"Hari ini aku menyetir sendiri tanpa supir." Pria itu mulai menjalankan mobilnya bergerak menjauh dari basement apartemen.
"Kemana pak supirnya? Disuruh diam dulu di rumah atau sedang mendapatkan tugas lainkah?" Alisa sedikit menggoda, mematahkan tuduhan Evan yang mengira Alisa sedikit pendiam.
"Sedang diistirahatkan, karena aku sedang ingin berduaan sama kamu." Begitu lihainya Evan membalas. Membuat Alisa menipiskan bibirnya.
Jalanan Jakarta tidak ada bedanya baik hari kerja ataupun libur, keduanya harus banyak-banyak bersabar saat situasi jalanan sedikit macet.
Menambah suasana mencair, musik dari audio mobil mulai diputar.
Tangan Evan memilih-milih lagu yang ada di sana. Dipilihlah lagu Rihana yang berjudul Unfaitful. Kaki Evan mengentak, mengikuti irama musik, begitupun dengan bibirnya yang bersenandung.
Alisa melirik Evan, begitu arti dari lagu yang dinyanyikan pria itu terasa menyindirnya.
"Sengaja menyindir saya, Pak?" Alisa melirik, menaikkan sebelah alisnya.
"Nyindir apa? Aku nggak nyindir kamu." Bibir Evan tertarik sedikit ke atas, pastilah Alisa tahu arti dari lirik lagu yang dipilihnya.
"Lagu yang Bapak pilih ini nyindir saya kan?"
"Lah, memangnya artinya apa? Aku malah nggak tau tuh artinya." Evan berkata bohong.
"Lagu itu kan punya arti kalau saya seolah-olah bahagia dengan pria lain demi membuat dia sakit hati," papar Alisa. Jantungnya terasa dicubit sindiran Evan, walau hanya lewat lagu.
"Dia itu siapa, Bu Manajer? Coba jelaskan," pinta Evan masih terus menggodanya.
Rasa kesal menghinggapi Alisa begitu Evan tak mengalah dan terus-terusan menggodanya.
***
Usai berbelanja, Evan mengajak Alisa makan siang di PA.SO.LA Restaurant. Sebuah restoran hotel bintang 5 yang terkenal di Jakarta.
Sekali lagi Alisa terkesima dan merasa ada harganya, pria seperti Evan seorang CEO Merlion Group yang namanya sudah tersohor mengajaknya makan siang. Dan sekali lagi aksi Evan mau tak mau harus mengingatkannya pada Yogas. Calon mantan suaminya itu malah jarang sekedar mengajaknya makan keluar.
Mencicipi menu restoran hanya dirasakannya ketika berdua dengan Medina atau dengan rekan-rekan di kantornya yang lain. Lumayan tidak sampai membuatnya dicap kurang upadate atau kurang bergaul.
Menu wagyu tenderloin sudah terhidang di meja. Aromanya yang menguar nikmat membuat Alisa tak sabaran untuk mencicipinya. Hidangan yang menggoda lidah dan bercita rasa sangat lezat itu pastinya tak berharga murah.
"Sering makan di tempat ini, Pak?" Alisa melihat Evan seperti sudah tidak asing lagi dengan tempat makan yang sekarang sedang mereka singgahi itu.
"Sering, lumayan sering. Makanannya cocok di lidahku, kamu harus coba wagyunya. Mau aku suapi?"
Merasa Evan mulai menggodanya lagi, Alisa cepat menggeleng. Ia memotong jadi bagian kecil lalu menyuapkannya ke mulut.
Dalam hati Alisa meringis, ia seharusnya bisa mengimbangi diri Evan. Bukan malah merasa takut atau kurang nyaman dengan tindakan atau sikap pria itu.
"Mulai sekarang biasakan diri kamu ketika kita sedang bersama. Aku lihat kamu masih canggung, takut ada orang yang kamu kenal?" Evan berhenti makan sejenak demi menunggu reaksi Alisa.
"Hanya sedikit, perlu penyesuaian." Alisa mengulum bibir, semoga jawabannya tidak membuat Evan tersinggung.
Mata bulat Alisa yang indah memicing kala seorang wanita muda mendekat, melingkarkan tangannya di leher Evan.
Sejenak Evan melirik wanita itu, hanya bersikap santai seolah tak sedikitpun terganggu.
"Jadi ini alasan kamu nggak bisa nurutin ajakan Adinda?"
Dan beberapa detik tatapan wanita itu mengarah pada Alisa, "Siapa dia, Van? Kamu nggak ngenalin sama Mbak?"
Pria gagah dan berwibawa itu mengulum senyumnya beberapa saat, kemudian menyimpan garpu dan pisaunya dengan posisi terbalik.
"Alisa," ucap Evan. Masih dengan tangan wanita itu yang mengalung di lehernya. "Kenalin, ini Mbak aku. Renata."
Renata menegakkan tubuhnya, lantas mengulurkan tangan pada Alisa. Bibirnya tak henti tersenyum mana kala melihat Evan yang terlihat sedikit canggung.
"Jadi namanya Alisa. Kenalin, Renata. Mbaknya Evan. Senang bisa bertemu dan berkenalan."
"Iya, Mbak Renata. Sama-sama, saya juga senang bisa bertemu dan berkenalan dengan Mbak." Syukurlah Alisa bisa bersikap santai, dibandingkan dengan perkiraan Evan yang akan membuat Alisa tidak nyaman karena pertemuan tak disengaja itu.
"So nice. Evan, ini lebih baik dari dia." Ditepuknya pundak Evan.
"Sudah urusannya? Ngomong-ngomong dengan siapa Mbak datang?" Evan memperhatikan tempat sekitarnya, mencari apakah Renata datang dengan ibunya atau dengan teman-teman sosialitanya seperti biasa.
"Datang sama Mami. Alisa, mau sekalian kenalan sama Mami nggak?"
"Mana Mami?" tanya Evan karena tidak melihat Morena di sana.
"Alisa."
Ketiganya menoleh pada seorang wanita yang yang memanggil nama Alisa. Alisa mengerjap tak percaya saat Ratna, calon mantan mertuanya itu tiba-tiba datang menyapa.
Evan melirik Alisa, menatap apakah wanita di sebelahnya mengenal wanita itu.
"Dia ibunya Yogas," kata Alisa pelan.
Dan dari belakang muncul Morena dengan Naura juga Yogas dan Mika.
Evan sekarang paham kenapa Renata dan Morena berada di sana.
"Nggak nyangka ya kita ketemu lagi. Setelah kamu pergi dari rumah eh ternyata malah sudah gandeng pria baru. Selingkuhan kamu, Lis?" tanya Ratna sarkatis.
Evan mendesah pelan. Pasti setelah ini Morena akan menyidangnya habis-habisan. Wajah Morena sekarang saja sudah menunjukkan rasa penasaran kenapa Evan bersama wanita yang masih bersuami itu.
Ratna berdecak kesal, ia terus saja memandangi Evan. Ratna akui Evan lebih tampan, lebih bergaya dan juga berkharisma. Mengakui bahwa Yogas tidak lebih baik dari pria yang bersama Alisa sekarang.
Semua yang Evan pakai membuat Ratna menerka-nerka jika Evan bukanlah pria sembarangan.
Yogas hanya diam mana kala mendengarkan pertanyaan yang meluncur dari mulut ibunya itu.
"Sebentar-sebentar. Maaf, kenapa anak saya yang dibawa-bawa. Memangnya ini siapa ya?" Morena bermaksud pada Alisa.
"Tante Morena, ini mantan istrinya mas Yogas. Dan asal Tante tau kalau mas Evan sama mantan istrinya mas Yogas masih berhubungan." Naura merasa di atas angin karena berhasil menangkap basah Alisa dan Evan di depan Ratna dan Morena.
"Evan." Morena menatap Evan tak percaya. Bagaimana anaknya itu bisa berhubungan dengan mantan istri dari Naura yang ternyata adalah keponakannya sendiri.
"Belum lama bercerai, tapi kamu udah berani pacaran sama pria lain. Pantas aja Mas Yogas cerein kamu." Naura bersedakap dengan tersenyum kecut. Cukup membakar hati Alisa.
Alisa masih belum percaya bahwa Naura dan Evan ternyata saling mengenal bahkan masih ada ikatan keluarga.
Apa Evan sedang mempermainkannya atau ada sesuatu yang ia tak tahu.
"Maaf, saya permisi." Alisa memilih pergi meninggalkan orang-orang yang telah berjasa menorehkan perasaan sakit mendalam.
Evan memutar bola matanya tak percaya, pasti Alisa saat ini telah salah paham padanya.
"Asal Mami tau, Naura udah ngerebut suami orang. Dan sampai sekarang Alisa belum bercerai! Dan kamu Naura, aku pastikan kamu akan menyesal setelah ini!" ancam Evan, kemudian mengikuti jejak Alisa pergi.
***
Udah 2 bab ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀🦆͜͡🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ🤎𝗚ˢ⍣⃟ₛ
lanjutkan Thor 😁👍👍👍
2022-03-27
0
𝐀⃝🥀🦆͜͡🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ🤎𝗚ˢ⍣⃟ₛ
seruuuu asiiik thanks Thor 👍👍😍
2022-03-11
0
Rini Musrini
alisa yg disalahkan
2022-03-03
0