Rose masih terus memandang danau indah yang ada didepannya itu. Tanpa api unggun pun tempat itu terlihat terang karena pantulan cahaya bulan yang ada di danau, Rose mengeluarkan bukunya dari dalam tas.
“Buku apa itu?” tanya Emily melihat buku tua yang kini berada di pangkuan Rose.
“Karena buku ini, aku terjebak kedalam duniamu!” jawab Rose pasrah.
“Jika buku ini yang membawamu, mungkin saja buku ini juga adalah sebuah petunjuk untuk kau bisa pulang kembali!” ujar Emily tersenyum lebar. Rose mengangguk dan mulai membukanya.
Saat buku terbuka di halaman pertama. Rose kembali membacanya, tidak hanya Rose saja, bahkan Emily pun juga ikut membacanya.
“Dua dunia yang berbeda dengan satu jiwa yang sama, dan satu peran sama dengan kisah yang sama.” Baca bersamaa Rose dan Emily. Keduanya saling menatap bingung. Bahkan Emily pun masih tidak tahu maksud tulisan itu.
“Dua dunia yang berbeda dengan satu jiwa yang sama? Apa maksudnya?” tanya Emily menggaruk rambutnya karena bingung.
Dari atas pohon, Robin tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia sesekali mengintip dan menguping pembicaraan dua wanita tadi.
“Coba kau buka halaman selanjutnya!” pinta Emily. Rose mengangguk dan mulai membuka halaman seterusnya dan seterusnya, sampai tidak menyadari, Rose berhenti dihalaman tengah.
BAB 56.
KAU AKAN MENGETAHUI SESUATU DISINI, SESUATU YANG JUGA ADA DISANA.
MENARILAH!
Bab 56 tertulis seperti itu, dan membuat Rose dan Emily kembali tanda tanya. Sebuah petunjuk dan perintah yang sudah jelas ditunjukkan.
“Rose! Sepertinya kau harus menari. Mungkin itu adalah petunjuk!” kata Emily.
“Mungkinkah begitu?” tanya Rose memastikan. Emily mengangguk yakin dengan tersenyum.
“Baiklah!” gumam Rose segera berdiri dan membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan. Melihat Rose berdiri dan hendak melakukan sesuatu, Robin penasaran lalu memilih turun dan berdiri di samping Emily, sedangkan John masih tertidur lelap.
Di dekat danau, Rose menarik nafas panjang sambil tersenyum. Menyiapkan kedua kaki dan tangan untuk siap melakukan gerakan-gerakan Ballet. Perlahan Rose membuat musik sendiri dengan hitungan satu, dua, tiga secara berulang-ulang, dengan lihai, wanita itu terus menari dan membayangkan bahwa dirinya tengah pentas GISELLE.
Melihat pemandangan itu, Emily kagum dan hanya tersenyum lebar sambil bertepuk tangan, sementara Robin hanya diam tersenyum tipis karena kagum melihat wanita didepannya yang saat ini terlihat cantik dan mahir menari Ballet.
Tak berselang lama, Rose selesai menari, dan dia senang ketika mendapat tepukan tangan yang keras dari Emily dan Robin. Rose sedikit membungkuk dan berucap terima kasih.
“Apa ada sesuatu?” tanya Rose.
“Belum. Apa itu hanya tipuan saja?” tanya Emily. Rose hanya terdiam dan sedikit kesal, kenapa sedikit pun tak ada petunjuk yang jelas.
Saat mereka terdiam, tiba-tiba angin berhembus kencang sekali. Awan yang mulai bergerak cepat hingga menutupi bulan, membuat Rose dan Emily sedikit merinding, tapi tidak buat Robin.
Karena angin yang begitu kencang, sampai dedaunan pun berjatuhan, bahkan terbang mengenai wajah John hingga pria itu terbangun karena terkejut.
“Ada apa teman-teman?” tanya John yang kini menghampiri ketiga temannya.
“Aku tidak tahu?” tanya Rose.
“Apa yang sudah kalian lakukan?” tanya John kesal karena merasa panik akan keadaan yang seperti itu.
Saat mereka sibuk debat, lagi-lagi empat angsa putih keluar dari buku Rose yang tergeletak di belakang mereka tanpa mereka ketahui. Empat angsa putih itu terlihat menari dengan mengepakkan sayapnya.
Sadar akan hal itu, mereka menoleh kebelakang, John segera berpindah setelah tahu akan hal itu. Pemandangan yang sangat luar biasa. Sebuah Angsa Putih yang bersinar terang sekali, kini mengepakkan kedua sayapnya seolah ikut menari. Hingga mereka mulai berjalan menghampiri Rose.
Saat sudah berdiri didepan Rose, seketika angsa tadi berubah menjadi empat wanita cantik dengan gaun Ballet warna putih dan hiasan cantik di rambutnya yang tergelung rapi.
Saat melihat wajah cantik ke-empat wanita itu, membuat Emily dan John terpesona dengan kecantikan mereka, apalagi John yang kini melihat lebih dekat.
Rose masih bingung, dan yang membuat mereka bertambah bingung adalah. Ketika wanita angsa itu memberi hormat pada Rose dan tersenyum manis menatap nya, salah satu diantaranya memegang dan menekan erat liontin kalung Rose, mendekapnya dalam telapak tangannya.
“Kami senang kau sudah datang putri Rosellyna!” ucap salah satu dari empat wanita angsa tadi. Mendengar itu membuat Rose dan yang lain kebingungan, Rose tahu bahwa angsa itu adalah angsa yang sama seperti waktu itu.
Tapi, yang membuat mereka bingung, kenapa wanita itu memanggil Rose, Putri?
“Namaku adalah Rosella, Putri ketiga dari Kerajaan Peaceland!” ucap wanita Angsa yang berada di barisan depan.
“Aku Annelise, Putri keempat dari Kerajaan Peaceland!” lanjut wanita yang tak kalah cantik nya.
“Aku Brietta, Putri kelima dari Kerajaan Peaceland!” sambung wanita yang ketiga.
“Dan aku yang terakhir, Putri Annika!” ucapnya tersenyum. Ternyata keempat orang itu adalah saudara, tapi kenapa menjadi angsa.
“Jika kau yang ketiga. Siapa Putri yang pertama dan kedua?” tanya John tersenyum heran. Tak hanya John, tapi ketiganya juga ingin tahu.
“Putri pertama adalah Ratu Revana! Dan Putri kedua adalah Ratu Deldelina! Mereka adalah kakak kami.” Jelas Putri Rosella.
Betapa terkejutnya mereka, bahwa empat wanita itu adalah adik dari Ratu Deldelina dan Ratu Revana. Bagaimana mungkin? Dan itu sangat membuat empat orang itu kebingungan, apalagi Rose.
“Tapi aku– aku bukan Putri Rosellyna. Namaku Rose!” ucap Rose memberitahu nya.
“Kami tahu! Karena kami adalah bibi mu!” balas wanita Angsa itu tersenyum. Rose terkejut membulat kan bola matanya, begitu juga dengan Emily, John dan Robin. Apakah lukisan itu adalah petunjuk mereka, yang tanpa disadari.
“Itu tidak mungkin? Aku bukan berasal dari sini.” Elak Rose tak percaya.
“Kau masih belum menyadari nya, tapi semua ini berkaitan dengan duniamu juga.” Jelas putri Rosella meyakinkan. Namun Rose masih tak percaya, malahan ia merasa bertambah bingung.
“Lalu bagaimana kalian Para Putri bisa menjadi Angsa?” tanya Robin.
“Kami disihir oleh kakak kami, Revana! namun kakak kami Deldelina memasukkan kami kedalam buku untuk melindungi kami.” Jelas Putri Brietta.
Mereka tidak menyangka bahwa Ratu Revana tega menyihir saudari kandungnya sendiri. Semuanya bertambah rumit, apalagi Rose masih belum bisa memecahkan teka-teki yang ada di dalam buku itu.
“Tidak hanya kami, Ratu Revana sudah banyak menyihir semua orang. Bahkan empat ratu Elements terkuat pun juga.” Jelas putri Annelise.
“Maksudmu Ratu Elements.” Ucap Emily memastikan, dan Putri Annelise mengangguk pelan.
“Jika aku seorang Putri. Lalu siapa ibuku?” tanya Rose yang kini mulai serius menatap keempat bibinya itu. Hening seketika terjadi beberapa detik.
“Ratu Deldelina!” jawab Putri Rosella.
Mendengar itu, Rose seketika mematung dan semua tubuhnya lemas, dia tidak percaya, kalau itu memang benar, kenapa di dunianya ibunya adalah Emmy bukan orang lain.
“Kini semuanya ada di tanganmu! Kakak kami Revana sudah sangat haus akan sihir dan kuasa, dia harus dihentikan. Dan itu hanya dirimu yang bisa, Putri Rosellyna.” Jelas Putri Rosella.
“Kami tidak bisa lama. Maaf kami harus kembali.” Lanjut Putri Annika.
Tak lama ke-empat wanita itu kembali berubah menjadi Angsa Putih lagi, dan kembali masuk kedalam buku, tanpa meninggalkan sesuatu yang mungkin bisa membuat Rose menemukan jalan keluar.
Semuanya menjadi hening, Rose masih saja diam dan mencerna ucapan tadi. Dia mulai berpikir apakah itu semua benar? Kenapa ini harus terjadi padanya. Emily mengambil buku yang masih tergeletak di rumput hijau, dan memberikan nya kepada Rose.
“Sepertinya kau harus membaca rutin buku ini.” Ucap Emily kepada Rose yang masih diam tidak menjawab.
“Aku rasa saat ini kita harus menemukan petunjuk kedua.” Ucap John.
“Petunjuk kedua? Siapa?” tanya Robin.
“Penyihir tua!” jawab John tersenyum sembari menunjuk ke arah atas. Yang dikatakan John benar, kini hanya Magela yang tahu semuanya. Tapi sedari tadi mereka menunggunya datang.
BERSAMBUNG........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments