14 - Meminta kesempatan

Pagi menjelang, seperti biasa Nev sudah siap dengan setelan yang dipilihkan oleh Raya. Raya mendorong kursi rodanya menuju ruang makan karena dipagi hari Nev selalu mencoba bersikap biasa--layaknya sebuah keluarga bersama Feli dengan memulai hari dengan sarapan bersama-sama.

Raya meninggalkan Nev dan Feli-- yang sudah lebih dulu berada di ruang makan itu. Raya beranjak menuju dapur seperti biasa lalu berkumpul dengan para ART yang sudah mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing di dapur.

Nev menghabiskan makanannya tanpa banyak kata walaupun sejak tadi Feli terlihat memperhatikannya dalam diam.

"Nev," panggil Feli.

"Ya?" Nev melirik Feli sekilas dan menyeruput kopinya yang masih mengepulkan asap panas.

"Nev, aku sudah memutuskan untuk memperbaiki hubungan kita, tolong beri aku kesempatan, Nev." ujar Feli memohon.

Nev meletakkan cangkir kopinya kemudian berujar dengan nada yang sangat dingin.

"Jangan memulai hari dengan pembahasan seperti ini. Aku tidak mau kehilangan mood-ku" katanya.

Feli menghirup nafas dalam-dalam.

"Ini tentang rumah tangga kita, sayang. Tidak bisakah kamu memberi aku kesempatan lagi? Apa kamu memang tidak mau memperbaikinya?" lirih Feli.

Nev memutar bola matanya, malas menjawab ucapan Feli yang akan selalu berakhir dengan pertengkaran diantara mereka.

-

Feli

"Sayang, katakan apa yang kamu inginkan? Aku akan berusaha menurutinya," katanya sembari mengguncang pelan lengan Nev yang berada diatas meja.

Nev menatapnya dengan sinis. "Kau yakin akan menuruti keinginanku?" tanya Nev tak acuh.

Ia mengangguk berulang.

"Kalau begitu, bisakah kau mengaku didepanku tentang semua perbuatan kotormu?" sindir Nev dengan enteng.

Ia terbengong dengan mulut yang sedikit terbuka karena tidak pernah menyangka Nev akan berkata seperti ini, ia pikir Nev akan menyerah setelah dua tahun ini tak berhasil menemukan apa-apa terkait tindak kriminal yang dilakukannya.

"Nev, kenapa kau selalu mengait-ngaitkan aku dengan semua yang terjadi pada hidupmu? Harus berapa kali aku mengatakan jika aku tidak ada kaitannya dengan kecelakaanmu!" protesnya dengan intonasi marah membuat Nev tersenyum masam padanya.

"Oke, fine... berarti tidak ada kesempatan untukmu." jawab Nev lalu mendorong kursi roda sendiri agar menjauh dari letak meja makan.

"Nev..." teriaknya, dia merasa belum selesai membahas topik ini dengan Nev, selalu berakhir dengan pertengkaran, kecurigaan dan akhirnya masalah tidak selesai.

Ia mengejar Nev yang masih berada disudut ruangan. Ia menghentikan kepergian Nev dengan menahan handle kursi roda.

"Nev, ku mohon..." lirihnya.

Nev menatapnya sekilas.

"Kau pikir aku tidak tahu apa yang terjadi? Kau pikir selama ini aku hanya mengira-ngira saja dan menuduhmu tanpa bukti?" ucap Nev dingin.

Ia mengernyit, tapi didetik yang sama ia juga merasa ucapan Nev sangat mengintimidasinya.

"Nev, apa maksudmu?" tanyanya tak mengerti.

"Kau pikir, dengan kau yang masih berdiri dirumahku sekarang karena apa, Fel? Itu karena aku sudah mencoba memberimu kesempatan.."

"Tapi,..."

"Kau bisa saja menyembunyikan semua itu dariku, Fel. Kau pikir aku sebodoh itu?Kau mengira aku benar-benar tidak tahu sepak terjangmu? Kau salah besar, Felisadira!!" Kata Nev sembari mendengkus kasar.

Ia membeku ditempatnya, ia tahu pasti jika Nev sudah menyebutkan nama panjangnya, berarti Nev benar-benar marah padanya. Dan memiliki kartu as-nya.

Apa Nev benar-benar sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi? Lalu kenapa Nev bersikap seolah tak tahu selama ini??

"Nev, jelaskan apa maksudmu? Memangnya kau sudah punya bukti yang mengarah padaku?" tanyanya dengan hati-hati sembari menatap punggung Nev yang mulai menjauh. Perasaannya mulai ketar-ketir mendengar penuturan Nev.

Nev tak menoleh, tapi ucapan yang keluar dari mulut Nev selanjutnya benar-benar berhasil membungkam mulutnya seketika.

"Jangan mengira aku tak tahu apapun, Feli. Aku diam bukan berarti aku bodoh. Aku masih membiarkanmu berada disini bukan karena perasaanku masih ada untukmu, tapi itu karena kemurahan hatiku."

"Selanjutnya, berdoalah semoga aku masih bisa bermurah hati terus padamu." kata Nev berlalu.

Ia mendadak lemas seketika, ia mengira selama dua tahun ini Nev benar-benar bisa ia bohongi, tapi ia salah, jelas salah... ia terlalu naif, karena Nev tidak mungkin sebodoh yang ia kira. Apalagi Nev jelas-jelas bisa melacak sepak terjangnya seperti apapun ia menyembunyikannya.

Kesalahan terbesar Nev adalah pernah mencintainya, dan kesalahan terbesarnya adalah menyia-nyiakan cinta Nev yang tulus (dulu).

Sekarang, ia benar-benar telah kehilangan cinta Nev dan merasa sangat menyesal. Tak bisakah Nev memberinya kesempatan dalam hal perasaan? Bukan hanya kesempatan untuk tinggal dan menerima fasilitas dirumah ini?

Bukan hanya menyandang status sebagai istri dari Nevan Adeo Prawiraharja. Ia ingin lebih dari hanya status.

Ia ingin cinta Nevan kembali padanya, tapi semuanya telah terlambat dan ia baru menyadarinya sekarang-- karena ternyata suaminya itu sudah tahu siapa dia sebenarnya, mungkin juga Nevan sudah tahu sejak lama.. tapi Nevan memendamnya dan berlagak tak tahu apa-apa. Kenapa?

Jawabannya adalah benar... karena Nev masih bermurah hati padanya atau dalam kata lain, mengasihaninya. Miris dan sangat miris, tapi dia memang layak mendapatkan semua ini.

Benar kata Nev, jika ia masih berada dirumah ini karena kemurahan hati suaminya itu. Jika tidak, mungkin ia sudah hidup dijalanan karena tak mendapatkam apa-apa walau sudah berbuat terlalu jauh.

Ia salah telah mempermainkan Nev selama ini, ia lupa jika suaminya bukanlah orang sembarangan yang bisa menerima begitu saja.

Sekarang, saat Nev sudah menyindirnya tentang perbuatan jahatnya, itu berarti ia tinggal menunggu hari penghukuman dari Nev untuk semua yang telah ia lakukan pada suaminya itu. Entah hukuman apa yang akan ia terima karena Nev mungkin sudah mempersiapkannya sejak lama.

...🌸🌸🌸🌸🌸🌸...

Nev sampai didepan pintu sendirian, tanpa adanya Raya karena tadi dia memang pergi begitu saja tanpa memanggil Raya.

Dia berselisih dengan Bi Asih dan meminta perempuan setengah baya itu untuk memanggilkan Raya yang masih berada didapur.

Seperginya Bi Asih, Nev melihat kearah pintu yang terbuka dan sudah menampilkan sesosok pria yang familiar.

Nev tersenyum sekilas saat melihat pria yang mulai berjalan menghampirinya itu.

"Tuan.." sapa Pria itu dengan sopan dan takzim pada Nev.

"Apa kau sudah selesai dengan bulan madumu?" tanya Nev pada pria yang berdiri dihadapannya.

Pria itu menggosok tengkuknya sendiri, kemudian tersenyum kecil. "Sudah, Tuan." jawabnya semringah.

"Baguslah, kau tahu kan pekerjaanku jadi sedikit berantakan karena cutimu itu." kelakar Nev dan diakhiri dengan senyuman miring.

"Maaf, Tuan." jawab pria itu.

"It's oke, Bian. Welcome back, pekerjaanmu sudah menunggu." kata Nev.

Bersamaan dengan itu, Raya datang dan menghampiri keduanya.

"Anda sudah siap, Tuan? Saya akan mengantar Anda ke kantor." kata Raya, merujuk pada kegiatannya beberapa hari ini yang selalu mengantar Nev sampai ke gedung perkantorannya.

"Oh, iya... Hari ini kamu tidak usah mengantarku, Sekretarisku sudah kembali dan kami akan berangkat bersama ke kantor." jawab Nev.

Raya pun mengangguk.

"Siapa, Tuan?" celetuk Bian tiba-tiba, dia menatap Raya.

Nev melirik Bian bergantian dengan Raya.

"Bian, ini Raya. Dia pengasuhku. Dan Raya, ini Bian..dia Sekretarisku." kata Nev berbicara dua arah,-pada Bian dan pada Raya.

Raya hanya tersenyum kecil sembari mengangguk untuk menyapa Bian dan Bian pun melakukan hal yang sama.

"Kita berangkat sekarang, Tuan?" tanya Bian.

Nev mengangguk. Tapi kemudian dia menatap Raya yang masih tertunduk kaku.

"Karena hari ini kamu tidak mengantarku, Kunjungilah Mamamu, mungkin beliau butuh dukunganmu di Rumah Sakit. Dan kamu juga merindukannya." kata Nev penuh perhatian, membuat kedua mata lentik Raya mengerjap-ngerjap tak percaya.

"Bolehkah, Tuan?" tanya Raya.

Nev mengangguki pertanyaan Raya, membuat sudut bibir wanita itu melengkung sempurna.

"Terima kasih, Tuan." jawab Raya tersenyum cerah.

"Hemm..." dehem Nev, setidaknya senyuman Raya hari ini bisa mengembalikan semangatnya yang sempat hilang karena pertengkaran dengan Feli beberapa saat lalu. Ah, apa-apaan!

Nev merasa tak enak karena malam tadi membuat Raya bersedih dan mengingat keluarganya akibat percakapan singkat mereka.

Hingga akhirnya Raya dan Nev saling menatap dalam diam untuk beberapa detik.

Sedangkan Bian yang masih berada diantara mereka berdua-- memperhatikan interaksi antara Nev dan Raya, dia merasa ada hal aneh yang dialami oleh Tuannya dengan sang pengasuh, tapi dia memutuskan untuk memendam itu tanpa banyak bertanya.

Bian akan tahu jawabannya nanti, jika Nev sudah mulai buka suara. Pasti.

...Bersambung ......

...Jangan lupa Favorite, like, komentar, hadiah dan vote ❤️...

Terpopuler

Comments

Riniariani Rinimawan

Riniariani Rinimawan

byan nama ank laki2 ku thor....😍

2023-01-26

1

༄༅⃟𝐐🧡𝐌ɪ𝐌ɪˢᵒᵏIᗰꀎ꓄❣︎Kᵝ⃟ᴸ🦎

༄༅⃟𝐐🧡𝐌ɪ𝐌ɪˢᵒᵏIᗰꀎ꓄❣︎Kᵝ⃟ᴸ🦎

menunggu tuan mu curhat ya Bian 😅😝😝

2022-05-14

1

Mom F

Mom F

Bab nya ga ad yg aku lewat thor, bom like... 👍

2022-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 1 - Prolog
2 2 - Kau tahu namaku?
3 3 - Ingin mengundurkan diri
4 4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5 5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6 6 - Bantu aku mandi!
7 7 - Kontrak
8 8 - Dikira istri
9 9 - Tidak berani menatap
10 10 - Jimmy yang tengil
11 11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12 12 - Perkelahian
13 13 - Menghindar
14 14 - Meminta kesempatan
15 15 - Latar belakang sang pengasuh
16 16 - Sang Pengacara Muda
17 17 - Keadaan jantung
18 18 - Membangunkannya
19 19 - Menyelidiki kehidupanku?
20 20 - Kecemburuan Feli
21 21 - Perusak suasana
22 22 - Temani aku makan!
23 23 - Terkena radiasi
24 24 - Cemburu?
25 25 - Tak punya alasan
26 26 - Menemui Papa Adrian
27 27 - Memasak untukmu
28 28 - Si Tuan Manja
29 29 - Meratapi kesalahannya
30 30 - Ku pikir aku menyukaimu
31 31 - Nasehat Nenek
32 32 - Night market
33 33 - Keputusan Nenek
34 34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35 35 - Perasaan yang tidak enak
36 36 - Pria yang menjadi gila
37 37 - Yang aku mau hanya Raya!
38 38 - Penyesalan yang terlambat
39 39 - Mencari keberadaanmu
40 40 - Mencari informasi
41 41 - Melamar pekerjaan baru
42 42 - Menjadi penguntit
43 43 - Gagal dan ditolak
44 44 - Siapa wanita itu?
45 45 - Persidangan
46 46 - Tidak bisa menolak
47 47 - Ada apa?
48 48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49 49 - Lebih dari rasa suka
50 50 - Jangan meneruskan perasaan
51 51 - Persiapan
52 52 - Galau
53 53 - Ambisi Reka
54 54 - Menyusun Rencana
55 55 - Menolong
56 56 - Tukar cincin
57 57 - Kecupan pertama
58 58 - Ternyata
59 59 - Cocoknya jadi menantu
60 60 - Ikrar talak
61 61 - Sebuah Paket
62 62 - Tawaran yang tak diduga
63 63 - Sudah resmi
64 64 - Dan terjadilah
65 65 - Sakit di awal
66 66 - Hadiah
67 67 - In Bali
68 68 - Villa
69 69 - Petualangan hari ini
70 70 - Trekking
71 71 - Maladewa
72 72 - Saling bercerita
73 73 - Kembali
74 74 - Mengetahui alasan
75 75 - Menjalani kehidupan baru
76 76 - Prilaku aneh
77 77 - Terlalu egois
78 78 - Mengecek keadaan
79 79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80 80 - Ditinggal pergi
81 81 - Mengidam
82 82 - My beautiful wife
83 83 - Bertemu wanita aneh
84 84 - Siapa Luisa?
85 85 - Pria asing
86 86 - Rumah Sakit
87 87 - Tidak pernah menduga
88 88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89 89 - Siapa yang terlibat?
90 90 - Meratapi
91 91 - Kedatangan Reka
92 92 - Terdoktrin?
93 93 - Menuntut hukuman yang pantas
94 94 - Khawatir
95 95 - Ketidaksempurnaan
96 96 - Menjadi lebih baik
97 97 - Menjadi saksi
98 98 - Hari bahagia sang Cassanova
99 99 - Hari peradilan
100 100 - Permintaan maaf
101 101 - Duka
102 102 - Datangnya Citra
103 103 - Percakapan dua wanita
104 104 - Tidak pernah menuntut
105 105 - London
106 106 - Berkeliling
107 107 - Ingin memiliki profesi
108 108 - Edisi jalan-jalan
109 109 - Manchester
110 110 - Menghancurkan ego
111 111 - Menemui Reka
112 112 - Merasakan perubahan
113 113 - Mencari info
114 114 - Rencana yang gagal
115 115 - Epilog
116 116 - Ekstra Part 1
117 117 - Ekstra Part 2
118 118 - Ekstra Part 3
119 119
120 120
121 SEASON II - Anak nakal
122 SEASON II - Sekolah
123 SEASON II - Pedekate
124 SEASON II - Mengantar
125 SEASON II - Lupa
126 SEASON II - Kabar Kepulangan
127 SEASON II - Dijemput
128 SEASON II - Bandara
129 SEASON II - Perasaan yang berubah
130 SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131 SEASON II - Jadi pacar gue!
132 SEASON II - Cewek yang kamu suka
133 SEASON II - Pulang bersamamu
134 SEASON II - Berkemah
135 SEASON II - Berkemah 2
136 SEASON II - Ikut campur (lagi)
137 SEASON II - Merasa Kehilangan
138 SEASON II - Vonis
139 SEASON II - Menjenguk
140 SEASON II - Kepindahan
141 SEASON II - Kehidupan baru
142 SEASON II - Kelulusan
143 SEASON II - Membahas pertunangan
144 SEASON II - Sikap Dingin
145 SEASON II - Kecemburuan
146 SEASON II - Ingin Melepaskan
147 SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148 SEASON II - Pikirkan secara matang
149 SEASON II - Merawat kamu
150 SEASON II - Sikap yang berbeda
151 SEASON II - Aku sudah bertunangan
152 SEASON II - Sebuah keputusan
153 SEASON II - Penawaran Zack
154 SEASON II - Nasehat Mama
155 SEASON II - Sebuah titipan
156 SEASON II - Hari Pernikahan
157 SEASON II - Belajar menjadi istri
158 SEASON II - Saling Jail
159 SEASON II - Status baru
160 SEASON II - Berlagak tak mengenal
161 SEASON II - Semuanya telah berubah
162 SEASON II - Masih sama
163 SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164 SEASON II - Datang Menjemput
165 SEASON II - Kita
166 SEASON II - Tak romantis
167 SEASON II - Kunjungan
168 SEASON II - Berpacaran
169 SEASON II - Hari Terakhir
170 SEASON II - Menghabiskan Waktu
171 SEASON II - Mengantar kepulangan
172 SEASON II - Kabar baik dan buruk
173 SEASON II - Arti mencintai
174 SEASON II - Merindumu
175 SEASON II - Terpesona
176 SEASON II - Mulai terbuka
177 SEASON II - Bertemu lagi
178 SEASON II - Menjebak
179 SEASON II - Ketakutan
180 SEASON II - Berita terbaru
181 SEASON II - Pertemuan keluarga
182 SEASON II - Sebuah kejutan
183 SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184 SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185 SEASON II - Selepas kata SAH
186 SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187 SEASON II - Setelah bersama
188 SEASON II - Hadiah pernikahan
189 SEASON II - Part Ending
190 BLURB ABRINE
191 PROMO
Episodes

Updated 191 Episodes

1
1 - Prolog
2
2 - Kau tahu namaku?
3
3 - Ingin mengundurkan diri
4
4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5
5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6
6 - Bantu aku mandi!
7
7 - Kontrak
8
8 - Dikira istri
9
9 - Tidak berani menatap
10
10 - Jimmy yang tengil
11
11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12
12 - Perkelahian
13
13 - Menghindar
14
14 - Meminta kesempatan
15
15 - Latar belakang sang pengasuh
16
16 - Sang Pengacara Muda
17
17 - Keadaan jantung
18
18 - Membangunkannya
19
19 - Menyelidiki kehidupanku?
20
20 - Kecemburuan Feli
21
21 - Perusak suasana
22
22 - Temani aku makan!
23
23 - Terkena radiasi
24
24 - Cemburu?
25
25 - Tak punya alasan
26
26 - Menemui Papa Adrian
27
27 - Memasak untukmu
28
28 - Si Tuan Manja
29
29 - Meratapi kesalahannya
30
30 - Ku pikir aku menyukaimu
31
31 - Nasehat Nenek
32
32 - Night market
33
33 - Keputusan Nenek
34
34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35
35 - Perasaan yang tidak enak
36
36 - Pria yang menjadi gila
37
37 - Yang aku mau hanya Raya!
38
38 - Penyesalan yang terlambat
39
39 - Mencari keberadaanmu
40
40 - Mencari informasi
41
41 - Melamar pekerjaan baru
42
42 - Menjadi penguntit
43
43 - Gagal dan ditolak
44
44 - Siapa wanita itu?
45
45 - Persidangan
46
46 - Tidak bisa menolak
47
47 - Ada apa?
48
48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49
49 - Lebih dari rasa suka
50
50 - Jangan meneruskan perasaan
51
51 - Persiapan
52
52 - Galau
53
53 - Ambisi Reka
54
54 - Menyusun Rencana
55
55 - Menolong
56
56 - Tukar cincin
57
57 - Kecupan pertama
58
58 - Ternyata
59
59 - Cocoknya jadi menantu
60
60 - Ikrar talak
61
61 - Sebuah Paket
62
62 - Tawaran yang tak diduga
63
63 - Sudah resmi
64
64 - Dan terjadilah
65
65 - Sakit di awal
66
66 - Hadiah
67
67 - In Bali
68
68 - Villa
69
69 - Petualangan hari ini
70
70 - Trekking
71
71 - Maladewa
72
72 - Saling bercerita
73
73 - Kembali
74
74 - Mengetahui alasan
75
75 - Menjalani kehidupan baru
76
76 - Prilaku aneh
77
77 - Terlalu egois
78
78 - Mengecek keadaan
79
79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80
80 - Ditinggal pergi
81
81 - Mengidam
82
82 - My beautiful wife
83
83 - Bertemu wanita aneh
84
84 - Siapa Luisa?
85
85 - Pria asing
86
86 - Rumah Sakit
87
87 - Tidak pernah menduga
88
88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89
89 - Siapa yang terlibat?
90
90 - Meratapi
91
91 - Kedatangan Reka
92
92 - Terdoktrin?
93
93 - Menuntut hukuman yang pantas
94
94 - Khawatir
95
95 - Ketidaksempurnaan
96
96 - Menjadi lebih baik
97
97 - Menjadi saksi
98
98 - Hari bahagia sang Cassanova
99
99 - Hari peradilan
100
100 - Permintaan maaf
101
101 - Duka
102
102 - Datangnya Citra
103
103 - Percakapan dua wanita
104
104 - Tidak pernah menuntut
105
105 - London
106
106 - Berkeliling
107
107 - Ingin memiliki profesi
108
108 - Edisi jalan-jalan
109
109 - Manchester
110
110 - Menghancurkan ego
111
111 - Menemui Reka
112
112 - Merasakan perubahan
113
113 - Mencari info
114
114 - Rencana yang gagal
115
115 - Epilog
116
116 - Ekstra Part 1
117
117 - Ekstra Part 2
118
118 - Ekstra Part 3
119
119
120
120
121
SEASON II - Anak nakal
122
SEASON II - Sekolah
123
SEASON II - Pedekate
124
SEASON II - Mengantar
125
SEASON II - Lupa
126
SEASON II - Kabar Kepulangan
127
SEASON II - Dijemput
128
SEASON II - Bandara
129
SEASON II - Perasaan yang berubah
130
SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131
SEASON II - Jadi pacar gue!
132
SEASON II - Cewek yang kamu suka
133
SEASON II - Pulang bersamamu
134
SEASON II - Berkemah
135
SEASON II - Berkemah 2
136
SEASON II - Ikut campur (lagi)
137
SEASON II - Merasa Kehilangan
138
SEASON II - Vonis
139
SEASON II - Menjenguk
140
SEASON II - Kepindahan
141
SEASON II - Kehidupan baru
142
SEASON II - Kelulusan
143
SEASON II - Membahas pertunangan
144
SEASON II - Sikap Dingin
145
SEASON II - Kecemburuan
146
SEASON II - Ingin Melepaskan
147
SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148
SEASON II - Pikirkan secara matang
149
SEASON II - Merawat kamu
150
SEASON II - Sikap yang berbeda
151
SEASON II - Aku sudah bertunangan
152
SEASON II - Sebuah keputusan
153
SEASON II - Penawaran Zack
154
SEASON II - Nasehat Mama
155
SEASON II - Sebuah titipan
156
SEASON II - Hari Pernikahan
157
SEASON II - Belajar menjadi istri
158
SEASON II - Saling Jail
159
SEASON II - Status baru
160
SEASON II - Berlagak tak mengenal
161
SEASON II - Semuanya telah berubah
162
SEASON II - Masih sama
163
SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164
SEASON II - Datang Menjemput
165
SEASON II - Kita
166
SEASON II - Tak romantis
167
SEASON II - Kunjungan
168
SEASON II - Berpacaran
169
SEASON II - Hari Terakhir
170
SEASON II - Menghabiskan Waktu
171
SEASON II - Mengantar kepulangan
172
SEASON II - Kabar baik dan buruk
173
SEASON II - Arti mencintai
174
SEASON II - Merindumu
175
SEASON II - Terpesona
176
SEASON II - Mulai terbuka
177
SEASON II - Bertemu lagi
178
SEASON II - Menjebak
179
SEASON II - Ketakutan
180
SEASON II - Berita terbaru
181
SEASON II - Pertemuan keluarga
182
SEASON II - Sebuah kejutan
183
SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184
SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185
SEASON II - Selepas kata SAH
186
SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187
SEASON II - Setelah bersama
188
SEASON II - Hadiah pernikahan
189
SEASON II - Part Ending
190
BLURB ABRINE
191
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!