Esok harinya, tidak tahu pukul berapa, Rose terbangun dan menyadari bahwa semalam dia beserta Emily dan John duduk tertidur diatas meja, sampai Rose mendengar ricuh yang menandakan bahwa hari sudah mulai terang.
“Rose! Cepat mandi, lalu kita akan pergi mencari uang lagi.” Ajak Emily sembari memberikan ember untuk mengambil air di sumur buatan para penghuni disana.
“Maksudmu, kita akan mencuri pajak lagi?” Tanya Rose. Emily mengangguk dengan senyuman.
“Tidak hanya pajak! Kita akan membuat jebakan untuk para prajurit yang akan lewat disini!” Sambungnya lagi. Tak lama John yang baru saja selesai mandi, dia menghampiri dua wanita tadi yang masih asik berbincang.
“Hai kalian! Cepatlah sebentar lagi para prajurit itu akan lewat kesini.” Ucap John menyuruh mereka berdua segera bersiap. Rose yang masih tidak tahu apa-apa, disini dia hanya bisa pasrah dan mengikuti keseharian mereka disini.
🥀🥀🥀
Di sebuah hutan lebat dan hijau, Rose, Emily dan John tengah mempersiapkan sebuah jebakan yang sangat-sangat unik dan tidak terlihat. Bahkan saat Emily dan John sibuk membuatnya, Rose hanya diam dan melihat saat mereka sibuk sendiri.
Saat jebakan itu sudah selesai, ketiga orang tadi segera bersembunyi di balik semak-semak yang tidak jauh dari arah jebakan tadi, sampai suara langkah kuda dan kaki mulai terdengar dan semakin dekat diarah mereka bersembunyi.
“Sebentar lagi mereka akan terjebak! Aku akan memotong talinya!” Gumam Emily tersenyum dan ditambah dengan tawa kecil dari John.
“Kalian yakin tidak akan ketahuan?” Tanya Rose yang masih takut jika sampai kena oleh para prajurit itu, bisa-bisa mereka akan dihukum, dan Rose tidak akan bisa pulang ke rumah lagi.
“Tidak akan.” Jawab Emily sangat yakin.
Saat mereka asik fokus melihat kedepan, Rose melihat bahwa ada seekor kelinci beserta tiga anaknya yang berjalan lebih dekat ke arah jebakan yang mereka buat tadi, jika tidak segera dihentikan, maka kelinci itu dalam bahaya dan akan kesakitan, juga rencana untuk menjebak para prajurit itu juga akan berantakan. Diam-diam Rose memilih keluar dari persembunyian nya dan berjalan mendekati kelinci tersebut untuk menyelamatkan nya.
John yang melihat Rose keluar dari persembunyian, segera dia menepuk pundak Emily.
“Rose! Apa yang kau lakukan? Cepat kembali.” Pinta Emily dengan suara pelan.
“Bagaiman ini? prajurit itu sudah dekat.” Ucap panik dari John. Emily bisa melihat bahwa Rose ingin menyelamatkan kelinci dari jebakannya.
“Ayo kita selamatkan Rose dan juga kelinci itu! Cepat.” Ujar Emily mengajak John keluar dari persembunyian dan menghampiri Rose yang baru saja meraih kelinci tersebut, tapi wanita berambut pirang itu hanya bisa membawa induknya saja.
Dengan wajah panik dan terburu-buru, Emily segera mengajak Rose, sementara John masih waspada melihat kebelakang.
“Ayo cepat kita pergi.” Ajak Emily kepada Rose.
“Kita bawa kelinci-kelinci ini menjauh dari sini.” Balas Rose yang masih memilih melindungi para kelinci.
“Baiklah! John... Ayo bantu membawa para kelinci pergi dari sini.” Pinta Emily yang langsung meraih satu anak kelinci, sedangkan John meraih dua lagi. Namun keberuntungan tidak berpihak pada mereka, salah satu kelinci yang hendak diambil oleh John, kini kelinci itu lari dan malah mendekat ke jebakannya. Karena sedikit kesusahan, Emily dan Rose juga harus membantu John menangkap kelinci tersebut.
Sampai.... “Sedang apa kalian?” Tanya suara tegas dari arah belakang. Mendengar suara itu, sontak membuat ketiga orang tadi terkejut dan rasa panik mulai beraksi di sekujur tubuh mereka. Emily dan Rose masih tidak berani membalikkan badan untuk melihat para prajurit itu, tapi tidak dengan John, pria itu malah berhasil menangkap kedua anak kelinci dan dengan santainya Ia malah tersenyum lega karena berhasil menangkapnya, tanpa menyadari bahwa bahaya sudah ada didepan mereka.
“Lihat, aku sudah menangkapnya! Ayo kita bersembunyi. Dan melihat para prajurit konyol itu terjebak!...” Ucap John yang masih fokus menatap para kelinci itu sambil tertawa tak sabar.
“Johnnn...” Panggil Emily pelan. Mendengar panggilan itu, John menoleh kearah Emily dan mulai sadar bahwa dibelakang temannya itu, kini berdiri para prajurit dengan pedang tajam mereka dan pakaian besinya. Pria itu malah diam sambil menelan ludah.
“Tunjukan wajah kalian, Cepat.” Sentak salah satu pemimpin prajurit itu sambil menodorkan pedangnya. Perlahan Emily dan Rose memilih untuk berbalik kearah prajurit tadi.
“Hei, bukankah kau pencuri kemarin? Tangkap mereka.” Pinta pemimpin prajurit itu mengenali wajah Emily, Rose dan juga John.
Saat para prajurit itu hendak menangkap mereka yang saat ini berlari beberapa langkah, tiba-tiba sebuah pisau kecil melayang tepat di tali yang seharusnya Emily potong. Karena pisau tadi, para prajurit itu terjebak dalam jaring besar, juga ada yang masuk kedalam lubang, kini yang tersisa hanyalah kereta kuda yang membawa koin-koin di dalam sebuah peti.
“Syukurlah kita selamat.” Ucap lega John saat melihat para prajurit itu terjebak.
“Tapi siapa yang menolong kita?” Tanya Rose penasaran.
“Entahlah, ayo kita ambil uang itu!” Ucap Emily tersenyum. Mereka tidak peduli dengan para prajurit yang masih terjebak, kini mereka sibuk dengan koin-koin yang masih diatas kereta kuda.
Rose belum pernah melihat bentuk koin di dalam dunia fantasi, bahkan dia pernah melihatnya tapi tidak langsung seperti saat ini. Benar-benar corak yang indah, menurut Rose yang saat ini memegang satu koin ditangannya.
“Jangan lupa sisakan untuk para warga.” Pinta seorang pria dari belakang mereka. Suara yang begitu besar dan sedikit serak.
Saat ketiganya menoleh kearah suara tersebut, mereka diperlihatkan oleh, seorang pria bertubuh besar dengan jubah hijau tua panjang yang menutupi pakaian, tubuh juga kepala. Saat kemudian pria itu membuka penutup kepala, wajah tampan dan putihnya sangat terlihat jelas, rambut hitam yang berantakan dan bola mata berwarna coklat terang. Waw! Itu adalah satu kata yang terucap di mulut Rose, Emily dan John.
“Dia tampan sekali!” Gumam John berbisik di antara Rose dan Emily.
“Bukankah kau Robin?” Tanya Emily menebak.
“Hem.” Balas singkat pria yang ada didepannya dengan tangan kosong.
Sementara Rose masih terdiam sambil menatap lekat wajah Robin, seolah dia berusaha mengingat pria yang ada didepannya saat ini, mungkin saja pria itu sama seperti Emily dan John, yang sama dalam dua dunia yang berbeda. Merasa bahwa dirinya dilihat terus menerus, Robin balik menatap mata Rose tanpa ekspresi sedikit pun.
Melihat kedua orang itu saling menatap tanpa henti, John dan Emily menyadarkan keduanya dari tatapan masing-masing.
“Kalian seperti pasangan yang lama tidak bertemu.” Ucap Emily tertawa kecil.
“Terima kasih karena sudah menolong kami dari para prajurit itu!” Ucap Rose tersenyum.
“Kita sama-sama pencuri, jangan sampai Ratu Revana menangkap kalian.” Ujar Robin memperingati.
Mereka asik mengobrol sampai lupa bahwa prajurit itu masih terjebak disana. Sementara Rose, mengingat bahwa dia tidak pernah bertemu Robin sama sekali, mungkin wajah Emily dan John hanyalah kebetulan saja.
BERSAMBUNG........
🍁🍁🍁
🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀🌹🥀
🍁🍁🍁
HAI KAKAK² YANG MAMPIR DI CERITAKU, TERIMA KASIH BANYAK KARENA SUDAH MAMPIR. JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN SETELAH MEMBACA YAAA, PENULIS SANGAT BERHARAP ATAS DUKUNGAN DARI KALIAN SEMUA🙏❤️
THANK YOU AND SEE YOU...🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
zoya
Jhon tanpa dosa!
2022-05-20
0
Sahna
Nexttt Thorr
2022-01-21
3