Raya benar-benar menemui Reka di sebuah Cafe yang sebelumnya sempat mereka sepakati.
"Ibu Raya..." sapa seorang pria muda dengan setelan casual, dia tersenyum kecil pada Raya.
Raya menoleh dan ikut tersenyum. "Apa Anda Pak Reka?" tanyanya.
"Reka saja..." kata Reka memperkenalkan diri.
"Kalau begitu panggil saya Raya saja." jawab Raya tersenyum lalu mereka terkekeh kecil bersama.
"Silahkan duduk, Ibu...emm maksud saya Raya." kata Reka mempersilahkan Raya duduk dihadapannya.
Raya duduk dan menuruti saran Reka untuk memesan lewat buku menu, dia memesan segelas orange juice.
"Tidak makan?" tanya Reka serius, namun Raya hanya menggeleng kecil sebagai jawabannya.
Mereka mulai membicarakan perihal kasus yang menimpa Pak Adrian yakni Papa Raya.
Reka mendengarkan cerita versi Raya, karena dia adalah seorang Lawyer muda-mengikuti jejak Ayahnya menjadi seorang pengacara, dan karena Ayahnya sedang dalam masa pemulihan akibat efek pemasangan Ring jantung di Penang-- jadi, mau tak mau Reka lah yang bertanggung jawab terhadap beberapa klien Ayahnya-- yang memang mendapat perhatian khusus oleh beliau.
Setelah Raya menceritakan detail kasus korupsi sang Papa yang berkaitan dengan penggelapan dana yang berjumlah hampir triliunan. Reka mulai menarik sebuah benang merah tentang kasus ini.
"Baiklah, Raya. Saya sudah memahaminya. Untuk kabar selanjutnya akan saya beritahukan nanti." terang Reka.
"Kira-kira Papa saya bisa lepas dari kasus ini?" tanya Raya harap-harap cemas.
Reka tersenyum pada Raya. "Pak Adrian orang yang baik, saya yakin beliau tidak mungkin gelap mata melakukan tindak korupsi hingga menghancurkan reputasi dan kebahagiaan keluarganya, intinya saya percaya disini ada kesalahpahaman. Semoga kasus ini bisa saya tangani." kata Reka optimis.
"Saya percaya dengan Anda." kata Raya penuh harap.
Sekali lagi Reka tersenyum manis. "Terima kasih atas kepercayaan Raya pada saya." jawabnya tulus.
Raya mengangguk sembari membalas senyuman Reka. Dia begitu lega setelah menceritakan tentang permasalahan Papanya pada Reka. Setidaknya, Reka meyakinkannya bahwa kasus ini bisa diatasi. Raya percaya pada kinerja dan kemampuan Reka walau Reka adalah pengacara muda.
Raya dan Reka bersiap meninggalkan Cafe setelah perbincangan mereka selesai.
"Saran saya, Raya banyak berdoa ya untuk Pak Adrian." kata Reka menatap Raya.
"Pasti, terima kasih atas kebaikan Anda..." kata Raya dengan nada sungkan.
"Tidak masalah, Pak Adrian bukan hanya klien untuk Ayah saya, tapi Pak Adrian juga seorang sahabat dan keluarga bagi Ayah saya, mereka sudah mengenal sejak lama."
Raya dan Reka pun saling berjabat tangan satu sama lain.
Saat Raya hendak meninggalkan Cafe lebih dulu, Reka memanggilnya lagi.
"Kalau tidak keberatan, biar Saya mengantar Raya untuk pulang." tawar Reka.
Raya memang menaiki Taxi saat ke Rumah Sakit dan saat datang ke cafe, tapi menerima tawaran Reka rasanya sangat tidak enak.
Ingin menolak, tapi merasa lebih sungkan.
Setelah pertimbangan beberapa detik, akhirnya Raya pun menjawab tawaran Reka.
"Tidak usah, Saya naik taxi saja." jawab Raya menolak halus.
Reka mengangguk dan tak ingin memaksa Raya.
"It's oke... sampai bertemu lagi Raya." kata Reka.
Raya tersenyum dan segera berlalu dengan cepat, karena dia memang ingin menghemat waktu, dia harus tiba dirumah sebelum Nev yang lebih dulu tiba dikediamannya.
...🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸...
Nev tiba di rumah lebih cepat dari biasanya dan dia tidak menemukan Raya, dia meminta Bian untuk mengantarkannya sampai ke kamar dan Sekretarisnya itu menuruti.
"Bian..." Nev memanggil Bian disela-sela perjalanan menuju ke kamarnya.
"Ya, Tuan." jawab Bian.
"Pastikan jangan ada yang terlewat tentang tugas barumu." ucap Nev memperingatkan.
Bian tersenyum menyadari hal apa yang dimaksudkan oleh sang Atasan, karena tugas baru Bian adalah mencari tahu tentang Raya, dan ini semakin menguatkan keyakinan Bian tentang sesuatu antara Nev dan Raya.
"Baik, Tuan." jawab Bian tanpa banyak pertanyaan.
Nev meminta Bian segera pulang dan dia melakukan ritual mandinya sendiri.
Setelah selesai, Nev segera ke ruang ganti dan ingin memilih baju gantinya sendiri--karena dia pikir Raya belum kembali dari Rumah Sakit. Nev memberi Raya waktu untuk menjenguk Mamanya dan Nev tidak marah atas keterlambatan Raya.
Hanya saja, kenapa Nev merasa ada yang janggal saat mencari bajunya sendiri? Padahal sebelum kedatangan Raya ke rumahnya pun dia terbiasa melakukan ini sendiri, karena pengasuh dari yayasan yang biasa dipekerjaan--selalu membuatnya marah.
Kemarahannya itu, bukan tanpa sebab. Itu dikarenakan pengasuhnya yang lalu-lalu memiliki tingkah yang membuatnya selalu naik darah. Ada yang mencuri pakaiannya dan barang-barangnya. Dia masih memaklumi, karena semua pengasuh dari yayasan itu juga seorang lelaki--mungkin mereka tertarik dengan barang-barang Nev yang berkualitas--intinya semua tidak bisa dipercaya.
Tapi, pengasuh lelakinya yang terakhir, benar-benar membuat Nev murka karena menatap Nev seperti santapan. Sangat menjijikkan. Itulah sebabnya dia tak mau lagi diasuh oleh seorang pengasuh yayasan yang dipilihkan Feli.
Dia bertahan sampai dua bulan terakhir, dan terpaksa melakukan semuanya sendiri karena diapun tak sudi bersentuhan fisik dengan Feli.
Semua kesusahannya mengurus diri sendiri pun berakhir, saat Feli membawa Raya kerumahnya.
Raya..
Raya..
Raya...
Kenapa selalu memikirkan Raya?
Ya ampun... Kemana Raya? Kenapa belum tiba dirumah?
Mendadak, perasaannya yang tadi memaklumi kepergian Raya menjadi sedikit marah dan egois sekarang. Kenapa Raya belum tiba juga dirumah?
Apa terjadi sesuatu pada Raya?
Kini perasaan Nev yang sempat marah justru berubah menjadi khawatir.
Kenapa perasaannya seperti terombang-ambing begini. Sangat mudah berubah-ubah jika berkaitan dengan Raya. Astaga...
Saat Nev ingin memakai kaosnya, diaaat yang sama pintu ruang gantinya dibuka dari luar secara tergesa-gesa.
Brak...
Dan Raya lah yang muncul disebalik pintu itu,
"Tuan, Anda sudah tiba dirumah..." Raya menundukkan kepalanya. "Maaf saya terlambat pulang." sambungnya.
Nev meneruskan memakai kaosnya, lalu menatap Raya dengan perasaan lega. Segala rasa yang tadi terasa berubah-ubah antara marah dan khawatir--seakan luruh dan hilang seketika saat melihat Raya sudah kembali dalam keadaan baik-baik saja.
Nev bahkan menatap Raya penuh selidik--memastikan Raya benar-benar dalam kondisi fisik yang tak kurang satu apapun.
Lalu, yang keluar dari mulut Nev selanjutnya justru terdengar sangat menggelitik.
"Kamu jangan terlalu lama meninggalkan aku." kata Nev begitu saja.
Raya mengernyit menyadari ucapan Nev yang terdengar nyeleneh dan lari jalur itu.
Tapi, Nev segera menyadari kesalahan tata bicaranya itu.
"Emm..Maksudku, kamu jangan terlalu lama pergi. Aku jadi harus mencari baju ganti sendiri." kilah Nev seraya memalingkan wajah ke arah lain.
Raya sedikit terkekeh tapi buru-buru bungkam dan mengangguk patuh.
"Maaf, Tuan." jawab Raya takzim.
"Ya sudah," kata Nev sambil lalu.
Ray mengikuti Nev yang mendorong kursi rodanya sendirian--Raya berjalan pelan dibelakang Nev dengan pikiran yang lega karena Nev tak marah padanya.
Syukurlah... begitu batin Raya, padahal dia sudah membayangkan kemarahan Nev saat mendapati dirinya tak berada dirumah.
Nev mendekati pintu ruang kerjanya yang berada disebelah kamar yang dia tempati.
"Makan malamku nanti dibawakan kesini saja." kata Nev menunjuk pada ruang kerjanya.
"Baik, Tuan." jawab Raya. "Apa Saya sudah boleh pergi, Tuan?" tanya Raya.
"Mau kemana?" tanya Nev pelan tapi terkesan penuh selidik.
"Mau...man-di." jawab Raya sedikit gugup.
Nev menyunggingkan senyumnya sekilas. "Oke." jawabnya singkat, sembari menarik handle pintu dan masuk kedalam ruang kerjanya.
Raya pun segera berlalu setelah Nev benar-benar tak ada dihadapannya lagi.
Sedangkan Nev, begitu tiba di ruang kerjanya, dia langsung membuka laptopnya dan mendapati banyak pesan email.
"Bian memang selalu bisa diandalkan." kata Nev tersenyum miring, lalu diapun melihat isi email yang dikirimkan oleh Bian--yang ternyata tentang informasi mengenai latar belakang Raya.
...Bersambung ......
...Jadikan Favorit💕 Jangan lupa like, komen, vote dan hadiah ❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
???
ayo Nev bantu camer mu keluar dr penjara🤭
2022-10-09
0
Aqiyu
Nevan nambah kadar kwatirnya jadi tambah yakin Nevan dah jatuh cinta sama Raya
2022-02-27
0
Yayoek Rahayu
suukaaa
2022-02-22
0