19 - Menyelidiki kehidupanku?

Raya mengemudikan mobil Nev dan ikut mengantar Nev ketempat tujuannya. Ralat, bukan mengantarkan, tetapi Raya harus ikut juga karena keputusan Tuannya itu tidak bisa dibantah.

Baiklah, akhirnya dia mengikuti keinginan Nev tanpa banyak protes lagi.

Tujuan Nev adalah ke pantai dan setidaknya Raya bisa mengambil kesempatan ini untuk sedikit me-refresh pikirannya yang memang sudah penat.

Walaupun hal ini bertolak belakang dengan nuraninya--karena memikirkan kedua orangtuanya membuatnya merasa tak enak jika harus jalan-jalan disaat seperti ini.

Tapi, mau bagaimana lagi?

Raya mencoba menikmati perjalanannya, sesekali mulutnya bertanya pada Nev tentang arah jalan dan sesekali berikutnya hanya diam dan penuh keheningan.

Rasanya Raya harus mengolah kata dulu jika ingin bicara atau bertanya pada Nev, karena dia takut Nev semakin mengerjainya jika pria itu melihat selah dan kesempatan.

"Aku dengar kamu butuh pengacara?" tanya Nev tiba-tiba setelah keheningan sempat terjadi diantara keduanya.

"Begitulah, Tuan. Tapi saya sudah mendapatkannya." kata Raya jujur.

"Seriously?"

Raya mengangguk samar.

"Padahal aku ingin mengenalkanmu pada seorang pengacara." kata Nev menghela nafas panjang.

"Terima kasih, Tuan. Tapi itu tidak perlu dan juga--" tiba-tiba Raya teringat sesuatu.

"Darimana Tuan tahu saya membutuhkan seorang pengacara?" tanya Raya sembari tetap fokus mengemudikan mobilnya.

Nev menggaruk dahinya sekilas. "Itu...aku-- aku hanya mendengarnya saja." sanggah Nev gugup.

Mata Raya memicing kearah Nev. "Tuan, apa Tuan menyelidiki kehidupan pribadi saya?" tanyanya serius.

Nev terlihat salah tingkah, beberapa kali dia merubah posisi duduknya. Salah sendiri dia mengajukan pertanyaan yang membuat Raya curiga.

"Tuan, benarkah Anda menyelidiki tentang saya?" tuntut Raya dan menginjak rem secara mendadak saat trafic light berubah warna menjadi merah.

Tubuh keduanya sedikit terguncang kedepan akibat Raya melakukan pengereman yang tiba-tiba itu, namun safetybelt melindungi tubuh mereka.

Nev bergeming, tak menjawab pertanyaan serius yang Raya ajukan. Dia melihat Raya yang menarik nafas panjang kemudian mulai menginjak gas dan menjalankan mobil kembali saat lampu lalu lintas berubah hijau.

"Anda tidak menjawab saya, Tuan." sindir Raya.

Dan Nev pun mengusap kasar wajahnya sendiri, kepalang tanggung--sudah tertangkap basah dan tak mungkin mengelak akhirnya Nev mengangguk sebagai jawaban untuk pertanyaan Raya.

"Why?" lirih Raya melihat Nev sekilas.

"Maaf jika kamu merasa terganggu, itu karena aku...." Nev ragu mengatakan jika semua yang dia lakukan itu karena khawatir pada Raya, terlebih ketika melihat Raya menangis saat membicarakan keluarganya waktu itu.

"Kenapa, Tuan?" suara Raya naik satu oktaf.

Nev memejamkan matanya, dia tahu Raya marah karena sikap lancangnya telah menyelidiki latar belakang kehidupan Raya.

Tapi, Nev juga tak mungkin mengakui kekhawatirannya.

"Apa karena Tuan curiga pada saya? Tuan terus mengira jika saya adalah orang yang dibayar Feli untuk melakukan hal diluar nalar, seperti yang pernah Anda tuduhkan? Anda mengira jika saya akan mencelakakan Anda?" gumam Raya dengan nada sendu.

"Bukan begitu, Raya." jawab Nev cepat.

"Lalu kenapa?" desak Raya lagi, tampaknya Raya benar-benar marah pada Nev.

"Maaf jika kamu merasa tak senang, aku hanya mengkhawatirkanmu." kata Nev jujur.

Dan Raya terdiam sejenak karena mendengar itu. Benarkah Nev mengkhawatirkannya?

Setelah hening beberapa saat, Raya mulai bersuara lagi. "Apa Tuan tidak percaya pada saya?" lirihnya menatap Nev sejenak.

"Tentu saja aku percaya padamu." jawab Nev cepat.

"Lalu kenapa Tuan menyelidiki tentang saya?" lirih Raya yang kini mulai menyeka sudut matanya sendiri.

Astaga...aku membuatnya menangis. Nev merasa bersalah melihat itu.

"Raya, tenangkan dirimu. Oke?" Nev menatap Raya lama--mencoba mengendalikan Raya yang tampak kecewa pada apa yang telah Nev perbuat.

Raya mengira jika Nev tidak percaya padanya, itulah yang membuatnya tiba-tiba menangis.

"Berhenti dulu disini, aku akan bicara. Aku tidak mau bicara jika keadaanmu seperti ini." titah Nev dan seketika Raya menghentikan laju mobil di pinggir jalan yang memang tampak lengang.

Saat mobil benar-benar berhenti, Raya terisak sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Nev menjadi bingung sendiri ketika melihat Raya yang semakin menangis.

"Maaf, aku tahu aku lancang. Aku tidak bermaksud mencampuri urusanmu." kata Nev melirih.

Tubuh Raya terlihat bergetar karena menangis dan Nev semakin kesal pada dirinya sendiri, kenapa tadi dia harus mengajukan pertanyaan yang menyinggung perasaan Raya.

"Aku hanya mengkhawatirkanmu, aku takut kamu membutuhkan sesuatu dan aku tidak mengetahuinya jadi aku--"

"Apa itu penting?" tanya Raya tiba-tiba membuka bungkaman wajahnya dan menatap Nev serius--efek rasa marahnya dia jadi berani menatap Nev.

"Ten-tentu saja..." jawab Nev gugup melihat keseriusan Raya.

"Kenapa? Kenapa Tuan merasa itu penting?" cecar Raya dengan wajah memerah karena menangis.

"Karena aku benar-benar peduli padamu." kata Nev jujur--memuaskan banyak tanya dikepala Raya.

Raya diam, wajahnya tetap muram namun dia kembali menstater mobil dan mulai menjalankan mobil lagi.

Sepanjang perjalanan menuju pantai, Raya dan Nev sama-sama tak bersuara, larut dalam pemikiran masing-masing.

Sampai mereka tiba disebuah Resort yang didalamnya juga terdapat pantai--terlihat cukup ramai karena ini adalah weekend.

Raya segera membuka seatbelt, membantu Nev keluar dari mobil dan membawa kursi roda Nev menyusuri sisi pantai tanpa banyak bertanya.

Nev menunjuk kesebuah sisi dimana terdapat *cabana, restoran dan pondok-pondok yang berjejer disepanjang pinggiran pantai.

Raya mengerti maksud Nev dan mendorong kursi roda Nev sampai disebuah kursi santai dekat pinggiran pantai itu.

Nev menggunakan kacamata hitamnya karena sinar matahari pagi cukup menyilaukan.

Kemudian Nev meminta bantuan Raya agar dia bisa duduk dikursi yang ada disana.

"Kamu masih marah?" tanya Nev menatap Raya sekilas, kemudian beralih menatap ombak di pantai.

Raya menggelengkan kepalanya.

"Aku paham kenapa kamu marah, tak apa jika mau memarahiku, aku memang salah." ujar Nev mengaku.

Raya menggeleng lagi.

"Tapi bisakah jangan menangis seperti tadi?" kini suara Nev melirih dan fokus menatap Raya dengan lekat.

Seperti biasa, Raya langsung ciut dan tak berani membalas tatapan mata Nev karena amarahnya telah surut saat melihat wajah memelas yang Nev tunjukkan.

"Aku merasa jadi pria yang breng-sek jika melihat kamu menangis karenaku." gumam Nev, seolah bermonolog sendiri-- padahal Raya bisa mendengar ucapannya itu.

Raya tersenyum sekilas. "Maaf jika sikap saya berlebihan, saya hanya tidak mau Tuan menilai saya seperti orang lain setelah mengetahui latar belakang keluarga saya.." kata Raya jujur.

"Memangnya oranglain menilaimu seperti apa?" tanya Nev.

"Oranglain akan melihat saya sebagai anak seorang koruptor, hidup senang dengan hasil mencuri uang orang, orang memandang saya sebelah mata dan saya tidak mau Tuan melihat saya seperti itu juga."

Nev mengangguk-anggukkan kepalanya, dia paham apa yang Raya pikirkan.

"Tapi, aku tidak melihatmu seperti itu..." jawab Nev.

"Terima kasih, Tuan.. Jika Tuan benar-benar peduli pada saya seperti yang Tuan katakan tadi, sebaiknya jangan memasuki kehidupan saya terlalu dalam." kata Raya memperingati.

Nev tersenyum miring, Raya terlalu telat memberinya peringatan-- karena dia sudah terlanjur memasuki hidup Raya sekarang.

"Saya punya banyak masalah dan tidak mau mengaitkan orang lain kedalam masalah saya." kata Raya.

"Aku juga punya banyak masalah." jawab Nev datar dan Raya mengangguki ucapan Nev itu.

"Kita sama-sama bermasalah." ucap Raya yang akhirnya terkekeh kecil.

Nev ikut tertawa. "Untuk itulah aku mengajakmu kesini, untuk melupakan sejenak masalah kita." kata Nev tersenyum.

Raya pun memandangi pantai yang terbentang dihadapannya, kemudian dia menghirup nafas dalam-dalam mencoba menenangkan diri dari udara pantai yang cukup menyegarkan pagi ini.

Nev tersenyum melihat Raya yang mulai melunak padanya dan mulai larut dalam suasana Pantai.

"Aku sudah lama tidak ketempat seperti ini." kata Nev mengendikkan bahunya sendiri.

"Kenapa Tuan?" tanya Raya mulai bersikap biasa.

"Karena kondisiku." ucap Nev sembari tersenyum kecil. "Aku kesini dengan niat membuatmu rileks sejenak. Maka dari itu aku memaksamu ikut." sambungnya.

Raya terkesima dengan jawaban Nev, dia tidak menyangka ternyata tujuan ke pantai kali ini benar-benar dilakukan Nev untuk dirinya.

"Terima kasih, Tuan." kata Raya tulus.

Nev mengangguk dan tersenyum kembali.

Tanpa mereka berdua sadari, kegiatan mereka hari ini dipandangi oleh seseorang yang sejak tadi mengikuti kepergian keduanya. Orang itu mengepalkan tangannya dengan perasaan kesal.

...Bersambung.......

...Jangan lupa Like, komen, vote, dan hadiah. Jadikan Favorit juga yaaa💕💕...

Buat yang ngerasa bab nya terlalu pendek, othor udah ngetik sesuai standart ya.. kadang 1000 kata per bab, kadang juga sampai 1500 kata per bab nya. jadi jangan protes kependekan atau apa ya... santai aja bacanya jangan diburu-buru😅😅

Karena gak mungkin Raya dan Nevan jatuh cinta tiba-tiba. Mereka perlu pendekatan dulu, saling tahu keinginan hati dan ada rasa penasaran satu sama lainnya. Oke? jadi santai kayak dipantai ya...rileks kayak di kompleks.. eehh😂

..._________...

NB : *Cabana adalah kamar yang menghadap atau dihubungkan dengan pantai atau kolam renang, dapat dengan atau tanpa fasilitas untuk tidur, biasanya bangunan ini terpisah dari bangunan inti.

Terpopuler

Comments

Azzahro shofiya Ramadhani

Azzahro shofiya Ramadhani

iya Thor...lanjutkan....semangat....

2022-12-29

1

Me ☺

Me ☺

pasti peli

2022-10-09

1

Tuya

Tuya

next thor

2022-08-12

1

lihat semua
Episodes
1 1 - Prolog
2 2 - Kau tahu namaku?
3 3 - Ingin mengundurkan diri
4 4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5 5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6 6 - Bantu aku mandi!
7 7 - Kontrak
8 8 - Dikira istri
9 9 - Tidak berani menatap
10 10 - Jimmy yang tengil
11 11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12 12 - Perkelahian
13 13 - Menghindar
14 14 - Meminta kesempatan
15 15 - Latar belakang sang pengasuh
16 16 - Sang Pengacara Muda
17 17 - Keadaan jantung
18 18 - Membangunkannya
19 19 - Menyelidiki kehidupanku?
20 20 - Kecemburuan Feli
21 21 - Perusak suasana
22 22 - Temani aku makan!
23 23 - Terkena radiasi
24 24 - Cemburu?
25 25 - Tak punya alasan
26 26 - Menemui Papa Adrian
27 27 - Memasak untukmu
28 28 - Si Tuan Manja
29 29 - Meratapi kesalahannya
30 30 - Ku pikir aku menyukaimu
31 31 - Nasehat Nenek
32 32 - Night market
33 33 - Keputusan Nenek
34 34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35 35 - Perasaan yang tidak enak
36 36 - Pria yang menjadi gila
37 37 - Yang aku mau hanya Raya!
38 38 - Penyesalan yang terlambat
39 39 - Mencari keberadaanmu
40 40 - Mencari informasi
41 41 - Melamar pekerjaan baru
42 42 - Menjadi penguntit
43 43 - Gagal dan ditolak
44 44 - Siapa wanita itu?
45 45 - Persidangan
46 46 - Tidak bisa menolak
47 47 - Ada apa?
48 48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49 49 - Lebih dari rasa suka
50 50 - Jangan meneruskan perasaan
51 51 - Persiapan
52 52 - Galau
53 53 - Ambisi Reka
54 54 - Menyusun Rencana
55 55 - Menolong
56 56 - Tukar cincin
57 57 - Kecupan pertama
58 58 - Ternyata
59 59 - Cocoknya jadi menantu
60 60 - Ikrar talak
61 61 - Sebuah Paket
62 62 - Tawaran yang tak diduga
63 63 - Sudah resmi
64 64 - Dan terjadilah
65 65 - Sakit di awal
66 66 - Hadiah
67 67 - In Bali
68 68 - Villa
69 69 - Petualangan hari ini
70 70 - Trekking
71 71 - Maladewa
72 72 - Saling bercerita
73 73 - Kembali
74 74 - Mengetahui alasan
75 75 - Menjalani kehidupan baru
76 76 - Prilaku aneh
77 77 - Terlalu egois
78 78 - Mengecek keadaan
79 79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80 80 - Ditinggal pergi
81 81 - Mengidam
82 82 - My beautiful wife
83 83 - Bertemu wanita aneh
84 84 - Siapa Luisa?
85 85 - Pria asing
86 86 - Rumah Sakit
87 87 - Tidak pernah menduga
88 88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89 89 - Siapa yang terlibat?
90 90 - Meratapi
91 91 - Kedatangan Reka
92 92 - Terdoktrin?
93 93 - Menuntut hukuman yang pantas
94 94 - Khawatir
95 95 - Ketidaksempurnaan
96 96 - Menjadi lebih baik
97 97 - Menjadi saksi
98 98 - Hari bahagia sang Cassanova
99 99 - Hari peradilan
100 100 - Permintaan maaf
101 101 - Duka
102 102 - Datangnya Citra
103 103 - Percakapan dua wanita
104 104 - Tidak pernah menuntut
105 105 - London
106 106 - Berkeliling
107 107 - Ingin memiliki profesi
108 108 - Edisi jalan-jalan
109 109 - Manchester
110 110 - Menghancurkan ego
111 111 - Menemui Reka
112 112 - Merasakan perubahan
113 113 - Mencari info
114 114 - Rencana yang gagal
115 115 - Epilog
116 116 - Ekstra Part 1
117 117 - Ekstra Part 2
118 118 - Ekstra Part 3
119 119
120 120
121 SEASON II - Anak nakal
122 SEASON II - Sekolah
123 SEASON II - Pedekate
124 SEASON II - Mengantar
125 SEASON II - Lupa
126 SEASON II - Kabar Kepulangan
127 SEASON II - Dijemput
128 SEASON II - Bandara
129 SEASON II - Perasaan yang berubah
130 SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131 SEASON II - Jadi pacar gue!
132 SEASON II - Cewek yang kamu suka
133 SEASON II - Pulang bersamamu
134 SEASON II - Berkemah
135 SEASON II - Berkemah 2
136 SEASON II - Ikut campur (lagi)
137 SEASON II - Merasa Kehilangan
138 SEASON II - Vonis
139 SEASON II - Menjenguk
140 SEASON II - Kepindahan
141 SEASON II - Kehidupan baru
142 SEASON II - Kelulusan
143 SEASON II - Membahas pertunangan
144 SEASON II - Sikap Dingin
145 SEASON II - Kecemburuan
146 SEASON II - Ingin Melepaskan
147 SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148 SEASON II - Pikirkan secara matang
149 SEASON II - Merawat kamu
150 SEASON II - Sikap yang berbeda
151 SEASON II - Aku sudah bertunangan
152 SEASON II - Sebuah keputusan
153 SEASON II - Penawaran Zack
154 SEASON II - Nasehat Mama
155 SEASON II - Sebuah titipan
156 SEASON II - Hari Pernikahan
157 SEASON II - Belajar menjadi istri
158 SEASON II - Saling Jail
159 SEASON II - Status baru
160 SEASON II - Berlagak tak mengenal
161 SEASON II - Semuanya telah berubah
162 SEASON II - Masih sama
163 SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164 SEASON II - Datang Menjemput
165 SEASON II - Kita
166 SEASON II - Tak romantis
167 SEASON II - Kunjungan
168 SEASON II - Berpacaran
169 SEASON II - Hari Terakhir
170 SEASON II - Menghabiskan Waktu
171 SEASON II - Mengantar kepulangan
172 SEASON II - Kabar baik dan buruk
173 SEASON II - Arti mencintai
174 SEASON II - Merindumu
175 SEASON II - Terpesona
176 SEASON II - Mulai terbuka
177 SEASON II - Bertemu lagi
178 SEASON II - Menjebak
179 SEASON II - Ketakutan
180 SEASON II - Berita terbaru
181 SEASON II - Pertemuan keluarga
182 SEASON II - Sebuah kejutan
183 SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184 SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185 SEASON II - Selepas kata SAH
186 SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187 SEASON II - Setelah bersama
188 SEASON II - Hadiah pernikahan
189 SEASON II - Part Ending
190 BLURB ABRINE
191 PROMO
Episodes

Updated 191 Episodes

1
1 - Prolog
2
2 - Kau tahu namaku?
3
3 - Ingin mengundurkan diri
4
4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5
5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6
6 - Bantu aku mandi!
7
7 - Kontrak
8
8 - Dikira istri
9
9 - Tidak berani menatap
10
10 - Jimmy yang tengil
11
11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12
12 - Perkelahian
13
13 - Menghindar
14
14 - Meminta kesempatan
15
15 - Latar belakang sang pengasuh
16
16 - Sang Pengacara Muda
17
17 - Keadaan jantung
18
18 - Membangunkannya
19
19 - Menyelidiki kehidupanku?
20
20 - Kecemburuan Feli
21
21 - Perusak suasana
22
22 - Temani aku makan!
23
23 - Terkena radiasi
24
24 - Cemburu?
25
25 - Tak punya alasan
26
26 - Menemui Papa Adrian
27
27 - Memasak untukmu
28
28 - Si Tuan Manja
29
29 - Meratapi kesalahannya
30
30 - Ku pikir aku menyukaimu
31
31 - Nasehat Nenek
32
32 - Night market
33
33 - Keputusan Nenek
34
34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35
35 - Perasaan yang tidak enak
36
36 - Pria yang menjadi gila
37
37 - Yang aku mau hanya Raya!
38
38 - Penyesalan yang terlambat
39
39 - Mencari keberadaanmu
40
40 - Mencari informasi
41
41 - Melamar pekerjaan baru
42
42 - Menjadi penguntit
43
43 - Gagal dan ditolak
44
44 - Siapa wanita itu?
45
45 - Persidangan
46
46 - Tidak bisa menolak
47
47 - Ada apa?
48
48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49
49 - Lebih dari rasa suka
50
50 - Jangan meneruskan perasaan
51
51 - Persiapan
52
52 - Galau
53
53 - Ambisi Reka
54
54 - Menyusun Rencana
55
55 - Menolong
56
56 - Tukar cincin
57
57 - Kecupan pertama
58
58 - Ternyata
59
59 - Cocoknya jadi menantu
60
60 - Ikrar talak
61
61 - Sebuah Paket
62
62 - Tawaran yang tak diduga
63
63 - Sudah resmi
64
64 - Dan terjadilah
65
65 - Sakit di awal
66
66 - Hadiah
67
67 - In Bali
68
68 - Villa
69
69 - Petualangan hari ini
70
70 - Trekking
71
71 - Maladewa
72
72 - Saling bercerita
73
73 - Kembali
74
74 - Mengetahui alasan
75
75 - Menjalani kehidupan baru
76
76 - Prilaku aneh
77
77 - Terlalu egois
78
78 - Mengecek keadaan
79
79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80
80 - Ditinggal pergi
81
81 - Mengidam
82
82 - My beautiful wife
83
83 - Bertemu wanita aneh
84
84 - Siapa Luisa?
85
85 - Pria asing
86
86 - Rumah Sakit
87
87 - Tidak pernah menduga
88
88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89
89 - Siapa yang terlibat?
90
90 - Meratapi
91
91 - Kedatangan Reka
92
92 - Terdoktrin?
93
93 - Menuntut hukuman yang pantas
94
94 - Khawatir
95
95 - Ketidaksempurnaan
96
96 - Menjadi lebih baik
97
97 - Menjadi saksi
98
98 - Hari bahagia sang Cassanova
99
99 - Hari peradilan
100
100 - Permintaan maaf
101
101 - Duka
102
102 - Datangnya Citra
103
103 - Percakapan dua wanita
104
104 - Tidak pernah menuntut
105
105 - London
106
106 - Berkeliling
107
107 - Ingin memiliki profesi
108
108 - Edisi jalan-jalan
109
109 - Manchester
110
110 - Menghancurkan ego
111
111 - Menemui Reka
112
112 - Merasakan perubahan
113
113 - Mencari info
114
114 - Rencana yang gagal
115
115 - Epilog
116
116 - Ekstra Part 1
117
117 - Ekstra Part 2
118
118 - Ekstra Part 3
119
119
120
120
121
SEASON II - Anak nakal
122
SEASON II - Sekolah
123
SEASON II - Pedekate
124
SEASON II - Mengantar
125
SEASON II - Lupa
126
SEASON II - Kabar Kepulangan
127
SEASON II - Dijemput
128
SEASON II - Bandara
129
SEASON II - Perasaan yang berubah
130
SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131
SEASON II - Jadi pacar gue!
132
SEASON II - Cewek yang kamu suka
133
SEASON II - Pulang bersamamu
134
SEASON II - Berkemah
135
SEASON II - Berkemah 2
136
SEASON II - Ikut campur (lagi)
137
SEASON II - Merasa Kehilangan
138
SEASON II - Vonis
139
SEASON II - Menjenguk
140
SEASON II - Kepindahan
141
SEASON II - Kehidupan baru
142
SEASON II - Kelulusan
143
SEASON II - Membahas pertunangan
144
SEASON II - Sikap Dingin
145
SEASON II - Kecemburuan
146
SEASON II - Ingin Melepaskan
147
SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148
SEASON II - Pikirkan secara matang
149
SEASON II - Merawat kamu
150
SEASON II - Sikap yang berbeda
151
SEASON II - Aku sudah bertunangan
152
SEASON II - Sebuah keputusan
153
SEASON II - Penawaran Zack
154
SEASON II - Nasehat Mama
155
SEASON II - Sebuah titipan
156
SEASON II - Hari Pernikahan
157
SEASON II - Belajar menjadi istri
158
SEASON II - Saling Jail
159
SEASON II - Status baru
160
SEASON II - Berlagak tak mengenal
161
SEASON II - Semuanya telah berubah
162
SEASON II - Masih sama
163
SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164
SEASON II - Datang Menjemput
165
SEASON II - Kita
166
SEASON II - Tak romantis
167
SEASON II - Kunjungan
168
SEASON II - Berpacaran
169
SEASON II - Hari Terakhir
170
SEASON II - Menghabiskan Waktu
171
SEASON II - Mengantar kepulangan
172
SEASON II - Kabar baik dan buruk
173
SEASON II - Arti mencintai
174
SEASON II - Merindumu
175
SEASON II - Terpesona
176
SEASON II - Mulai terbuka
177
SEASON II - Bertemu lagi
178
SEASON II - Menjebak
179
SEASON II - Ketakutan
180
SEASON II - Berita terbaru
181
SEASON II - Pertemuan keluarga
182
SEASON II - Sebuah kejutan
183
SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184
SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185
SEASON II - Selepas kata SAH
186
SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187
SEASON II - Setelah bersama
188
SEASON II - Hadiah pernikahan
189
SEASON II - Part Ending
190
BLURB ABRINE
191
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!