Menjelma Jadi Cantik

"Kalau dasarnya sudah cantik ya tambah terlihat cantik," ujar Mimi, sambil terus memotong rambut Alice dan merapikan bagian-bagian yang bercabang.

Alisa memandang dirinya yang tengah dipermak habis-habisan di depan cermin, tangan Mimi sangat terampil dan cekatan dapat merubah tatanan rambutnya yang tadinya bergelombang menjadi lurus.

Medina memandang Alisa tak berkedip, sekarang Alisa sudah berubah lebih cantik. Sesuai ekspektasinya.

"Waw." Medina berdecak kagum kemudian bertepuk tangan saking tak percaya kalau Alisa sudah keluar dari Alisa yang berpenampilan kolot. "Lis, ini beneran kamu?" Medina mengerjap tak percaya usai Mimi menunjukkan Alisa ke hadapannya.

"Aku juga nggak percaya, ini beneran aku?" Matanya sudah berkaca-kaca, sambil memandangi terus dirinya di depan cermin.

Tangannya menangkup kedua pipinya saking bangga dengan penampilannya sekarang.

"Berkat tangan Mimi ini Alisa jadi tambah cantik. Sekarang tinggal rombak penampilannya, cus ikuti Mimi." Pria lemah gemulai itu melambaikan tangannya mengajak Alisa dan Medina ke ruangan sebelah. Tempat wardrobe dan aksesoris berada.

"Pakaiannya bagus-bagus ya, Din." Alisa langsung memilih-milih, semua pakaian yang sering dikenakan wanita-wanita yang ditemuinya. Pakaian sangat ia inginkan.

Apa yang dilihatnya serasa angin segar, tinggal ia pilih dan ia kenakan. Tidak perlu merasa timpang atau banyak pertimbangan. Toh ia sudah menjelma jadi wanita cantik.

"Lis, tubuh kamu sudah proporsional. Kamu nggak usah mikir model ini atau itu cocok atau nggak. Tinggal pilih mana yang kamu mau dan pakai," ujar Mimi mendorong Alisa.

"Kamu masih mikir, Lis? Jangan bilang gaji manajer gak bisa beli pakaian mahal," cibir Medina.

"Iya, heran deh Mimi. Kamu gak biasa belanja atau ngehemat?"

"Aku harus nabung banyak, lagian percuma aku pakai baju mahal dan modis kalau aku jelek." Jawaban Alisa tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya pada atasan dari Balenciaga yang diambilnya. "Nih, aku pilih ini ya."

"Kamu emang pinter, ya udin ayo cobain di sana." Ditemani Medina, Alisa beranjak ke ruang ganti. Berganti pakaian yang dipilihnya barusan.

Pintu kamar ganti terbuka, nampak Alisa sudah tampil dengan pakaian yang pas membalut tubuhnya.

"Ya ampun Lis, kamu berubah dalam sekejap. Aku hampir gak ngenalin kamu loh." Untuk kedua kalinya Medina dibuat takjub dengan penampilan baru Aliasa, "Aku yakin setelah ini suami kamu bakalan nyesel dan mohon-mohon minta maaf."

Hanya saja mendengar itu, Alisa jadi terdiam. Niatnya untuk balas dendam ia pikir-pikir ulang. Masalahnya wanita yang ia hadapi bukanlah wanita sembarangan. Naura terlihat sangat baik, tapi justru di balik itu dia sangat licik.

"Kenapa? Kamu ragu buat balas dendam? Niat kamu dibatalin gitu aja?" tanya Medina sengit melihat perubahan raut wajah Alisa.

"Bukan gitu, hanya saja rivalku berat. Aku aja masih pakai mobil lama sedangkan dia dari barang-barang yang dia pakai dan mobilnya, semuanya serba baru. Hadiah-hadiah untuk mertuaku dan adik iparku serba mahal, sedangkan aku?" ujarnya ragu.

"Lis aku tahu kalau kamu mampu. Tapi, jangan paksain diri kamu demi memuaskan hasrat mereka. Kecuali mereka menghormati kamu, cukup Yogas yang jadi sasaran kamu!" tegas Medina mengingatkan rencana awal sahabatnya tersebut.

"Iya, Din. Kalau gitu aku bakalan konsisten dengan rencana aku." Yakin Alisa sebelum ia kembali pulang ke rumah memulai rencana yang sudah disusunnya dengan matang.

***

Alisa turun dari taksi online, menenteng banyak makanan masuk ke rumah. Tatapannya beradu dengan Mika yang membukakan pintu. Adik iparnya itu hampir tak mengenalinya.

"Mika." Mika tersadarkan setelah ia mengenali tahi lalat yang berada di dagu kanan Alisa. Dan benar, wanita di hadapannya adalah Alisa. Kakak iparnya.

"Mbak Alisa? Ini Mbak?" Mika mengerjap tak percaya atas perubahan besar-besaran diri kakak iparnya.

"Iya, ini Mbak. Mas Yogas mana?" Alisa melepas sepatunya dan menyimpan semua makanannya di atas meja.

"Mas Yogas belum pulang, lagi keluar sama mbak Naura." Mika mengikuti langkah Alisa, merasa penasaran kenapa Alisa bisa berubah.

Alisa sedikit kecewa, masalahnya ia ingin sekali segera bertemu Yogas dan melihat reaksi suaminya atas perubahan dirinya sekarang.

"Mama mana?"

"Mama udah tidur." Masih dengan mode penasarannya Mika yang tak ingin segera beranjak pergi.

"Oh, padahal Mbak beliin makanan banyak. Ada pizza kesukaan kamu, makan gih." Sambil beranjak dari ruang makan, Alisa menyambar tasnya di atas meja dan juga papper bag besar berisi pakaian lama dan pakaian barunya.

Mika masih terheran-heran atas perubahan besar pada diri Alisa.

"Mbak Alisa sekarang cantik banget, mbak Naura aja kalah," cicitnya kemudian membuka makanan yang dibawa Alisa.

Di dalam kamar, Alisa menatap dirinya di cermin. Kini ia sudah berubah cantik, berubah dari Alisa kolot menjadi Alisa yang modis dan terlihat segar.

"Apa mas Yogas mau membatalkan pernikahannya dengan Naura?" gumamnya. "Tapi, niatku berubah untuk membuatnya menyesal bukan untuk membuatnya kembali." Rahangnya mengetat mengingat kenyataan bahwa suaminya sudah lama berselingkuh.

***

Suara orang berbincang cukup jelas terdengar dari dalam kamar, samar-samar Alisa mendengar suara itu adalah suaranya Naura.

Alisa melirik jam yang berada di meja nakas.

"Masih jam enam dan dia sudah ada di sini," ucap Alisa merengut kesal. Diliriknya tempat di sebelahmya, tempat yang biasanya Yogas tempati. Tempatnya masih rapi dan tidak ada bekas sudah dipakai.

"Apa mas Yogas tidak pulang semalam, kenapa tempatnya masih rapi?" Tidak ingin larut dalam rasa penasaran, Alisa beranjak bangun. Lekas membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian untuk berangkat ke kantor.

Knop pintu yang terbuat dari kuningan itu diputar, Alisa keluar dengan pakaian kerja dan tas tangan mahal yang dibelinya kemarin malam.

Flatshoes yang biasanya ia kenakan berganti dengan stileto berwarna hitam legam. Menampilkan kaki jenjang putihnya yang menawan terlihat kian menarik.

Sumpah Alisa merasa tak nyaman, baru pertama kali seumur hidupnya berpakaian dan berdandan seperti itu.

"Alisa, itu kamu?" Yogas hampir tak berkedip melihat Alisa berubah nyata di hadapannya.

Ujung rambutnya yang dicurly membuatnya terlihat seksi.

"Iya, ini aku Mas." Alisa tersenyum manis pada Yogas.

Sementara Naura tersenyum miring melihat penampilan Alisa sekarang. Benar-benar berubah menjelma jadi puteri kecantikan.

"Mbak Alisa? Ya ampun, Mbak.. aku hampir gak ngenalin loh. Berapa banyak uang yang Mbak keluarkan untuk berpenampilan cantik seperti itu, pasti mahal ya Mbak?"

Alisa mendesah pelan, dalam hati ia sangat kesal akan ucapan Naura barusan. Terlihat sekali untuk membuatnya malu dan seakan boros di depan suami dan mertuanya sendiri.

"Sekali-kali bolehlah, lagian aku kan baru kali ini. Apa salahnya memakai uang hasil kerja sendiri, lagian aku nggak minta sama suami aku ataupun orang lain. Bener kan, Mas?" jawab Alisa berusaha terlihat santai dan tenang.

Yogas melirik pada Naura yang menatapnya tajam, ia merasa berada di tengah-tengah yang entah mana yang harus ia dukung.

***

Haii jangan lupa berikan komentar kalian Bunda-Bunda... Tap like nya juga ya...

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Good job aku suka Alisa....

2023-05-30

0

supriyadi azizah

supriyadi azizah

mantul boook

2022-05-16

0

ReD

ReD

Weee suka” gg punya duitlah kaya netijen aja nyinyir

2022-05-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!