Disaat keadaan terasa hening--Raya dengan pikirannya sendiri yang berkecamuk dan Nev yang menatapi pekerjaan yang tertumpuk tanpa ada minat menyelesaikannya sama sekali-- tiba-tiba pintu ruangan Nev terdengar diketuk dari luar.
"Masuk saja!" ucap Nev sedikit kuat dengan suara baritonnya.
Sepersekian detik berikutnya, muncul seorang pria dengan senyum semringah dari balik pintu, pria itupun menghampiri meja kerja Nev.
Nev menatapnya sekilas, kemudian meraih gadgetnya dan mencoba fokus menatap layar pipih itu. Tampaknya Nev sedang mencoba bersikap wajar didepan pria yang baru memasuki ruangannya.
"Bro ..." sapa pria yang memiliki tampang oriental itu. Dapat dipastikan dia tidak ada hubungan darah dengan Nev, karena wajah mereka benar-benar tidak ada kemiripan sama sekali.
Pria oriental itu tidak menyadari adanya Raya diruangan yang sama, itu terbukti dari fokusnya yang hanya menatap Nev saja tanpa menatap ke arah lainnya.
"What happened?" tanya Nev tak acuh, kembali bersikap layaknya dirinya yang biasa.
"Woah...Nev, come on! Jangan seperti ini terus. Dunia ini bergerak maju, Bro!" katanya setengah tergelak, seperti mencibir sikap tak acuh yang ditunjukkan oleh Nev.
Nev berdecak lidah, kemudian mengalihkan pandangan ke arah sofa--dimana Raya terduduk disana.
"Raya, bisa tolong buatkan tamuku kopi?" tanya Nev pada Raya.
Disaat yang sama pulalah, pria oriental itu baru menyadari keberadaan Raya dalam ruangan, lalu sudut bibirnya tertarik keatas sembari menatapi Raya yang sudah berdiri dari duduknya.
"Baik, Tuan." jawab Raya hendak keluar ruangan.
Pria oriental itu tahu, Nev meminta wanita ini membuatkan kopi karena Nev tidak ingin pembicaraan mereka didengar oleh si wanita.
"Wah, wah ... siapa ini?" tanya pria oriental dengan sikap terkesima.
Nev hanya diam tak menjawab, tangannya memberi isyarat agar Raya mengabaikan pria itu dan segera keluar dari ruangannya.
Seperginya Raya, Nev menatap pria yang duduk didepan meja kerjanya.
"Kau tidak bekerja?" tanya Nev berbasa-basi.
Pria itu menggeleng. "Aku sedang bosan, aku ingin mengganggumu." jawabnya sambil tersenyum miring.
"Aku sibuk. Next time kau bisa bermain-main denganku! Jangan ganggu aku bekerja." kata Nev acuh tak acuh.
Dan pria oriental terbahak demi menyikapi ucapan Nev yang berdengung ditelinganya.
"Jadi kau sudah punya kesibukan lain sekarang?" tanyanya dengan menaik-naikkan kedua alisnya, menggoda Nev.
"Shut up, Jim!" senggak Nev.
"Wohoho... galak sekali, aku jadi takut." kata pria yang bernama Jimmy itu, sesungguhnya dia hanya mencibir Nev.
Nev diam, malas meladeni Jimmy yang terang-terangan mengejeknya. Nev kembali fokus menekuri layar gadget-nya, padahal sekarang dia tidak bisa fokus sama sekali. Terlebih, kehadiran Jimmy dikantornya semakin membuatnya tak fokus-- justru sekarang dia merasa kesal dengan kedatangan sahabat tengilnya ini.
"Pulanglah, Jim." kata Nev mengusir Jimmy.
Lagi dan lagi Jimmy tergelak, "Tuhan, Nev mengusirku." lirih Jimmy berlagak sedih dan mengadu, membuat Nev berdecak untuk kesekian kalinya.
"Sekarang jujur padaku, siapa wanita tadi? Jangan bilang dia yang membuatmu mengusirku dari sini?" ejek Jimmy.
"Kalau iya memangnya kenapa?" tantang Nev.
"Hah? Serius?" Jimmy bahkan memajukan duduknya demi mendengar pengakuan Nev.
Nev menggeleng-gelengkan kepalanya tapi kemudian dia tersenyum.
"Sia lan!" kata Jimmy saat menyadari senyuman yang tersungging dari bibir sang Sahabat, pasalnya dia tahu pasti senyuman Nev kali ini mengisyaratkan sesuatu.
"Who's She? (Siapa dia?)" tanya Jimmy penasaran.
"Dia pengasuhku." jawab Nev jujur.
Jimmy menggelengkan kepalanya tak percaya. "Pengasuh? Sebening itu? Ck..ck..ck..." kini giliran Jimmy yang berdecak lidah.
"Kenapa?" tanya Nev melihat sikap aneh Jimmy itu.
"Gua juga mau diasuh sama yang kayak begitu, Bro ..." jawab Jimmy tak mau kalah, membuat Nev mendengkus kemudian mereka berdua tertawa serentak.
Tak berapa lama, Raya kembali ke ruangan dengan nampan berisi dua gelas kopi. Raya menyajikan kopi itu dihadapan Nev dam Jimmy.
Nev memperhatikan Raya, begitu juga Jimmy yang melakukan hal sama sembari mengulumm senyuman.
"Hai, Raya... Aku Jimmy sahabat Nev." sapa Jimmy.
Raya menatap Jimmy sekilas, sementara Nev melotot karena sikap tebar pesona Jimmy itu.
"Hai..." balas Raya singkat pada Jimmy dan lagi-lagi membuat Nev mendengkus pelan.
Kenapa Raya harus menanggapi si kadal ini?-batin Nev kesal.
"Kamu...udah lama kerja sama Nev?" tanya Jimmy sembari menyeruput kopi panasnya dengan hati-hati. Dan jelas, dia sengaja bertanya dihadapan Nev, semata-mata untuk melihat reaksi Nev, menjadikan wajah ketat Nev sebagai hiburan tersendiri baginya.
Jimmy pun semakin sengaja melebarkan senyumnya pada Raya menyadari sikap aneh sang sahabat.
"Tiga hari..." jawab Raya pelan.
Jimmy ingin bertanya lagi, mulutnya bahkan sudah terbuka untuk kembali mengajukan pertanyaan, sayangnya Nev segera mengambil alih keadaan, membuat Jimmy kembali menutup mulutnya.
"Jangan menghiraukan dia, Raya." kata Nev menyela dan memperingatkan.
"Astaga..." gumam Jimmy seraya mengusap kasar wajahnya sendiri. Dia tidak habis pikir dengan sikap Nev yang berlebihan ini. Kenapa dengan Nev? Dia semakin penasaran.
Raya hanya tersenyum kikuk melihat interaksi kedua pria dihadapannya. Dia pun kembali ke sofa dan duduk dalam diam.
"Jangan mengganggunya, Jim." bisik Nev pada Jimmy-- saat Raya sudah berada di sofa.
Jimmy tersenyum miring, kembali menikmati kopi yang terasa pas di lidahnya.
"Melihatmu seperti ini, aku jadi makin tertarik untuk mengganggunya." kata Jimmy balas berbisik.
Raya tidak menghiraukan lagi kedua pria yang saling berbisik-bisik itu, dia mengambil ponselnya sendiri dan larut dalam dunia maya.
Disisi lain, Nev kesal sendiri melihat tingkah Jimmy yang sulit diberikan pengertian.
"Pergilah, Jim. Jangan melihatinya seperti itu." ucap Nev pelan.
"So what? Tidak ada yang salah kan?" kata Jimmy kembali menatap Raya yang tidak menyadari tatapannya karena Raya asyik dengan ponselnya.
"Jim..." kata Nev.
"Apa? Biarkan aku melihatnya, ini pemandangan bagus. Jarang-jarang ada pengasuh yang seperti ini." kata Jimmy terkekeh pelan.
"Hentikan omong kosongmu itu! Dia itu pengasuhku!" kata Nev tak mau kalah.
"Iya aku tahu, hanya pengasuhmu kan?Sudahlah...kau lanjut saja bekerja!" kata Jimmy masa bodoh dan terus melanjutkan aksinya.
"Aku megusirmu pulang, sebelum kesabaranku habis dan meminta satpam menyeretmu keluar dari ruanganku." geram Nev.
Jimmy menatap Nev sembari menyunggingkan senyum mengejek, dia benar-benar menyukai saat menggoda Nev seperti ini.
"Kau tahu? Sikapmu ini seperti induk ayam yang takut anaknya tersentuh oleh orang lain. Oh, tidak-tidak, bahkan kau lebih parah...aku hanya menatapnya saja, bukan menyentuhnya! Kau galak sekali, Man. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksimu kalau aku menyentuhnya." ejek Jimmy sembari berdiri ingin meninggalkan ruangan Nev.
Jangan harap, Jim! Dalam mimpimu pun tidak akan ku biarkan kau menyentuhnya. batin Nev kesal.
Nev mengibaskan tangannya, sebagai isyarat kalau dia ingin Jimmy segera berlalu secepatnya dari hadapannya.
"Aku pulang, Nev! Ku pikir ini kali pertamamu bersikap seperti ini, saat bersama Feli kau tidak se-posesif ini." ejek Jimmy lagi.
Dan Nev terdiam mendengar ucapan Jimmy itu, dia merekam ucapan Jimmy baik-baik dikepalanya.
Jimmy bergerak menuju pintu keluar, sembari menyapa Raya sekilas.
"Raya, senang berkenalan denganmu. Semoga harimu menyenangkan. Kalau Nev ngamuk, aku yakin kau pasti bisa menanganinya." kata Jimmy sembari melambaikan tangannya pada Raya dan berlalu dari ruangan itu.
Raya hanya tersenyum lembut tanpa menyahuti ucapan Jimmy yang dirasanya sangat aneh.
"Jangan menatap pria lain, Raya." ujar Nev dari ujung sana.
Raya melihat Nev dan tidak mengerti arah pembicaraan Nev ini.
"Maksudnya?" tanyanya mengernyit.
Nev tak menjawab dan terlihat kembali mengalihkan tatapan ke arah laptop yang entah sejak kapan telah dibukanya.
Raya mengangkat bahu dengan cuek, walau ucapan Nev tadi sedikit mengganggunya, tapi dia hanya bisa kembali memainkan ponsel tanpa bisa menuntut penjelasan yang pasti pada majikannya itu.
...Bersambung .......
Jangan lupa Favorit, like, komentar, vote dan hadiah ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Sang
gue juga mau loh punya pengasuh kayak gitu, tapi gajinya dipasang othor tinggi banget, gimana saya yg punya gaji UMR ngepres mampu menggajinya 🤔🤔🤔
2023-01-06
1
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
belum apa-apa kau sudah posesif dan cemburu, tuan 😝😝🤦🏻🤦🏻🤦🏻
2022-05-14
2
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
ya sudah, kamu lumpuh dulu, trs cari pengasuh. wkwkwk 😂😂
2022-05-14
3