Elena bergegas masuk kedalam rumahnya ketika sudah sampai. Ia mencari keberadaan sang ayah didalam namun rumah ini nampak kosong tak berpenghuni.
"Bapakk!" panggil Elena mencoba mencari keberadaan sang ayah tapi tak kunjung dapat jawaban.
"Mbak Melin!" Elena masih mencari-cari keberadaan sang ayah dengan membuka setiap ruangan dan penjuru rumah sederhana ini.
Elena segera mengambil ponselnya ditas untuk menelpon seseorang.
"Hallo mbak? bapak dimana ko rumah sepi." sahut Elena ketika sambungan ditelponnya sudah menyambung.
"Dirumah sakit Na, maaf mba bawa kesini soalnya tadi tiba-tiba bapak kamu kejang-kejang jadi mbak bawa kerumah sakit." jawab seseorang dari ujung telpon sana.
Elena membulatkan matanya mendengar ayahnya dimasukkan ke-rumah sakit. "Rumah sakitnya dimana mbak?! Elena kesana sekarang." raut wajah Elena sudah semakin ketakutan karna ia tidak mau sang ayah sampai kenapa-napa.
"Mbak sharelook ya Na?"
"Iyah mba."
Setelah mengucapkan itu sambungan telpon pun terputus sepihak, tak lama ada pesan yang dikirimkan Merlin padanya. Setelah mengetahui dimana lokasi rumah sakit tersebut, Elena pun bergegas menuju ke-rumah sakit tersebut.
"Angkotnya lama banget sih!" Elena menunggu angkot dipinggir jalan dekat rumahnya, entah kenapa tak ada satupun angkot yang melintas dihadapannya padahal biasanya suka banyak yang melintas.
Elena merapalkan doa didalam hatinya untuk kesembuhan sang ayah, jujur ia tak mau jika ayahnya sampai kenapa-napa.
Tak lama angkot itu pun datang, ia menaiki angkot tersebut untuk menuju kearah rumah sakit. Disepanjang jalan ia tetap berdoa, Elena sungguh khawatir sekarang.
Setibanya dirumah sakit Elena pun langsung melangkah berjalan masuk kedalamnya untuk melihat kondisi sang ayah.
"Mbak pasien atas nama pak Dimas ada diruangan berapa ya?" tanya Elena kepada resepsyonis rumah sakit ini.
Kedua wanita yang sedang bekerja itu mengalihkan pandangannya pada seseorang yang berbicara tadi. "Pasien yang baru masuk ya kak?" tanya salah satu perempuan ber-tag Sevi.
Elena mengangguk cepat. "Iya mbak itu bapak saya." ucap Elena tak sabaran.
Resepsyonis itu nampak melihat-lihat layar yang tersedia dimejanya. "Di ruangan 105A blok Anggrek kak."
Dengan cepat Elena berjalan mencari ruangan tersebut, ia mencari-cari sampai menanyakan kepada staf pekerja disini dimana ruangan itu alhasil sekarang ia pun berada sudah sampai diruang rawat sang ayah.
Ceklek!
Elena membuka pintu tersebut dan masuk ketika melihat ada Merlin juga disana. Diranjang rumah sakit itu terlihat Dimas yang terbujur kaku disana dengan mata yang terpejam.
"Bapakk." panggil Elena. Ia berjalan mendekat kearah kasur ruangan ini dan menatap lekat sang ayah.
Hatinya sakit melihat bapak yang nampak lemah disana, ia gagal menjaga Dimas dengan baik. "Bapak hiks bapak bangunn."
Merlin yang melihat itu mencoba menenangkan Elena. "Na, bapak kamu harus dioperasi secepatnya." sahut Melin menatap Elena serius.
Mendengar itu Elena menatap teman sekaligus tetangganya. "Operasi?" tanyanya karna ia memang belum tau sakit sang ayah apa.
Merlin mengangguk. "Bapak kamu kena tumor di otak-nya jadi harus cepet di-operasi, aku udah bilang lakuin yang terbaik aja tapi kata dokternya kita harus lunasi biaya operasi dulu baru bapak kamu bisa ditindak lanjuti." ucap pajang lebar Merlin.
Elena menutup mulutnya tak percaya. selama ini bapaknya terkena tumor yang cukup bahaya. Apalagi sekarang harus dioperasi, uang darimana coba ia? dirinya saja sudah dipecat oleh atasannya direstaurant.
Tiba-tiba saja ada nama yang terlintas dipikirannya. Dengan segara Elena menghapus airmatanya dan pergi keluar dari ruangan ini.
"Elena! kamu mau kemana?"
↔↔↔
Terimakasih sudah membaca❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
nasip y jadi org ngk punya, tapi jgn takut Elena Tuhan pasti liat air mata mu
2023-04-17
0
Yani
Kaya Elena nelpon kakaknya
2023-01-16
0
Galaxy Piyak🐣
like like like
2020-10-29
0