Kedua pendekar suruhan membawa Bing Bing ke tenda besar di tepi sungai, dimana tenda tersebut lebih besar daripada tenda - tenda yang lainnya.
"Masuklah..!! Ketua Huang sudah menunggumu di dalam." Perintah salah satu pendekar kepada Bing Bing.
Bing Bing pun memasuki tenda besar tersebut secara hati - hati, gadis itu dibuat tercengang karena isi di dalam tenda tersebut lebih bagus daripada rumahnya, ia juga mendapati seorang pria tengah berdiri memunggungi nya.
"Duduklah.." Ujar pria tersebut tanpa menoleh.
Bing Bing pun duduk di kursi kayu yang sudah ada di hadapannya. Gadis itu masih terus saja menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan, perlahan timbul rasa takjub di hatinya.
"Minumlah.. Ini adalah teh salju yang sangat langka.." Ucap laki-laki yang tak lain adalah Huang Litao, laki-laki tersebut terus memandangi Bing Bing sambil tersenyum manis.
"Kenapa engkau menyuruhku kemari??" Tanya Bing Bing seraya menghirup uap teh di cangkirnya yang harum.
"Sejujurnya tidak ada alasan yang pasti, aku hanya ingin mengenalmu lebih jauh..." Jawab Huang Litao sembari memgambil tempat duduk di hadapan Bing Bing dan menatap tajam ke arah gadis cantik yang saat ini jadi salah tingkah sendiri.
"Hentikan tatapanmu, aku tidak terbiasa ditatap seperti itu oleh laki - laki.." Gumam Bing Bing pelan sambil memainkan jari-jari nya.
"Hahahaha... Baiklah, maaf jika aku membuatmu tidak nyaman." Ujar Huang Litao.
"Ngomong-ngomong, apakah nona cantik ini mau menemaniku untuk berjalan-jalan berkeliling desa?" Pinta Huang Litao kepada Bing Bing setelah mereka menghabiskan teh dan berbincang-bincang ringan di dalam tenda.
"Baiklah, karena engkau sudah memberikanku teh, sebagai gantinya aku akan mengajakmu berkeliling desa." Bing Bing bangkit dari kursinya dan keluar tenda dengan diikuti oleh Huang Litao dari belakang. Nampak laki-laki itu memberikan kode dan melarang siapapun untuk mengikutinya.
Huang Litao sebenarnya adalah seorang pemuda yang menarik, wajahnya tampan, tubuhnya bagus, kulitnya putih bersih. Ditunjang oleh pakaian mahal yang selalu ia kenakan, seperti malam ini ia memakai pakaian serba putih dengan aksen biru muda, dengan kipas yang selalu terselip di tangan, membuat aura kebangsawanan nya nampak jelas.
"Nona Bing, apakah engkau telah memiliki seorang kekasih?" Tanya Huang Litao disela-sela percakapan mereka ketika menyusuri desa.
"Kekasih?? Keluarga kami terlalu miskin, jadi daripada berpikir tentang kekasih, aku lebih memilih untuk membantu orang tua ku mencari uang.. Hehehe.." Jawab Bing Bing dengan polosnya.
Malam itu kebetulan bulan purnama tengah bersinar, membuat suasana malam itu menjadi lebih terang daripada malam-malam biasanya, Huang Litao yang sadari tadi terus menerus memandang kecantikan serta kemolekan tubuh Bing Bing yang tersembunyi di dalam balutan bajunya, membuat naluri kelelakiannya mencuat dan menguasai pikirannya.
Hingga ketika tiba di tepi hutan, dekat dengan air terjun. Huang Litao mulai memaksa Bing Bing untuk meladeni nafsu bejadnya, laki-laki itu mendorong tubuh lemah gadis cantik itu hingga terjatuh dan tanpa berpikir panjang segera menindihnya dan merobek baju yang dikenakan Bing Bing.
"Hentikan, tolong jangan lakukan hal ini Tuan.. Tolong.." Pinta Bing Bing yang berteriak hingga suaranya parau sambil memukul mukul tubuh Huang Litao menggunakan tangannya yang kecil dan lemah.
"Diamlah, setelah ini aku akan membawamu ke ibu kota.. Engkau dan keluargamu akan hidup enak dan tidak lagi kekurangan sesuatu apapun..!!" Bujuk Huang Litao, kepada Bing Bing ketika nafsunya telah berada di ubun-ubun.
"Jangan Tuan... Jangan.. Kumohon.." Gadis cantik itu terisak, air mata mulai menetes dan membasahi pipinya.
Saat Bing Bing sudah pasrah akan nasibnya, tiba-tiba saja terdengar suara yang menggema, suara yang sanggup membuat Huang Litao menghentikan apa yang saat ini ia lakukan kepada Bing Bing.
"Hahahaha.. Inikah kelakuan salah satu Tetua dari sekte yang selalu menganggap dirinya sebagai sekte paling putih..?? Kelakuan kalian bahkan tak lebih baik daripada binatang... Cuihhh..!!!" Suara yang bergema itu membuat geram Huang Litao hingga ia menghentikan aksinya dan berteriak lantang.
"Siapa Kau? Tunjukkan wujudmu pengecut..!!!" Wajah Huang Litao merah padam karena menahan nafsu dan emosi secara bersamaan.
Saat Huang Litao melepas cengkramannya, tanpa menunggu waktu lagi, Bing Bing segera berlari dan bersembunyi, gadis cantik itu bersembunyi di balik batu karang besar sambil menangis sesunggukan.
"Pakailah ini, dan tunggu aku.. Jangan pergi kemana-mana.." Hampir saja Bing Bing memjerit, entah sejak kapan laki-laki itu ada disampingnya, Bing Bing sama sekali tidak merasakan kehadirannya, laki-laki itu memberikannya sebuah jubah hitam untuk menutupi tubuhnya sebelum akhirnya ia melompat pergi dari sana.
"Huang Litao, salah satu tetua dari sekte tombak ganda.. Ternyata mempunyai sikap yang munafik..!!! Engkau selalu berkata bahwa sektemu adalah sekte lurus, sekte putih..!!! Tapi kelakuanmu malam ini sudah cukup membuktikan bahwa engkau tak sebaik ucapanmu..." Ucap sosok laki-laki berbaju hitam yang berjalan dengan santai mendekati Huang Litao.
"Diam..!!! Tutup mulutmu bajingan..!! Seorang dari sekte sesat tidak berhak untuk menilaiku..!!" Teriaknya sembari mengacungkan kipasnya.
"Hahahaha... Apakah menurutmu, hanya kalian-kalian yang berasal dari sekte putih yang boleh berpendapat dan menilai baik buruknya seseorang?"
"Aku bilang diam, hari ini juga aku akan mencabut nyawamu Wu Lao..!!!" Ujar Huang Litao kepada sosok berbaju hitam yang ternyata adalah Wu Lao atau lebih dikenal sebagai Bayangan Naga, salah seorang tetua dari sekte atau perguruan Serigala Bayangan.
Wu Lao terkenal dengan keahlian mengintainya, dan juga keahlian beladirinya. Hingga di usianya yang masih relatif muda, ia telah mendapatkan posisi yang tinggi di sektenya.
DASSSSSHHHHH..
Huang Litao melompat maju, dengan menggunakan kipas besi yang bisa memunculkan pisau, ia menerjang Wu Lao. Gerakan yang sangat dinamis ditunjukkan olehnya, membuat lawannya hanya sanggup menghindar dan mundur.
"Kibasan Angin Topan..."
Huang Litao mulai menggunakan tenaga dalamnya untuk mengurung Wu Lao, laki-laki itu membuat sebuah gelombang angin yang berniat mengurung dirinya.
"Teknik Naga, Kubah Bumi..."
Wu Lao membuat pelindung yang sangat kuat dari tanah untuk menghalau serangan angin yang didalamnya berisi ribuan pisau kecil yang mampu menyayat lawannya hingga tercabik-cabik.
"Tidak mungkin... Darimana engkau mendapatkan teknik itu...??" Teriak Huang Litao yang mengenali jurus Wu Lao sebagai teknik yang hanya dimiliki oleh sang pendekar elang emas.
Ketika Huang Litao lengah, Wu Lao segera mendekatinya dengan cepat dan menghajarnya dengan sebuah jurus mematikan.
"Teknik Naga, Telapak Penghancur Tulang..."
BOOOOMMMMMM...
Tubuh Huang Litao terdorong kebelakang dengan teriakan kesakitan yang terdengar jelas, baju nya terkoyak dan tulang serta organ dalam di sekitar dadanya hancur, Wu Lao menghampiri Huang Litao secara perlahan karena tenaga dalamnya juga terkuras ketika memakai jurus mematikan tersebut.
Huang Litao tergeletak tak sadarkan diri, dari dadanya yang gosong terlihat kepulan asap akibat dari jurus yang dilesakkan oleh Wu Lao, laki-laki misterius tersebut mendekati tubuh Huang Litao, lalu ketika ia ingin menghabisi lawannya dengan sebilah pisau yang ia sembunyikan dibalik baju, tiba-tiba saja terdengar langkah kaki serombongan pasukan yang datang mendekati lokasi pertarungan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Jooooooost
2023-10-15
0
Andri Taufi Juanda
a
2022-10-17
0
Andri Taufi Juanda
s
2022-10-17
0