SELINGKUH BALAS SELINGKUH

SELINGKUH BALAS SELINGKUH

Pacar Suamiku

“Kenalkan, Naura. Pacarnya mas Yogas.” Perempuan itu mengulurkan tangannya pada Alisa yang masih diam memaku tak percaya.

Seorang perempuan muda bergaya stylish tersenyum ramah pada Alisa. Menenteng beberapa kantung papper bag sebagai buah tangan untuk Ratna, yang tak lain adalah mertua Alisa. Alisa tahu jika Naura bukan perempuan biasa, ia bisa melihat dari gaya berpakaian Alisa yang modis, serba branded dan juga mobil yang dikendarainya merupakan mobil Alphard keluaran terbaru.

“Pacarnya?” Akhirnya setelah Alisa berusaha untuk tetap tenang dan wajar di depan pacar suaminya. Memang terdengar aneh, karena ada seorang perempuan cantik tak tahu malu memperkenalkan dirinya di depan istri pacarnya.

“Naura?” Yogas sudah berdiri di ambang pintu, air mukanya nampak terkejut karena melihat Naura berada di rumahnya.

“Mas Yogas.” Perempuan itu dengan sangat tenang dan tanpa merasa bersalahnya menghampiri Yogas dan hanya melewati Alisa begitu saja. “Maaf ya Mas, aku datang nggak ngasih tau kamu. Soalnya hape kamu nggak aktif. Maafin aku yang lancang ya.” Wajah perempuan itu berubah sendu dan merasa bersalah.

Yogas melirik pada Alisa, entah apa yang ada di dalam pikiran pria itu sekarang. Nampak jelas sekali wajahnya sekarang pucat masai. Yogas tak memberikan respon apa-apa pada Naura, entah karena canggung pada Alisa atau memang sikapnya selalu seperti itu.

Dari dalam rumah terdengar suara sandal melangkah mendekat, Alisa melihat Ratna dan Mika datang. Ibu mertua dan adik iparnya tersebut sangat berbinar begitu melihat ada Naura datang, terlebih Ratna pandangannya terpaku pada barang yang dibawa Naura.

“Naura, apakabarnya?” Ratna menyapa Naura, mencium pipi kanan dan kiri Naura dengan hangat.

Melihat itu Alisa mengerjap tak percaya atas apa yang baru dilihatnya. Mertuanya tahu dan kenal dengan Naura.

“Ada apa ini? Mama kenal dengan perempuan ini?” tanya Alisa, sambil berjalan menghampiri mereka yang sedang bercengkrama akrab.

“Tentu aja kenal, ini kan Naura. Pacarnya Yogas,” jawab Ratna enteng.

Alisa mengerjap tak percaya, jadi apa yang selama ini ia curigai benar adanya kalau suaminya memang telah berselingkuh. Tapi, sejak kapan?

“Ini nggak benar. Mas, katakan sama aku kalau ini bohong,” pinta Alisa dengan suara bergetar hebat. Suaminya sendiri dengan tega telah mengkhianati janji suci ikatan pernikahan mereka.

Yogas menatap istrinya tajam. “Naura memang pacarku. Dan aku berniat akan menikahinya.”

Alisa menggeleng tak percaya. “Nggak, Mas. Kamu nggak boleh lakuin ini sama aku. Aku nggak mau!” Alisa tak dapat lagi menahan-nahan air matanya, meski inginnya ia tak menangis di hadapan Naura.

“Aku lelah, Lis. Aku lelah, aku juga ingin kepuasan. Aku juga ingin mamerin istri aku di depan banyak orang. Sedangkan Naura, kamu lihat dia.. bukan hanya cantik. Dia juga pandai berdandan, dia bisa bawa diri dan yang paling utama, dia nggak malu-maluin aku.” Begitu kejamnya Yoga mengatakan semua itu pada Alisa, sementara pernikahan mereka baru berjalan 2 tahun.

“Lisa, kamu harus sadar diri. Penampilan kamu itu tidak menarik dan kolot, usia kamu masih muda. Tapi, terlihat udah tua. Nggak sebanding sama Yogas yang tampan dan terlihat segar. Kamu terima aja nasib kamu, siapa suruh seperti itu.”

Alisa mengepalkan tangannya, ia memang kalah telak sekarang. Tapi, jangan harap ia akan diam mendapatkan perlakuan menyakitkan dari suami dan ibu mertuanya.

“Maaf ya, Mbak. Kedatanganku gak ada niat buat keadaan di rumah ini jadi nggak nyaman,” ucap perempuan itu pelan.

Perempuan itu memang terlihat cantik dan anggun, rambut hitamnya yang lurus tergerai indah. Alisa tak menampik itu, wajar jika suaminya tergoda. Namun, kehadirannya tidak tepat waktu di saat suaminya masih sah memilliki istri. Percuma, untuk apa cantik, berkelas dan anggun atau bahkan memiliki harta berlimpah dengan segudang kesuksesan. Jika, hanya dicap sebagai pelakor.

***

Alisa berniat menemui suaminya yang sedang duduk santai selepas kepulangan Naura. Yogas sedang berbincang dengan Ratna di ruang makan.

“Gas, kapan kalian akan menikah? Saran Mama lebih baik kamu cepet nikahin dia, sebelum Alisa gagalin rencana kamu.”

Alisa menghentikan langkahnya, ia mendengarkan percakapan mertua dan suaminya di balik pintu yang terbuka.

“Yogas emang akan nikahin Naura. Tapi, nggak segampang itu, Ma. Yogas kan masih terikat pernikahan dengan Alisa, gak bisa gegabah juga,” timpal Yogas.

Hati Alisa sangat sakit mendengarkan pembicaraan dua orang yang ia kenal sangat baik dan berbudi. Sayangnya, mereka kini menampakan wajah aslinya yang tak bisa ditebak.

Berangkat dari desa yang sama, Yogas berpacaran dengan Alisa sejak di bangku kuliah. Memang sejak awal Ratna tidak setuju Yogas menikahi Alisa, karena Alisa bukan berasal dari keluarga kaya di desa seperti mereka. Alisa hanya anak dari seorang pensiunan karyawan biasa. Hanya saja Yogas membujuk agar Ratna mau menerimanya. Setelah Yogas berhasil dengan pencapaian kerjanya di salah satu perusahaan bonafied, dan mengenal kehidupan Kota Jakarta dan juga lingkungan perkenalannya. Yogas mulai membandingkan Alisa dengan para perempuan yang sering ia temui di luaran.

Alisa merasa, suami dan keluarga suaminya sudah gila. Rasa empatinya sudah hilang, bahkan mati rasa.

Dengan mata yang sembab sehabis menangis. Tapi, ia sangat ingin mendengar semua perbincangan keduanya.

Alisa masih tak menyangka ibu mertua yang begitu baik di depannya sangat tega ikut menyakiti hatinya. Ia kira, Ratna akan menyadarkan anaknya dan mendukungnya. Namun, Ratna malah mendukung anaknya menikah lagi. Kurang apa dirinya pada Ratna, semua yang ia berikan pada Ratna apa tidak cukup. Pakaian, perhiasan, kebutuhan Mika, selalu ia berikan. Posisinya sebagai manajer keuangan di salah satu perusahaan terkemuka ternyata tidak membuat Yogas cukup melihatnya sepenuh hati.

“Mas, katakan kalau semua itu bohong?” ucapnya sedih, ia menangis sambil menunduk. Mimpi apa ia semalam, hingga kenyataan pahit menghampirinya saat ini.

“Alah gitu aja nangis, cengeng banget sih,” cibir Mika, bibirnya tersenyum smirk seolah mengejek Alisa.

Alisa yang sedang menagis segera mengusap air matanya, ia menatap Mika dengan kecewa. Adik ipar yang tak pernah dianggap orang lain dan malah menganggapnya sebagai adik kandungnya sendiri, ikut menambah lukanya semakin dalam.

“Kamu setuju masmu nikah lagi, Mika?” tanya Alisa, berharap Mika tidak ikut mendukung mereka.

“Kenapa nggak. Mbak kan lihat sendiri, mbak Naura itu lebih cantik, lebih kaya, lebih banyak uangnya dan juga nggak perhitungan kalau ngasih. Nih, lihat. Aku dibeliin iphone keluaran terbaru,” ujar Mika, sambil memamerkan ponsel ios berlogo apel tersebut. “Kalau Mbak kan, ngasihnya perhitungan. Ngasih, tapi harganya jauh di bawah ini. Mama aja dikasih cincin berlian loh, Mbak. Mbak sanggup beliin buat Mama?”

Alisa memejamkan matanya sangat tak percaya. Ia memang kalah telak telak sekarang.

Terpopuler

Comments

Tri Soen

Tri Soen

Mampir ya....

2023-04-21

0

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Keluarga gila harta dasar keluarga Yogas gila.....
Maaf thor emosi 😄😄🙏🙏
Lanjut thor semangat terus dalam berkarya 🙏🙏💪💪💪

2022-11-18

0

Purnama Dewi

Purnama Dewi

Mantap

2022-04-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!