8 - Dikira istri

Sinar matahari pagi menembus celah-celah gorden yang ada di kamar Raya, ia menggeliat dan mengerjap-ngerjapkan mata sejenak, demi menyadarkan diri dari nyenyaknya tidur semalam.

Raya menoleh ke arah jam yang ada di dinding kamar, dia cuek sembari menguap lagi, tapi sedetik kemudian dia tersadar akan sesuatu.

"Ya ampun, aku kesiangan bangun..." Raya buru-buru bangkit, menarik handuk dan setengah berlari menuju kamar mandi disudut kamarnya.

Raya melakukan aktifitas mandinya dengan tergesa-gesa kemudian keluar kamar dengan pakaian rumahannya.

Disaat bersamaan, Raya bertemu dengan Yana yang tengah membersihkan koleksi kirstal-kristal unik yang tersusun didalam lemari kaca.

"Baru bangun kamu?" sapa Yana dengan nada tak senang.

Raya melihatnya sekilas. "Iya, Mbak ... aku kesiangan." jawab Raya dengan wajah pias.

"Kalau ketahuan sama Nyonya muda bisa abis kamu, Ray." ucap Yana lagi sambil terus mengusap kristal dengan kanebo.

Raya bergidik singkat--membayangkan kemarahan Feli. "Iya, Mbak. Udah ya, aku langsung nemuin Tuan Nev aja, takut beliau perlu apa-apa."

"Iya-iya, buru... ntar Tuan Nev marah bskal lebih parah lagi." kata Yana sengaja menakuti Raya.

Raya langsung berlari untuk menaiki tangga, tapi karena langkahnya yang tergesa menyebabkan kakinya tersandung di undakan tangga yang pertama.

"Aw..." Raya meringis memegangi kakinya yang terbentur.

Tak berapa lama, suara Nev terdengar memanggilnya, suara itu terdengar sangat dekat.

"Raya ..."

Raya pun menoleh demi melihat Nev yang ternyata sudah berada dibelakangnya.

Sejak kapan dia disana? Kenapa dia sudah bangun lebih dulu sih?

"Y-ya Tuan ..." jawab Raya.

"Kenapa baru muncul? Kau baru bangun?" tanya Nev penuh selidik.

"Em... Tuan-- Maaf, saya--saya kesiangan bangun." kata Raya tertunduk dan menyembunykan sebelah kakinya yang sakit kebelakang kaki satunya.

"Ya sudah," kata Nev datar tapi tetap memperhatikan Raya dengan lekat.

"Kenapa kakimu?" tanya Nev karena melihat sikap aneh Raya.

"Ti-tidak apa-apa, Tuan." kilah Raya.

"Lalu kenapa berdiri seperti itu? Jangan membohongiku," kata Nev.

"Ini... tadi terbentur ditangga." jawab Raya menyengir.

Nev berdecak. "Kau ini! Ku perhatikan selalu saja bersikap terburu-buru." sindirnya.

Raya hanya diam namun dalam hatinya dia mengakui jika ucapan Nev itu benar.

Nev baru mengenal Raya beberapa hari, tapi sudah bisa menilai sikapnya. Apa dia memang mudah sekali ditebak?

Jangan dipikirkan Raya. Fokus bekerja.-Batin Raya mengingatkan dirinya sendiri.

"Em, Tuan... saya akan menyiapkan keperluan Anda. Anda mau sarapan dulu atau mandi dulu?" tanya Raya.

"Aku sudah mandi tadi," jawab Nev datar sembari mendorong kursi rodanya ke arah ruang makan.

Ha? Dia sudah mandi? Siapa yang membantunya mandi? Bukankah selama ini saat ku bantu pun tetap sulit?

"Siapa yang membantu Anda mandi, Tuan?" tanya Raya penasaran sambil berjalan pelan dan terpincang-pincang dibelakang kursi roda Nev yang melaju.

"Mandi sendiri lah..." kata Nev percaya diri.

"Benarkah?" mata Raya membola karena ucapan Nev yang terkesan aneh itu.

"Iya, aku mandi pakai shower, bukan mandi di bathub, jadi gak terlalu sulit." Nev berkata sembari tiba-tiba menoleh ke arah Raya dibelakangnya, Raya pun mengernyit keheranan.

"Apa kakimu yang terbentur tangga sakit sekali?" tanya Nev.

Entah kenapa Raya menangkap nada khawatir di pertanyaan Nev kali ini.

"Tidak, Tuan." jawab Raya.

"Terus kenapa jalannya seperti itu? Kalau memang sakit sekali di cek saja ke rumah sakit." saran Nev.

Raya mengibaskan tangannya. "Tidak usah, Tuan. Ini biasa saja kok." tolaknya cepat, dia merasa ucapan Nev itu terlalu berlebihan.

Disaat mereka menatap satu sama lain dalam beberapa detik, tiba-tiba suara Feli yang berdehem-dehem seolah menyadarkan keduanya.

Keduanya menoleh kearah yang sama, dimana ada Feli yang tersenyum kecut pada mereka berdua.

"Ray, kamu gak lupa kan sama perjanjian kita." kata Feli seolah mengingatkan Raya tentang salah satu poin dalam surat perjanjian kontraknya.

"Eh, i-iya... saya permisi, Tuan." kata Raya segera menghindar dari Nev.

Tapi Nev yang bingung dengan percakapan kedua wanita dihadapannya mulai buka suara. "Perjanjian apa?" tanya Nev.

"Oh, itu perjanjian kerja Raya dirumah ini, sayang." sahut Feli cepat.

"Memangnya apa isi perjanjiannya?" tanya Nev semakin ingin tahu.

Feli menggosok tengkuknya sendiri, "Itu, itu... tentang cara kerjanya. Iya, tata cara kerja Raya selama disini." kilah Feli berbohong.

Raya pun segera berbalik badan, ingin ke dapur saja.

"Mana sarapanku, Raya?" tanya Nev membuatnya kembali mengangguk berulang dan kembali ke meja makan untuk mengambilkan sarapan Nev.

Padahal ada istrinya didepan mata, tapi kenapa tetap menyuruhku menyediakan makanannya.-gerutu Raya dalam hati.

"Biar aku saja yang mrngambilkan Nev sarapan, Ray." selah Feli mencoba mengambil alih piring yang sudah Raya pegang.

"Biar Raya saja," kata Nev dengan nada dingin.

Feli berdecak, sementara Raya menjadi kebingungan mau menuruti siapa sekarang.

Feli tetap mengambil piring dari tangan Raya, dan wajah Nev memancarkan kemarahan karena hal itu.

"Sudah ku bilang, biar Raya yang menyiapkan sarapanku!" kata Nev tegas dan menekankan setiap kata-katanya.

"Tapi sayang ..." lirih Feli.

Nev bergeming dan tak menjawab keluhan Feli itu, membuat Feli merengut dengan wajah tertekuk.

Feli pun menghempaskan bo kongnya di kursi makan dan mengambil makanannya sendiri dengan rasa kesal yang teramat sangat karena sikap dingin Nev padanya.

Sedangkan Raya yang masih berada diantara pasangan suami istri itu hanya menatap Nev bingung.

Kemudian, Nev seolah memberi Raya isyarat agar melanjutkan apa yang tadi ia perintahkan.

Raya pun menyiapkan sarapan Nev, meletakkan sandwich isi daging ke piring, lalu menyajikan itu dihadapan Nev.

"Teh atau kopi, Tuan?" tanya Raya.

"Kopi." jawab Nev singkat.

Raya menuangkan kopi ke gelas Nev dan kembali menyajikannya dihadapan pria itu.

Sementara diseberang meja, Feli terlihat mendengkus sebal sembari mengunyah makanannya sendiri.

"Apa ada lagi, Tuan?" tanya Raya memastikan kebutuhan Nev yang lainnya.

"Jam 10 aku ke kantor seperi kemarin. Supiri aku." kata Nev datar.

Baru saja Raya ingin menjawab iya, tapi Feli langsung menyela percakapan mereka.

"Nev, kenapa kesannya aku yang gak dianggap disini? Kamu lihat aku disini, Nev! Kenapa kamu gak bisa hargai aku!" keluh Feli mencebikkan bibirnya.

Nev mengunyah sandwichnya dengan santai tanpa menjawab ucapan istrinya itu, membuat Feli mendengkus untuk yang entah keberapa kalinya-- karena sikap acuh sang suami.

"Saya permisi, Tuan." kata Raya undur diri, dia ingin sarapan juga sebelum mengantar Nev ke kantor.

"Hemm..." Nev hanya berdehem demi menjawabnya.

Feli menatap sinis pada Raya, dia tidak mau Raya mendapat perhatian lebih dari Nev seperti ini. Tapi, dia juga tidak mau Raya pergi begitu saja dari rumah ini, dia masih belum puas melihat Raya berada diposisi ini--dibawah levelnya.

Seperginya Raya, Feli kembali bersuara pada Nev.

"Nev, gimana kalau aku aja yang antar kamu ke kantor? Aku kan gak pernah kamu bolehin main ke kantor." kata Feli.

Nev menggeleng samar. "No!" jawabnya singkat dan tegas.

Feli meraih lengan Nev. "Ayolah, sayang. Kita mulai semuanya dari awal lagi. Kita perbaiki semuanya." kata Feli membujuk sang suami.

"Aku bilang enggak ya enggak. Kamu bisa bahasa Indonesia 'kan? Atau mau pakai bahasa Mandarin?" cibir Nev seraya menyeruput kopinya.

Feli terdiam dengan tangan yang mengepal penuh kekesalan.

Seusai sarapan, Raya mengantarkan Nev ke kantor seperti kemarin. Nev memintanya untuk masuk kedalam gedung perkantoran itu dan dia menuruti Nev.

Semua orang menatap Raya yang tengah mendorong kursi roda Nev, semua tampak menyapa dan tersenyum ramah padanya.

"Pekerja disini ramah, ya..." celetuk Raya dan itu didengar oleh Nev.

Nev menyunggingkan senyum kecil. "Mungkin mereka mengira kamu adalah istriku." kata Nev santai, sementara Raya cukup syok dengan ucapan Nev itu. Terlebih, Nev menyebutnya 'kamu' 😁

Kenapa mendengar itu, ritme jantungnya mendadak bertalu-talu.

"Memangnya mereka tidak mengenali siapa istri Anda yang sebenarnya?" tanya Raya, berusaha cuek walau dia sudah gugup setengah mati.

Nev menggeleng, kepalanya menoleh kebelakang demi melihat wajah Raya yang ternyata sudah merona.

Lucu sekali jika melihat wajahnya memerah seperti itu.-Batin Nev.

"Tidak ada yang tahu jika Feli adalah istriku." jawab Nev pelan.

Raya yang akan menekan tombol Lift pun terdiam mendengar ucapan jujur Nev itu.

Sebenarnya pernikahan seperti apa yang dijalani oleh Nev dan Feli?

...Bersambung .......

Jangan lupa Favorit, like, komentar, vote dan hadiah ❤️

Terpopuler

Comments

Jean Wonga

Jean Wonga

iya benar thorr karywan dkntor nev....trus tau bhwa ray ada msalah dg ortu yg dpnjara...trus sludiki siapa ray..gitu lo msak seorang CEO g da asisten kaki tangan...

2022-10-30

0

Me ☺

Me ☺

iya ya pernikahan macam apa y🧐 jangan2 nikah siri kah😯😲

2022-10-09

0

Nuraini

Nuraini

ntar bakal ada kejutan... othor kan sukanya main tebak2an

2022-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 1 - Prolog
2 2 - Kau tahu namaku?
3 3 - Ingin mengundurkan diri
4 4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5 5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6 6 - Bantu aku mandi!
7 7 - Kontrak
8 8 - Dikira istri
9 9 - Tidak berani menatap
10 10 - Jimmy yang tengil
11 11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12 12 - Perkelahian
13 13 - Menghindar
14 14 - Meminta kesempatan
15 15 - Latar belakang sang pengasuh
16 16 - Sang Pengacara Muda
17 17 - Keadaan jantung
18 18 - Membangunkannya
19 19 - Menyelidiki kehidupanku?
20 20 - Kecemburuan Feli
21 21 - Perusak suasana
22 22 - Temani aku makan!
23 23 - Terkena radiasi
24 24 - Cemburu?
25 25 - Tak punya alasan
26 26 - Menemui Papa Adrian
27 27 - Memasak untukmu
28 28 - Si Tuan Manja
29 29 - Meratapi kesalahannya
30 30 - Ku pikir aku menyukaimu
31 31 - Nasehat Nenek
32 32 - Night market
33 33 - Keputusan Nenek
34 34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35 35 - Perasaan yang tidak enak
36 36 - Pria yang menjadi gila
37 37 - Yang aku mau hanya Raya!
38 38 - Penyesalan yang terlambat
39 39 - Mencari keberadaanmu
40 40 - Mencari informasi
41 41 - Melamar pekerjaan baru
42 42 - Menjadi penguntit
43 43 - Gagal dan ditolak
44 44 - Siapa wanita itu?
45 45 - Persidangan
46 46 - Tidak bisa menolak
47 47 - Ada apa?
48 48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49 49 - Lebih dari rasa suka
50 50 - Jangan meneruskan perasaan
51 51 - Persiapan
52 52 - Galau
53 53 - Ambisi Reka
54 54 - Menyusun Rencana
55 55 - Menolong
56 56 - Tukar cincin
57 57 - Kecupan pertama
58 58 - Ternyata
59 59 - Cocoknya jadi menantu
60 60 - Ikrar talak
61 61 - Sebuah Paket
62 62 - Tawaran yang tak diduga
63 63 - Sudah resmi
64 64 - Dan terjadilah
65 65 - Sakit di awal
66 66 - Hadiah
67 67 - In Bali
68 68 - Villa
69 69 - Petualangan hari ini
70 70 - Trekking
71 71 - Maladewa
72 72 - Saling bercerita
73 73 - Kembali
74 74 - Mengetahui alasan
75 75 - Menjalani kehidupan baru
76 76 - Prilaku aneh
77 77 - Terlalu egois
78 78 - Mengecek keadaan
79 79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80 80 - Ditinggal pergi
81 81 - Mengidam
82 82 - My beautiful wife
83 83 - Bertemu wanita aneh
84 84 - Siapa Luisa?
85 85 - Pria asing
86 86 - Rumah Sakit
87 87 - Tidak pernah menduga
88 88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89 89 - Siapa yang terlibat?
90 90 - Meratapi
91 91 - Kedatangan Reka
92 92 - Terdoktrin?
93 93 - Menuntut hukuman yang pantas
94 94 - Khawatir
95 95 - Ketidaksempurnaan
96 96 - Menjadi lebih baik
97 97 - Menjadi saksi
98 98 - Hari bahagia sang Cassanova
99 99 - Hari peradilan
100 100 - Permintaan maaf
101 101 - Duka
102 102 - Datangnya Citra
103 103 - Percakapan dua wanita
104 104 - Tidak pernah menuntut
105 105 - London
106 106 - Berkeliling
107 107 - Ingin memiliki profesi
108 108 - Edisi jalan-jalan
109 109 - Manchester
110 110 - Menghancurkan ego
111 111 - Menemui Reka
112 112 - Merasakan perubahan
113 113 - Mencari info
114 114 - Rencana yang gagal
115 115 - Epilog
116 116 - Ekstra Part 1
117 117 - Ekstra Part 2
118 118 - Ekstra Part 3
119 119
120 120
121 SEASON II - Anak nakal
122 SEASON II - Sekolah
123 SEASON II - Pedekate
124 SEASON II - Mengantar
125 SEASON II - Lupa
126 SEASON II - Kabar Kepulangan
127 SEASON II - Dijemput
128 SEASON II - Bandara
129 SEASON II - Perasaan yang berubah
130 SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131 SEASON II - Jadi pacar gue!
132 SEASON II - Cewek yang kamu suka
133 SEASON II - Pulang bersamamu
134 SEASON II - Berkemah
135 SEASON II - Berkemah 2
136 SEASON II - Ikut campur (lagi)
137 SEASON II - Merasa Kehilangan
138 SEASON II - Vonis
139 SEASON II - Menjenguk
140 SEASON II - Kepindahan
141 SEASON II - Kehidupan baru
142 SEASON II - Kelulusan
143 SEASON II - Membahas pertunangan
144 SEASON II - Sikap Dingin
145 SEASON II - Kecemburuan
146 SEASON II - Ingin Melepaskan
147 SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148 SEASON II - Pikirkan secara matang
149 SEASON II - Merawat kamu
150 SEASON II - Sikap yang berbeda
151 SEASON II - Aku sudah bertunangan
152 SEASON II - Sebuah keputusan
153 SEASON II - Penawaran Zack
154 SEASON II - Nasehat Mama
155 SEASON II - Sebuah titipan
156 SEASON II - Hari Pernikahan
157 SEASON II - Belajar menjadi istri
158 SEASON II - Saling Jail
159 SEASON II - Status baru
160 SEASON II - Berlagak tak mengenal
161 SEASON II - Semuanya telah berubah
162 SEASON II - Masih sama
163 SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164 SEASON II - Datang Menjemput
165 SEASON II - Kita
166 SEASON II - Tak romantis
167 SEASON II - Kunjungan
168 SEASON II - Berpacaran
169 SEASON II - Hari Terakhir
170 SEASON II - Menghabiskan Waktu
171 SEASON II - Mengantar kepulangan
172 SEASON II - Kabar baik dan buruk
173 SEASON II - Arti mencintai
174 SEASON II - Merindumu
175 SEASON II - Terpesona
176 SEASON II - Mulai terbuka
177 SEASON II - Bertemu lagi
178 SEASON II - Menjebak
179 SEASON II - Ketakutan
180 SEASON II - Berita terbaru
181 SEASON II - Pertemuan keluarga
182 SEASON II - Sebuah kejutan
183 SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184 SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185 SEASON II - Selepas kata SAH
186 SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187 SEASON II - Setelah bersama
188 SEASON II - Hadiah pernikahan
189 SEASON II - Part Ending
190 BLURB ABRINE
191 PROMO
Episodes

Updated 191 Episodes

1
1 - Prolog
2
2 - Kau tahu namaku?
3
3 - Ingin mengundurkan diri
4
4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5
5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6
6 - Bantu aku mandi!
7
7 - Kontrak
8
8 - Dikira istri
9
9 - Tidak berani menatap
10
10 - Jimmy yang tengil
11
11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12
12 - Perkelahian
13
13 - Menghindar
14
14 - Meminta kesempatan
15
15 - Latar belakang sang pengasuh
16
16 - Sang Pengacara Muda
17
17 - Keadaan jantung
18
18 - Membangunkannya
19
19 - Menyelidiki kehidupanku?
20
20 - Kecemburuan Feli
21
21 - Perusak suasana
22
22 - Temani aku makan!
23
23 - Terkena radiasi
24
24 - Cemburu?
25
25 - Tak punya alasan
26
26 - Menemui Papa Adrian
27
27 - Memasak untukmu
28
28 - Si Tuan Manja
29
29 - Meratapi kesalahannya
30
30 - Ku pikir aku menyukaimu
31
31 - Nasehat Nenek
32
32 - Night market
33
33 - Keputusan Nenek
34
34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35
35 - Perasaan yang tidak enak
36
36 - Pria yang menjadi gila
37
37 - Yang aku mau hanya Raya!
38
38 - Penyesalan yang terlambat
39
39 - Mencari keberadaanmu
40
40 - Mencari informasi
41
41 - Melamar pekerjaan baru
42
42 - Menjadi penguntit
43
43 - Gagal dan ditolak
44
44 - Siapa wanita itu?
45
45 - Persidangan
46
46 - Tidak bisa menolak
47
47 - Ada apa?
48
48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49
49 - Lebih dari rasa suka
50
50 - Jangan meneruskan perasaan
51
51 - Persiapan
52
52 - Galau
53
53 - Ambisi Reka
54
54 - Menyusun Rencana
55
55 - Menolong
56
56 - Tukar cincin
57
57 - Kecupan pertama
58
58 - Ternyata
59
59 - Cocoknya jadi menantu
60
60 - Ikrar talak
61
61 - Sebuah Paket
62
62 - Tawaran yang tak diduga
63
63 - Sudah resmi
64
64 - Dan terjadilah
65
65 - Sakit di awal
66
66 - Hadiah
67
67 - In Bali
68
68 - Villa
69
69 - Petualangan hari ini
70
70 - Trekking
71
71 - Maladewa
72
72 - Saling bercerita
73
73 - Kembali
74
74 - Mengetahui alasan
75
75 - Menjalani kehidupan baru
76
76 - Prilaku aneh
77
77 - Terlalu egois
78
78 - Mengecek keadaan
79
79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80
80 - Ditinggal pergi
81
81 - Mengidam
82
82 - My beautiful wife
83
83 - Bertemu wanita aneh
84
84 - Siapa Luisa?
85
85 - Pria asing
86
86 - Rumah Sakit
87
87 - Tidak pernah menduga
88
88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89
89 - Siapa yang terlibat?
90
90 - Meratapi
91
91 - Kedatangan Reka
92
92 - Terdoktrin?
93
93 - Menuntut hukuman yang pantas
94
94 - Khawatir
95
95 - Ketidaksempurnaan
96
96 - Menjadi lebih baik
97
97 - Menjadi saksi
98
98 - Hari bahagia sang Cassanova
99
99 - Hari peradilan
100
100 - Permintaan maaf
101
101 - Duka
102
102 - Datangnya Citra
103
103 - Percakapan dua wanita
104
104 - Tidak pernah menuntut
105
105 - London
106
106 - Berkeliling
107
107 - Ingin memiliki profesi
108
108 - Edisi jalan-jalan
109
109 - Manchester
110
110 - Menghancurkan ego
111
111 - Menemui Reka
112
112 - Merasakan perubahan
113
113 - Mencari info
114
114 - Rencana yang gagal
115
115 - Epilog
116
116 - Ekstra Part 1
117
117 - Ekstra Part 2
118
118 - Ekstra Part 3
119
119
120
120
121
SEASON II - Anak nakal
122
SEASON II - Sekolah
123
SEASON II - Pedekate
124
SEASON II - Mengantar
125
SEASON II - Lupa
126
SEASON II - Kabar Kepulangan
127
SEASON II - Dijemput
128
SEASON II - Bandara
129
SEASON II - Perasaan yang berubah
130
SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131
SEASON II - Jadi pacar gue!
132
SEASON II - Cewek yang kamu suka
133
SEASON II - Pulang bersamamu
134
SEASON II - Berkemah
135
SEASON II - Berkemah 2
136
SEASON II - Ikut campur (lagi)
137
SEASON II - Merasa Kehilangan
138
SEASON II - Vonis
139
SEASON II - Menjenguk
140
SEASON II - Kepindahan
141
SEASON II - Kehidupan baru
142
SEASON II - Kelulusan
143
SEASON II - Membahas pertunangan
144
SEASON II - Sikap Dingin
145
SEASON II - Kecemburuan
146
SEASON II - Ingin Melepaskan
147
SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148
SEASON II - Pikirkan secara matang
149
SEASON II - Merawat kamu
150
SEASON II - Sikap yang berbeda
151
SEASON II - Aku sudah bertunangan
152
SEASON II - Sebuah keputusan
153
SEASON II - Penawaran Zack
154
SEASON II - Nasehat Mama
155
SEASON II - Sebuah titipan
156
SEASON II - Hari Pernikahan
157
SEASON II - Belajar menjadi istri
158
SEASON II - Saling Jail
159
SEASON II - Status baru
160
SEASON II - Berlagak tak mengenal
161
SEASON II - Semuanya telah berubah
162
SEASON II - Masih sama
163
SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164
SEASON II - Datang Menjemput
165
SEASON II - Kita
166
SEASON II - Tak romantis
167
SEASON II - Kunjungan
168
SEASON II - Berpacaran
169
SEASON II - Hari Terakhir
170
SEASON II - Menghabiskan Waktu
171
SEASON II - Mengantar kepulangan
172
SEASON II - Kabar baik dan buruk
173
SEASON II - Arti mencintai
174
SEASON II - Merindumu
175
SEASON II - Terpesona
176
SEASON II - Mulai terbuka
177
SEASON II - Bertemu lagi
178
SEASON II - Menjebak
179
SEASON II - Ketakutan
180
SEASON II - Berita terbaru
181
SEASON II - Pertemuan keluarga
182
SEASON II - Sebuah kejutan
183
SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184
SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185
SEASON II - Selepas kata SAH
186
SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187
SEASON II - Setelah bersama
188
SEASON II - Hadiah pernikahan
189
SEASON II - Part Ending
190
BLURB ABRINE
191
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!