BAB18: Curiga Putri

HAPPY READING GUYS❤

Elena dan Putri pun sampai di rumah sakit. Setelah bujukan demi bujukan yang di lontarkan Elena tadi mereka langsung berangkat menuju rumah sakit dengan menumpangi mobil milik Putri. Posisi rumah sakit yang tidak terlalu jauh membuat keduanya lebih cepat sampai di tempat tersebut.

Mereka berdua masuk kedalam rumah sakit dan berjalan menuju ruangan tempat donor darah. Putri berjalan didepan sedangkan Elena berjalan dibelakang.

Senyum Elena terbit dikala Putri ingin mendonorkan darahnya pada Dimas, walau terlihat terpaksa namun Putri nampaknya masih peduli dengan kesembuhan sang Bapak. Terlihat dari wajah wanita itu saat memasuki rumah sakit. Wajahnya nampak kusut, Elena tidak tau apa arti dibalik wajah itu namun Elena yakin pasti berhubungan dengan sang Bapak.

"Setelah donor darah, Kakak mau kan jenguk Bapak?" sahut Elena yang berjalan sejajar dengan Putri.

Putri sekilas melirik Elena namun ia kembali menatap jalanan dihadapannya. "Gak! gue kesini cuma mau donorin darah dan setelah itu udah, gue sibuk jadi gue gak punya waktu ketemu Bapak." ketusnya.

"Bapak kangen sama Kakak, kenapa Kakak gak peduli gini sama Bapak?!" Elena lama-lama kesal dengan sikap Putri yang mengacuhkan Dimas, itu adalah Ayah kandungnya sendiri tapi kenapa Putri tega pada Bapaknya?

Kaki Putri terhenti ketika mendengar ucapan yang dituturkan Elena. Ia berhenti dan menatap Elena yang juga berhenti disampingnya.

"Gak peduli lo bilang? buktinya ini gue dateng kesini repot-repot mau donorin darah gue, terus lo bilang gue gak peduli gitu? lagian juga percuma gue peduli sama Bapak. Bapak aja gak pernah peduli sama gue dulu!" Putri lantas melanjutkan langkahnya kearah hadapannya meninggalkan Elena yang masih terdiam.

Tak lama Elena langsung mengikuti Putri kembali. Ia menunduk tidak mengerti jawaban dari Putri. Padahal Ayahnya dulu sangat peduli pada Kakaknya, sampai-sampai dia disekolahkan hingga lulus S1, kurang peduli apa Bapaknya?

Sampai didepan sebuah ruangan, disana ada bacaan ruang pendonor darah yang artinya itu adalah ruangan tujuan Elena dan Putri.

Salah satu suster keluar dari dalam ruangan itu membuat Elena segera mendekat.

"Sus, Kakak saya mau donorin darah buat pasien atas nama Dimas." ucap Elena dengan tersenyum.

Putri hanya diam cuek dibelakang Elena. Yang terpenting sekarang disini ia hanya mendonorkan darahnya untuk Dimas dan setelah itu selesai.

Suster itu nampak tersenyum ramah. "Baik, pendonor silahkan masuk. Kami akan memeriksa tubuh pendonor terlebih dahulu lalu baru kita segera lakukan tindakan," ucap ber-tag Alma itu dengan berbalik dan masuk kembali kedalam ruangan itu.

Elena menatap Putri dibelakangnya.

"Lo diem aja disini. Biar gue yang masuk," sahut Putri dengan berjalan masuk menuju ruangan dihadapan Elena.

Elena masih diam. Ya, mungkin dirinya lebih baik menunggu disini sambil berdoa agar semuanya berjalan dengan lancar dan sang Ayah bisa segera dioprasi.

Elena duduk dikursi tunggu yang tepat berada disamping pintu yang dimasuki Putri tadi. Ia menunduk dengan merapalkan tangannya. Sekarang Putri adalah orang yang bisa menyelamatkan hidup Dimas, jadi Elena banyak berharap dengan perempuan itu.

"Ekhem."

Saat sedang memejamkan matanya tiba-tiba Elena dikagetkan dengan suara dari arah samping kanannya. Dengan cepat ia menatap asal suara tersebut.

"Sudah ku bilang kau lebih baik istirahat dirumah."

"Bagaimana aku bisa istirahat! sedangkan Bapak masih kritis dirumah sakit," Elena menunduk kembali. Mengingat nama Bapaknya membuat Elena kembali sedih.

Bryan menghela nafasnya pelan. Ya, tadi dirinya mendapatkan kabar dari dokter yang ia suruh menjaga Dimas jika Bapak dari gadis disampingnya ini kembali kritis, dan harus mejalani operasi untuk kedua kalinya. Ia tau penyakit Dimas tidak boleh dianggap sepele karna penyakitnya cukup parah dan bisa merengang nyawa, namun ia juga kasian pada Elena yang terlihat kurang istirahat.

"Kau sedang apa disini?" tanya Bryan dengan pandangan penuh tanya.

Elena mendongakan wajanya. "Dokter udah tau kan aku kesini mau apa? pastinya buat liat keadaan Bapak Dok, saya disini pastinya karna Bapak."

"Ck! maksud ku itu kau sedang apa disini! didepan ruangan pendonor!" kesal Bryan.

Elena terdiam. Ia kira Dokter ini bertanya dirinya sedang apa dirumah sakit ini. "Anu-"

Lagi-lagi Bryan kesal dengan Elena yang ditanya malah menjawa seperti itu. Gadis ini masih grogi apa bagaimana bertemu dengannya?

Tak lama pintu disamping Elena terbuka menampilkan sesosok wanita yang tadi bersamanya.

Elena bangkit dan menatap Putri yang masih memasang wajag cueknya.

"Kak, gimana?" tanya Elena penasaran sekaligus takut. "Golongan darah Kakak cocok kan sama Bapak?" tanyanya.

"Yaiyalah cocok. Gue kan anak kandungnya, gimana sih." ketus Putri.

Ya, pastinya seorang Ayah dan anak kandung memiliki golongan darah yang sama. Elena hanya tersenyum tipis mendengarnya. "Makasih ya Kak, berkat Kakak, Bapak bisa segera di operasi." senangnya.

"Gue heran, lo dapet darimana uang buat bayar operasi Bapak? lo jual tubuh lo?"

Deg!

"Aku gak mungkin ngelakuin itu buat Bapak." jawab Elena. "Mau aku dapet dari mana bukan urusan Kakak, karna Kakak gak bantu biaya rumah sakit Bapak. Jadi Kak Putri gak usah tau." lanjutnya. Elena mengumpulkan keberanian untuk berbicara tadi walau hatinya merasa tak enak.

"Lancang banget lo ngomong gitu!" Tangan Putri mencengkram lengan Elena keras membuat gadis itu sedikit kesakitan. "Oh ya, mungkin ucapan gue bener ya? haha dibayar berapa lo sama om-om hidung belang itu?" ujar Putri dengan terkekeh.

"Le-lepasin Kak," Elena mencoba melepaskan tangan Putri dari lengannya. Cengkraman itu keras membuatnya kesakitan.

"Lepasin dia." sahut seseorang dari arah belakang Elena.

Bryan bangkit dari duduknya dan berdiri disamping Elena. "Jangan belaku tidak sopan disini atau mau saya panggilkan satpam?" Bryan menatap lengan Putri dan menghempaskannya keras dari lengan Elena.

Mata Putri membulat ketika melihat pria tampan disamping adiknya. Ia kenal dengan pria itu. "Dokter Br-bryan?"

Putri tak menyangka dirinya bisa bertemu dengan sosok Bryan disini. Siapa yang tak senang bertemu dengan pria tampan sekaligus pewaris harta keluarga Atmaja? Putri segera merapihkan rambutnya dan bajunya agar terlihat cantik.

Putri tersenyum manis menatap Bryan dengan pandangan seperti perempuan-perempuan lainnya. "Kita belum kenalan ya?" Ia segera mengangkat tangannya untuk memberi jabatan sebagai tanda perkenalannya. "Aku, Putri mutiara. Dokter bisa panggil aku Putri." ucapnya tersenyum manis.

Bryan menatap tak minat jabatan tangan dihadapannya. Ia masih memasang wajah dinginnya.

Tak menerima balasan membuat Putri menurunkan tangannya dengan senyum masam. "Ternyata Dokter Bryan lebih tampan dari foto-foto yang muncul di berita. Aku gak nyangka bisa ketemu Dokter disini."

Elena hanya diam melihat kedua orang ini. Wajah Putri sangat berbeda dari yang tadi, saat bersamanya Putri memunculkan wajah malasnya sedangkan ketika bertemu dengan Bryan, wanita itu malah tersenyum manis sembringah.

Tiba-tiba dari arah pintu disamping Putri terbuka lebar menampilkan Suster yang tadi. Suster itu tersenyum menatap ketiga orang ini.

"Maaf, darah untuk pasien atas nama Dimas sudah siap jadi kita akan melakukan operasi secepatnya pada pasien." sahut suster itu dengan ramah.

Elena menatap Suster itu dengan tersenyum. Semoga saja operasi kedua ini berjalan lancar dan Bapaknya bisa sembuh kembali.

"Yasudah, kamu tolong siapkan peralatan operasi. Saya akan ikut ambil alih, panggilkan juga Dokter terbaik disini." dingin Bryan.

Putri terdiam mendengar itu. Uang dari mana Elena dapat mengoprasi Dimas? apalagi Bryan ikut ambil alih dioperasi Bapaknya.

"Baik Dok, kalo begitu saya permisi. Mari," suster itu menunduk dan berjalan menjauhi ketiga orang tadi untuk menjalankan perintah yang tadi diberikan.

Bryan mengalihkan pandangannya pada Elena disampingnya. Ia mengenggam erat tangan gadis itu membuat Elena sedikit tersentak kaget. "Ikut aku."

Elena membulatkan matanya lalu berjalan mengikuti Bryan dari belakang. Pria itu menarik tangannya erat jadi Elena terpaksa mengikuti langkah pria itu.

Putri masih terdiam ditempatnya. Ucapannya tadi tidak direspon oleh Bryan membuatnya kesal. Ia menatap kedua orang itu dengan mata penuh tanya. Mengapa Elena bisa bertemu dengan Bryan? mereka juga terlihat dekat satu sama lain membuatnya sedikit cemburu.

Banyak yang ingin berdekatan dengan Bryan namun pria itu hanya acuh dan dingin. Tapi sekarang ia malah melihat tatapan acuh dan dingin itu hilang ketika melihat Adiknya-Elena. Pasti ada maksud dari ini semua.

Dan Putri harus mencari tau semua itu.

↔↔↔

Terimasih kasih sudah membaca❤

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

thour jgn SMP putri jadi pelakordi antara Elena dan Brayn

2023-04-17

0

Yani

Yani

Dih putri kepedean banget 😁😁😁

2023-01-17

0

cindy k hinata

cindy k hinata

hanya share info tentang donor darah dan golongan darah
1. donor darah tidak bisa dilakukan di Rumah Sakit seperti di cerita ini kecuali rumah sakit tersebut sudah punya UTD RS, dan darah yang sudah didonorkan tidak bisa langsung dipakai karena ada tahapan pemeriksaan dan pengolahan darah dan itu 24 jam
2. Tidak semua anak yang mempunyai golongan darah beda dengan orang tuanya bukan anak kandung, golongan darah anak tidak bisa dilihat hanya dari salah satu orang tua ayah atau ibu tapi harus dari keduanya karena golongan darah anak hasil perkawinan dari golongan darah ayah dan ibu
memang ini hanya novel tapi alangkah lebih baik jika informasi yang diberikan sesuai sehingga tidak membuat orang yang belum mengerti jadi salah informasi. tapi aku suka dengan jalan cerita novel ini, semoga bisa menambah wawasan para pembaca.

2021-04-21

2

lihat semua
Episodes
1 ELENA ALYANDRA
2 BRYAN ATMAJA
3 BAB1: Bekerja
4 BAB2: Dipecat
5 BAB3: Rumah sakit (1)
6 BAB4: Rumah Putri
7 BAB5: Bertemu
8 BAB6: Kesal Bryan
9 BAB7: Iya atau tidak?
10 BAB8: Keputusan Elena
11 BAB9: Rumah Elena
12 BAB10: Kesedihan Elena
13 BAB11: Di Restaurant
14 BAB12: Kebaikan Elena
15 BAB13: Rumah Bryan
16 BAB14: Surat perjanjian
17 BAB15: Isi perjanjian
18 BAB16: Bertemu Abraham
19 BAB17: Donor Darah
20 BAB18: Curiga Putri
21 BAB19: Operasi kembali
22 BAB20: Amarah Abraham
23 BAB21: Sadar
24 BAB22: Di Kantin
25 BAB23: Kedatangan Abraham
26 BAB24: Menikah
27 BAB25: Kesal Elena (1)
28 BAB26: Sampai
29 BAB27: Gengsi
30 BAB28: Pesta
31 BAB29: Bertemu Wilson
32 BAB30: Wilson kecewa
33 BAB31: Insiden di kamar mandi
34 BAB32: Sarapan pagi
35 BAB33: Genggaman tangan
36 BAB34: Menemui Dimas
37 BAB35: Karna Pijatan
38 BAB 36: Rencana Meldi
39 BAB37: Tertarik?
40 BAB38: Paman Arlan
41 BAB39: Sosok Pria Di Figura
42 BAB40: Cemburu?
43 BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44 BAB42: Perhatian Bryan
45 BAB43: Hamil?
46 BAB44: Kekesalan Chaca
47 BAB45: Salah Paham
48 BAB46: Rumah Sakit (2)
49 BAB47: Maaf
50 Bab48: Selamat Jalan Bapak
51 BAB49: Bertemu Putri
52 BAB50: Pemakaman
53 BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54 BAB52: Keputusan
55 BAB53: Bunga
56 BAB54: Cerai?
57 BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58 BAB56: Nasehat Abraham
59 BAB57: Rencana bekerja
60 BAB58: Sarapan Pagi
61 BAB59: Kesal Elena (2)
62 BAB60: Permintaan Chaca
63 BAB61: Berangkat
64 BAB62: Kecelakaan
65 BAB63: Tuduhan
66 BAB64: Elena tersadar
67 BAB65: Buta
68 BAB66: Kedatangan Putri
69 BAB67: Donor Mata
70 BAB68: Sarah Widiya
71 BAB69: Rencana Pertemuan
72 BAB70: Pertemuan
73 BAB71: Kekesalan
74 BAB72: Pernyataan Putri
75 BAB73: Kegembiraan
76 BAB74: Berdetak kencang
77 BAB75: Pulang bareng Putri
78 BAB76: Ungkapan Wilson
79 BAB77: Festival Pasar Malam
80 BAB78: Bertemu Putri
81 BAB79: Pulang
82 BAB80: Taman Belakang
83 BAB81: Sindiran Chaca
84 BAB82: Kode anak?
85 BAB83: Aiden
86 BAB84: CCTV Rumah
87 BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88 BAB86: Aksi Chaca
89 BAB87: Pesta (2)
90 BAB88: Fakta
91 BAB89: Fakta (2)
92 BAB90: Pelukan
93 BAB91: Menyendiri
94 BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95 BAB93: Kunjungan Elena
96 BAB94: Artikel tentang Elena
97 BAB95: Malu!
98 BAB96: Kesal Chaca
99 BAB97: Perubahan Bryan
100 BAB98: Godaan Abraham
101 BAB99: Bulan madu?
102 BAB100: Sampai
103 BAB101: Di Kamar Hotel
104 BAB102: Teman Lama Bryan?
105 BAB103: Sakit Hati Elena
106 BAB104: Elena Cemburu?
107 BAB105: Bersiap Diri
108 BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109 BAB107: Jadi Mia itu?
110 BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111 Ekstra Part 1
112 Ekstra part 2
113 Ekstra part 3
114 Esktra part 4
115 Ekstra part 5
116 Ekstra part 6
117 Ekstra part 7
118 Ekstra part 8
119 Ekstra part 9
120 Ekstra part 10
121 Ekstra part 11
122 Ekstra part 12
123 Ekstra part 13
124 Ekstra part 14 [End]
Episodes

Updated 124 Episodes

1
ELENA ALYANDRA
2
BRYAN ATMAJA
3
BAB1: Bekerja
4
BAB2: Dipecat
5
BAB3: Rumah sakit (1)
6
BAB4: Rumah Putri
7
BAB5: Bertemu
8
BAB6: Kesal Bryan
9
BAB7: Iya atau tidak?
10
BAB8: Keputusan Elena
11
BAB9: Rumah Elena
12
BAB10: Kesedihan Elena
13
BAB11: Di Restaurant
14
BAB12: Kebaikan Elena
15
BAB13: Rumah Bryan
16
BAB14: Surat perjanjian
17
BAB15: Isi perjanjian
18
BAB16: Bertemu Abraham
19
BAB17: Donor Darah
20
BAB18: Curiga Putri
21
BAB19: Operasi kembali
22
BAB20: Amarah Abraham
23
BAB21: Sadar
24
BAB22: Di Kantin
25
BAB23: Kedatangan Abraham
26
BAB24: Menikah
27
BAB25: Kesal Elena (1)
28
BAB26: Sampai
29
BAB27: Gengsi
30
BAB28: Pesta
31
BAB29: Bertemu Wilson
32
BAB30: Wilson kecewa
33
BAB31: Insiden di kamar mandi
34
BAB32: Sarapan pagi
35
BAB33: Genggaman tangan
36
BAB34: Menemui Dimas
37
BAB35: Karna Pijatan
38
BAB 36: Rencana Meldi
39
BAB37: Tertarik?
40
BAB38: Paman Arlan
41
BAB39: Sosok Pria Di Figura
42
BAB40: Cemburu?
43
BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44
BAB42: Perhatian Bryan
45
BAB43: Hamil?
46
BAB44: Kekesalan Chaca
47
BAB45: Salah Paham
48
BAB46: Rumah Sakit (2)
49
BAB47: Maaf
50
Bab48: Selamat Jalan Bapak
51
BAB49: Bertemu Putri
52
BAB50: Pemakaman
53
BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54
BAB52: Keputusan
55
BAB53: Bunga
56
BAB54: Cerai?
57
BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58
BAB56: Nasehat Abraham
59
BAB57: Rencana bekerja
60
BAB58: Sarapan Pagi
61
BAB59: Kesal Elena (2)
62
BAB60: Permintaan Chaca
63
BAB61: Berangkat
64
BAB62: Kecelakaan
65
BAB63: Tuduhan
66
BAB64: Elena tersadar
67
BAB65: Buta
68
BAB66: Kedatangan Putri
69
BAB67: Donor Mata
70
BAB68: Sarah Widiya
71
BAB69: Rencana Pertemuan
72
BAB70: Pertemuan
73
BAB71: Kekesalan
74
BAB72: Pernyataan Putri
75
BAB73: Kegembiraan
76
BAB74: Berdetak kencang
77
BAB75: Pulang bareng Putri
78
BAB76: Ungkapan Wilson
79
BAB77: Festival Pasar Malam
80
BAB78: Bertemu Putri
81
BAB79: Pulang
82
BAB80: Taman Belakang
83
BAB81: Sindiran Chaca
84
BAB82: Kode anak?
85
BAB83: Aiden
86
BAB84: CCTV Rumah
87
BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88
BAB86: Aksi Chaca
89
BAB87: Pesta (2)
90
BAB88: Fakta
91
BAB89: Fakta (2)
92
BAB90: Pelukan
93
BAB91: Menyendiri
94
BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95
BAB93: Kunjungan Elena
96
BAB94: Artikel tentang Elena
97
BAB95: Malu!
98
BAB96: Kesal Chaca
99
BAB97: Perubahan Bryan
100
BAB98: Godaan Abraham
101
BAB99: Bulan madu?
102
BAB100: Sampai
103
BAB101: Di Kamar Hotel
104
BAB102: Teman Lama Bryan?
105
BAB103: Sakit Hati Elena
106
BAB104: Elena Cemburu?
107
BAB105: Bersiap Diri
108
BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109
BAB107: Jadi Mia itu?
110
BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111
Ekstra Part 1
112
Ekstra part 2
113
Ekstra part 3
114
Esktra part 4
115
Ekstra part 5
116
Ekstra part 6
117
Ekstra part 7
118
Ekstra part 8
119
Ekstra part 9
120
Ekstra part 10
121
Ekstra part 11
122
Ekstra part 12
123
Ekstra part 13
124
Ekstra part 14 [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!