6 - Bantu aku mandi!

Raya benar-benar memacu mobil Nev menuju Rumah Sakit tempat dimana sang Mama dirawat.

Raya menjenguk Mamanya yang masih terbaring lemah.

"Ma, maaf ya...Raya gak bisa nemenin Mama disini 24 jam. Raya harus kerja, Ma." ucap Raya pada wanita paruh baya yang tergeletak lemah di ranjang pasien itu.

Sebelumnya Raya sudah mengatakan pada Sang Mama jika dia bekerja ditempat Feli, tapi dia tidak mengatakan jika dia bekerja sebagai pengasuh karena takut itu menjadi beban pikiran untuk Mamanya yang sedang sakit.

"Iya, gak apa-apa, Nak. Gimana kabar Feli?" tanya Sahara, Mama Raya.

"Feli...dia sehat kok, Ma." jawab Raya.

"Syukurlah, kamu betah dengan pekerjaannya sayang?" tanya Sahara.

Raya mengangguk berulang, walaupun sebenarnya ia sendiri tidak tahu apakah betah atau tidak dengan pekerjaannya sebagai seorang pengasuh, tapi ini adalah keputusannya untuk mendapat penghasilan, mau tak mau ia harus menjalani ini karena selepas kondisi Mamanya membaik, ia juga harus mencarikan Mama sebuah kontrakan untuk tempat tinggal.

"Maafkan Mama dan Papa ya, sayang. Jadi merepotkan kamu." ucap Sahara dengan wajah sendu.

"Ma... jangan memikirkan hal itu, ini adalah tanggung jawab Raya sebagai anak Mama satu-satunya. Mama harus sehat, jangan mikirin hal yang berat. Oke?"

Sahara menggangguk. "Tapi, Gimana sama Papa..."

"Soal Papa...Mama sabar dulu ya, Raya lagi coba cari pengacara untuk urus kasus Papa. Mama berdoa aja untuk Papa. Doa istri kan mujarab," ucap Raya memaksakan diri untuk tersenyum didepan Sahara.

Sahara ikut tersenyum dan tangannya terulur untuk membelai lembut pipi sang putri.

Setelah melihat keadaan Mamanya dan puas mengobrol, Raya pamit undur diri dari hadapan Sahara karena ia harus kembali ke kantor Nev untuk menjemput pria itu.

"Kalau Raya gak sibuk, Raya pasti bakal kesini, Ma. Mama sehat-sehat ya, jangan banyak pikiran." Raya mengecup kedua pipi Sahara, kemudian beranjak pergi.

Sesampainya di kantor Nev, Raya bingung sendiri harus menunggu Nev didalam mobil atau menunggu di luar.

Karena Raya merasa haus, ia keluar dari mobil dan membeli air mineral di sebuah Mini Market terdekat.

Saat Raya kembali ke mobil, ia sudah melihat Nev yang menunggunya bersama seorang Security yang terlihat mendorong kursi rodanya.

"Dari mana?" sapa Nev datar seperti biasanya.

Raya menunjukkan air mineralnya sebagai jawaban.

"Lain kali masuk ke dalam saja. Kau bisa minum di pantry." kata Nev sambil memberi isyarat agar security itu membantunya masuk kedalam mobil.

Raya hanya bisa mengangguk dan langsung mengambil posisi dibalik kemudi.

Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan. Raya tidak tahu harus memulai bicara darimana dan Nev juga tampak memandang ke jalanan saja melalui jendela mobil.

"Bagaimana keadaan Mamamu?" tanya Nev tanpa mengalihkan atensi nya dari jalanan yang dipadati kendaraan.

"Mama sudah mulai membaik..." jawab Raya pelan.

"Syukurlah," ucap Nev.

Kemudian hening kembali terjadi diantara mereka. Hanya terdengar suara hiruk- pikuk jalanan dan klakson dari pengendara yang tak sabaran ketika lampu lalu lintas berubah menjadi warna hijau.

"Raya..." tiba-tiba Nev bersuara kembali untuk memanggil wanita yang fokus mengemudi disebelahnya itu.

"Ya?" jawab Raya.

"Boleh aku tahu kenapa kau menerima tawaran Feli untuk mengasuhku? Apa kau benar-benar membutuhkan uang?" tanya Nev.

Raya tidak mau munafik, dia mengangguki pertanyaan Nev. "Ya, saya butuh uang, Tuan." jawabnya.

"Hanya itu?"

Raya kembali mengangguk.

"Lalu, apa jika Feli memintamu melakukan hal buruk, kau akan menurutinya juga demi mendapatkan uang?" tanya Nev penuh selidik.

"Maksudnya, Tuan?" Raya mengernyit.

"Ya, ku pikir kau sangat membutuhkan uang, jika saja Feli memintamu melakukan hal yang diluar nalar, apa kau mau menurutinya?" tanya Nev.

Sudut bibir Raya tertarik, melengkung membentuk senyuman kecil.

"Saya memang membutuhkan uang, tapi saya masih bisa berpikir jernih, Tuan. Kalau saya ingin melakukan hal diluar nalar untuk mendapatkan uang, saya tidak perlu menjadi pengasuh Anda," jawabnya.

"Mungkin saya bisa menjual diri, misalnya." sambung Raya.

Nev menoleh demi menatap wajah Raya yang mengucapkan hal itu secara gamblang.

"What?" ucap Nev syok.

Raya terkekeh pelan melihat reaksi berlebihan dari Nev.

"Ya, tadi kan, Anda bilang saya akan melakukan hal diluar nalar. Bukankah menjual diri itu juga termasuk? Lebih baik saya melakukan itu dan merugikan diri saya sendiri daripada menuruti Feli lalu berdampak merugikan orang lain. Saya tidak mau kesusahan saya membuat orang lain ikut susah." kata Raya tenang.

Nev sangat terkesima dengan jawaban Raya yang bijak, tapi bukan berarti dia mendukung kata-kata Raya tentang 'menjual diri' itu.

"Jadi, kau dan Feli benar-benar tidak akur?" tanya Nev.

"Begitulah, walaupun dulu tidak seperti itu." jawab Raya tetap tenang.

Nev menganggukkan kepalanya berulang.

"Apa yang menyebabkan hubungan kalian renggang? Ku pikir kalian saling mengenal satu sama lain sejak lama." ucap Nev mencoba menerka situasi.

"Ya, Feli kawan kecil saya, Tuan. Saya tidak tahu kenapa dia bersikap begitu sekarang. Tapi, saya tidak mau diatur olehnya.. sekalipun sekarang dia yang menggaji saya."

"No...Aku yang menggajimu, semua uang itu berasal dariku." jawab Nev pede.

Raya terkekeh lagi. Membuat Nev ikut tersenyum.

"Jika begitu, bolehkah saya hanya menurut pada Anda saja dan tidak pada Feli?" tanya Raya memberanikan diri.

Nev mengangkat bahu. "Of course, yes..." ucapnya.

"Benarkah?" tanya Raya tak percaya.

"Ya, tapi...apa kau benar-benar bisa ku percaya?" tanya Nev tak acuh.

Raya mengangguk yakin secara berulang-ulang dan Nev kembali menyunggingkan senyum melihatnya.

 -

Kepulangan Raya dan Nev sore ini disambut oleh wajah Feli yang cemberut.

"Raya, aku mau bicara denganmu." kata Feli to the point.

"Oke, soal apa?" tanya Raya -- memasuki rumah sembari mendorong kursi roda Nev.

Feli melirik Nev sekejap dan dia mulai bersuara kembali.

"Berdua saja, kita berdua." katanya menekankan.

"Antar aku ke kamar saja, Raya." selah Nev yang mengerti maksud ucapan Feli.

"Aku akan mengantar Tuan Nev dulu, setelah itu kita akan bicara." kata Raya pada Feli-- lalu ia bergerak mendorong kursi roda Nev menuju Lift.

Sesampainya dikamar, Nev memperhatikan Raya yang mulai sibuk meletakkan tas kerja Nev diatas meja. Raya pun membantu Nev membuka jas-nya.

Kegiatan itu tak luput dari perhatian Nev, pria itu terus memperhatikan gerakan Raya yang cekatan dan tidak banyak bicara.

"Apa anda ingin mandi, Tuan?" tanya Raya yang baru selesai menggantung Jas Nev disebuah standing hook (gantungan berdiri) yang ada disudut ruangan.

"Boleh," ucap Nev singkat, namun pandangannya tak lepas daripada Raya.

Raya pun gegas memasuki kamar mandi dan mengatur suhu air di bathub seperti biasanya.

Raya kembali memasuki kamar dan Nev terus saja memandanginya dengan tatapan aneh yang membuatnya grogi.

"Tuan, air mandinya sudah siap," kata Raya.

Nev mengangguk. "Bisakah kau membantuku melepas ini?" Nev menunjuk ke arah dasinya sendiri.

Raya bergerak mendekat ke arah Nev dan membuat Nev menahan nafasnya, pria itu ingin memastikan sesuatu jika berada didekat Raya lagi.

Raya sedikit berjongkok untuk mencapai posisi Nev yang terduduk di kursi roda, kemudian dia membantu membuka dasi Nev tanpa banyak protes.

"Kenapa kau selalu banyak diam? Apa kau memang seperti ini?" tanya Nev pada Raya dengan menatapnya lekat-lekat dari jarak yang cukup dekat.

Sementara Raya, seperti biasanya, dia tidak akan berani membalas tatapan mata kecoklatan milik Nev. Dia fokus membuka simpul dasi Nev.

"Sa-saya me-memang seperti ini." jawab Raya menundukkan pandangan, sialnya suaranya terdengar bergetar dan tergagap. Astaga...

Demi menghilangkan kegugupannya karena berada dalam jarak dekat dengan Nev dan untuk menghindari tatapan Nev, Raya pun kembali bersuara.

"Sudah selesai, Tuan." ucap Raya menunjukkan dasi Nev yang telah terlepas dan kini berada ditangannya.

Raya langsung beranjak untuk menghindar dari Nev, tapi suara Nev kembali terdengar.

"Bantu aku mandi, Raya." ucap Nev dengan nada terendah, membuat Raya yang sudah berdiri membelakangi Nev harus memejamkan mata sejenak untuk menetralkan detak jantungnya sendiri.

...Bersambung .......

Jangan lupa Favorit, like, komentar, vote dan hadiah ❤️

Terpopuler

Comments

Diana Budhiarti

Diana Budhiarti

mhmmm ...modus ga nih

2023-02-26

1

Sang

Sang

kak othor, seriusan tanya nih, kalo jual diri tuh pakai satuan kg atau satuan gram ya, apa pakai satuan cm ?? 🤔🤔🤔

2023-01-03

2

???

???

hm hm.. 😌😅

2022-10-09

0

lihat semua
Episodes
1 1 - Prolog
2 2 - Kau tahu namaku?
3 3 - Ingin mengundurkan diri
4 4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5 5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6 6 - Bantu aku mandi!
7 7 - Kontrak
8 8 - Dikira istri
9 9 - Tidak berani menatap
10 10 - Jimmy yang tengil
11 11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12 12 - Perkelahian
13 13 - Menghindar
14 14 - Meminta kesempatan
15 15 - Latar belakang sang pengasuh
16 16 - Sang Pengacara Muda
17 17 - Keadaan jantung
18 18 - Membangunkannya
19 19 - Menyelidiki kehidupanku?
20 20 - Kecemburuan Feli
21 21 - Perusak suasana
22 22 - Temani aku makan!
23 23 - Terkena radiasi
24 24 - Cemburu?
25 25 - Tak punya alasan
26 26 - Menemui Papa Adrian
27 27 - Memasak untukmu
28 28 - Si Tuan Manja
29 29 - Meratapi kesalahannya
30 30 - Ku pikir aku menyukaimu
31 31 - Nasehat Nenek
32 32 - Night market
33 33 - Keputusan Nenek
34 34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35 35 - Perasaan yang tidak enak
36 36 - Pria yang menjadi gila
37 37 - Yang aku mau hanya Raya!
38 38 - Penyesalan yang terlambat
39 39 - Mencari keberadaanmu
40 40 - Mencari informasi
41 41 - Melamar pekerjaan baru
42 42 - Menjadi penguntit
43 43 - Gagal dan ditolak
44 44 - Siapa wanita itu?
45 45 - Persidangan
46 46 - Tidak bisa menolak
47 47 - Ada apa?
48 48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49 49 - Lebih dari rasa suka
50 50 - Jangan meneruskan perasaan
51 51 - Persiapan
52 52 - Galau
53 53 - Ambisi Reka
54 54 - Menyusun Rencana
55 55 - Menolong
56 56 - Tukar cincin
57 57 - Kecupan pertama
58 58 - Ternyata
59 59 - Cocoknya jadi menantu
60 60 - Ikrar talak
61 61 - Sebuah Paket
62 62 - Tawaran yang tak diduga
63 63 - Sudah resmi
64 64 - Dan terjadilah
65 65 - Sakit di awal
66 66 - Hadiah
67 67 - In Bali
68 68 - Villa
69 69 - Petualangan hari ini
70 70 - Trekking
71 71 - Maladewa
72 72 - Saling bercerita
73 73 - Kembali
74 74 - Mengetahui alasan
75 75 - Menjalani kehidupan baru
76 76 - Prilaku aneh
77 77 - Terlalu egois
78 78 - Mengecek keadaan
79 79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80 80 - Ditinggal pergi
81 81 - Mengidam
82 82 - My beautiful wife
83 83 - Bertemu wanita aneh
84 84 - Siapa Luisa?
85 85 - Pria asing
86 86 - Rumah Sakit
87 87 - Tidak pernah menduga
88 88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89 89 - Siapa yang terlibat?
90 90 - Meratapi
91 91 - Kedatangan Reka
92 92 - Terdoktrin?
93 93 - Menuntut hukuman yang pantas
94 94 - Khawatir
95 95 - Ketidaksempurnaan
96 96 - Menjadi lebih baik
97 97 - Menjadi saksi
98 98 - Hari bahagia sang Cassanova
99 99 - Hari peradilan
100 100 - Permintaan maaf
101 101 - Duka
102 102 - Datangnya Citra
103 103 - Percakapan dua wanita
104 104 - Tidak pernah menuntut
105 105 - London
106 106 - Berkeliling
107 107 - Ingin memiliki profesi
108 108 - Edisi jalan-jalan
109 109 - Manchester
110 110 - Menghancurkan ego
111 111 - Menemui Reka
112 112 - Merasakan perubahan
113 113 - Mencari info
114 114 - Rencana yang gagal
115 115 - Epilog
116 116 - Ekstra Part 1
117 117 - Ekstra Part 2
118 118 - Ekstra Part 3
119 119
120 120
121 SEASON II - Anak nakal
122 SEASON II - Sekolah
123 SEASON II - Pedekate
124 SEASON II - Mengantar
125 SEASON II - Lupa
126 SEASON II - Kabar Kepulangan
127 SEASON II - Dijemput
128 SEASON II - Bandara
129 SEASON II - Perasaan yang berubah
130 SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131 SEASON II - Jadi pacar gue!
132 SEASON II - Cewek yang kamu suka
133 SEASON II - Pulang bersamamu
134 SEASON II - Berkemah
135 SEASON II - Berkemah 2
136 SEASON II - Ikut campur (lagi)
137 SEASON II - Merasa Kehilangan
138 SEASON II - Vonis
139 SEASON II - Menjenguk
140 SEASON II - Kepindahan
141 SEASON II - Kehidupan baru
142 SEASON II - Kelulusan
143 SEASON II - Membahas pertunangan
144 SEASON II - Sikap Dingin
145 SEASON II - Kecemburuan
146 SEASON II - Ingin Melepaskan
147 SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148 SEASON II - Pikirkan secara matang
149 SEASON II - Merawat kamu
150 SEASON II - Sikap yang berbeda
151 SEASON II - Aku sudah bertunangan
152 SEASON II - Sebuah keputusan
153 SEASON II - Penawaran Zack
154 SEASON II - Nasehat Mama
155 SEASON II - Sebuah titipan
156 SEASON II - Hari Pernikahan
157 SEASON II - Belajar menjadi istri
158 SEASON II - Saling Jail
159 SEASON II - Status baru
160 SEASON II - Berlagak tak mengenal
161 SEASON II - Semuanya telah berubah
162 SEASON II - Masih sama
163 SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164 SEASON II - Datang Menjemput
165 SEASON II - Kita
166 SEASON II - Tak romantis
167 SEASON II - Kunjungan
168 SEASON II - Berpacaran
169 SEASON II - Hari Terakhir
170 SEASON II - Menghabiskan Waktu
171 SEASON II - Mengantar kepulangan
172 SEASON II - Kabar baik dan buruk
173 SEASON II - Arti mencintai
174 SEASON II - Merindumu
175 SEASON II - Terpesona
176 SEASON II - Mulai terbuka
177 SEASON II - Bertemu lagi
178 SEASON II - Menjebak
179 SEASON II - Ketakutan
180 SEASON II - Berita terbaru
181 SEASON II - Pertemuan keluarga
182 SEASON II - Sebuah kejutan
183 SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184 SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185 SEASON II - Selepas kata SAH
186 SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187 SEASON II - Setelah bersama
188 SEASON II - Hadiah pernikahan
189 SEASON II - Part Ending
190 BLURB ABRINE
191 PROMO
Episodes

Updated 191 Episodes

1
1 - Prolog
2
2 - Kau tahu namaku?
3
3 - Ingin mengundurkan diri
4
4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5
5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6
6 - Bantu aku mandi!
7
7 - Kontrak
8
8 - Dikira istri
9
9 - Tidak berani menatap
10
10 - Jimmy yang tengil
11
11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12
12 - Perkelahian
13
13 - Menghindar
14
14 - Meminta kesempatan
15
15 - Latar belakang sang pengasuh
16
16 - Sang Pengacara Muda
17
17 - Keadaan jantung
18
18 - Membangunkannya
19
19 - Menyelidiki kehidupanku?
20
20 - Kecemburuan Feli
21
21 - Perusak suasana
22
22 - Temani aku makan!
23
23 - Terkena radiasi
24
24 - Cemburu?
25
25 - Tak punya alasan
26
26 - Menemui Papa Adrian
27
27 - Memasak untukmu
28
28 - Si Tuan Manja
29
29 - Meratapi kesalahannya
30
30 - Ku pikir aku menyukaimu
31
31 - Nasehat Nenek
32
32 - Night market
33
33 - Keputusan Nenek
34
34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35
35 - Perasaan yang tidak enak
36
36 - Pria yang menjadi gila
37
37 - Yang aku mau hanya Raya!
38
38 - Penyesalan yang terlambat
39
39 - Mencari keberadaanmu
40
40 - Mencari informasi
41
41 - Melamar pekerjaan baru
42
42 - Menjadi penguntit
43
43 - Gagal dan ditolak
44
44 - Siapa wanita itu?
45
45 - Persidangan
46
46 - Tidak bisa menolak
47
47 - Ada apa?
48
48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49
49 - Lebih dari rasa suka
50
50 - Jangan meneruskan perasaan
51
51 - Persiapan
52
52 - Galau
53
53 - Ambisi Reka
54
54 - Menyusun Rencana
55
55 - Menolong
56
56 - Tukar cincin
57
57 - Kecupan pertama
58
58 - Ternyata
59
59 - Cocoknya jadi menantu
60
60 - Ikrar talak
61
61 - Sebuah Paket
62
62 - Tawaran yang tak diduga
63
63 - Sudah resmi
64
64 - Dan terjadilah
65
65 - Sakit di awal
66
66 - Hadiah
67
67 - In Bali
68
68 - Villa
69
69 - Petualangan hari ini
70
70 - Trekking
71
71 - Maladewa
72
72 - Saling bercerita
73
73 - Kembali
74
74 - Mengetahui alasan
75
75 - Menjalani kehidupan baru
76
76 - Prilaku aneh
77
77 - Terlalu egois
78
78 - Mengecek keadaan
79
79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80
80 - Ditinggal pergi
81
81 - Mengidam
82
82 - My beautiful wife
83
83 - Bertemu wanita aneh
84
84 - Siapa Luisa?
85
85 - Pria asing
86
86 - Rumah Sakit
87
87 - Tidak pernah menduga
88
88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89
89 - Siapa yang terlibat?
90
90 - Meratapi
91
91 - Kedatangan Reka
92
92 - Terdoktrin?
93
93 - Menuntut hukuman yang pantas
94
94 - Khawatir
95
95 - Ketidaksempurnaan
96
96 - Menjadi lebih baik
97
97 - Menjadi saksi
98
98 - Hari bahagia sang Cassanova
99
99 - Hari peradilan
100
100 - Permintaan maaf
101
101 - Duka
102
102 - Datangnya Citra
103
103 - Percakapan dua wanita
104
104 - Tidak pernah menuntut
105
105 - London
106
106 - Berkeliling
107
107 - Ingin memiliki profesi
108
108 - Edisi jalan-jalan
109
109 - Manchester
110
110 - Menghancurkan ego
111
111 - Menemui Reka
112
112 - Merasakan perubahan
113
113 - Mencari info
114
114 - Rencana yang gagal
115
115 - Epilog
116
116 - Ekstra Part 1
117
117 - Ekstra Part 2
118
118 - Ekstra Part 3
119
119
120
120
121
SEASON II - Anak nakal
122
SEASON II - Sekolah
123
SEASON II - Pedekate
124
SEASON II - Mengantar
125
SEASON II - Lupa
126
SEASON II - Kabar Kepulangan
127
SEASON II - Dijemput
128
SEASON II - Bandara
129
SEASON II - Perasaan yang berubah
130
SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131
SEASON II - Jadi pacar gue!
132
SEASON II - Cewek yang kamu suka
133
SEASON II - Pulang bersamamu
134
SEASON II - Berkemah
135
SEASON II - Berkemah 2
136
SEASON II - Ikut campur (lagi)
137
SEASON II - Merasa Kehilangan
138
SEASON II - Vonis
139
SEASON II - Menjenguk
140
SEASON II - Kepindahan
141
SEASON II - Kehidupan baru
142
SEASON II - Kelulusan
143
SEASON II - Membahas pertunangan
144
SEASON II - Sikap Dingin
145
SEASON II - Kecemburuan
146
SEASON II - Ingin Melepaskan
147
SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148
SEASON II - Pikirkan secara matang
149
SEASON II - Merawat kamu
150
SEASON II - Sikap yang berbeda
151
SEASON II - Aku sudah bertunangan
152
SEASON II - Sebuah keputusan
153
SEASON II - Penawaran Zack
154
SEASON II - Nasehat Mama
155
SEASON II - Sebuah titipan
156
SEASON II - Hari Pernikahan
157
SEASON II - Belajar menjadi istri
158
SEASON II - Saling Jail
159
SEASON II - Status baru
160
SEASON II - Berlagak tak mengenal
161
SEASON II - Semuanya telah berubah
162
SEASON II - Masih sama
163
SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164
SEASON II - Datang Menjemput
165
SEASON II - Kita
166
SEASON II - Tak romantis
167
SEASON II - Kunjungan
168
SEASON II - Berpacaran
169
SEASON II - Hari Terakhir
170
SEASON II - Menghabiskan Waktu
171
SEASON II - Mengantar kepulangan
172
SEASON II - Kabar baik dan buruk
173
SEASON II - Arti mencintai
174
SEASON II - Merindumu
175
SEASON II - Terpesona
176
SEASON II - Mulai terbuka
177
SEASON II - Bertemu lagi
178
SEASON II - Menjebak
179
SEASON II - Ketakutan
180
SEASON II - Berita terbaru
181
SEASON II - Pertemuan keluarga
182
SEASON II - Sebuah kejutan
183
SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184
SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185
SEASON II - Selepas kata SAH
186
SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187
SEASON II - Setelah bersama
188
SEASON II - Hadiah pernikahan
189
SEASON II - Part Ending
190
BLURB ABRINE
191
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!