18 - Membangunkannya

Raya bangun pagi-pagi sekali hari ini, dia tidak ingin terlambat bangun seperti kemarin, jadi dia sudah menyetel alarm untuk membangunkannya di pagi buta.

Setelah siap dengan dirinya sendiri, Raya mulai naik ke lantai atas untuk membangunkan Nev-- agar pria itu bisa berangkat ke kantor dan melakukan aktifitasnya seperti biasa.

Beberapa kali Raya mengetuk pintu kamar Nev, karena biasanya dia memang melakukan hal itu untuk membangunkan Nev dan akan masuk ke kamar setelah pria itu mempersilahkannya.

Akan tetapi, sepertinya usahanya tidak berhasil untuk hari ini, dikarenakan Nev yang tak juga menyahuti panggilannya.

"Apa ini terlalu pagi? Kenapa Tuan Nev tidak bangun juga? Biasanya tidak sesulit ini untuk membangunkannya." Raya bermonolog sendiri sembari melihat jam di dinding yang ternyata sesuai dengan jam biasanya Nev bangun.

Raya mencoba menekan handle pintu, dan ternyata pintu kamar Nev tak dikunci.

Setelah berunding dengan dirinya sendiri, akhirnya dia memberanikan diri untuk masuk dan membangunkan Nev secara langsung.

"Maaf, Tuan...ini sudah pagi. Ayo bangun..." kata Raya berbisik pelan, karena nyali-nya untuk membangunkan Nev-- langsung ciut ketika dia menatap wajah pria yang sedang tertidur pulas di ranjang king size itu.

Wajah yang sangat kharismatik dan berwibawa.

Beberapa kali Raya mengembuskan nafas, mencoba mengembalikan keberaniannya untuk membangunkan Nev, karena kalau Nev tak bangun juga--maka dapat dipastikan pria ini akan terlambat datang ke kantornya.

Tapi, beberapa kali Tuan Nev datang diatas jam 10 pagi. Mungkin tidak apa-apa jika Raya tak membangunkannya sekarang.

Akhirnya, Raya mulai beringsut ingin keluar dari kamar Nev--membiarkan Nev tidur saja, nanti pasti Nev akan bangun sendiri seperti biasanya.-pikir Raya.

Tapi, di langkahnya yang ketiga, tiba-tiba Raya teringat sesuatu.

"Kalau tidak dibangunkan, apa Tuan Nev tidak akan marah? Karena meskipun Tuan Nev biasa pergi kerja sedikit siang, tapi dia juga terbiasa bangun pagi, kan?" Raya kembali bertanya pada dirinya sendiri.

Raya menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, dia bingung harus melakukan apa--antara membangunkan Nev atau tidak.

Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan--merujuk pada kebiasaan Nev yang dia ketahui-- Raya pun memutuskan kembali melangkah menuju sisi ranjang Nev.

Kalau berbisik, dia pasti tidak akan bangun. Lebih baik dibangunkan sedikit keras saja.

"Tuan, bangunlah.. hari mulai siang, apa Tuan tidak ingin bekerja?" Kata Raya sedikit menguatkan intonasi suaranya.

Nev tampak tak bergeming, nafasnya teratur dalam tidur yang terlihat nyenyak itu. Membuat Raya kembali menghela nafas panjang.

Dengan gugup, Raya mengulurkan tangannya dan sedikit mengguncang tubuh Nev agar pria itu segera bangun.

"Tuan...Tuan...bangunlah." kata Raya dengan sabar membangunkan Nev.

Nev bergerak, Raya pikir pria itu akan membuka matanya dan bangun. Nyatanya, Nev justru mengambil selimutnya lalu menutupi seluruh wajahnya dengan kain tebal itu.

Raya mencebikkan bibir melihatnya. Kesal sudah mulai merayapi perasaannya.

Raya tidak cukup bersabar dalam hal seperti ini.

Dengan berat hati, Raya mengulangi lagi kegiatan mengguncang lengan Nev yang sudah tertutup selimut.

"Tuan, bangun....." pekik Raya, membuat sang pemilik tubuh langsung membuka selimutnya seketika dan menampilkan wajah khas bangun tidur yang tetap terlihat tampan.

Ah mataku harus berdosa sepagi ini-- Batin Raya. Karena dia harus mengangumi Nev, yang notabene nya adalah suami Feli.

"Maaf, Tuan... saya takut Anda telat bangun." kata Raya menatapi Nev yang tengah mengucek-ngucek matanya sendiri.

"Hmmm..." akhirnya Nev berdehem demi menjawab ucapan Raya, wajahnya melembut dan sepertinya tak jadi marah pada Raya, padahal Raya sudah merasa takut duluan saat Nev menyibak selimut dengan sedikit kasar tadi.

"Saya permisi, Tuan." kata Raya hendak ngacir.

Nev menguap, kemudian dia menatap langkah Raya yang hampir mencapai pintu keluar.

"Lain kali, jangan mencengkram wajahku jika mau membangunkan..." kata Nev datar.

Raya terkesiap dan langsung membalik badan demi menatap wajah Nev.

"Maksudnya?" tanya Raya bingung.

"Tadi kamu mengguncang wajahku." jawab Nev yang mulai menyandarkan tubuh di headboard ranjang.

Raya tertunduk. "Maaf Tuan, saya kira itu lengan Anda. Karena tertutup selimut jadi..."

"Ya, tak apa." potong Nev sembari memijat pelipisnya yang pusing karena guncangan Raya diwajahnya. Lebih tepatnya, Raya mencengkram bagian wajahnya tadi.

Astaga...kenapa bisa melakukan hal seceroboh itu? Raya merasa ketar-ketir karena kesalahannya sendiri.

"Lagi pula, ini hari libur. Kenapa membangunkanku di pagi buta." keluh Nev kemudian, membuat Raya yang tertunduk semakin menekuk lehernya-- agar tak menatap wajah Nev yang mungkin tengah kesal karena kebodohan yang diperbuat Raya.

Aku lupa ini hari libur. Bagaimana ini? Kebodohanku kenapa harus terlihat dipagi buta.-Batin Raya.

"Sudahlah, siapkan saja bajuku. Aku akan pergi pagi ini." kata Nev akhirnya.

"Baik, Tuan." jawab Raya cepat, kemudian dengan rasa gugup bercampur malu akibat kesalahannya tadi, dia pun langsung berjalan menuju ruang ganti karena ingin segera melaksanakan perintah Nev perihal baju ganti.

"Mau kemana? Bantu aku ke kamar mandi dulu, Raya." ucap Nev pelan. Nev mulai bisa membaca kegugupan Raya.

"I-iya, Tuan." Raya segera memutar langkah dan menghampiri posisi Nev, dia membantu Nev menaiki kursi roda, kemudian mengantarkan pria itu sampai didepan shower.

Selanjutnya, Nev akan melakukan sendiri seperti biasanya.

"Em, Raya...hari ini aku mau ke pantai, kamu ikut?" tanya Nev disaat Raya ingin segera keluar dari kamar mandi.

"Bolehkah jika saya tidak ikut?" tanya Raya memberanikan diri.

Nev berdecak lidah sembari menggeleng keras. "Kamu ikut." titahnya.

Dia yang bertanya, dia juga yang menjawab. Kalau memang begitu, kenapa dari awal harus bertanya?--Batin Raya sedikit kesal.

Nev tersenyum miring melihat Raya yang memberengut.

"Kamu ikut kan?" tanya Nev lagi, memastikan. Padahal apapun jawaban Raya pasti tetaplah tidak bisa mengganggu gugat keputusannya yang menyatakan jika Raya akan ikut.

"Terserah Anda saja, Tuan." gumam Raya yang masih terdengar di indera pendengaran Nev.

"Apa?" kata Nev berlagak bodoh.

"Tidak apa-apa, Tuan." sanggah Raya.

"Katakan dengan keras, jangan mengumpatku didalam hati, Raya." kata Nev lagi.

Raya semakin cemberut tapi kemudian dia memaksakan untuk menyunggingkan senyum. "Saya ikut, Tuan." jawabnya sok patuh, padahal dalam hati cukup kesal dengan tingkah Nev di pagi ini.

"Lagi dan lagi, dia selalu sulit untuk ditebak. Sebentar baik dan sangat murah hati, tapi jika ada kesempatan, dia selalu senang mengerjaiku." gumam Raya sembari keluar dari kamar mandi.

Raya bahkan menutup keras pintu sliding kamar mandi itu--semata-mata menunjukkan sikap protesnya.

Sementara Nev, dia tertawa kencang sembari memegangi perutnya sendiri, karena tingkah lucu Raya dan dia juga menertawakan sikapnya yang selalu kekanak-kanakan didepan Raya.

Nev cukup puas, setidaknya didepan Raya dia bisa menjadi dirinya sendiri dan menikmati perannya menjadi orang yang menjahili Raya.

Sikap jahil nya sudah lama tak tersalurkan dan dengan adanya Raya membuatnya sering tersenyum sendiri--hal yang sudah lama tak dia lakukan dan sudah lupa kapan terakhir merasakan hal seperti ini.

Kelumpuhannya juga cukup membuat hidupnya jungkir balik dan tidak bersemangat, namun dia sudah berdamai dengan keadaan. Dia menerima nasibnya dan berusaha kembali menjadi yang terbaik--menganggap hidupnya tetap sempurna dan baik-baik saja.

Dan dihidupnya yang sudah lengkap dan nyaris sempurna ini-- dia merasa kurang sesuatu. Hidupnya kurang rasa.

Sampai akhirnya, kehadiran Raya bagaikan bumbu penyedap yang menyempurnakan rasa kehidupannya.

Nev bisa menjadi apa adanya, tanpa menyembunyikan kekurangannya didepan Raya.

Maukah Raya menerimanya? Lagi-lagi pertanyaan yang sama terus memutari otaknya.

Bagaimana mungkin dia bisa mengajukan pertanyaan seperti itu pada dirinya sendiri? Terlebih lagi... pada Raya?!

...Bersambung ......

...Jangan lupa jadikan Favorite. Tinggalkan like, komentar, vote dan juga hadiah ya 💕...

Terpopuler

Comments

Me ☺

Me ☺

harus nya nama nya bukan Raya tapi Sasa😂

2022-10-09

0

bunda syifa

bunda syifa

udah kayak Masako aja si raya, jadi penyedap

2022-07-25

0

༄༅⃟𝐐🧡𝐌ɪ𝐌ɪˢᵒᵏIᗰꀎ꓄❣︎Kᵝ⃟ᴸ🦎

༄༅⃟𝐐🧡𝐌ɪ𝐌ɪˢᵒᵏIᗰꀎ꓄❣︎Kᵝ⃟ᴸ🦎

tuntaskan dulu hubungan mu dengan Feli, baru kejar Raya, right 👍

2022-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 1 - Prolog
2 2 - Kau tahu namaku?
3 3 - Ingin mengundurkan diri
4 4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5 5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6 6 - Bantu aku mandi!
7 7 - Kontrak
8 8 - Dikira istri
9 9 - Tidak berani menatap
10 10 - Jimmy yang tengil
11 11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12 12 - Perkelahian
13 13 - Menghindar
14 14 - Meminta kesempatan
15 15 - Latar belakang sang pengasuh
16 16 - Sang Pengacara Muda
17 17 - Keadaan jantung
18 18 - Membangunkannya
19 19 - Menyelidiki kehidupanku?
20 20 - Kecemburuan Feli
21 21 - Perusak suasana
22 22 - Temani aku makan!
23 23 - Terkena radiasi
24 24 - Cemburu?
25 25 - Tak punya alasan
26 26 - Menemui Papa Adrian
27 27 - Memasak untukmu
28 28 - Si Tuan Manja
29 29 - Meratapi kesalahannya
30 30 - Ku pikir aku menyukaimu
31 31 - Nasehat Nenek
32 32 - Night market
33 33 - Keputusan Nenek
34 34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35 35 - Perasaan yang tidak enak
36 36 - Pria yang menjadi gila
37 37 - Yang aku mau hanya Raya!
38 38 - Penyesalan yang terlambat
39 39 - Mencari keberadaanmu
40 40 - Mencari informasi
41 41 - Melamar pekerjaan baru
42 42 - Menjadi penguntit
43 43 - Gagal dan ditolak
44 44 - Siapa wanita itu?
45 45 - Persidangan
46 46 - Tidak bisa menolak
47 47 - Ada apa?
48 48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49 49 - Lebih dari rasa suka
50 50 - Jangan meneruskan perasaan
51 51 - Persiapan
52 52 - Galau
53 53 - Ambisi Reka
54 54 - Menyusun Rencana
55 55 - Menolong
56 56 - Tukar cincin
57 57 - Kecupan pertama
58 58 - Ternyata
59 59 - Cocoknya jadi menantu
60 60 - Ikrar talak
61 61 - Sebuah Paket
62 62 - Tawaran yang tak diduga
63 63 - Sudah resmi
64 64 - Dan terjadilah
65 65 - Sakit di awal
66 66 - Hadiah
67 67 - In Bali
68 68 - Villa
69 69 - Petualangan hari ini
70 70 - Trekking
71 71 - Maladewa
72 72 - Saling bercerita
73 73 - Kembali
74 74 - Mengetahui alasan
75 75 - Menjalani kehidupan baru
76 76 - Prilaku aneh
77 77 - Terlalu egois
78 78 - Mengecek keadaan
79 79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80 80 - Ditinggal pergi
81 81 - Mengidam
82 82 - My beautiful wife
83 83 - Bertemu wanita aneh
84 84 - Siapa Luisa?
85 85 - Pria asing
86 86 - Rumah Sakit
87 87 - Tidak pernah menduga
88 88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89 89 - Siapa yang terlibat?
90 90 - Meratapi
91 91 - Kedatangan Reka
92 92 - Terdoktrin?
93 93 - Menuntut hukuman yang pantas
94 94 - Khawatir
95 95 - Ketidaksempurnaan
96 96 - Menjadi lebih baik
97 97 - Menjadi saksi
98 98 - Hari bahagia sang Cassanova
99 99 - Hari peradilan
100 100 - Permintaan maaf
101 101 - Duka
102 102 - Datangnya Citra
103 103 - Percakapan dua wanita
104 104 - Tidak pernah menuntut
105 105 - London
106 106 - Berkeliling
107 107 - Ingin memiliki profesi
108 108 - Edisi jalan-jalan
109 109 - Manchester
110 110 - Menghancurkan ego
111 111 - Menemui Reka
112 112 - Merasakan perubahan
113 113 - Mencari info
114 114 - Rencana yang gagal
115 115 - Epilog
116 116 - Ekstra Part 1
117 117 - Ekstra Part 2
118 118 - Ekstra Part 3
119 119
120 120
121 SEASON II - Anak nakal
122 SEASON II - Sekolah
123 SEASON II - Pedekate
124 SEASON II - Mengantar
125 SEASON II - Lupa
126 SEASON II - Kabar Kepulangan
127 SEASON II - Dijemput
128 SEASON II - Bandara
129 SEASON II - Perasaan yang berubah
130 SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131 SEASON II - Jadi pacar gue!
132 SEASON II - Cewek yang kamu suka
133 SEASON II - Pulang bersamamu
134 SEASON II - Berkemah
135 SEASON II - Berkemah 2
136 SEASON II - Ikut campur (lagi)
137 SEASON II - Merasa Kehilangan
138 SEASON II - Vonis
139 SEASON II - Menjenguk
140 SEASON II - Kepindahan
141 SEASON II - Kehidupan baru
142 SEASON II - Kelulusan
143 SEASON II - Membahas pertunangan
144 SEASON II - Sikap Dingin
145 SEASON II - Kecemburuan
146 SEASON II - Ingin Melepaskan
147 SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148 SEASON II - Pikirkan secara matang
149 SEASON II - Merawat kamu
150 SEASON II - Sikap yang berbeda
151 SEASON II - Aku sudah bertunangan
152 SEASON II - Sebuah keputusan
153 SEASON II - Penawaran Zack
154 SEASON II - Nasehat Mama
155 SEASON II - Sebuah titipan
156 SEASON II - Hari Pernikahan
157 SEASON II - Belajar menjadi istri
158 SEASON II - Saling Jail
159 SEASON II - Status baru
160 SEASON II - Berlagak tak mengenal
161 SEASON II - Semuanya telah berubah
162 SEASON II - Masih sama
163 SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164 SEASON II - Datang Menjemput
165 SEASON II - Kita
166 SEASON II - Tak romantis
167 SEASON II - Kunjungan
168 SEASON II - Berpacaran
169 SEASON II - Hari Terakhir
170 SEASON II - Menghabiskan Waktu
171 SEASON II - Mengantar kepulangan
172 SEASON II - Kabar baik dan buruk
173 SEASON II - Arti mencintai
174 SEASON II - Merindumu
175 SEASON II - Terpesona
176 SEASON II - Mulai terbuka
177 SEASON II - Bertemu lagi
178 SEASON II - Menjebak
179 SEASON II - Ketakutan
180 SEASON II - Berita terbaru
181 SEASON II - Pertemuan keluarga
182 SEASON II - Sebuah kejutan
183 SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184 SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185 SEASON II - Selepas kata SAH
186 SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187 SEASON II - Setelah bersama
188 SEASON II - Hadiah pernikahan
189 SEASON II - Part Ending
190 BLURB ABRINE
191 PROMO
Episodes

Updated 191 Episodes

1
1 - Prolog
2
2 - Kau tahu namaku?
3
3 - Ingin mengundurkan diri
4
4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5
5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6
6 - Bantu aku mandi!
7
7 - Kontrak
8
8 - Dikira istri
9
9 - Tidak berani menatap
10
10 - Jimmy yang tengil
11
11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12
12 - Perkelahian
13
13 - Menghindar
14
14 - Meminta kesempatan
15
15 - Latar belakang sang pengasuh
16
16 - Sang Pengacara Muda
17
17 - Keadaan jantung
18
18 - Membangunkannya
19
19 - Menyelidiki kehidupanku?
20
20 - Kecemburuan Feli
21
21 - Perusak suasana
22
22 - Temani aku makan!
23
23 - Terkena radiasi
24
24 - Cemburu?
25
25 - Tak punya alasan
26
26 - Menemui Papa Adrian
27
27 - Memasak untukmu
28
28 - Si Tuan Manja
29
29 - Meratapi kesalahannya
30
30 - Ku pikir aku menyukaimu
31
31 - Nasehat Nenek
32
32 - Night market
33
33 - Keputusan Nenek
34
34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35
35 - Perasaan yang tidak enak
36
36 - Pria yang menjadi gila
37
37 - Yang aku mau hanya Raya!
38
38 - Penyesalan yang terlambat
39
39 - Mencari keberadaanmu
40
40 - Mencari informasi
41
41 - Melamar pekerjaan baru
42
42 - Menjadi penguntit
43
43 - Gagal dan ditolak
44
44 - Siapa wanita itu?
45
45 - Persidangan
46
46 - Tidak bisa menolak
47
47 - Ada apa?
48
48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49
49 - Lebih dari rasa suka
50
50 - Jangan meneruskan perasaan
51
51 - Persiapan
52
52 - Galau
53
53 - Ambisi Reka
54
54 - Menyusun Rencana
55
55 - Menolong
56
56 - Tukar cincin
57
57 - Kecupan pertama
58
58 - Ternyata
59
59 - Cocoknya jadi menantu
60
60 - Ikrar talak
61
61 - Sebuah Paket
62
62 - Tawaran yang tak diduga
63
63 - Sudah resmi
64
64 - Dan terjadilah
65
65 - Sakit di awal
66
66 - Hadiah
67
67 - In Bali
68
68 - Villa
69
69 - Petualangan hari ini
70
70 - Trekking
71
71 - Maladewa
72
72 - Saling bercerita
73
73 - Kembali
74
74 - Mengetahui alasan
75
75 - Menjalani kehidupan baru
76
76 - Prilaku aneh
77
77 - Terlalu egois
78
78 - Mengecek keadaan
79
79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80
80 - Ditinggal pergi
81
81 - Mengidam
82
82 - My beautiful wife
83
83 - Bertemu wanita aneh
84
84 - Siapa Luisa?
85
85 - Pria asing
86
86 - Rumah Sakit
87
87 - Tidak pernah menduga
88
88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89
89 - Siapa yang terlibat?
90
90 - Meratapi
91
91 - Kedatangan Reka
92
92 - Terdoktrin?
93
93 - Menuntut hukuman yang pantas
94
94 - Khawatir
95
95 - Ketidaksempurnaan
96
96 - Menjadi lebih baik
97
97 - Menjadi saksi
98
98 - Hari bahagia sang Cassanova
99
99 - Hari peradilan
100
100 - Permintaan maaf
101
101 - Duka
102
102 - Datangnya Citra
103
103 - Percakapan dua wanita
104
104 - Tidak pernah menuntut
105
105 - London
106
106 - Berkeliling
107
107 - Ingin memiliki profesi
108
108 - Edisi jalan-jalan
109
109 - Manchester
110
110 - Menghancurkan ego
111
111 - Menemui Reka
112
112 - Merasakan perubahan
113
113 - Mencari info
114
114 - Rencana yang gagal
115
115 - Epilog
116
116 - Ekstra Part 1
117
117 - Ekstra Part 2
118
118 - Ekstra Part 3
119
119
120
120
121
SEASON II - Anak nakal
122
SEASON II - Sekolah
123
SEASON II - Pedekate
124
SEASON II - Mengantar
125
SEASON II - Lupa
126
SEASON II - Kabar Kepulangan
127
SEASON II - Dijemput
128
SEASON II - Bandara
129
SEASON II - Perasaan yang berubah
130
SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131
SEASON II - Jadi pacar gue!
132
SEASON II - Cewek yang kamu suka
133
SEASON II - Pulang bersamamu
134
SEASON II - Berkemah
135
SEASON II - Berkemah 2
136
SEASON II - Ikut campur (lagi)
137
SEASON II - Merasa Kehilangan
138
SEASON II - Vonis
139
SEASON II - Menjenguk
140
SEASON II - Kepindahan
141
SEASON II - Kehidupan baru
142
SEASON II - Kelulusan
143
SEASON II - Membahas pertunangan
144
SEASON II - Sikap Dingin
145
SEASON II - Kecemburuan
146
SEASON II - Ingin Melepaskan
147
SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148
SEASON II - Pikirkan secara matang
149
SEASON II - Merawat kamu
150
SEASON II - Sikap yang berbeda
151
SEASON II - Aku sudah bertunangan
152
SEASON II - Sebuah keputusan
153
SEASON II - Penawaran Zack
154
SEASON II - Nasehat Mama
155
SEASON II - Sebuah titipan
156
SEASON II - Hari Pernikahan
157
SEASON II - Belajar menjadi istri
158
SEASON II - Saling Jail
159
SEASON II - Status baru
160
SEASON II - Berlagak tak mengenal
161
SEASON II - Semuanya telah berubah
162
SEASON II - Masih sama
163
SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164
SEASON II - Datang Menjemput
165
SEASON II - Kita
166
SEASON II - Tak romantis
167
SEASON II - Kunjungan
168
SEASON II - Berpacaran
169
SEASON II - Hari Terakhir
170
SEASON II - Menghabiskan Waktu
171
SEASON II - Mengantar kepulangan
172
SEASON II - Kabar baik dan buruk
173
SEASON II - Arti mencintai
174
SEASON II - Merindumu
175
SEASON II - Terpesona
176
SEASON II - Mulai terbuka
177
SEASON II - Bertemu lagi
178
SEASON II - Menjebak
179
SEASON II - Ketakutan
180
SEASON II - Berita terbaru
181
SEASON II - Pertemuan keluarga
182
SEASON II - Sebuah kejutan
183
SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184
SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185
SEASON II - Selepas kata SAH
186
SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187
SEASON II - Setelah bersama
188
SEASON II - Hadiah pernikahan
189
SEASON II - Part Ending
190
BLURB ABRINE
191
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!