Tak lama kemudian, Rose, Emily dan John memutuskan untuk masuk kedalam lubang yang dimana ada sebuah tempat rahasia, tempat dimana para pekerja Ratu Deldelina di asingkan dari Kerajaan Peaceland juga Desa tersebut. Karena cerita yang begitu panjang yang mereka ceritakan, membuat tidak terasa bahwa hari sudah menjelang malam.
Di tempat indah bawah tanah. Rose berkumpul bersama yang lainnya, tidak terasa bagi Rose bahwa dia sudah akrab dengan para penghuni disana dalam waktu singkat.
“Rose! Jika kau dari dunia lain, aku ingin tahu bagaimana duniamu itu?” Tanya seorang wanita berumur sekitar 25 tahun kepada Rose.
“Iya, kami juga penasaran! Apakah benar dunia lain itu ada?” Tanya yang lain, juga ikut penasaran akan dunia milik Rose. Bahkan orang-orang itu duduk bersama, mengelilingi Rose, begitu juga John yang sangat serius, sembari menaruh kedua tangannya dikedua pipinya.
“Baiklah!” Balas Rose tersenyum kepada mereka semua.
“Emm..., Seperti kataku dari awal, Las Vegas adalah sebuah Kota, sedangkan Amerika adalah sebuah Negara! Di duniaku banyak sekali nama-nama Negara, Kota dan Desa!” Jelas Rose sambil tersenyum menatap para penghuni disana.
“Apa Desa kami juga ada?” Tanya seseorang yang penasaran.
“Iya, apa disana juga memiliki pisau dari kayu? Kereta kuda yang mewah? Dan koin baru dengan bentuk yang lucu?” Sambung seseorang yang juga penasaran.
“Desa kalian tidak ada. Dan mengenai pisau kayu, kereta kuda dan koin baru yang lucu, itu semua sudah tergantikan dengan sangat canggih!” Jawab Rose yang masih berusaha dicerna oleh para penghuni disana.
“Seperti ini!” Ujar Rose mengeluarkan uang satu dollar dari dalam tasnya dan menunjukannya kepada orang-orang disana.
“Lihat! Ini adalah uang, uang ini pengganti dari koin kalian yang disini!” Ucap Rose sembari menunjukannya. Pak tua dengan kumis panjang, meraih uang itu dan menatapnya dengan serius diikuti oleh yang lain, seolah mereka baru pertama kali melihat uang berbentuk kertas.
“Dan kereta kuda, di duniaku sudah diganti oleh kendaraan mewah dan canggih seperti. Mobil, bus, perahu, pesawat dan masih ada banyak lagi! Begitu juga dengan pisau, kini banyak sekali pisau yang canggih, bahkan ada yang digerakkan oleh para robot.” Jelas Rose yang membuat orang-orang disana perlahan menjadi mengerti yang ada di dunia modern Rose.
Kikukk. Kikukk. Kikukk. Suara burung yang keluar dari jam kayu menandakan bahwa kini waktunya jam tidur.
“Baik semua, kini waktunya tidur..” Ujar para orang tua yang ada disana.
“Yaaaa, padahal aku masih ingin mendengar cerita Kakak Rose.” Balas anak-anak remaja yang tidak sabaran.
“Tidak masalah, lain kali aku bercerita lagi!” Ujar Rose tersenyum. Mereka membalas senyuman Rose. Saat waktu jam tidur tiba, para penghuni disana juga sangat ramah dan sopan, dengan mengucapkan selamat malam dan tidur kepada sesama penghuni.
Di bawah tanah itu, tidak hanya ada meja dan kursi, melainkan gubuk yang sederhana untuk mereka tinggali. Layaknya desa kecil, mereka mendirikannya bersama-sama selama 20 tahun lamanya.
Rose tidak bisa tidur dan memilih membaca buku tua panduan Ballet. Ia masih penasaran dengan tulisan yang ada di dalamnya. Rose melihat gambar empat angsa putih yang kembali bersinar di dalam buku yang masih dia pegang.
Melihat cahaya itu lagi, Rose syok dan langsung bergegas keluar. Rasanya dia ingin sekali melihat pemandangan ajaib itu lagi, tapi disisi lain Rose takut, hingga dia memutuskan untuk menutup rapat-rapat buku tersebut. Sampai tak lama kemudian cahaya itu menghilang dan itu membuat Rose merasa lega.
“Rose!” Panggil Emily menepuk pundak Rose hingga membuat wanita rambut pirang itu terkejut. Rose melihat Emily dan John yang masih belum tidur sepertinya.
“Apa kau baik-baik saja?” Tanya Emily saat melihat wajah panik Rose tadi.
“Tidak.” Jawab Rose. Mereka bertiga kini sama-sama diam tanpa bicara satu katapun, sampai kedua mata Rose melihat adanya cahaya biru terang layaknya api, dan cahaya itu mengapung diudara, menyinari disekitar hutan yang masih gelap.
Tanpa kata-kata, Rose memilih mengikuti cahaya itu, saat Rose mendekat, cahaya biru mulai berjalan seolah ingin menunjukan sesuatu.
“Rose, kau mau kemana?” Tanya Emily yang masih dihiraukan Rose.
“Dia kenapa? Dan mau kemana?” Tanya John kebingungan sendiri.
“Ayo kita ikuti saja.” Ajak Emily yang mulai mengikuti langkah Rose dari belakang.
Cahaya itu masuk kedalam sebuah hutan tanpa jalan, membawa Rose ketempat yang 15 Meter dari tempat mereka sebelumnya.
“Rose...!” Sesekali Emily memanggil nama Rose.
Langkah Rose terhenti saat melihat cahaya biru itu berhenti dan menghilang di sebuah rumah tua berwarna hitam dan biru tua, dengan hiasan lumut yang menempel di kayu rumah tersebut, membuat aura yang sangat menyeramkan saat melihatnya.
Tidak hanya Rose yang bisa melihat, Emily dan John juga bisa melihat. Ketiga orang itu seperti tidak percaya, apalagi Emily dan John yang sudah lama tinggal di sana bahkan berkeliling tapi tidak pernah menemukan rumah seperti itu.
“Rumah siapa itu?” Tanya Rose kepada Emily dan John. Namun Emily dan John menggeleng kepala dengan bersamaan. Ingin menghilangkan rasa penasarannya, Rose memutuskan untuk mendekati rumah itu, diikuti oleh Emily dibelakang Rose dan John mengumpat dibelakang Emily.
“Ayolah teman-teman, tidakkah ini sangat menakutkan? Kenapa kita tidak kembali saja?” Ucap John merasa takut. Mendengar itu Rose tertawa kecil karena mengingat akan sikap temannya yang sama penakutnya seperti John disini.
Tok. Tok. Tok.
Rose mengetuk perlahan pintu dengan satu jendela bundar yang buram. Tidak ada jawaban dari seseorang, tapi pintu tiba-tiba saja terbuka dengan sendirinya, dan itu membuat Rose dan Emily terkejut, apalagi John yang bertambah merinding.
“Jangan-jangan ini rumah penyihir.” Bisik Emily pelan didekat telinga Rose.
Tanpa rasa takut, Rose dan dua temannya itu masuk kedalam rumah tersebut. Betapa terkejut antara takjub dan takut, saat melihat isi dalam rumah itu. Bagaiman tidak, sebuah alat-alat mengerikan, senjata dan benda-benda tajam terpajang di seluruh tembok kayu rumah. Tidak hanya itu, di depan Rose kini ada sebuah meja dimana ada toples berisi tengkorak kepala, serangga yang di campur dengan air berwarna hijau, membuat rumah itu semakin berkesan mengerikan.
“Ini rumah atau apa?” Gumam John yang masih ngeri melihatnya. Ketiga orang itu masih sibuk menatap seisi rumah dengan pertanyaan masing-masing yang ada di dalam pikiran mereka.
“Booommm!” Ucap seseorang.
“Aaaaaa....” Teriak bersamaan Rose, Emily dan John yang hampir membuat jantung mereka copot. Tiba-tiba seorang nenek tua menyeramkan dengan jubah hitam keluar dari balik meja panjang yang terdapat hiasan toples berisi mengerikan tadi.
BERSAMBUNG........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments