20 - Kecemburuan Feli

Feli

Sebenarnya ia hendak pergi bertemu dengan teman-teman sosialitanya hari ini, karena ia dan teman-temannya mengadakan acara amal-- walau sebenarnya ia tak tertarik dengan acara semacam itu-- tapi demi menjaga image-nya dihadapan teman-teman, terpaksa ia mengikuti juga kegiatan itu, bahkan menyumbang dana yang cukup besar--semata-mata untuk menyetarakan derajatnya dengan yang lain.

Ia sudah terlalu lama hidup susah, bahkan sejak kecil ibunya hanyalah seorang pembantu di Rumah keluarga Raya.

Hidupnya sudah biasa dibully dan dikucilkan, jadi sekarang ia tak mau lagi hidup seperti itu. Berlagak memiliki segalanya dikalangan sosialita padahal semua itu milik suaminya yang kaya raya.

Tapi, ia tak peduli, statusnya yang masih menyandang sebagai istri dari Nev, bisa menguntungkannya dalam hal ini walau ia sadar--bahwa ia tak lagi mendapatkan cinta dan perhatian dari Nev sama sekali.

Semua memang salahnya. Sudahlah, ia tak mau meratapi dan menyesali hal itu lagi, baginya yang terpenting sekarang adalah Nev tak menceraikannya dan membuatnya tetap bisa menikmati kekayaan suaminya itu.

Saat hendak memasuki mobilnya, ia melihat mobil Nev baru saja keluar dari basement dan menuju gerbang keluar.

Ia cukup heran, karena tak biasanya Nev sudah pergi sepagi ini dihari weekend, mengingat sejak Nev lumpuh, suaminya itu selalu menghabiskan waktu dirumah meskipun libur diakhir pekan.

Ia menatapi mobil Nev yang mulai keluar dari gerbang dan sedetik kemudian ia merasa ada yang aneh dengan kebiasaan Nev hari ini.

"Nev pergi sama supir, Pak?" tanyanya pada Pak Karno yang kebetulan lewat.

Pak Karno menggeleng. "Sama Neng Raya." jawab pria itu singkat, namun berhasil membuat dahinya mengernyit curiga.

Sepersekian detik berikutnya, ia sudah memasuki mobilnya, lalu ia mulai tancap gas. Tujuannya hanya satu, mengikuti mobil Audy R8 warna hitam doff yang baru saja meluncur keluar dari gerbang kediamannya.

Ia memutuskan batal mengikuti acara amal, lebih memilih membuntuti kemana Nev yang akan pergi bersama Raya di akhir pekan.

"Mau kemana mereka sepagi ini?" gumamnya sembari terus fokus mengikuti mobil Nev yang berjarak tak jauh dari posisinya.

Mobil Nev memang nampak mencolok, sehingga tak sulit baginya menemukan jejak-- walau sudah tertinggal beberapa meter dibelakang.

Dan lagi, sepertinya Raya mengendarai mobil itu dengan kecepatan sedang--sangat memudahkannya untuk mengikuti kemana tujuan mereka berdua.

"Apa mereka akan ke Resort?" ia bertanya pada dirinya sendiri, mengingat rute yang dilalui ini memang mengarah pada salah satu Resort milik keluarga besar Prawiraharja-- Resort yang menyajikan pemandangan pantai yang eksotis--dan ia cukup tahu Resort itu, karena selain dibangun dari warisan keluarga besar, Nev juga menanam saham di Resort itu dengan uang pribadinya.

Ia bahkan semakin mendengkus kesal saat mobil Nev yang ia ikuti terlihat berhenti dipinggiran jalan.

"Kenapa berhenti? Mau apa mereka berhenti dipinggir jalan begini?" gumamnya sebal.

Ia pun masih mencoba berpikir positif--mengira mungkin Nev meminta Raya membelikannya sesuatu-- karena tak jauh dari situ, terlihat ada sebuah Mini Market.

Namun, pikiran positifnya langsung buyar, kala kedua orang yang ada didalam mobil itu tak kunjung keluar untuk menuju Mini Market.

"Breng sek!" makinya kesal sembari memukul kemudi mobilnya.

"Apa yang mereka lakukan di mobil?" geramnya.

Ia mencoba mengatur nafas sejenak, demi menetralkan gemuruh didadanya. Ia marah, cemburu, dan juga karena Raya benar-benar telah lancang memasuki kehidupan Nev yang masih berstatus suaminya.

Benarkah ia cemburu? Sejak kapan ia mencintai Nev? entahlah... ia pun tak tahu sejak kapan, karena yang ia tahu, ia hanya mencintai Andreas-- pria yang dua tahun lalu harus tewas akibat keserakahan dirinya.

Tak berapa lama, mobil Nev kembali berjalan, dan benar saja, tujuan mereka adalah Resort-- yang sudah ia duga sebelumnya.

Ia ikut memarkirkan mobil setelah memastikan kedua orang yang ia ikuti itu beranjak masuk kedalam Resort.

Ia masih bisa memandangi Raya yang mendorong kursi roda suaminya dipinggiran pantai, hingga sesaat kemudian Nev tampak meminta Raya untuk duduk disebuah kursi santai dekat pondok-pondok yang tersedia disana.

Ia menggeram marah kala melihat mereka berdua mengobrol secara serius. Walaupun ia tak tahu--apa ia mencintai Nev atau tidak, tapi harus ia akui jika ia benar-benar marah-- karena sikap Raya yang terlihat sangat akrab dengan Nev itu.

Nev suaminya, kenapa Nev justru mengajak Raya jalan-jalan seperti ini?? Sekalipun ia tak merasa mencintai Nev, tapi meskipun begitu, ia tetap merasa Nev adalah miliknya-- batinnya kesal dan ingin menjerit.

Apakah ia harus kalah lagi dari Raya kali ini?

Tidak... Karena kekalahannya sudah tertinggal dimasa lalu. Nev adalah mutlak suaminya, walaupun ia tahu Nev sudah tak mencintainya lagi.

Tapi, melihat Nev dan Raya seperti ini, kenapa perasaannya terusik dan menjadi tak senang?

Raya tidak boleh mencuri apapun dariku, termasuk bekasku, apalagi Nev belum menjadi mantanku. Dia masih suamiku! Geramnya sembari mengepalkan kedua tangannya menatap nanar kebersamaan Raya dan Nev yang tak jauh dari posisinya.

Dengan langkah yang ringan dan sikap percaya dirinya yang tinggi, ia dengan berani berjalan cepat untuk menghampiri kedua insan itu.

_____

Raya

Entah kenapa kebersamaannya dengan Nev hari ini cukup membuat beban dikepalanya sedikit luruh.

Memandang lautan lepas, deruan ombak dibibir pantai serta merasakan semilir angin, benar-benar membuat pikirannya jernih.

Apalagi melihat Nev yang beberapa kali menyunggingkan senyum khas yang amat manis-- membuat hatinya ikut menghangat.

Kolaborasi yang sangat pas untuk merileks-kan hati dan pikirannya.

Sejauh ini, ia tidak tahu kenapa cara pandangnya terhadap pria disampingnya ini terasa berbeda.

Entah karena Nev terlalu kharismatik, atau karena tuannya ini memang memiliki karakter yang pas dengan tipe lelaki idealnya. Begitu?

Wah, apa ini Raya?

Ya, ya, ya, secara tak langsung ia mengaku pada dirinya sendiri bahwa Nev adalah tipenya, dan ia menjadi menaruh perhatian lebih terhadap Nev. Bolehkah?

Apa-apaan!

Jelas saja tidak boleh !!!

Nev suami Feli.

Nev suami Feli.

Nev suami Feli.

Begitulah suara yang terdengar dikepalanya sendiri. Seperti alarm yang tengah berbunyi-- seolah mengingatkannya akan status Nev, sekaligus menyadarkannya akan sebuah kenyataan-- bahwa Nev telah menjadi milik orang lain, bahkan sebelum mereka saling mengenal.

Ia terlalu telat mengenal Nev, lebih tepatnya waktu tidak berpihak padanya dan justru mempertemukannya dengan Nev saat pria itu telah menjadi suami dari orang lain.

Apakah ia berniat merebut Nev dari Feli?

Tidak, ia punya komitmen hidup-- bahwa ia tak boleh mengambil sesuatu yang menjadi milik orang lain.

Walau perhatian Nev dan kepedulian pria itu sangat terasa berlebihan untuknya yang hanyalah seorang pengasuh, tapi ia tak mau memanfaatkan kebaikan Nev.

Karena sejatinya Nev memang pria yang murah hati dan ia tak boleh salah mengartikan kebaikan Nev padanya.

"Masalah yang datang akan mendewasakanmu, Raya." ucap Nev tiba-tiba disaat ia tengah melamunkan pria itu.

Ia hanya bisa mengangguki ucapan bijak Nev tanpa bersuara.

"Aku berkali-kali ditimpa masalah, bahkan mungkin lebih berat dari masalahmu. Percayalah semua akan terlewati." Nev menoleh kepadanya dan ia tersenyum pada Nev karena lagi-lagi ucapan pria itu terdengar sangat dewasa.

Ia tahu Nev memiliki masalah pelik, terutama dengan Feli. Tapi, ia tak mau menanyakan hal itu dan Nev cukup menjaga permasalahannya dengan sang istri.

Tak sekalipun ia mendengar Nev menceritakan perihal permasalahan rumah tangganya.

Nev juga tak pernah mengatakan hal buruk apa yang Feli lakukan, hingga mereka sekarang terlihat tidak harmonis.

Ia tahu mereka bermasalah pun-- karena beberapa kali tak sengaja mendengar perdebatan suami-istri itu-- bukan karena Nev yang menceritakannya.

Intinya, Nev benar-benar pria yang menghargai status sebagai seorang suami, walaupun ia tahu pasti jika Nev dan Feli sedang tak baik-baik saja.

Bukannya ia tak tahu, jika Nev dan Feli bahkan telah pisah kamar, tapi lagi-lagi ia merasa tak berhak untuk menanyakannya pada Feli maupun pada Nev.

Jika ia egois dan mengutamakan perasaanya, ia bisa saja memanfaatkan keadaan rumah tangga mereka yang telah dingin--menyelinap diantara suami istri ini lalu menjadi orang ketiga--karena ia mulai menyadari bahwa ia menaruh rasa pada majikan tampannya ini.

Tapi, sekali lagi ia harus menampik hal itu, karena ia mengingat komitmen hidupnya, juga ingat dengan status Nev--yang sepertinya, status itu juga masih dihargai oleh pria itu.

Dalam lamunannya, sembari menatap jauh kedepan-- dimana ada deru ombak bergelung, terhempas, lalu beriak di pinggiran pasir pantai-- tiba-tiba ia mendengar suara yang sangat familiar dan cukup mengganggu indera pendengarannya karena suara itu cukup melengking.

"Enak sekali bersenang-senang berdua dan melupakan istri sah." kata wanita yang mendadak hadir diantara kebersamaannya dengan Nev--wanita yang tak lain adalah Feli, kawan kecilnya sekaligus istri Nev.

Feli menatap pada Nev, kemudian melirik padanya.

Tentu saja ia menatap kedatangan Feli dengan ekspresi terkejut. Apalagi menyadari ucapan Feli sangatlah menyindirnya dan Nev.

"Hentikan omong kosongmu, Feli." kata Nev dengan nada datar seperti biasa.

Feli tampak berdecih, "Omong kosong? Katakan... ucapanku yang mana yang omong kosong, Nev?" tantang Feli menatap manik mata Nev.

Nev mengalihkan pandangannya, tak mau melihat Feli, membuat Feli mendengkus kesal.

"Pulanglah, Feli..." kata Nev dingin.

Ia benar-benar merasa takjub dengan sikap acuh Nev itu. Bisa-bisanya Nev mengusir Feli, padahal disini Feli-lah yang berstatus sebagai istri dari Nev. Ia merasa semakin tak enak hati berada diantara keduanya.

"Raya, bisakah kau saja yang pulang? Kau sadar kan kalau Nev suamiku?" ucap Feli yang kini sudah menatapnya-- yang diam memperhatikan sejak tadi.

Ia menelan ludah dengan susah, pasalnya bukan karena tak ingin pulang mengikuti saran Feli, tapi ia juga tengah bekerja menjadi pengasuh Nev, ia merasa bertanggung jawab pada diri Nev. Haruskah ia menuruti kemauan Feli, hanya karena merasa tak enak dengan wanita itu?

Tapi, jika ia tak pulang, ia benar-benar merasa malu. Karena ucapan Feli tadi seperti tengah menghakiminya dan Nev--seolah-olah Feli mendapati mereka yang sedang berselingkuh. Ya ampun...

"Aku kesini bersama Raya. Jadi, jika Raya pulang aku akan ikut pulang." kata Nev, menjawab dengan datar. Seperti tak terjadi apapun.

Sekali lagi ia menelan salivanya--karena jawaban Nev seolah mewakili isi kepalanya.

"Nev, biar aku yang bersamamu. Biar dia pulang sendiri," tukas Feli.

Ia menarik nafas dalam kemudian sampai pada sebuah keputusan.

"Tuan, ada baiknya saya memang pulang dan Anda akan lebih baik ditemani oleh istri Anda. Permisi." ucapnya tegas dalam satu tarikan nafas.

Feli tampak tersenyum menang. Sementara Nev terdiam mendengar ucapannya itu.

...Bersambung ......

...Jangan lupa like, komentar, vote dan hadiah ya. Jadikan favorite juga💕...

Setiap komentar positif yang kalian tinggalkan itu seperti acuan untuk othor agar semakin semangat update 🙏🙏🙏 Terima kasih masih setia membaca ya💕💕 part ini udah dipanjangin beberapa kata sampai mencapai 1600 kata💪💪 semoga kalian ttap setia membaca Nev&Raya🎉🎉

Terpopuler

Comments

Farida Wahyuni

Farida Wahyuni

istri apaan itu suaminya diurus sma wanits lain? istri ga waras, istri mata duitan yg suka uang suami aja.

2023-01-09

1

Tuya

Tuya

buang k laut tuh si feli istri dan teman laknat

2022-08-12

1

༄༅⃟𝐐🧡𝐌ɪ𝐌ɪˢᵒᵏIᗰꀎ꓄❣︎Kᵝ⃟ᴸ🦎

༄༅⃟𝐐🧡𝐌ɪ𝐌ɪˢᵒᵏIᗰꀎ꓄❣︎Kᵝ⃟ᴸ🦎

wong aku kerja kok Fel, kenapa kamu suruh pulang

2022-05-14

1

lihat semua
Episodes
1 1 - Prolog
2 2 - Kau tahu namaku?
3 3 - Ingin mengundurkan diri
4 4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5 5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6 6 - Bantu aku mandi!
7 7 - Kontrak
8 8 - Dikira istri
9 9 - Tidak berani menatap
10 10 - Jimmy yang tengil
11 11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12 12 - Perkelahian
13 13 - Menghindar
14 14 - Meminta kesempatan
15 15 - Latar belakang sang pengasuh
16 16 - Sang Pengacara Muda
17 17 - Keadaan jantung
18 18 - Membangunkannya
19 19 - Menyelidiki kehidupanku?
20 20 - Kecemburuan Feli
21 21 - Perusak suasana
22 22 - Temani aku makan!
23 23 - Terkena radiasi
24 24 - Cemburu?
25 25 - Tak punya alasan
26 26 - Menemui Papa Adrian
27 27 - Memasak untukmu
28 28 - Si Tuan Manja
29 29 - Meratapi kesalahannya
30 30 - Ku pikir aku menyukaimu
31 31 - Nasehat Nenek
32 32 - Night market
33 33 - Keputusan Nenek
34 34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35 35 - Perasaan yang tidak enak
36 36 - Pria yang menjadi gila
37 37 - Yang aku mau hanya Raya!
38 38 - Penyesalan yang terlambat
39 39 - Mencari keberadaanmu
40 40 - Mencari informasi
41 41 - Melamar pekerjaan baru
42 42 - Menjadi penguntit
43 43 - Gagal dan ditolak
44 44 - Siapa wanita itu?
45 45 - Persidangan
46 46 - Tidak bisa menolak
47 47 - Ada apa?
48 48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49 49 - Lebih dari rasa suka
50 50 - Jangan meneruskan perasaan
51 51 - Persiapan
52 52 - Galau
53 53 - Ambisi Reka
54 54 - Menyusun Rencana
55 55 - Menolong
56 56 - Tukar cincin
57 57 - Kecupan pertama
58 58 - Ternyata
59 59 - Cocoknya jadi menantu
60 60 - Ikrar talak
61 61 - Sebuah Paket
62 62 - Tawaran yang tak diduga
63 63 - Sudah resmi
64 64 - Dan terjadilah
65 65 - Sakit di awal
66 66 - Hadiah
67 67 - In Bali
68 68 - Villa
69 69 - Petualangan hari ini
70 70 - Trekking
71 71 - Maladewa
72 72 - Saling bercerita
73 73 - Kembali
74 74 - Mengetahui alasan
75 75 - Menjalani kehidupan baru
76 76 - Prilaku aneh
77 77 - Terlalu egois
78 78 - Mengecek keadaan
79 79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80 80 - Ditinggal pergi
81 81 - Mengidam
82 82 - My beautiful wife
83 83 - Bertemu wanita aneh
84 84 - Siapa Luisa?
85 85 - Pria asing
86 86 - Rumah Sakit
87 87 - Tidak pernah menduga
88 88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89 89 - Siapa yang terlibat?
90 90 - Meratapi
91 91 - Kedatangan Reka
92 92 - Terdoktrin?
93 93 - Menuntut hukuman yang pantas
94 94 - Khawatir
95 95 - Ketidaksempurnaan
96 96 - Menjadi lebih baik
97 97 - Menjadi saksi
98 98 - Hari bahagia sang Cassanova
99 99 - Hari peradilan
100 100 - Permintaan maaf
101 101 - Duka
102 102 - Datangnya Citra
103 103 - Percakapan dua wanita
104 104 - Tidak pernah menuntut
105 105 - London
106 106 - Berkeliling
107 107 - Ingin memiliki profesi
108 108 - Edisi jalan-jalan
109 109 - Manchester
110 110 - Menghancurkan ego
111 111 - Menemui Reka
112 112 - Merasakan perubahan
113 113 - Mencari info
114 114 - Rencana yang gagal
115 115 - Epilog
116 116 - Ekstra Part 1
117 117 - Ekstra Part 2
118 118 - Ekstra Part 3
119 119
120 120
121 SEASON II - Anak nakal
122 SEASON II - Sekolah
123 SEASON II - Pedekate
124 SEASON II - Mengantar
125 SEASON II - Lupa
126 SEASON II - Kabar Kepulangan
127 SEASON II - Dijemput
128 SEASON II - Bandara
129 SEASON II - Perasaan yang berubah
130 SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131 SEASON II - Jadi pacar gue!
132 SEASON II - Cewek yang kamu suka
133 SEASON II - Pulang bersamamu
134 SEASON II - Berkemah
135 SEASON II - Berkemah 2
136 SEASON II - Ikut campur (lagi)
137 SEASON II - Merasa Kehilangan
138 SEASON II - Vonis
139 SEASON II - Menjenguk
140 SEASON II - Kepindahan
141 SEASON II - Kehidupan baru
142 SEASON II - Kelulusan
143 SEASON II - Membahas pertunangan
144 SEASON II - Sikap Dingin
145 SEASON II - Kecemburuan
146 SEASON II - Ingin Melepaskan
147 SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148 SEASON II - Pikirkan secara matang
149 SEASON II - Merawat kamu
150 SEASON II - Sikap yang berbeda
151 SEASON II - Aku sudah bertunangan
152 SEASON II - Sebuah keputusan
153 SEASON II - Penawaran Zack
154 SEASON II - Nasehat Mama
155 SEASON II - Sebuah titipan
156 SEASON II - Hari Pernikahan
157 SEASON II - Belajar menjadi istri
158 SEASON II - Saling Jail
159 SEASON II - Status baru
160 SEASON II - Berlagak tak mengenal
161 SEASON II - Semuanya telah berubah
162 SEASON II - Masih sama
163 SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164 SEASON II - Datang Menjemput
165 SEASON II - Kita
166 SEASON II - Tak romantis
167 SEASON II - Kunjungan
168 SEASON II - Berpacaran
169 SEASON II - Hari Terakhir
170 SEASON II - Menghabiskan Waktu
171 SEASON II - Mengantar kepulangan
172 SEASON II - Kabar baik dan buruk
173 SEASON II - Arti mencintai
174 SEASON II - Merindumu
175 SEASON II - Terpesona
176 SEASON II - Mulai terbuka
177 SEASON II - Bertemu lagi
178 SEASON II - Menjebak
179 SEASON II - Ketakutan
180 SEASON II - Berita terbaru
181 SEASON II - Pertemuan keluarga
182 SEASON II - Sebuah kejutan
183 SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184 SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185 SEASON II - Selepas kata SAH
186 SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187 SEASON II - Setelah bersama
188 SEASON II - Hadiah pernikahan
189 SEASON II - Part Ending
190 BLURB ABRINE
191 PROMO
Episodes

Updated 191 Episodes

1
1 - Prolog
2
2 - Kau tahu namaku?
3
3 - Ingin mengundurkan diri
4
4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5
5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6
6 - Bantu aku mandi!
7
7 - Kontrak
8
8 - Dikira istri
9
9 - Tidak berani menatap
10
10 - Jimmy yang tengil
11
11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12
12 - Perkelahian
13
13 - Menghindar
14
14 - Meminta kesempatan
15
15 - Latar belakang sang pengasuh
16
16 - Sang Pengacara Muda
17
17 - Keadaan jantung
18
18 - Membangunkannya
19
19 - Menyelidiki kehidupanku?
20
20 - Kecemburuan Feli
21
21 - Perusak suasana
22
22 - Temani aku makan!
23
23 - Terkena radiasi
24
24 - Cemburu?
25
25 - Tak punya alasan
26
26 - Menemui Papa Adrian
27
27 - Memasak untukmu
28
28 - Si Tuan Manja
29
29 - Meratapi kesalahannya
30
30 - Ku pikir aku menyukaimu
31
31 - Nasehat Nenek
32
32 - Night market
33
33 - Keputusan Nenek
34
34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35
35 - Perasaan yang tidak enak
36
36 - Pria yang menjadi gila
37
37 - Yang aku mau hanya Raya!
38
38 - Penyesalan yang terlambat
39
39 - Mencari keberadaanmu
40
40 - Mencari informasi
41
41 - Melamar pekerjaan baru
42
42 - Menjadi penguntit
43
43 - Gagal dan ditolak
44
44 - Siapa wanita itu?
45
45 - Persidangan
46
46 - Tidak bisa menolak
47
47 - Ada apa?
48
48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49
49 - Lebih dari rasa suka
50
50 - Jangan meneruskan perasaan
51
51 - Persiapan
52
52 - Galau
53
53 - Ambisi Reka
54
54 - Menyusun Rencana
55
55 - Menolong
56
56 - Tukar cincin
57
57 - Kecupan pertama
58
58 - Ternyata
59
59 - Cocoknya jadi menantu
60
60 - Ikrar talak
61
61 - Sebuah Paket
62
62 - Tawaran yang tak diduga
63
63 - Sudah resmi
64
64 - Dan terjadilah
65
65 - Sakit di awal
66
66 - Hadiah
67
67 - In Bali
68
68 - Villa
69
69 - Petualangan hari ini
70
70 - Trekking
71
71 - Maladewa
72
72 - Saling bercerita
73
73 - Kembali
74
74 - Mengetahui alasan
75
75 - Menjalani kehidupan baru
76
76 - Prilaku aneh
77
77 - Terlalu egois
78
78 - Mengecek keadaan
79
79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80
80 - Ditinggal pergi
81
81 - Mengidam
82
82 - My beautiful wife
83
83 - Bertemu wanita aneh
84
84 - Siapa Luisa?
85
85 - Pria asing
86
86 - Rumah Sakit
87
87 - Tidak pernah menduga
88
88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89
89 - Siapa yang terlibat?
90
90 - Meratapi
91
91 - Kedatangan Reka
92
92 - Terdoktrin?
93
93 - Menuntut hukuman yang pantas
94
94 - Khawatir
95
95 - Ketidaksempurnaan
96
96 - Menjadi lebih baik
97
97 - Menjadi saksi
98
98 - Hari bahagia sang Cassanova
99
99 - Hari peradilan
100
100 - Permintaan maaf
101
101 - Duka
102
102 - Datangnya Citra
103
103 - Percakapan dua wanita
104
104 - Tidak pernah menuntut
105
105 - London
106
106 - Berkeliling
107
107 - Ingin memiliki profesi
108
108 - Edisi jalan-jalan
109
109 - Manchester
110
110 - Menghancurkan ego
111
111 - Menemui Reka
112
112 - Merasakan perubahan
113
113 - Mencari info
114
114 - Rencana yang gagal
115
115 - Epilog
116
116 - Ekstra Part 1
117
117 - Ekstra Part 2
118
118 - Ekstra Part 3
119
119
120
120
121
SEASON II - Anak nakal
122
SEASON II - Sekolah
123
SEASON II - Pedekate
124
SEASON II - Mengantar
125
SEASON II - Lupa
126
SEASON II - Kabar Kepulangan
127
SEASON II - Dijemput
128
SEASON II - Bandara
129
SEASON II - Perasaan yang berubah
130
SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131
SEASON II - Jadi pacar gue!
132
SEASON II - Cewek yang kamu suka
133
SEASON II - Pulang bersamamu
134
SEASON II - Berkemah
135
SEASON II - Berkemah 2
136
SEASON II - Ikut campur (lagi)
137
SEASON II - Merasa Kehilangan
138
SEASON II - Vonis
139
SEASON II - Menjenguk
140
SEASON II - Kepindahan
141
SEASON II - Kehidupan baru
142
SEASON II - Kelulusan
143
SEASON II - Membahas pertunangan
144
SEASON II - Sikap Dingin
145
SEASON II - Kecemburuan
146
SEASON II - Ingin Melepaskan
147
SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148
SEASON II - Pikirkan secara matang
149
SEASON II - Merawat kamu
150
SEASON II - Sikap yang berbeda
151
SEASON II - Aku sudah bertunangan
152
SEASON II - Sebuah keputusan
153
SEASON II - Penawaran Zack
154
SEASON II - Nasehat Mama
155
SEASON II - Sebuah titipan
156
SEASON II - Hari Pernikahan
157
SEASON II - Belajar menjadi istri
158
SEASON II - Saling Jail
159
SEASON II - Status baru
160
SEASON II - Berlagak tak mengenal
161
SEASON II - Semuanya telah berubah
162
SEASON II - Masih sama
163
SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164
SEASON II - Datang Menjemput
165
SEASON II - Kita
166
SEASON II - Tak romantis
167
SEASON II - Kunjungan
168
SEASON II - Berpacaran
169
SEASON II - Hari Terakhir
170
SEASON II - Menghabiskan Waktu
171
SEASON II - Mengantar kepulangan
172
SEASON II - Kabar baik dan buruk
173
SEASON II - Arti mencintai
174
SEASON II - Merindumu
175
SEASON II - Terpesona
176
SEASON II - Mulai terbuka
177
SEASON II - Bertemu lagi
178
SEASON II - Menjebak
179
SEASON II - Ketakutan
180
SEASON II - Berita terbaru
181
SEASON II - Pertemuan keluarga
182
SEASON II - Sebuah kejutan
183
SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184
SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185
SEASON II - Selepas kata SAH
186
SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187
SEASON II - Setelah bersama
188
SEASON II - Hadiah pernikahan
189
SEASON II - Part Ending
190
BLURB ABRINE
191
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!