Dengan tergesa-gesa karena takut jika sampai mereka tertangkap oleh prajurit itu, maka tamatlah riwayat mereka.
“Kalian larilah, dan segera ke perahu. Aku akan mengatasi para prajurit itu.” Pinta Robin bak seorang pahlawan untuk ketiga orang yang tadi bersamanya.
Tiga orang itu menerututi ucapan Robin, sementara pria tampan berambut hitam tadi, segera berbalik melawan para prajurit ratu Revana. Suara gemericik baju besi mulai terdengar lebih jelas saat semuanya mulai mendekat. Pria bernama, Robin tadi juga sama siapnya saat melihat bayangan orang yang kini sudah berada jelas di depannya saat ini.
Namun tidak tahu kenapa? Para prajurit berhenti, ketika mereka melihat dan berhadapan langsung dengan Robin.
Di perahu. Rose, Emily dan John sangat khawatir dengan keadaan di dalam. Entah bagaimana jika Robin sampai tertangkap dan mungkin ratu Revana akan merubahnya menjadi batu atau hewan.
“Bagaimana jika kita pergi saja? Jika kita sampai tertangkap oleh ratu Revana, dia akan merubah wajahku menjadi batu.” Gerutu John yang merasa takut akan sihir ratu Revana.
“Diamlah.” Balas Emily.
Tak berselang lama, akhirnya Robin datang dengan selamat, bahkan dengan cepatnya, pria itu langsung menyuruh Rose dan Emily untuk naik kedalam perahu. Sedangkan John tidak perlu ditanyakan lagi, pria itu sudah naik lebih dulu dari yang lainnya. Saat semuanya berhasil, perahu pun berlayar kembali ke permukiman desa, melewati para prajurit ratu Revana dengan aman.
“Aku sangat yakin, kau pasti bisa melewati para prajurit itu 'kan? Karena kau sama seperti Robin Hood!” ucap Rose tersenyum. Lagi dan lagi, John dan Emily masih tidak tahu dengan orang yang bernama Robin Hood di dunia Rose.
“Ya. Dia selalu mencuri dan melewati para prajurit itu, tidak mungkin jika Robin tidak bisa mengatasi prajurit tadi!” lanjut Emily tertawa kecil.
Tapi ucapan Emily memang benar, dengan mudahnya Robin melewati banyaknya prajurit yang tadi mengejar mereka. Sampai di tepi, mereka segera turun dari perahu dan akan kembali ke dalam hutan untuk menemui penyihir tua.
Suasana desa yang sangat menyenangkan, Rose sangat suka dengan suasana disana, begitu ramai dan ramah lingkungan. Bahkan ada juga yang menari-nari dengan alunan musik bak jaman dulu.
“Kalian tidak ingin makan sebentar? Perutku sudah lapar, aku rasa cacing-cacing ini berteriak.” Ucap John sambil mengusap perutnya yang sudah keroncongan. Tak hanya John saja yang merasa lapar, Emily dan Rose juga sama laparnya.
Mereka yang memutuskan untuk rehat sebentar dan duduk disalah satu kedai makanan yang ramai orang disana, juga ikut menikmati alunan musik seolah seperti sebuah perayaan.
........................................................
“Ini dia! Nikmatilah!” ucap seorang wanita berbadan gemuk dengan rambut keritingnya yang terkuncir rapi. Dia membawakan hidangan untuk Rose dan yang lainnya, Rose mencium aroma yang begitu harum dan nikmat bila dicicipi.
“Terima kasih Emru!” ucap John seray tersenyum, begitu juga wanita yang dipanggil Emru tersebut.
Mereka semua melahap hidangan tadi dengan sangat lahap dan kelaparan, karena permintaan dari Magela, penyihir tua yang akan menolong Rose untuk kembali ke dunianya namun dengan satu syarat, yaitu koin perak yang bisa saja membuat nyawa mereka berempat menjadi terancam.
“Kira-kira, kenapa Ratu Revana mengadakan pesta?” tanya Rose heran.
“I don't know.” Jawab Emily yang masih melahap makanannya.
“Ratu Revana akan membuat pengumuman mengenai putrinya.” Jelas Emru yang dapurnya tak jauh dari arah Rose. Mendengar itu, Rose, Emily, John dan Robin ikut menoleh dan sedikit penasaran, sementara Emru yang mendapat tatapan dari keempat orang itu, hanya tersenyum lebar hingga kedua matanya menjadi sipit.
BRUUUKK. “Betull Itu, kami ingin melihatnya, tapi kami harus membayar tiket masuknya.” Ucap pria paruh baya yang tiba-tiba datanga sambil menggebrak meja satu kali.
“Jadi, kalian akan melihatnya?” tanya John kepada pria tadi yang juga ditemani oleh dua orang di belakangnya.
“Tentu saja.... Tidak.” Ucap pria yang sangat lucu itu, membuat Rose tersenyum tipis. Apalagi melihat giginya yang berlubang tepat ditengah-tengah.
“Aku juga ingin melihat putri Ratu Revana. Dia sangat cantik!” ucap John tersenyum lebar.
“Bagaimana jika kita melihat pesta itu? Aku juga penasaran dengan pesta para kerajaan!” ucap Rose yang juga sangat ingin melihatnya.
Mendapat dua suara dari Rose dan John, membuat Emily juga ikut serta. Bahkan uang mereka juga masih banyak di kantong.
“Kami akan pergi dulu!!” pamit pria lucu tadi.
Beberapa detik setelah kepergian pria lucu tadi. Kini Rose dan yang lain juga mulai beranjak dari duduknya dan pergi ke istana Peaceland, namun dengan berhati-hati juga.
Rose tak sabar, melihat wajah Ratu Revana dan juga putrinya. Apakah mungkin wajah itu akan sama dengan wajah yang pernah ia lihat di dalam dunianya. Tak hanya Rose dan tiga temannya itu saja yang ingin ke Istana, bahkan seperempat dari warga pun juga penasaran dan ingin tahu pesta kerajaan.
“Kau harus berhati-hati. Jangan sampai Ratu Revana melihat wajahmu.” Ucap Robin yang mengingatkan akan ucapan Magela juga.
“Iya! Bukankah, penyihir tua itu juga berkata demikian?” Balas John yang juga ingat.
“Baiklah.” Jawab Rose tanpa senyum, karena masih ada tanda tanya dikepalanya.
Berjalan hingga sampai di gerbang Istana. Para warga hanya diperbolehkan untuk melihatnya dari halaman Istana saja, sungguh merugikan sekali. Rose sangat terpukau dengan keindahan Istana Fredenslige, meski kini terlihat suram layaknya Horor.
DOOONGGGG. DOOONGGG. DOOONNGGG.
Suara gong yang begitu keras dan nyaring, menandakan bahwa sang ratu telah tiba. Dari balkon atas Istana, Ratu Revana keluar dengan mengenakan jubah hitam yang panjang, juga makeup serba hitam, ditambah dengan sebuah mahkota indah di kepalanya. Tidak lupa juga, tongkat panjang dengan berlian hitam putih yang selalu dia bawa.
Rose berusaha melihat wajah Ratu Revana meski dari jarak yang sangat jauh, namun masih bisa terlihat.
“Aku Ratu Revana yang agung dan kuat, akan mengumumkan. Bahwa putriku, Putri Brillyana akan menjadi Ratu selanjutnya, dan dia akan menikah dengan pangeran Justine dari kerajaan Valcke.” Jelas Ratu Revana. Kini ketiga orang itu berdiri bersamaan. Lagi-lagi, Rose dibuat terkejut, saat melihat orang-orang itu.
Kini wanita itu hanya bisa diam, mematung tak berdaya saat mengetahui bahwa Ratu Revana adalah ibunya Ella, sementara Putri Brillyana adalah Ella dan Pangeran Justine adalah Max. Dunia disini semakin rumit hingga membuat kepala Rose sangat pusing sekali.
“Ada apa Rose? Apa mereka juga sama seperti orang yang ada di duniamu?” tanya Emily yang kini memegang lengan Rose. Rose hanya mengangguk pelan.
“Ini benar-benar aneh sekali.” Balas Emily yang semakin ikut bingung. Sedangkan John merasa sedih ketika mendengar Putri Brillyana akan menikah dengan seorang Pangeran tampan.
BERSAMBUNG...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments