Suami Keduaku Pangeran Jin
"Asmi, hari ini, aku menalakmu!" Suara dingin suaminya pagi itu bagaikan sambaran petir di telinga Asmi.
Asmi perempuan berwajah cantik itu terlonjak kaget sambil berdiri menatap wajah Mas Ilham suaminya dengan tatapan tak percaya.
" Apa salahku, Mas? " bibir Asmi bergetar. Air matanya sudah mulai mendesak ingin keluar.
Sungguh dia tak menyangka bahwa laki-laki yang sudah tiga tahun membina rumah tangga dengannya ini, tega akan menceraikannya begitu saja.
" Kenapa mesti bertanya lagi? kamu tentu sudah tahu alasanku menceraikan kamu-! " suara Mas Ilham semakin dingin.
"Tapikan kita bisa mencoba cara lain, program bayi tabung, misalnya! kita baru saja berumah tangga, masa sudah mau bercerai. Beri aku kesempatan lagi, Mas-!"
Tatapan Asmi menghiba dan tak habis pikir, suaminya ini seperti berniat sekali ingin menceraikannya hanya karena sampai saat ini dia belum bisa memberikan keturunan pada laki-laki itu.
Namun belum lagi pembicaraan itu berlanjut, mendadak Ibu mertuanya datang bersama seorang wanita yang belum pernah Asmi lihat sebelumnya. Wanita itu tampaknya sedang hamil.
" Mas, Ayu kangen-! " rengek wanita yang bernama Ayu itu dengan manja sembari tangannya memeluk Mas Ilham suaminya yang langsung saat itu juga membalas memeluk dan mengecup kepala wanita itu dengan mesra.
" Mas juga kangen sama Dek Ayu-! "Tangan Mas Ilham mengelus lembut perut wanita itu. Asmi mendelik murka.
" Wanita ******. Berani sekali kamu menggoda suamiku-!! "desisnya berapi-api.
Tangan Asmi terkepal kuat. Tubuh wanita itu bergetar hebat, seketika dia bergerak hendak menerjang wanita itu namun keburu mertuanya mencegah. Dia menarik tangan Asmi dengan kasar sehingga Asmi terhempas jatuh ke lantai dengan keras.
" Bu...!" Asmi menatap tak percaya pada wanita yang sudah di anggapnya sebagai orangtua itu dengan terluka.
" Kamu sudah dengar kata- kata suamimu, kan! Itu artinya kamu sudah tidak punya hak lagi sebagai istri di rumah ini-! " Ibu mertuanya berkacak pinggang dengan angkuhnya.
" Hei, dengar ya, Asmi! Aku sudah membawakan Ilham seorang istri. Istri yang bisa memberinya anak. Bukan istri mandul sepertimu-! " Asmi membelalakan mata tak percaya. Kemana sifat lembut mertuanya yang dulu. Mengapa sekarang berubah seratus delapan puluh derajat menjadi membencinya?
" Mas, kamu kok diam saja. Siapa wanita itu, jelaskan padaku, Mas-! " Asmi berteriak ke arah suaminya.Ada raut kecewa dan sakit terpancar di kedua matanya yang kini sudah dibanjiri oleh air mata.
Mas Ilham membungkuk dan meraih kerah baju Asmi dengan kasar.
"Kamu masih belum faham juga, dasar wanita mandul bodoh-! Wanita itu adalah istriku yang kini sedang mengandung 'anakku', buah cinta kami-! Mas Ilham menekankan kata 'anak' seraya menekankan jari telunjuknya ke dahiku.
Asmi terhenyak lemas. Tubuhnya gemetar menahan amarah dan kebencian kepada ketiga orang manusia yang sedang berdiri di hadapannya.
Jadi selama ini dia telah di selingkuhi oleh suaminya yang diam-diam telah menikah lagi tanpa sepengetahuannya dengan wanita itu hingga sekarang wanita itu sedang hamil.Ck!ck!ck!
Suaminya itu ternyata sudah berselingkuh di belakangnya sampai hampir punya anak. Dan dia tidak tahu karena dia percaya dengan cinta dan perhatian suaminya yang ternyata semua palsu.
Dan lebih miris lagi ternyata mertuanya juga sudah tahu dan ikut mendukung kelakuan bejat suaminya itu.
Asmi bangkit berdiri. Matanya nyalang menatap ketiganya. Dan tanpa sadar wanita itu tertawa. Mentertawakan kebodohannya yang telah dibutakan oleh cintanya kepada suaminya, hingga mudah saja di bohongi.
" Kalian semua manusia rendah dan bejat-! Tak bermoral, dan kau wanita ****** murahan, perusak rumah tangga orang-!"teriak Asmi dengan tatapan jijik ke arah suami dan wanita di sebelahnya
Plak-!! sebuah tamparan mendarat di pipinya. Asmi meradang.
"Tutup mulutmu perempuan mandul! Kau yang ******!" Wanita hamil itu menampar Asmi.
Asmi semakin kalap. Dia tak ingat lagi kalau perempuan di depannya ini sedang hamil. Dia menerjang dan menjambak rambut wanita itu dan menariknya dengan sekuat tenaga sehingga wanita itu menjerit-jerit minta tolong pada Mas Ilham suaminya dan juga pada mertuanya.
Mertuanya dan juga Mas Ilham tak tinggal diam. Mas Ilham berusaha melepaskan tarikan tangan Asmi di rambut istri mudanya itu dan setelah berhasil tangan Ilham yang satunya lagi melayang ke wajah Asmi.
Plak!!!
Asmi terjajar beberapa langkah ke belakang. Wajahnya pucat pasi. Suaminya itu sudah menamparnya. Hatinya yang sakit kini semakin sakit.
" Hei kamu perempuan mandul, Silahkan kamu angkat kaki dari rumah ini! aku tak sudi melihatmu lagi-! " Mas Ilham menarik lengan Asmi dan menyeret perempuan malang itu ke luar dan menghempaskannya di teras rumah dengan kasar tanpa perasaan. Dia geram sekali melihat istri mudanya yang sedang hamil mendapat cacian dan pukulan kasar dari istri yang baru saja di talaknya itu.
Asmi menangis sambil memukul dadanya. Rasa kecewa, dan sedih karena perlakuan suaminya dan marah karena merasa di khianati membuat dadanya sesak.
Mertuanya berdiri tegak di depannya dengan angkuh sambil menenteng sebuah koper dan beberapa buah tas.
" Ini semua barang- barangmu-! Kau boleh membawanya dan segera angkat kaki dari sini-! secepatnya anakku akan mengurus perceraian kalian-! " Mertuanya melempar tas- tas itu ke depan Asmi berikut juga koper yang berisi pakaiannya sehingga isinya berhamburan keluar.
Asmi menyeka air matanya. Dia berdiri dan memungut semua pakaiannya yang berserakan di teras itu lalu melangkah pergi dengan terseok - seok. Langkahnya tertatih - tatih meninggalkan halaman rumah suaminya itu sambil menyeret koper dan tas-tas yang terasa kian berat saja menambah bebannya.
Airmatanya masih tak mau berhenti mengalir meski sudah berulang kali dia menghapus nya.
Hatinya sungguh sakit sekali. Dia seakan bermimpi dan masih belum mempercayai bahwa suami nya telah berkhianat dan menceraikannya.
Beberapa tetangga yang melihat semua itu hanya bisa memandang iba kepadanya sambil berbisik-bisik membicarakan ulah suami dan mertuanya.
..._________...
Asmi melangkah gontai memasuki pekarangan rumah kecil yang letaknya tak jauh dari kediaman mertuanya. Rumah itu adalah rumah peninggalan kedua orangtuanya yang sudah lama tak di tinggali lagi. Kedua orangtuanya sudah lama meninggal dan adik- adiknya pun semua sudah berumah tangga masing-masing.
Asmi tidak tahu harus pergi kemana lagi. Dia sama sekali tak mempunyai tujuan. Hingga satu- satunya harapan adalah rumah orangtuanya.
Rumah yang kini kondisinya amat memprihatinkan dengan dinding yang mulai lapuk dan atap yang sudah bocor di sana-sini.
Asmi membuka pintu rumah itu yang ternyata tidak terkunci. Di seretnya koper dan juga tas-tas miliknya ke dalam lalu diapun duduk di kursi panjang yang sudah lapuk yang terdapat di ruang tamu rumah itu.
Di sandarkannya kepalanya di ujung kursi sementara ujung kakinya di ujung yang lain. Air mata kembali mengalir di pipi wanita itu. Dia kembali teringat perlakuan suaminya kepadanya dan itu membuat dia merasakan sesak di dada.
Kepalanya mendadak pusing dan berkunang-kunang. Mungkin efek dari kondisi fisiknya yang terguncang karena peristiwa itu ditambah semenjak pagi tak ada satupun makanan yang masuk ke perutnya.
Asmi memejamkan matanya mencoba menahan sakit di kepala dan juga perutnya. Tak lama kemudian wanita malang itupun tertidur di atas kursi panjang yang hanya diam menjadi saksi kesedihan wanita malang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
英
buta kerana cinta n hormat 😌
makanya aku,, Mandiri Dan x pernah memandang Kaum lawan sbg cinta ku
ku mampu berdiri sendiri 😎
2023-10-08
2
Pisces97
bener² tega suaminya sudah salah kasar lagi
semoga kamu nyesel ya
2023-10-03
0
Rus Tono
awal yg menarik..
2023-09-03
0