Usainya kelas kuliah, Rose yang sudah berdiri di depan kampus bersama Emily dan John, Ia harus berpisah karena ini waktunya untuk kelas Ballerina nya yang sebentar lagi akan memilih seorang GISELLE untuk sebuah pentas besar-besaran yang diadakan di Amerika.
Rose harus cepat ke tempat latihannya, karena sebentar lagi latihannya akan segera dimulai. Berbeda dengan Ella yang muda dan cepat untuk datang ke tempat latihan, karena dia memiliki kendaraan pribadi, itu tidak heran bagi anak seorang wali kota.
“Tamatlah riwayatku. Aku pasti kena marah lagi.” Gumam Rose yang kini tampak kebingungan dan ketakutan. Meski saat ini dia sudah menaiki sebuah taxi, tapi kepanikan masih saja bergumam di pikiran Rose.
...***...
3 menit berlalu.
Ballerina Building.
Sebuah bangunan yang terlihat kokoh berwarna putih dan gold kini membuat kedua mata Rose merinding ketika dia mulai masuk ke dalam. Dengan nafas panjang wanita kacamata itu memberanikan diri dan berfikir positif.
Saat Rose sampai di ruang latihan, suara musik sudah terdengar begitu indah. Itu pertanda bahwa latihan sudah dimulai.
Tap. Tap. Tap. Suara langkah kaki Rose yang terdengar oleh dua orang yang tengah duduk menghadap depan. Seseorang yang biasa disebut guru dan biasa dipanggil Miss Bay.
“Lihatlah, siapa ini yang datang? Rose....!” Ucap Miss Bay dengan suara sedikit keras, hingga para penari ballet yang lain termasuk Ella juga ikut menatap Rose yang masih berdiri sambil membenarkan kacamatanya. Miss Bay berjalan ke arah Rose, menatap dengan lekat dan tajam ke arah wanita polos itu yang masih tersenyum tipis.
“Kenapa kau selalu terlambat Rose? Diantara semua penari Ballet di sini, kenapa selalu dirimu yang bermasalah? Bisa kau katakan padaku?” Ucap Miss Bay seraya tersenyum tegas ke arah Rose.
“Maafkan aku Miss Bay. Aku tidak tahu jawaban nya! Tapi aku berjanji akan tepat waktu!” Jawab Rose tersenyum. Mendengar itu, Miss Bay hanya menghela nafas panjang sembari memegang dadanya dengan lega.
“Baiklah, pastikan kau menebus semua kesalahan mu itu.” Balas Miss Bay yang kini kembali duduk di tempatnya semula. Sedangkan Rose segera menuju ke belakang panggung dan berganti pakaian.
Beberapa detik berganti pakaian. Rose segera ke atas panggung latihan untuk memulai tarian Balletnya di hadapan Tuan Bister, sedangkan Miss Bay tengah menemui seseorang di ruang atas.
“Aku yakin kau tidak akan bisa. Semoga kau beruntung, LOSER!!” Ucap Ella berbisik kepada Rose sebelum dia memulai tariannya. Dengan senyuman Rose membalas ucapan Ella, dan itu membuat Ella muak dengannya.
Sebelum mulai, Rose selalu berharap bahwa kali ini dia akan melakukannya dengan sempurna tanpa ada kesalahan seperti biasa. Musik dimulai, begitu juga dengan kedua tangan dan kaki Rose yang sudah mulai bergerak seperti seorang Ballerina pada umumnya.
Dari atas ruangan, Miss Bay dan seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibu Ella, kini keduanya berbincang sambil menatap ke arah Rose menari.
“Kami senang bisa bekerja sama dengan anda nonya Reva!” Ucap Miss Bay tersenyum ramah.
“Akupun begitu! Aku akan rela melakukan apa saja untuk membuat putriku senang!” Balas nyonya Reva.
BruuuKk... Suara seseorang tengah jatuh dengan begitu keras, membuat Miss Bay dan nonya Reva ikut menoleh ke arah panggung, dimana letak suara itu dibuat. Rose segera berdiri dan mengulangi gerakannya, namun lagi-lagi dia terjatuh terus menerus.
Reva yang melihat Rose seperti orang payah, wanita itu terseringai.
“Kenapa anda masih membiarkan gadis payah itu disini? Lihat dia, semua gerakan selalu dia buat sendiri dan selalu jatuh dengan keras.” Ucap Reva yang masih terseringai sombong, sama seperti anaknya, Ella.
“Saya bisa melihat bahwa dia akan bisa menebus kesalahannya itu nyonya. Kita hanya butuh waktu untuk itu!” Balas Miss Bay yang seolah membela Rose di hadapan Reva, si wanita yang terlihat seperti seorang penyihir.
Reva hanya diam, menatap Rose yang berjalan masuk kedalam ruang ganti. Memang dari arah Reva, Ia tidak melihat jelas wajah Rose, namun tatapannya masih saja tajam bak burung Elang.
Latihan hari ini, Rose kembali dengan wajah sedihnya, dimana dia harus menahan rasa malu saat Ella dan yang lain menertawakan dirinya dan menghinanya. Tapi semua itu membuat Rose semakin bersemangat dan yakin bahwa dirinyalah yang akan menjadi seorang GISELLE nanti.
Beberapa jam berlalu hingga langit terlihat gelap, di sebuah rumah sederhana ketiga orang tengah menikmati makan malam sambil menunggu kedatangan seseorang.
Cklek.. “Aku pulang.” Gumam Rose pelan dengan wajah sedikit murung dan lelah. Melihat putri keduanya datang, Emmy seorang ibu penyayang itu menghampiri putrinya dengan senyuman.
“Bagaimana latihannya?” Tanya ibunya kepada Rose.
“Sangat baik Bu!” Rose tersenyum melihat wajah ibunya.
“Kalau begitu, ayo makan dulu, setelah itu mandi dan tidur!” Pinta ibunya. Rose menurut dan ikut duduk di meja makan bersama ayah dan Mary. Meski seperti biasa, Mary selalu tidak suka dengan Rose, entah kenapa.
...***...
Keesokan harinya. Di hari liburnya, seperti yang diucapkan Rose sebelumnya. Dia akan pergi bersama Emily di sebuah toko antik, tidak hanya Emily, John juga selalu ikut serta dengan kedua teman wanitanya itu.
“Apa kau sudah menemukan toko tersebut?” Tanya John kepada Emily.
“Tentu saja! Toko itu sangat-sangat antik sekali.” Jawab Emily membuat Rose dan John penasaran dengan toko tersebut.
Tak lama, sampailah mereka bertiga di toko yang memang terlihat antik sekali, juga tempat disekitar terlihat sepi dan sunyi membuat bulu kuduk berdiri. Sebuah toko yang terbuat dari kayu dan hiasan dari logam bertulisan (Welcome to the magic place).
“Emily! Apa kau yakin ini tempatnya?” Tanya John memastikan akan ucapan Emily tentang toko itu. Emily mengangguk.
“Ayo kita masuk saja.” Ajak Rose yang memilih masuk duluan. Entah kenapa, tubuh Rose seperti bergerak sendiri untuk masuk ke dalam toko itu, sebuah rasa yang tidak sabar untuk mengetahui sesuatu yang dia sendiri tidak tahu apa itu.
Saat mereka masuk, seorang nenek tua menyambut kedatangan mereka dengan tiba-tiba dan senyuman meriah. Namun kejutan itu malah membuat John terkejut sampai terjungkal ke belakang dan pingsan.
“Apa nenek pemilik toko ini?” Tanya Rose.
“Apa ada orang lain lagi selain kita?” Tanya balik nenek itu membuat Rose menggeleng bingung.
“Maka akulah pemiliknya!” Ucap nenek itu lagi.
Rose melihat ke arah John yang masih pingsan, namun Emily malah menyuruh Rose untuk membiarkan pria penakut itu tertidur disana, sementara mereka berkeliling mencari benda antik yang ada di dalam toko tua tersebut.
Rose berpencar dengan Emily. Meski dari luar toko itu kecil, namun sebenarnya di dalam nya sangatlah luas layaknya kantong ajaib. Rose berjalan perlahan, saat dia melihat sebuah benda menarik, dari belakang sebuah buku tebal dan tua nampak jatuh dari atas lemari. Mendengar suara itu, Rose berbalik, kini kedua matanya melihat adanya sebuah buku tua tergeletak di lantai yang terbuat dari kayu.
Wanita itu mengambil buku tersebut, membersihkan debu-debu yang ada di buku itu dan sesekali meniupnya. Yang lebih menariknya lagi, buku itu bertulisan dengan judul Giselle , melihat judul itu, membuat Rose semakin penasaran dan berpikir bahwa mungkin dia bisa belajar tari Ballet jika membaca buku itu.
Namun saat fokus melihat buku itu, tiba-tiba.
“Kau ingin buku itu?” Tanya nenek sang pemilik toko antik itu dari arah belakang, membuat Rose terkejut tidak main.
“Apa boleh?” Tanya balik Rose kepada nenek itu. Bukannya menjawab, nenek tua itu melihat Kalung yang melingkar di leher Rose. Sebuah kalung berbentuk kristal yang sangat indah.
Nenek itu memegang kalung tersebut, sampai membuat Rose keheranan akan tingkahnya.
“Ambilah buku itu, aku memberimu gratis!” Ujar sang nenek yang berjalan pergi meninggalkan Rose yang saat ini memegang kalungnya dengan tatapan yang masih heran.
BERSAMBUNG....
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
𝕟𝕒𝕝𝕖𝕥𝕥𝕒🧸🎀
ini ga ada film nya kah?
2024-12-06
2
Ara_hans_ical_sultan_lovers
cerita nya sangat bagus 😊
2024-07-23
1
Di Elva
kek lagi baca cerita tentang barbie ❤️
2023-06-07
1