Di sebuah kota bernama Las Vegas, seorang wanita 20 Tahun tengah bersama keluarga yang sangat terlihat harmonis (Dari jauh). Panggil saja dia Rose, Rose Howe. Nama yang memiliki arti bunga mawar, tapi sayangnya ia tidak secantik namanya, itu yang dikatakan semua orang kepadanya.
Rose saat ini tinggal bersama seorang Ibu, Ayah, dan juga saudarinya yang bernama Mary Howe. Tetapi hubungan antara Rose dan Mary tidaklah seakur layaknya saudari lainnya. Lebih tepatnya, Mary tidak pernah menganggap Rose sebagai saudarinya karena penampilan culun, wanita yang bernama Rose tersebut.
...***...
University Las Vegas.
Kedua pasang kaki berjalan menelusuri koridor yang kini ramai sekali akan anak-anak muda. Ada yang berteriak, berlarian, mengobrol, bahkan saling bully. Salah satu korban bully adalah Rose, si wanita culun.
Rose berjalan sambil menundukkan kepala. Dengan kacamata dan dua rambut kepangnya, dan bintik hitam di wajahnya, juga pakaian yang selalu terlihat ramai maupun norak di mata anak-anak muda. Membuat Ia kerap dibully. Namun itu tidak pernah membuatnya berkecil hati ataupun merasa benci dengan dirinya.
Pukk. Tepukan pelan yang dirasakan pundak Rose dari arah belakang, dan sontak itu membuat nya berhenti dan menoleh ke arah tersebut.
“Good morning!” Sapa seorang wanita berkulit coklat dan berambut pendek dengan senyum lebar dan manisnya. Rose tersenyum ketika mengetahui bahwa itu adalah teman setianya, Emily Baekeland.
“Selamat pagi, Emily!” Balas Rose tersenyum.
Selesai saling sapa. Rose dan Emily melanjutkan berjalan menelusuri koridor sambil berbincang. Melihat dari sifat mereka, keduanya hampir memiliki sifat yang sama penakutnya.
“Apa sepulang nanti, kau ada Les Ballet?” Tanya Emily.
“Iya. Memang kenapa?” Balas Rose menatap temannya itu.
“Sebenarnya aku ingin mengajakmu ke toko antik.” Jawab Emily.
“Untuk apa, kau kesana?” Tanya Rose yang masih penasaran.
“Iseng saja, aku hanya ingin melihat-lihat! mungkin saja ada barang yang bagus dan murah di sana. Hehehe!” Emily menjawab sambil tertawa kecil.
“Besok, aku tidak ada jadwal apapun. Bagaimana kalau besok saja kita pergi bersama?” Tawar Rose yang masih tersenyum. Tak lama memikirkan tawaran tersebut, Emily langsung menjawab dengan sebuah anggukan penuh semangat.
Bagi Rose, berteman dengan Emily saja sudah cukup dan itu sama seperti berteman dengan orang banyak. Rose dan Emily masih berjalan menuju kelas mereka, sampai langkah Rose terhentikan saat berjalan melewati kelas lain, dimana dia melihat seorang pria tengah duduk tenang di bangkunya.
Rose menatap pria itu dengan tatapan yang seolah penuh cinta dan kekaguman. Senyuman lebar bak orang jatuh cinta pun terpancarkan di wajah Rose.
“Max! kau sungguh pria yang luar biasa!!” Gumam Rose yang tertarik dengan pria bernama Max itu. Emily yang mendengar gumaman Rose, seketika hanya tersenyum kecil saat melihat temannya tengah suka dengan seorang pria.
Emily yang tidak sempat bicara, tiba-tiba dari arah samping, sebuah suara mengagetkan mereka berdua.
“Hei, Mawar hitam, bukankah kelasmu ada di sebelah! apa yang kau lakukan di kelasku?” Tanya seorang wanita cantik dengan gaya sombong nya, yang kini menatap jijik ke arah Rose.
Bukannya menjawab, Rose dan Emily memilih untuk diam. Mereka tahu, bahkan seluruh kampus tahu kalau keluarga wanita itu adalah keluarga terkaya yang juga pemilik dari University itu. Namanya adalah Ella Stanley, dia juga mengikuti Les Ballet di tempat Rose.
Wanita bernama Ella itu mencoba untuk melihat ke dalam kelasnya, dan Ia hanya melihat adanya Max yang terlihat sangat menonjol dari murid-murid lainnya di dalam kelas tersebut. Senyuman licik terukir, sesekali mata Ella melirik ke arah Rose yang masih berdiri di sampingnya tanpa bergerak sedikit pun.
“Hei... Max! Kau beruntung ada yang menyukaimu diam-diam. Apa kau tidak ingin membalas cintanya?” Teriak Ella yang sengaja mempermalukan Rose di semua para murid.
Max yang mulai sadar dan mengerti dengan maksud Ella, Ia hanya menggeleng dan berpaling dengan tatapan malas bercampur marah. Melihat tatapan Max, Rose hanya diam dengan wajah yang tertekuk. Sementara Ella dan yang lainnya menikmati tawa mereka saat melihat kejadian itu.
“Ayo kita pergi saja.” Ajak Emily menggandeng tangan Rose dan mengajaknya berjalan ke arah kelas mereka.
“Hemm, dasar.” Gumam Ella yang langsung masuk kelas saat mengatakan itu, seolah tidak suka dengan Rose.
Di dalam kelas, Rose dan Emily masih duduk dan saling menatap. Melihat Rose yang selalu dihina oleh Ella membuat Emily merasa kasihan.
“Jangan dengarkan ucapan Ella. Kau tau dia wanita seperti apa.” Ujar Emily. Rose hanya tersenyum tipis dan memaafkan perbuatan Ella setiap kali wanita itu menghinanya.
Tak lama kemudian, seorang pria yang tidak terlihat jantan namun masih tetap pria, datang dengan wajah bingung nya menghampiri Rose dan Emily.
“Apa Nenek sihir itu mempermalukan mu lagi?” Tanya John, si pria pelawak. Rose hanya diam, sementara Emily mengangguk.
“Apa? Jika saat itu aku ada di sana tadi, aku mungkin sudah membungkam mulut seksinya itu!” Ucap John dengan amarah yang tidak jantan. Emily hanya menatap seduh saat melihat keberanian teman yang satunya itu, keberanian yang cuman hanya di mulut saja.
“Lebih baik kau simpan keberanian mu itu saja. Mungkin suatu hari kau akan membutuhkan nya!” Ejek Emily yang duduk di bangkunya sendiri. Sedangkan John masih saja mengoceh seperti wanita.
TING.... TINGGG. TINGGGGGG.
Kelas sudah usai, seperti biasa Rose, Emily dan John selalu bersama. Dan apesnya mereka bertiga harus berjalan melewati Ella yang bermulut kasar itu. Ella lagi-lagi melirik Rose dengan licik nya, seakan-akan ia benar-benar tidak menyukai wanita itu sama sekali.
Merasa kalau Ella tengah melirik mereka. John yang sok berani tadi, kini hanya bersembunyi dan berbisik di telinga Emily.
“Sepertinya dia akan mengeluarkan kata-kata nya lagi.” Tebak John.
“Katanya kau akan melawannya, kenapa terus berbisik?” Ucap Emily. John malah tertawa ke arah Emily dengan wajah konyol dan takutnya.
Benar saja, wanita bernama Ella itu terus mengeluarkan hinaan dan sindiran kepada Rose. Sampai Saudari Rose, Mary berjalan menuju keluar.
“Mery! Bukankah dia saudarimu? Bagaimana kalau lain hari kau harus mengajaknya ke pestaku!!” Ujar Ella. Dengan amarah Mary menjawab tanpa rasa takutnya kepada Ella.
“Dia bukan saudariku. Dan aku tidak pernah menganggapnya dan tidak pernah memiliki saudari.” Balas Mary yang langsung berjalan pergi.
“Ohhhh!! Dengar, saudarimu saja ogah punya saudari seperti mu. Mawar Hitam, hahaha! Maaf harus memanggilmu seperti itu, tapi nama Rose tidak cocok untukmu, benarkan teman-teman!!” Teriak Ella yang meminta pendapat dari yang lain. Dan mirisnya, banyak yang merespon dan berkata “Iya!” Dengan lantang juga tawanya.
Namun seperti biasa, Rose menghiraukannya dan memilih berjalan pergi bersama kedua temannya itu.
...🌹🌹🌹...
Hai guyss!!! Jangan lupa
LIKE ☑️
COMENT ☑️
RATE ⭐ 5 ☑️
FAVORIT ☑️
VOTE ☑️
Thanks and See Ya ^•^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
P ETAK
Dasar cerita, kenapa sih selalu ada orang kayak Ella😒 Tapi ceritamu bagus dan rapi kak, semangat 😄❤️
2022-01-13
2
@_Yin_728y
Kak author, niat banget buat bunga Rose nya 👍
2022-01-13
6