang mengakhiri sesi debat dengn seringai sinis, dan meninggalkan para warga yang geram.
Tak jauh dari sana, Bing Bing yang sedang membantu kedua orang tuanya di ladang, di hampiri oleh dua orang pendekar.
"Selamat sore nona, kami mendapat perintah untuk membawa anda ke tenda, sebagai saksi bagi kepala desa.." Ucap salah satu pendekar.
"Saksi..?? Saksi apa? Saya tidak merasa melakukan atau melihat sesuatu yang mencurigakan..!!" Bantah Bing Bing.
"Untuk masalah itu, biar ketua Huang yang memutuskan." Jawab pendekar tersebut.
"Hentikan, jangan sekali kali kalian membawa anakku..!!!" Teriak sang ayah sambil mengacungkan parang.
"Apakah engkau hendak melakukan makar kepada kaisar??" Bukannya takut, salah satu pendekar malah menantang balik sang ayah yang kini mundur sambil gemetar.
"Cukup..!! Aku akan ikut dengan kalian." Seru Bing Bing saat melihat pendekar tersebut hendak mencabut pedang miliknya.
"Aku akan baik-baik saja, kalian tunggulah di rumah." Gumam Bing Bing lirih kepada kedua orang tuanya, gadis itu pun memeluk mereka sebelum akhirnya pergi bersama kedua orang pendekar suruhan Huang Litao.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
poetrae raentaeo
ok
2023-12-17
0
cerita yg mulai bagus
2023-10-15
0
Yono Sujono
main paksa saja ini orang
2022-12-26
0