BAB9: Rumah Elena

HAPPY READING GUYS🍁

Jangan lupa tinggalkan jejak dibawah ini ya, suport terus ceritanya.

↪↪↪

Elena melajukan mobilnya dengan pelan, ia harus menjalankan mobilnya dengan hati-hati agar mobil ini tidak lecet karna Elena sedikit takut dengan ancaman pria disampingnya.

"Ck! kau ini lambat sekali." ucap Bryan menatap wanita disampingnya dengan kesal.

Elena mungkin mulai sekarang harus belajar sabar dan menyimpan kesabaran ekstra dihatinya untuk menghadapi pria ini.

"Maaf Dok," setelah mengucapkan itu Elena langsung meng-gas mobilnya agar kendaraan ini melaju cepat.

Karna hatinya sedang kesal dengan pria ini Elena pun mengecangkan laju mobilnya, ia melampiaskan kekesalannya dengan meng-gas mobil ini.

Bryan yang merasakan mobilnya ngebut membuat ia sedikit terkagum karna wanita disampingnya ini terlihat santai melajukan mobilnya. "Ck, cepat sekali kau ini! awas saja jika mobil-ku sampai lecet."

Mendengar itu membuat Elena memelan-kan laju mobilnya, didalam hatinya ia mengumpat. Pria ini sebenarnya mau apa? dikencangkan salah dilambatkan salah, jadi maunya apa?

Elena sedikit melirik pria disampingnya yang hanya diam dengan tatapan yang sudah dia alihkan kearah jalanan dihadapannya.

Kondisi mobil ini sunyi, tidak ada pembicaraan diantara keduanya karna mereka nampak sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Elena mengendarai mobil ini menuju kearah rumahnya untungnya juga jalan didepan rumahnya cukup lega jadi mobil milik pria bisa diparkirkan didepan rumahnya.

Beberapa menit perjalanan akhirnya Elena menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah sederhana. Bryan menatap rumah dihadapannya dengan pandangan sedikit berbeda.

Elena melepaskan pengamannya dan mematikan mesin mobilnya. Jangan heran dia bisa mengendarai mobil karna memang dulu Elena pernah bekerja menjadi supir pribadi seseorang.

"Ini rumah-mu?" tanya Bryan dengan menatap wanita disampingnya.

Mendengar itu membuat Elena mengangguk. "Iya," setelah mengatakan itu Elena membuka pintu mobilnya dan keluar untuk masuk kedalam rumah yang berada dihadapannya.

Bryan yang melihat itu pun ikut turun dari mobil dan berjalan mengikuti Elena yang melangkah menuju pintu rumah ini.

Sebelum Elena masuk ia terlebih dahulu berbalik menatap Bryan yang sudah berdiri dibelakangnya. "Maaf rumahnya memang seperti ini." Elena tau pasti Dokter itu tidak suka dengan kondisi rumah seperti ini yang terlihat kumuh dan kecil. "Jika tidak ingin masuk silakan Dokter tunggu saja disini."

"Siapa bilang aku tidak ingin masuk?" Bryan menaikkan sebelah alisnya, ya walaupun rumah ini memang jauh dari ekspetasinya tapi sepertinya rumah ini cukup nyaman untuk ditinggali.

Setelah mengatakan itu Bryan pun melanjutkan langkahnya masuk terlebih dahulu kedalam rumah dihadapannya sebelum sang pemilik menyuruhnya masuk.

Elena memajukan bibirnya kesal, pria ini sepertinya tidak tau sopan santun. Padahal dirinya belum menyuruhnya masuk tapi pria yang berfrofesi sebagai Dokter itu sudah masuk duluan meninggalkan dirinya yang masih mematung didepan pintu.

Bryan masuk kedalam rumah Elena. Terlihat jelas jika rumah ini sedikit tak ter-urus dan sempit namun seenggaknya masih bisa dikatakan tempat tinggal yang layak.

"Dokter duduk saja dulu, oh iya Dokter mau minum apa?" tanya Elena dengan sopan yang berada dibelakang pria ini.

Bryan berbalik menatap Elena dengan dingin. "Apa saja."

Mendengar itu membuat Elena mengangguk. Dengan segera ia berjalan masuk kearah dapur untuk mengambilkan pria itu minum.

Bryan menatap sekeliling rumah sederhana ini, ia berjalan memutari ruangan tamu itu dan melihat-lihat beberapa benda yang berada disini.

"Apa mereka bisa betah tinggal ditempat seperti ini?" gumam Bryan. Ya memang Bryan sedari kecil tinggal ditempat mewah dan kebutuhannya serba tersedia lain dengan apa yang dialami Elena.

Bryan berjalan mendekati dinding, disana terlihat beberapa figura yang digantung di tembok tersebut. Ia dengan segera menatap intens foto itu.

"Pasti ini dia." gumam kecil Bryan dengan senyum miring diwajahnya, ia melihat foto anak kecil yang tersenyum manis memperlihatkan gigi ompongnya dengan berpose didepan kamera, dirinya yakin pasti foto itu adalah Elena saat kecil karna terlihat begitu mirip.

Difoto selanjutnya ia melihat pria yang berada dirumah sakit dengan anak perempuan yang terlihat berbeda dengan foto yang tadi.

"Siapa dia?" ucap Bryan dengan menatap foto itu. Terlihat anak kecil perempuan yang sedikit manis dan cantik sedang memeluk leher pasiennya dari belakang.

"Itu Kak Putri, Kakak-ku." sahut Elena yang tiba-tiba datang keluar dari arah dapur.

Mendengar itu Bryan hanya ber-oh saja, ia lantas mengalihkan pandangannya pada Elena yang sedang berjalan dengan kedua tangan yang memegang nampan berisikan gelas.

Elena melangkah menuju meja yang berada ditengah tempat duduk ruangan ini dan meletakannya. Setelah menaruh itu Elena menatap pria yang berdiri tak jauh darinya. "Diminum dulu Dok maaf cuma air putih." ucap Elena tak enak.

Ya, setelah dirinya mengecek dapur ternyata teh ataupun kopi sudah habis jadi ia hanya memberikan Dokter itu segelas air putih saja. Lagian juga air-putih sehat bukan?

Bryan berjalan mendekati gadis itu dan menatap segelas air yang sudah berada dimeja hadapannya. "Jika hanya air putih kenapa kau menawarkan-ku akan meminum apa?" pelan Bryan membuat Elena salah tingkah.

"Ma-maf." pelan Elena dengan tak enak, bagaimana pun Bryan adalah tamu jadi sudah seharusnya ia melayaninya dengan baik walau pria itu adalah tamu yang tidak ia inginkan.

Bryan nampak menghela nafasnya pelan. "Tidak apa-apa. Cepat bereskan pakaian mu sekarang."

Dengan segera Elena mengangguk, ia pun segera berjalan menuju kamarnya untuk membereskan pakaiannya. Apa dirinya sudah seperti wanita murahan sekarang? tapi semua ini demi Bapaknya, ia harus berkorban demi sang Bapak.

"Kamar-mu berantakan sekali."

Mendengar suara dari arah belakangnya membuat dirinya terkejut, pria ini memang tidak diajarkan sopan santun kali ya? masuk seenaknya kedalam kamar orang lain apalagi kamar ini adalah kamar perempuan.

"Dokter bisa tidak jangan sembarangan asal masuk kamar orang?" ucap Elena dengan sedikit kesal, coba saja didepannya ini bukan orang yang menyelamatkan Bapaknya pasti pria dihadapannya sudah habis dengan cincangan tangan lentik miliknya.

Bryan berjalan masuk lebih dalam kedalam kamar milik Elena. "Ckckck! kau ini perempuan tapi tidak ada bersih-bersihnya sama sekali." Bryan menggelengkan kepalanya tak percaya melihat kamar milik wanita yang berada tak jauh darinya.

"Aku belum sempat membersihkannya Dok." pelan Elena, ia sibuk merawat Bapaknya dan bekerja. Dirinya pun kadang tidak tidur karna mengambil kerja lembur ataupun kerja sampingan.

Elena melanjutkan pekerjaannya merapihkan pakaiannya untuk dimasukan kedalam tas miliknya. Bryan hanya acuh dan lebih memilih berjalan menuju balkon yang menunjukkan pemandangan belakang rumah yang ia masuki ini.

Sampai diujung balkon Bryan langsung memejamkan matanya dan menghirup dalam-dalam udara segar yang berada disini.

"Selesai juga huh! aku pasti akan merindukan kamar ini." gumam pelan Elena menatap sekeliling kamar yang sudah ia tinggali sejak dirinya masih kecil.

Ketika asik menatap sekeliling kamarnya tiba-tiba saja matanya menangkap sesosok pria tinggi yang berdiri dibalkon kamarnya, dengan cepat ia menghampiri pria itu dan berdiri disampingnya.

Elena menatap Bryan yang sedang memejamkan matanya dari arah samping, tak terasa senyum dibibirnya terbit melihat wajah polos pria itu.

Pria dingin ini ternyata tampan juga, andai saja dia memiliki hati yang baik mungkin saja aku bisa dengan mudah mencintainya.

↔↔↔

Bantu share cerita ini juga ya?

Jangan lupa dukungannya😙

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

thour cerita nya bagus banget, ngk neko2. sukses y thour

2023-04-17

1

Yani

Yani

Baru sadar ya Rlena kalau dr Bryan tampan 🤣🤣

2023-01-16

0

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

sdh baik lah, dibantu menyelesaikan masalah, drpd elena jual diru

2022-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 ELENA ALYANDRA
2 BRYAN ATMAJA
3 BAB1: Bekerja
4 BAB2: Dipecat
5 BAB3: Rumah sakit (1)
6 BAB4: Rumah Putri
7 BAB5: Bertemu
8 BAB6: Kesal Bryan
9 BAB7: Iya atau tidak?
10 BAB8: Keputusan Elena
11 BAB9: Rumah Elena
12 BAB10: Kesedihan Elena
13 BAB11: Di Restaurant
14 BAB12: Kebaikan Elena
15 BAB13: Rumah Bryan
16 BAB14: Surat perjanjian
17 BAB15: Isi perjanjian
18 BAB16: Bertemu Abraham
19 BAB17: Donor Darah
20 BAB18: Curiga Putri
21 BAB19: Operasi kembali
22 BAB20: Amarah Abraham
23 BAB21: Sadar
24 BAB22: Di Kantin
25 BAB23: Kedatangan Abraham
26 BAB24: Menikah
27 BAB25: Kesal Elena (1)
28 BAB26: Sampai
29 BAB27: Gengsi
30 BAB28: Pesta
31 BAB29: Bertemu Wilson
32 BAB30: Wilson kecewa
33 BAB31: Insiden di kamar mandi
34 BAB32: Sarapan pagi
35 BAB33: Genggaman tangan
36 BAB34: Menemui Dimas
37 BAB35: Karna Pijatan
38 BAB 36: Rencana Meldi
39 BAB37: Tertarik?
40 BAB38: Paman Arlan
41 BAB39: Sosok Pria Di Figura
42 BAB40: Cemburu?
43 BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44 BAB42: Perhatian Bryan
45 BAB43: Hamil?
46 BAB44: Kekesalan Chaca
47 BAB45: Salah Paham
48 BAB46: Rumah Sakit (2)
49 BAB47: Maaf
50 Bab48: Selamat Jalan Bapak
51 BAB49: Bertemu Putri
52 BAB50: Pemakaman
53 BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54 BAB52: Keputusan
55 BAB53: Bunga
56 BAB54: Cerai?
57 BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58 BAB56: Nasehat Abraham
59 BAB57: Rencana bekerja
60 BAB58: Sarapan Pagi
61 BAB59: Kesal Elena (2)
62 BAB60: Permintaan Chaca
63 BAB61: Berangkat
64 BAB62: Kecelakaan
65 BAB63: Tuduhan
66 BAB64: Elena tersadar
67 BAB65: Buta
68 BAB66: Kedatangan Putri
69 BAB67: Donor Mata
70 BAB68: Sarah Widiya
71 BAB69: Rencana Pertemuan
72 BAB70: Pertemuan
73 BAB71: Kekesalan
74 BAB72: Pernyataan Putri
75 BAB73: Kegembiraan
76 BAB74: Berdetak kencang
77 BAB75: Pulang bareng Putri
78 BAB76: Ungkapan Wilson
79 BAB77: Festival Pasar Malam
80 BAB78: Bertemu Putri
81 BAB79: Pulang
82 BAB80: Taman Belakang
83 BAB81: Sindiran Chaca
84 BAB82: Kode anak?
85 BAB83: Aiden
86 BAB84: CCTV Rumah
87 BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88 BAB86: Aksi Chaca
89 BAB87: Pesta (2)
90 BAB88: Fakta
91 BAB89: Fakta (2)
92 BAB90: Pelukan
93 BAB91: Menyendiri
94 BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95 BAB93: Kunjungan Elena
96 BAB94: Artikel tentang Elena
97 BAB95: Malu!
98 BAB96: Kesal Chaca
99 BAB97: Perubahan Bryan
100 BAB98: Godaan Abraham
101 BAB99: Bulan madu?
102 BAB100: Sampai
103 BAB101: Di Kamar Hotel
104 BAB102: Teman Lama Bryan?
105 BAB103: Sakit Hati Elena
106 BAB104: Elena Cemburu?
107 BAB105: Bersiap Diri
108 BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109 BAB107: Jadi Mia itu?
110 BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111 Ekstra Part 1
112 Ekstra part 2
113 Ekstra part 3
114 Esktra part 4
115 Ekstra part 5
116 Ekstra part 6
117 Ekstra part 7
118 Ekstra part 8
119 Ekstra part 9
120 Ekstra part 10
121 Ekstra part 11
122 Ekstra part 12
123 Ekstra part 13
124 Ekstra part 14 [End]
Episodes

Updated 124 Episodes

1
ELENA ALYANDRA
2
BRYAN ATMAJA
3
BAB1: Bekerja
4
BAB2: Dipecat
5
BAB3: Rumah sakit (1)
6
BAB4: Rumah Putri
7
BAB5: Bertemu
8
BAB6: Kesal Bryan
9
BAB7: Iya atau tidak?
10
BAB8: Keputusan Elena
11
BAB9: Rumah Elena
12
BAB10: Kesedihan Elena
13
BAB11: Di Restaurant
14
BAB12: Kebaikan Elena
15
BAB13: Rumah Bryan
16
BAB14: Surat perjanjian
17
BAB15: Isi perjanjian
18
BAB16: Bertemu Abraham
19
BAB17: Donor Darah
20
BAB18: Curiga Putri
21
BAB19: Operasi kembali
22
BAB20: Amarah Abraham
23
BAB21: Sadar
24
BAB22: Di Kantin
25
BAB23: Kedatangan Abraham
26
BAB24: Menikah
27
BAB25: Kesal Elena (1)
28
BAB26: Sampai
29
BAB27: Gengsi
30
BAB28: Pesta
31
BAB29: Bertemu Wilson
32
BAB30: Wilson kecewa
33
BAB31: Insiden di kamar mandi
34
BAB32: Sarapan pagi
35
BAB33: Genggaman tangan
36
BAB34: Menemui Dimas
37
BAB35: Karna Pijatan
38
BAB 36: Rencana Meldi
39
BAB37: Tertarik?
40
BAB38: Paman Arlan
41
BAB39: Sosok Pria Di Figura
42
BAB40: Cemburu?
43
BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44
BAB42: Perhatian Bryan
45
BAB43: Hamil?
46
BAB44: Kekesalan Chaca
47
BAB45: Salah Paham
48
BAB46: Rumah Sakit (2)
49
BAB47: Maaf
50
Bab48: Selamat Jalan Bapak
51
BAB49: Bertemu Putri
52
BAB50: Pemakaman
53
BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54
BAB52: Keputusan
55
BAB53: Bunga
56
BAB54: Cerai?
57
BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58
BAB56: Nasehat Abraham
59
BAB57: Rencana bekerja
60
BAB58: Sarapan Pagi
61
BAB59: Kesal Elena (2)
62
BAB60: Permintaan Chaca
63
BAB61: Berangkat
64
BAB62: Kecelakaan
65
BAB63: Tuduhan
66
BAB64: Elena tersadar
67
BAB65: Buta
68
BAB66: Kedatangan Putri
69
BAB67: Donor Mata
70
BAB68: Sarah Widiya
71
BAB69: Rencana Pertemuan
72
BAB70: Pertemuan
73
BAB71: Kekesalan
74
BAB72: Pernyataan Putri
75
BAB73: Kegembiraan
76
BAB74: Berdetak kencang
77
BAB75: Pulang bareng Putri
78
BAB76: Ungkapan Wilson
79
BAB77: Festival Pasar Malam
80
BAB78: Bertemu Putri
81
BAB79: Pulang
82
BAB80: Taman Belakang
83
BAB81: Sindiran Chaca
84
BAB82: Kode anak?
85
BAB83: Aiden
86
BAB84: CCTV Rumah
87
BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88
BAB86: Aksi Chaca
89
BAB87: Pesta (2)
90
BAB88: Fakta
91
BAB89: Fakta (2)
92
BAB90: Pelukan
93
BAB91: Menyendiri
94
BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95
BAB93: Kunjungan Elena
96
BAB94: Artikel tentang Elena
97
BAB95: Malu!
98
BAB96: Kesal Chaca
99
BAB97: Perubahan Bryan
100
BAB98: Godaan Abraham
101
BAB99: Bulan madu?
102
BAB100: Sampai
103
BAB101: Di Kamar Hotel
104
BAB102: Teman Lama Bryan?
105
BAB103: Sakit Hati Elena
106
BAB104: Elena Cemburu?
107
BAB105: Bersiap Diri
108
BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109
BAB107: Jadi Mia itu?
110
BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111
Ekstra Part 1
112
Ekstra part 2
113
Ekstra part 3
114
Esktra part 4
115
Ekstra part 5
116
Ekstra part 6
117
Ekstra part 7
118
Ekstra part 8
119
Ekstra part 9
120
Ekstra part 10
121
Ekstra part 11
122
Ekstra part 12
123
Ekstra part 13
124
Ekstra part 14 [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!