BAB14: Surat perjanjian

Jangan lupa Like dan votenya ya!

Jangan lupa juga dukungan & suport untuk author yang masih amatir ini!

Sudah kan?

Langsung yuk baca.

HAPPY READING GUYS🍁

__

Elena hanya tersenyum tipis mendengar itu, sepertinya Mamah dari Dokter ini cukup royal dan baik karna terlihat dari murah senyumnya.

Meldi terkekeh melihat wajah kesal dari anak pertamanya ini, tapi ia bersyukur akhirnya anaknya mau menikah dan sebentar lagi pastinya keluarga ini akan kedapatan anggota keluarga baru.

"Wah calon kakak ipar ternyata hebat juga ya naklukin hati kak Bryan." Aiden tersenyum menatap Elena.

Mendengar kata 'calon kakak ipar' membuat Elena tersanjung, ia pikir keluarga ini tidak akan menerimanya sebagai menantu tapi pikirannya salah, ia ternyata diterima baik disini.

"Kalo Papah tau pasti Papah juga ikut seneng. Duh Aiden jadi gak sabar denger suara bayi dirumah ini nanti" lanjut Aiden dengan menunjukan deretan gigi putihnya.

"Hush! kamu ini Den, tapi Mamah juga gak sabar sih punya cucu hehe." kekeh Meldi.

Elena binggung mendengar maksud dari ucapan kedua orang dihadapannya. Bayi? cucu? maksudnya apa?

Lain dengan Bryan yang hanya diam dengan pandangan dinginnya. Apa perempuan disampingnya ini mau melahirkan anaknya nanti? tapi diam-diam Bryan tersenyum miring, ia sepertinya mempunyai banyak rencana untuk Elena.

Meldi mengalihkan tatapannya dari Aiden ke Elena yang sebentar lagi akan menjadi menantunya. "Oh ya, kamu tinggal dimana?" tanyanya.

"Saya tinggal di-" sebelum Elena berbicara tiba-tiba saja ada suara yang memotong ucapannya.

"Mulai sekarang Elena akan tinggal disini." ucap Bryan dengan menatap sekilas wanita disampingnya lalu menatap Meldi.

Wajah terkejut muncul di benak Ibu 3 orang anak itu tapi tak lama wajah terkejutnya itu berubah menjadi senyuman. "Bagus deh kalo Elena mau tinggal disini." ucap Meldi menatap Elena kembali.

"Calon kakak ipar mau tinggal disini? tapi kok gak bawa tas."

Mendengar itu Elena menatap samping kiri dan samping kanannya, seketika ingatannya muncul jika tasnya masih berada di mobil milik Bryan. Pandangan Elena beralih pada Bryan untuk mengodekan sesuatu tapi sepertinya Bryan tidak peka dengan tatapannya.

"Anu- tasnya masih dimobil, Ka-kalo begitu saya ambil dulu," Elena segera bangkit dari duduknya untuk mengambil tasnya yang masih berada diluar.

"Eh gak usah, biar Bryan aja yang ambil, kamu lebih baik duduk aja." sahut Meldi. Wanita itu segera menatap Bryan dengan pandangan tajam.

Bryan yang ditatap oleh sang Ibu pun lantas melirik Elena dengan dingin. "Biar dia sendiri saja yang mengambilnya." ucapnya.

Meldi makin menajamkan matanya pada Bryan, anak pertamanya ini sama sekali tidak bisa menyenangkan hati seorang wanita. Masa calon istrinya yang harus membawakan tasnya? seharusnya Bryan lah yang membawakannya karna dia laki-laki.

Elena menatap Bryan masih dengan posisi berdiri, pria itu hanya acuh dengan ucapan wanita didepannya. "Tidak apa-apa Nyonya, biar saya saja yang mengambil tasnya." ucap Elena mengalihkan pandangannya pada Meldi.

"Biar Bryan aja yang ngambil." Meldi kembali menatap Bryan tajam. "Ya kan Bryan? kamu mau kan ambilin pakaiannya?"

Bryan diam namun tak lama ia pun bangkit dari duduknya. "Yasudah biar aku ambilkan," ujar Bryan dengan menatap Elena penuh arti lalu pria itu melangkah kearah luar untuk menuju mobil.

Elena tersenyum diam didalam hati, Dokter itu sepertinya menurut sekali dengan Ibu ini. Tapi sebenarnya ia ingin mengambil tasnya sendiri agar dirinya bisa pergi dari ruangan ini, jujur ia merasa tegang berhadapan dengan keluarga Bryan.

Meldi bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati Elena, ia nampaknya menyukai wanita itu, ia merasa senang mendapatkan mantu seperti Elena. "Saya berterimakasih karna kamu mau menikah dengan Bryan, beruntungnya juga Bryan bisa milikin kamu, saya yakin kamu gadis baik-baik," Meldi mengelus pipi Elena lembut.

"Saya yang seharusnya berterimakasih Nyonya karna Nyonya mau menerima baik kehadiran saya." jawab Elena tersenyum hangat.

"Jangan Nyonya, panggil saja saya Mamah, sama seperti Bryan."

Deg!

Mamah? Ibu?

"Mamah?" mata Elena mulai berkaca-kaca, ia jadi mengingat almarhum Ibunya yang sudah tiada, jika mengingat hal itu entah kenapa airmatanya tidak bisa ditahannya namun sekarang ia mencoba agar tidak menangis.

Meldi yang melihat tatapan sendu dari gadis didepannya ini binggung, ia menurunkan tangannya dari pipi Elena. "Loh kamu kenapa?"

Dengan cepat Elena menyentuh matanya sebelum air matanya turun. "Ah gapapa kok Nyo- eh maksudnya Mamah." diucapan terakhir Elena memelankan suaranya.

Meldi hanya tersenyum, ia ingin tau ada apa dengan Elena sekarang tapi ia tidak ingin menanyakannya lebih jauh.

"Bryan emang sikapnya begitu." Meldi mengingat-ngingat kelakuan anaknya tadi saat tidak ingin mengambil tas milik Elena. "Mamah dukung kalian berdua kok, karna Mamah yakin kalian berjodoh."

Entah kenapa kalimat terakhir yang dilontarkan Meldi membuat hati Elena bergetar, apa memang mereka berjodoh? rasanya tidak mungkin. Elena merasa bersalah karna membohongi wanita dihadapannya yang sebentar lagi akan menjadi mertuanya.

Elena hanya tersenyum membalasnya, ia sudah tidak tau akan berbicara apa.

"Yasudah kalo gitu Mamah kedalam dulu ya, kamu duduk aja dulu sampai Bryan datang."

Elena mengangguk mendengar itu.

Setelah mendapat balasan Meldi pun sedikit mengelus puncuk kepala Elena pelan lalu berbalik untuk melangkah lebih dalam kerumahnya.

Elena yang melihat itu hanya diam masih dengan posisi berdiri, ia menatap cowok yang masih duduk disofa sembari menatapnya diam. Dilihat-lihat mungkin umur mereka tidak terlalu jauh.

"Calon kakak ipar kita belum kenalan-kan?" Aiden bangkit dan berjalan mendekati Elena. Ia lalu berdiri dihadapan wanita itu.

Aiden mengangkat tangannya untuk memberi jabatan tangan dengan Elena. "Gue Aiden anak kedua dari keluarga ini, adik pertama dari kak Bryan, gue masih kelas dua belas SMA dan masih jomblo."

Elena menatap tangan dihadapannya lalu menatap pria itu yang cukup tampan mirip dengan Bryan. Ia tersenyum lalu mengangkat tangannya untuk menerima jabatan tangan Aiden tapi sebelum itu tangannya terlebih dahulu digenggam oleh seseorang dibelakangnya.

"Ck! kau jangan berdekatan dengannya, aku tidak mau otak mu dihasut oleh pria itu." ucap Bryan tiba-tiba dengan menatap Aiden tajam.

Pandangan Elena beralih pada Bryan yang sudah berada disampingnya, lalu tatapan pindah pada tangannya yang digenggam Dokter ini.

"Hey! aku tidak mungkin menghasut calon kakak ipar." Aiden memutarkan bola matanya malas.

Bryan menatap Elena dengan pandangan seperti biasa. "Ikut aku" Bryan menarik tangan Elena untuk mengikutinya.

Elena pasrah, tangannya digenggam erat oleh Bryan jadi ia tidak bisa melakukan tindakan.

Aiden yang melihat kedua kakaknya itu diam, sepertinya ia merasa ada sesuatu diantara keduanya.

___

Bryan menarik tangan Elena sampai didepan sebuah pintu kamar berwarna coklat. Mereka berdua pun masuk kedalamnya dengan tangan yang masih saling bertautan.

Ceklek

Mata Elena terkagum-kagum menatap tekstur kamar yang ia masuki sekarang. Cukup mewah namun terkesan elegan.

Bryan melepaskan genggamannya pada Elena dan berjalan mendekati ranjang. Ia menatap laci disamping ranjang tersebut dan membukanya untuk mencari sesuatu.

Saat sudah menemukannya, Bryan langsung mengambil benda tersebut dan menaruhnya diatas meja. Bryan mengambil sebuah kertas dengan pulpen yang berada ditangannya.

Elena terdiam ketika melihat pria itu sedang menuliskan sesuatu disana. Entah apa yang ditulisnya Elena tidak tau.

Saat sudah selesai Bryan pun melangkahkan kakinya mendekat kearah Elena dengan membawa kertasnya.

Elena menatap kertas tersebut dengan binggung, ia menatap Bryan yang sepertinya menyuruhnya untuk mengambil kertas itu jadi mau tak mau Elena mengambilnya dan memegang kertas tersebut.

"Surat perjanjian yang harus kau tanda-tangani." dingin Bryan.

Dengan segera Elena membaca surat perjanjian tersebut secara teliti. Seketika matanya membulat tak percaya dengan isi perjanjianya.

Bryan hanya tersenyum miring menatap tatapan terkejut dari Elena.

"Karna aku belum mempersiapkan perjanjian aslinya jadi aku menulis itu dulu di kertas. Bagaimana? kau hanya tinggal tanda-tangani surat itu lalu kita akan segera menikah."

↔↔↔

Terimakasih sudah membaca❤

Terpopuler

Comments

Neli Allen

Neli Allen

apa yaa izzii surat perjanjian yg di tulis bryan

2023-09-01

1

anisah

anisah

pasti ujung2nya di langgar dan perjanjian batal...ini..ni..yg bikin krng suka knp sih selalu ada surat perjanjian di setiap novel???

2023-07-24

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

seru thour semoga perjaniannya ngk nyeremin y Thour

2023-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 ELENA ALYANDRA
2 BRYAN ATMAJA
3 BAB1: Bekerja
4 BAB2: Dipecat
5 BAB3: Rumah sakit (1)
6 BAB4: Rumah Putri
7 BAB5: Bertemu
8 BAB6: Kesal Bryan
9 BAB7: Iya atau tidak?
10 BAB8: Keputusan Elena
11 BAB9: Rumah Elena
12 BAB10: Kesedihan Elena
13 BAB11: Di Restaurant
14 BAB12: Kebaikan Elena
15 BAB13: Rumah Bryan
16 BAB14: Surat perjanjian
17 BAB15: Isi perjanjian
18 BAB16: Bertemu Abraham
19 BAB17: Donor Darah
20 BAB18: Curiga Putri
21 BAB19: Operasi kembali
22 BAB20: Amarah Abraham
23 BAB21: Sadar
24 BAB22: Di Kantin
25 BAB23: Kedatangan Abraham
26 BAB24: Menikah
27 BAB25: Kesal Elena (1)
28 BAB26: Sampai
29 BAB27: Gengsi
30 BAB28: Pesta
31 BAB29: Bertemu Wilson
32 BAB30: Wilson kecewa
33 BAB31: Insiden di kamar mandi
34 BAB32: Sarapan pagi
35 BAB33: Genggaman tangan
36 BAB34: Menemui Dimas
37 BAB35: Karna Pijatan
38 BAB 36: Rencana Meldi
39 BAB37: Tertarik?
40 BAB38: Paman Arlan
41 BAB39: Sosok Pria Di Figura
42 BAB40: Cemburu?
43 BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44 BAB42: Perhatian Bryan
45 BAB43: Hamil?
46 BAB44: Kekesalan Chaca
47 BAB45: Salah Paham
48 BAB46: Rumah Sakit (2)
49 BAB47: Maaf
50 Bab48: Selamat Jalan Bapak
51 BAB49: Bertemu Putri
52 BAB50: Pemakaman
53 BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54 BAB52: Keputusan
55 BAB53: Bunga
56 BAB54: Cerai?
57 BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58 BAB56: Nasehat Abraham
59 BAB57: Rencana bekerja
60 BAB58: Sarapan Pagi
61 BAB59: Kesal Elena (2)
62 BAB60: Permintaan Chaca
63 BAB61: Berangkat
64 BAB62: Kecelakaan
65 BAB63: Tuduhan
66 BAB64: Elena tersadar
67 BAB65: Buta
68 BAB66: Kedatangan Putri
69 BAB67: Donor Mata
70 BAB68: Sarah Widiya
71 BAB69: Rencana Pertemuan
72 BAB70: Pertemuan
73 BAB71: Kekesalan
74 BAB72: Pernyataan Putri
75 BAB73: Kegembiraan
76 BAB74: Berdetak kencang
77 BAB75: Pulang bareng Putri
78 BAB76: Ungkapan Wilson
79 BAB77: Festival Pasar Malam
80 BAB78: Bertemu Putri
81 BAB79: Pulang
82 BAB80: Taman Belakang
83 BAB81: Sindiran Chaca
84 BAB82: Kode anak?
85 BAB83: Aiden
86 BAB84: CCTV Rumah
87 BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88 BAB86: Aksi Chaca
89 BAB87: Pesta (2)
90 BAB88: Fakta
91 BAB89: Fakta (2)
92 BAB90: Pelukan
93 BAB91: Menyendiri
94 BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95 BAB93: Kunjungan Elena
96 BAB94: Artikel tentang Elena
97 BAB95: Malu!
98 BAB96: Kesal Chaca
99 BAB97: Perubahan Bryan
100 BAB98: Godaan Abraham
101 BAB99: Bulan madu?
102 BAB100: Sampai
103 BAB101: Di Kamar Hotel
104 BAB102: Teman Lama Bryan?
105 BAB103: Sakit Hati Elena
106 BAB104: Elena Cemburu?
107 BAB105: Bersiap Diri
108 BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109 BAB107: Jadi Mia itu?
110 BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111 Ekstra Part 1
112 Ekstra part 2
113 Ekstra part 3
114 Esktra part 4
115 Ekstra part 5
116 Ekstra part 6
117 Ekstra part 7
118 Ekstra part 8
119 Ekstra part 9
120 Ekstra part 10
121 Ekstra part 11
122 Ekstra part 12
123 Ekstra part 13
124 Ekstra part 14 [End]
Episodes

Updated 124 Episodes

1
ELENA ALYANDRA
2
BRYAN ATMAJA
3
BAB1: Bekerja
4
BAB2: Dipecat
5
BAB3: Rumah sakit (1)
6
BAB4: Rumah Putri
7
BAB5: Bertemu
8
BAB6: Kesal Bryan
9
BAB7: Iya atau tidak?
10
BAB8: Keputusan Elena
11
BAB9: Rumah Elena
12
BAB10: Kesedihan Elena
13
BAB11: Di Restaurant
14
BAB12: Kebaikan Elena
15
BAB13: Rumah Bryan
16
BAB14: Surat perjanjian
17
BAB15: Isi perjanjian
18
BAB16: Bertemu Abraham
19
BAB17: Donor Darah
20
BAB18: Curiga Putri
21
BAB19: Operasi kembali
22
BAB20: Amarah Abraham
23
BAB21: Sadar
24
BAB22: Di Kantin
25
BAB23: Kedatangan Abraham
26
BAB24: Menikah
27
BAB25: Kesal Elena (1)
28
BAB26: Sampai
29
BAB27: Gengsi
30
BAB28: Pesta
31
BAB29: Bertemu Wilson
32
BAB30: Wilson kecewa
33
BAB31: Insiden di kamar mandi
34
BAB32: Sarapan pagi
35
BAB33: Genggaman tangan
36
BAB34: Menemui Dimas
37
BAB35: Karna Pijatan
38
BAB 36: Rencana Meldi
39
BAB37: Tertarik?
40
BAB38: Paman Arlan
41
BAB39: Sosok Pria Di Figura
42
BAB40: Cemburu?
43
BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44
BAB42: Perhatian Bryan
45
BAB43: Hamil?
46
BAB44: Kekesalan Chaca
47
BAB45: Salah Paham
48
BAB46: Rumah Sakit (2)
49
BAB47: Maaf
50
Bab48: Selamat Jalan Bapak
51
BAB49: Bertemu Putri
52
BAB50: Pemakaman
53
BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54
BAB52: Keputusan
55
BAB53: Bunga
56
BAB54: Cerai?
57
BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58
BAB56: Nasehat Abraham
59
BAB57: Rencana bekerja
60
BAB58: Sarapan Pagi
61
BAB59: Kesal Elena (2)
62
BAB60: Permintaan Chaca
63
BAB61: Berangkat
64
BAB62: Kecelakaan
65
BAB63: Tuduhan
66
BAB64: Elena tersadar
67
BAB65: Buta
68
BAB66: Kedatangan Putri
69
BAB67: Donor Mata
70
BAB68: Sarah Widiya
71
BAB69: Rencana Pertemuan
72
BAB70: Pertemuan
73
BAB71: Kekesalan
74
BAB72: Pernyataan Putri
75
BAB73: Kegembiraan
76
BAB74: Berdetak kencang
77
BAB75: Pulang bareng Putri
78
BAB76: Ungkapan Wilson
79
BAB77: Festival Pasar Malam
80
BAB78: Bertemu Putri
81
BAB79: Pulang
82
BAB80: Taman Belakang
83
BAB81: Sindiran Chaca
84
BAB82: Kode anak?
85
BAB83: Aiden
86
BAB84: CCTV Rumah
87
BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88
BAB86: Aksi Chaca
89
BAB87: Pesta (2)
90
BAB88: Fakta
91
BAB89: Fakta (2)
92
BAB90: Pelukan
93
BAB91: Menyendiri
94
BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95
BAB93: Kunjungan Elena
96
BAB94: Artikel tentang Elena
97
BAB95: Malu!
98
BAB96: Kesal Chaca
99
BAB97: Perubahan Bryan
100
BAB98: Godaan Abraham
101
BAB99: Bulan madu?
102
BAB100: Sampai
103
BAB101: Di Kamar Hotel
104
BAB102: Teman Lama Bryan?
105
BAB103: Sakit Hati Elena
106
BAB104: Elena Cemburu?
107
BAB105: Bersiap Diri
108
BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109
BAB107: Jadi Mia itu?
110
BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111
Ekstra Part 1
112
Ekstra part 2
113
Ekstra part 3
114
Esktra part 4
115
Ekstra part 5
116
Ekstra part 6
117
Ekstra part 7
118
Ekstra part 8
119
Ekstra part 9
120
Ekstra part 10
121
Ekstra part 11
122
Ekstra part 12
123
Ekstra part 13
124
Ekstra part 14 [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!