12 - Perkelahian

"Kalian darimana?" tanya Feli saat menyambut kepulangan Nev dan Raya dirumah.

Raya tak menjawab, dia diam seolah-olah tidak ada oranglain disana.

Sedangkan Nev, dia hanya menatap Feli dengan tatapan datar.

"Tumben kau sudah ada dirumah jam segini." sindir Nev tak acuh.

Feli berdecak, tapi kemudian matanya menangkap sebuah paperbag yang dibawa oleh Raya. Matanya bahkan memicing penuh selidik. Lalu mulutnya tak kuasa menahan rasa penasaran, hingga ucapan yang keluar dari bibirnya tercetus begitu saja.

"Apa itu?" tanya Feli mengarah pada sesuatu yang dibawa oleh Raya.

Sontak saja, Raya langsung menyembunyikan paperbag-nya ke belakang tubuh. Paperbag yang berisikan ponsel baru yang dibelikan oleh Nev tadi--menyebabkan mereka pulang sedikit telat dan disambut Feli dengan tatapan curiga.

Feli yang tak senang, langsung beringsut mendekati tubuh Raya yang masih berada dibelakang kursi roda Nev.

"Aku mau lihat, itu apa." ucap Feli dengan sedikit menaikkan intonasi suaranya.

Raya menggeleng kuat-kuat, tidak memberi akses untuk Feli menyentuh kepunyaannya.

"Aku mau tahu itu apa, buat penasaran aja sih." desak Feli tak sabar-- sembari tangannya terulur mengarah untuk merebut paksa barang yang ingin diketahuinya itu.

Nev dengan sigap menangkap tangan Feli yang hampir mencapai paperbag yang disembunyikan Raya.

"Jangan mengurusi sesuatu yang bukan urusanmu, Fel." kata Nev pelan memperingati.

Feli berdecih, "Kenapa? Lama-lama kalian berdua sangat menyebalkan." dengusnya.

Nev tak mau menggubris ucapan istrinya itu, dia lebih memilih bersuara pada Raya.

"Raya, aku mau segera istirahat." kata Nev singkat.

Dengan sikap masa bodohnya terhadap Feli, Raya pun kembali mendorong kursi roda Nev tanpa memedulikan istri majikannya sedikitpun, membuat Feli menggerutu karena sikap Raya yang sangat menyebalkan dimatanya.

"Berhenti, Ray!" senggak Feli sembari menatapi kedua orang yang baru saja berlalu itu.

Raya menghentikan langkah, menoleh kebelakang dan tersenyum kecil pada Feli, Feli tahu dan bisa mengartikan jika senyuman Raya itu adalah sebuah ejekan untuknya.

"Kau mengejekku?" tanya Feli menantang dan Raya hanya diam tidak menyahuti.

"Kau ini benar-benar...." ucapan Feli harus terhenti diudara, karena tiba-tiba Nev menginterupsi dengan suara baritonnya.

"Shut up, Fel..! Sudah ku bilang jangan mengurusi oranglain. Urusi saja urusanmu!" kata Nev menekankan setiap ucapannya.

Dan Feli hanya bisa mendengkus kesal seraya mengepalkan tangannya-- saat melihat Raya yang berada disisi Nev tengah memandangnya dengan senyum mengejek (lagi).

"Kenapa, Nev?" Feli mulai melirih, matanya bahkan sampai berkaca-kaca-- dia menatap lekat ke netra sang suami.

"Kenapa kau membelanya, Nev?" tanya Feli dengan suara yang mulai serak--seperti menahan tangisan.

"Aku bukan membela Raya, tapi tindakanmu itu.. yang benar saja!" kata Nev tak acuh.

Feli kembali menatap Raya yang mencebikkan bibir dibelakang tubuh Nev--Raya jelas tengah mencibirnya.

Raya...Kau benar-benar telah mengibarkan bendera perang padaku.-batin Feli.

"Baiklah, Nev. Mungkin kau memang tidak membelanya." kata Feli menyerah, ingin berbalik badan tapi sepersekian detik berikutnya dia kembali melangkah dengan cepat dan menjangkau posisi Raya.

Senyum Raya masih tersungging mengejek Feli-- semakin membuat kemarahan dihati Feli.

Feli ingin segera melampiaskannya. Dalam hitungan detik yang sama, Feli sudah menarik kuat-kuat rambut Raya, tanpa bisa dicegah oleh siapapun termasuk Nev karena itu begitu tiba-tiba.

Raya meringis karena tarikan Feli dirambutnya benar-benar menyakiti kulit kepalanya, suaranya memekik--kaget bercampur sakit menjadi satu.

"Feli !!!" senggak Nev dengan suara lantang, Nev sendiri amat sangat terkejut dengan aksi brutal Feli yang sangat mendadak itu, Nev sama sekali tak menyangka jika Feli akan melakukan hal sekanak-kanakan itu.

"Biar saja, Nev. Biar dia rasakan ini." kata Feli semakin menarik rambut Raya lagi-- walau sudah terlihat jika Raya begitu kesakitan karena ulahnya.

"Jangan salahkan aku kalau terjadi apa-apa denganmu, Feli..." kata Raya memperingatkan dan mencoba bernegosiasi, namun Feli mengacuhkan ucapannya itu.

"You're crazy, Fel. Lepaskan rambutnya!!!" kata Nev marah.

Feli tersenyum mengejek ke arah Raya, senyuman itu seolah membalas sikap Raya tadi-- yang sudah dengan sengaja menantangnya.

Brak!!!

Tiba-tiba, kejadian yang tak pernah diduga sebelumnya-- kembali terjadi. Terlihat kini, Feli sudah terduduk dilantai sembari meringis memegangi tangannya yang ternyata telah dipelintir oleh Raya. Bahkan tubuhnya sampai terdorong ke lantai.

"Awww...." Feli memegangi pergelangan tangannya sendiri--yang terasa memanas dan perih, kemudian dia menatap Raya dengan tatapan penuh amarah dan kebencian.

"Aku udah memperingatkanmu, Fel. Tapi kamu gak mau melepaskan rambutku." kata Raya dengan nada marah.

Nev sampai melotot melihat apa yang terjadi sekarang.

Feli melupakan sesuatu, yah...dia sungguh lupa jika lawannya adalah Raya, maka dia akan selalu kalah. Mulai dari melawan soal kepintaran, kekayaan, dan daya tahan fisik--bahkan sejak dulu pun Feli telah kalah dan Raya-lah pemenangnya.

Harapan satu-satunya untuk bisa mengalahkan Raya adalah saat ini--saat Raya tak memiliki kekayaan apapun lagi seperti dulu.

Namun, lagi-lagi dia harus kalah. Kali ini bahkan yang terparah, karena dia sampai terduduk dilantai akibat kebodohannya sendiri yang menyerang Raya lebih dulu, padahal dia tahu jelas jika Raya pernah mengikuti kelas bela diri karate.

-

Nevan

Sepanjang perjalanan menuju kamarnya, hanya hening yang tercipta tanpa ada satupun kata yang bisa ia ucapkan pada Raya. Sesekali ia mengembuskan nafas perlahan dan sesekali berikutnya ia tersenyum miris mengingat kejadian tadi.

Sampai dikamarnya pun, ia hanya diam. Begitupula dengan Raya yang sepertinya tak tahu harus mengatakan apa.

Tampaknya, kekesalan Raya pada sikap Feli tadi belum hilang.

Namun, tampak sekali dari wajah Raya-- jika wanita ini tengah memikirkan apa yang telah diperbuat beberapa menit belakangan tadi.

Sampai suara Raya lah yang pertama kali terdengar.

"Tuan, saya-saya minta maaf.. karena sikap kasar saya pada istri Anda, tadi..." ucap Raya terdengar tulus, ia bisa menilai jika Raya sedang meletakkan gengsinya diurutan terbelakang-- karena mungkin disini Raya menghargainya sebagai majikan, tak lebih. Ya, Raya tak mungkin mengharapkan lebih, bukan?

"Sudahlah, jangan dibahas. Aku tahu Feli juga salah. Dia lebih dulu menarik rambutmu." katanya dengan tak enak hati.

Raya tertunduk, kemudian membungkuk untuk mengunci rem kursi roda.

"Pasti Tuan terkejut melihat sikap saya." gumam Raya hati-hati. Tapi, indera pendengarannya menerima sinyal suara yang pelan itu.

Ia tersenyum kecut. "Aku tidak terlalu terkejut." katanya, membuat Raya mengadah padanya dengan mata membulat dan ia tak mau melewatkan wajah Raya yang seperti itu.

"Maaf..." lirih Raya kemudian-- yang masih berada dihadapannya dengan posisi berjongkok. Membuat tangannya terasa ringan-- Ingin meraih dan membelai kepala Raya. Benar-benar sia lan!

Ia pun menggelengkan kepalanya perlahan. "Tidak, akulah yang minta maaf padamu mewakili istriku," jawabnya berusaha menahan keinginan, hingga ucapannya tercetus begitu saja tanpa dipikirkan.

-

Raya

"Tidak, akulah yang minta maaf padamu mewakili istriku,"

Ucapan Nev yang terdengar lembut itu tidak berhasil menenangkannya kali ini, karena kalimat Nev yang menyatakan tentang kata istriku, membuatnya terdiam sekaligus semakin menyadarkannya tentang status pria yang kini ada dihadapannya.

Ya, dia memang suami Feli dan Feli adalah istrinya...

Ia bangkit dan mencoba menetralkan perasaannya yang mendadak gundah.

"Tuan ingin saya bantu untuk mandi, atau Tuan bisa melakukannya sendiri?" tawarnya.

Nev diam, tidak menjawab. Nev terlihat memperhatikan gerak-geriknya yang jelas menghindari dari tatapan mata tegas dengan netra cokelat itu. Karena lagi-lagi, ucapan terakhir Nev sungguh membuatnya berpikir keras.

Apa ada yang salah dengan kata-katanya tadi? Kenapa perasaanku begini? Feli benar-benar istrinya kan? Tidak ada yang salah...

"Em...Tuan mandi sendiri saja ya, di shower box saja jadi bisa mandiri. Saya-saya siapkan baju gantinya saja. Ya, itu lebih baik... begitu saja..." katanya dengan suara parau dan penuh kebingungan.

Nev bergeming, malah menatapnya lekat--padahal, sekarang ia mulai salah tingkah dan tiba-tiba blank sendiri.

Ia tak tahu hendak melakukan apa, sedangkan tadi ia sudah jelas-jelas menawarkan untuk menyiapkan baju ganti Nev. Tapi sekarang apa?

Otaknya benar-benar buntu sampai tak tahu dimana letak ruangan ganti yang beberapa hari ini terus ia masuki.

Ia hanya mondar-mandir tak jelas seperti orang bodoh dan ia baru sadar setelah suara Nev menghentikannya.

"Ruang baju gantinya disana, Raya." kata Nev menunjuk dengan dagunya kearah walk in closet. Sepertinya Nev tahu jika ia kehilangan fokus sekarang.

Ia hanya menyengir melihat Nev tapi tiba-tiba Nev seakan mengunci pandangannya dan mencoba mencari sesuatu didalam matanya.

Nev seperti menelaah sesuatu dari jendela hati itu, mungkin Nev akan segera menemukannya sekarang karena ia tidak bisa mengalihkan tatapannya kearah manapun.

Kedua mata saling beradu dan ini adalah kali pertamanya bisa membalas sorot mata setajam elang milik Nev, biasanya ia akan selalu menghindar, tapi sekarang kenapa tak bisa?

"Apa kepalamu masih sakit?" suara Nev yang bertanya pun tak bisa menyadarkannya dari situasi ini, ia tak menjawab dan justru tenggelam dalam palung yang paling dalam--di kedalaman terdasar netra sang pria.

"Raya..."

Ia bahkan masih bisa mendengar Nev memanggilnya, tapi bibirnya kelu tidak bisa menjawab. Mungkin sekarang wajahnya benar-benar terlihat seperti orang bodoh.

Sampai sentuhan tangan Nev di tangannya berhasil menyadarkannya dari situasi akward yang sempat terjadi.

"Apa kepalamu masih sakit?" Nev mengulangi lagi kalimatnya sembari mengadah padanya dengan tangan yang sudah memegang pergelangan tangannya.

Ia hanya bisa menggeleng pelan--semakin terlihat bodoh, karena kini rasanya jantungnya telah melorot sampai ke perut.

...Bersambung ......

Jangan lupa Favorit, like, komentar, vote dan hadiah ❤️

Terpopuler

Comments

Jean Wonga

Jean Wonga

bgus hjar si feli rayaa...snang prmpuan bisa bela diri...jgn mau dtndas hy krn kmu pgsuh ...

2022-10-30

0

Me ☺

Me ☺

klo pen balas dendam tuh cari kelemahan nya dulu,ukur kemampuan nya jgn trlalu percaya diri yg ada malah merugikan diri sendiri, bo**h

2022-10-09

0

Tuya

Tuya

rayaa god job jangan lemah

2022-08-11

0

lihat semua
Episodes
1 1 - Prolog
2 2 - Kau tahu namaku?
3 3 - Ingin mengundurkan diri
4 4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5 5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6 6 - Bantu aku mandi!
7 7 - Kontrak
8 8 - Dikira istri
9 9 - Tidak berani menatap
10 10 - Jimmy yang tengil
11 11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12 12 - Perkelahian
13 13 - Menghindar
14 14 - Meminta kesempatan
15 15 - Latar belakang sang pengasuh
16 16 - Sang Pengacara Muda
17 17 - Keadaan jantung
18 18 - Membangunkannya
19 19 - Menyelidiki kehidupanku?
20 20 - Kecemburuan Feli
21 21 - Perusak suasana
22 22 - Temani aku makan!
23 23 - Terkena radiasi
24 24 - Cemburu?
25 25 - Tak punya alasan
26 26 - Menemui Papa Adrian
27 27 - Memasak untukmu
28 28 - Si Tuan Manja
29 29 - Meratapi kesalahannya
30 30 - Ku pikir aku menyukaimu
31 31 - Nasehat Nenek
32 32 - Night market
33 33 - Keputusan Nenek
34 34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35 35 - Perasaan yang tidak enak
36 36 - Pria yang menjadi gila
37 37 - Yang aku mau hanya Raya!
38 38 - Penyesalan yang terlambat
39 39 - Mencari keberadaanmu
40 40 - Mencari informasi
41 41 - Melamar pekerjaan baru
42 42 - Menjadi penguntit
43 43 - Gagal dan ditolak
44 44 - Siapa wanita itu?
45 45 - Persidangan
46 46 - Tidak bisa menolak
47 47 - Ada apa?
48 48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49 49 - Lebih dari rasa suka
50 50 - Jangan meneruskan perasaan
51 51 - Persiapan
52 52 - Galau
53 53 - Ambisi Reka
54 54 - Menyusun Rencana
55 55 - Menolong
56 56 - Tukar cincin
57 57 - Kecupan pertama
58 58 - Ternyata
59 59 - Cocoknya jadi menantu
60 60 - Ikrar talak
61 61 - Sebuah Paket
62 62 - Tawaran yang tak diduga
63 63 - Sudah resmi
64 64 - Dan terjadilah
65 65 - Sakit di awal
66 66 - Hadiah
67 67 - In Bali
68 68 - Villa
69 69 - Petualangan hari ini
70 70 - Trekking
71 71 - Maladewa
72 72 - Saling bercerita
73 73 - Kembali
74 74 - Mengetahui alasan
75 75 - Menjalani kehidupan baru
76 76 - Prilaku aneh
77 77 - Terlalu egois
78 78 - Mengecek keadaan
79 79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80 80 - Ditinggal pergi
81 81 - Mengidam
82 82 - My beautiful wife
83 83 - Bertemu wanita aneh
84 84 - Siapa Luisa?
85 85 - Pria asing
86 86 - Rumah Sakit
87 87 - Tidak pernah menduga
88 88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89 89 - Siapa yang terlibat?
90 90 - Meratapi
91 91 - Kedatangan Reka
92 92 - Terdoktrin?
93 93 - Menuntut hukuman yang pantas
94 94 - Khawatir
95 95 - Ketidaksempurnaan
96 96 - Menjadi lebih baik
97 97 - Menjadi saksi
98 98 - Hari bahagia sang Cassanova
99 99 - Hari peradilan
100 100 - Permintaan maaf
101 101 - Duka
102 102 - Datangnya Citra
103 103 - Percakapan dua wanita
104 104 - Tidak pernah menuntut
105 105 - London
106 106 - Berkeliling
107 107 - Ingin memiliki profesi
108 108 - Edisi jalan-jalan
109 109 - Manchester
110 110 - Menghancurkan ego
111 111 - Menemui Reka
112 112 - Merasakan perubahan
113 113 - Mencari info
114 114 - Rencana yang gagal
115 115 - Epilog
116 116 - Ekstra Part 1
117 117 - Ekstra Part 2
118 118 - Ekstra Part 3
119 119
120 120
121 SEASON II - Anak nakal
122 SEASON II - Sekolah
123 SEASON II - Pedekate
124 SEASON II - Mengantar
125 SEASON II - Lupa
126 SEASON II - Kabar Kepulangan
127 SEASON II - Dijemput
128 SEASON II - Bandara
129 SEASON II - Perasaan yang berubah
130 SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131 SEASON II - Jadi pacar gue!
132 SEASON II - Cewek yang kamu suka
133 SEASON II - Pulang bersamamu
134 SEASON II - Berkemah
135 SEASON II - Berkemah 2
136 SEASON II - Ikut campur (lagi)
137 SEASON II - Merasa Kehilangan
138 SEASON II - Vonis
139 SEASON II - Menjenguk
140 SEASON II - Kepindahan
141 SEASON II - Kehidupan baru
142 SEASON II - Kelulusan
143 SEASON II - Membahas pertunangan
144 SEASON II - Sikap Dingin
145 SEASON II - Kecemburuan
146 SEASON II - Ingin Melepaskan
147 SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148 SEASON II - Pikirkan secara matang
149 SEASON II - Merawat kamu
150 SEASON II - Sikap yang berbeda
151 SEASON II - Aku sudah bertunangan
152 SEASON II - Sebuah keputusan
153 SEASON II - Penawaran Zack
154 SEASON II - Nasehat Mama
155 SEASON II - Sebuah titipan
156 SEASON II - Hari Pernikahan
157 SEASON II - Belajar menjadi istri
158 SEASON II - Saling Jail
159 SEASON II - Status baru
160 SEASON II - Berlagak tak mengenal
161 SEASON II - Semuanya telah berubah
162 SEASON II - Masih sama
163 SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164 SEASON II - Datang Menjemput
165 SEASON II - Kita
166 SEASON II - Tak romantis
167 SEASON II - Kunjungan
168 SEASON II - Berpacaran
169 SEASON II - Hari Terakhir
170 SEASON II - Menghabiskan Waktu
171 SEASON II - Mengantar kepulangan
172 SEASON II - Kabar baik dan buruk
173 SEASON II - Arti mencintai
174 SEASON II - Merindumu
175 SEASON II - Terpesona
176 SEASON II - Mulai terbuka
177 SEASON II - Bertemu lagi
178 SEASON II - Menjebak
179 SEASON II - Ketakutan
180 SEASON II - Berita terbaru
181 SEASON II - Pertemuan keluarga
182 SEASON II - Sebuah kejutan
183 SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184 SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185 SEASON II - Selepas kata SAH
186 SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187 SEASON II - Setelah bersama
188 SEASON II - Hadiah pernikahan
189 SEASON II - Part Ending
190 BLURB ABRINE
191 PROMO
Episodes

Updated 191 Episodes

1
1 - Prolog
2
2 - Kau tahu namaku?
3
3 - Ingin mengundurkan diri
4
4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5
5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6
6 - Bantu aku mandi!
7
7 - Kontrak
8
8 - Dikira istri
9
9 - Tidak berani menatap
10
10 - Jimmy yang tengil
11
11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12
12 - Perkelahian
13
13 - Menghindar
14
14 - Meminta kesempatan
15
15 - Latar belakang sang pengasuh
16
16 - Sang Pengacara Muda
17
17 - Keadaan jantung
18
18 - Membangunkannya
19
19 - Menyelidiki kehidupanku?
20
20 - Kecemburuan Feli
21
21 - Perusak suasana
22
22 - Temani aku makan!
23
23 - Terkena radiasi
24
24 - Cemburu?
25
25 - Tak punya alasan
26
26 - Menemui Papa Adrian
27
27 - Memasak untukmu
28
28 - Si Tuan Manja
29
29 - Meratapi kesalahannya
30
30 - Ku pikir aku menyukaimu
31
31 - Nasehat Nenek
32
32 - Night market
33
33 - Keputusan Nenek
34
34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35
35 - Perasaan yang tidak enak
36
36 - Pria yang menjadi gila
37
37 - Yang aku mau hanya Raya!
38
38 - Penyesalan yang terlambat
39
39 - Mencari keberadaanmu
40
40 - Mencari informasi
41
41 - Melamar pekerjaan baru
42
42 - Menjadi penguntit
43
43 - Gagal dan ditolak
44
44 - Siapa wanita itu?
45
45 - Persidangan
46
46 - Tidak bisa menolak
47
47 - Ada apa?
48
48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49
49 - Lebih dari rasa suka
50
50 - Jangan meneruskan perasaan
51
51 - Persiapan
52
52 - Galau
53
53 - Ambisi Reka
54
54 - Menyusun Rencana
55
55 - Menolong
56
56 - Tukar cincin
57
57 - Kecupan pertama
58
58 - Ternyata
59
59 - Cocoknya jadi menantu
60
60 - Ikrar talak
61
61 - Sebuah Paket
62
62 - Tawaran yang tak diduga
63
63 - Sudah resmi
64
64 - Dan terjadilah
65
65 - Sakit di awal
66
66 - Hadiah
67
67 - In Bali
68
68 - Villa
69
69 - Petualangan hari ini
70
70 - Trekking
71
71 - Maladewa
72
72 - Saling bercerita
73
73 - Kembali
74
74 - Mengetahui alasan
75
75 - Menjalani kehidupan baru
76
76 - Prilaku aneh
77
77 - Terlalu egois
78
78 - Mengecek keadaan
79
79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80
80 - Ditinggal pergi
81
81 - Mengidam
82
82 - My beautiful wife
83
83 - Bertemu wanita aneh
84
84 - Siapa Luisa?
85
85 - Pria asing
86
86 - Rumah Sakit
87
87 - Tidak pernah menduga
88
88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89
89 - Siapa yang terlibat?
90
90 - Meratapi
91
91 - Kedatangan Reka
92
92 - Terdoktrin?
93
93 - Menuntut hukuman yang pantas
94
94 - Khawatir
95
95 - Ketidaksempurnaan
96
96 - Menjadi lebih baik
97
97 - Menjadi saksi
98
98 - Hari bahagia sang Cassanova
99
99 - Hari peradilan
100
100 - Permintaan maaf
101
101 - Duka
102
102 - Datangnya Citra
103
103 - Percakapan dua wanita
104
104 - Tidak pernah menuntut
105
105 - London
106
106 - Berkeliling
107
107 - Ingin memiliki profesi
108
108 - Edisi jalan-jalan
109
109 - Manchester
110
110 - Menghancurkan ego
111
111 - Menemui Reka
112
112 - Merasakan perubahan
113
113 - Mencari info
114
114 - Rencana yang gagal
115
115 - Epilog
116
116 - Ekstra Part 1
117
117 - Ekstra Part 2
118
118 - Ekstra Part 3
119
119
120
120
121
SEASON II - Anak nakal
122
SEASON II - Sekolah
123
SEASON II - Pedekate
124
SEASON II - Mengantar
125
SEASON II - Lupa
126
SEASON II - Kabar Kepulangan
127
SEASON II - Dijemput
128
SEASON II - Bandara
129
SEASON II - Perasaan yang berubah
130
SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131
SEASON II - Jadi pacar gue!
132
SEASON II - Cewek yang kamu suka
133
SEASON II - Pulang bersamamu
134
SEASON II - Berkemah
135
SEASON II - Berkemah 2
136
SEASON II - Ikut campur (lagi)
137
SEASON II - Merasa Kehilangan
138
SEASON II - Vonis
139
SEASON II - Menjenguk
140
SEASON II - Kepindahan
141
SEASON II - Kehidupan baru
142
SEASON II - Kelulusan
143
SEASON II - Membahas pertunangan
144
SEASON II - Sikap Dingin
145
SEASON II - Kecemburuan
146
SEASON II - Ingin Melepaskan
147
SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148
SEASON II - Pikirkan secara matang
149
SEASON II - Merawat kamu
150
SEASON II - Sikap yang berbeda
151
SEASON II - Aku sudah bertunangan
152
SEASON II - Sebuah keputusan
153
SEASON II - Penawaran Zack
154
SEASON II - Nasehat Mama
155
SEASON II - Sebuah titipan
156
SEASON II - Hari Pernikahan
157
SEASON II - Belajar menjadi istri
158
SEASON II - Saling Jail
159
SEASON II - Status baru
160
SEASON II - Berlagak tak mengenal
161
SEASON II - Semuanya telah berubah
162
SEASON II - Masih sama
163
SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164
SEASON II - Datang Menjemput
165
SEASON II - Kita
166
SEASON II - Tak romantis
167
SEASON II - Kunjungan
168
SEASON II - Berpacaran
169
SEASON II - Hari Terakhir
170
SEASON II - Menghabiskan Waktu
171
SEASON II - Mengantar kepulangan
172
SEASON II - Kabar baik dan buruk
173
SEASON II - Arti mencintai
174
SEASON II - Merindumu
175
SEASON II - Terpesona
176
SEASON II - Mulai terbuka
177
SEASON II - Bertemu lagi
178
SEASON II - Menjebak
179
SEASON II - Ketakutan
180
SEASON II - Berita terbaru
181
SEASON II - Pertemuan keluarga
182
SEASON II - Sebuah kejutan
183
SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184
SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185
SEASON II - Selepas kata SAH
186
SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187
SEASON II - Setelah bersama
188
SEASON II - Hadiah pernikahan
189
SEASON II - Part Ending
190
BLURB ABRINE
191
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!