BAB6: Kesal Bryan

Elena yang merasakan ada seseorang disamping-nya langsung menatap seseorang itu, ia terkejut kaget ketika mendapati ada seorang laki-laki yang cukup tampan duduk disampingnya.

Mereka saling bertatapan sekarang, Elena menatap pria itu dengan bingung tapi tak lama Elena langsung memutuskan tatapan antara keduanya dan memilih untuk kembali menunduk dengan mendoakan Bapaknya agar tidak terjadi sesuatu didalam sana.

"Pakai ini untuk menghapus air-mata mu itu," ucap pria disampingnya membuat Elena kembali menatap pria itu, tatapan-nya tertuju pada sapu tangan yang diberikan untuknya.

"Tidak usah, makasih." jawab Elena tak minat.

Bryan yang merasa bantuannya ditolak itu langsung menarik telapak tangan wanita disampingnya dan memberi sapu tangan miliknya. "Terima saja! aku sudah berbaik hati meminjamkan sapu tanganku tapi kau malah menolaknya." ucap Bryan dengan sedikit kesal.

Bagaimana tidak kesal? Bryan tidak biasa ditolak oleh wanita manapun tapi kenapa wanita disampingnya ini malah menolak bantuannya? disaat banyak wanita yang ingin berdekatannya dengannya mengapa wanita yang entah ia ketahui namanya ini malah terlihat biasa saja? memangnya wanita ini tidak tahu siapa dirinya?

Elena menatap laki-laki disampingnya dengan bingung, kenapa pria ini memaksa? lagian juga dirinya tidak terlalu membutuhkan sapu tangan ini. Tapi akhirnya Elena mau tak mau menerima sapu tangan itu dan memegangnya. "Terimakasih." singkatnya.

Elena kembali menunduk dengan kedua tangan yang menutup wajahnya, Bryan yang melihat itu hanya diam tak tahu apa yang ada dipikiran orang disampingnya. Entah kenapa juga dirinya berada disini? kenapa dirinya memberikan sapu tangan miliknya untuk dipakai wanita ini? Bryan bingung karna hatinya yang menyuruhnya untuk melakukan itu lain dengan apa yang berada diisi kepalanya.

Tak lama pintu ruangan disamping Elena terbuka. Elena yang melihat itu langsung berdiri dan menatap pria berjas putih yang baru saja keluar dari ruangan Bapaknya.

"Bapak saya gapapa kan Dok? Bapak saja baik-baik aja kan?" tanya Elena dengan khawatir.

Dokter bertag Dion itu menggeleng pelan. "Kita harus segera melakukan operasi pada pasien, saya hanya khawatir jika tidak langsung diberikan tindakan bisa-bisa sesuatu yang tidak diinginkan terjadi." jelas Dokter itu membuat wajah Elena kembali sedih.

"Tolong Dok, saya mohon lakuin yang terbaik buat Bapak saya hiks." Elena memohon agar Dokter dihadapannya ini mau menolongnya untuk langsung melakukan tindakan.

"Saya akan melakukan yang terbaik pada pasien. Saya akan melakukan tindakan secepatnya ketika administrasi sudah terselesaikan."

Air mata Elena kembali menetes, ia harus mencari uang darimana lagi untuk membayar rumah sakit Bapaknya? "Saya mohon Dok saya janji akan bayar secepatnya tapi saya mohon lakuin dulu yang terbaik untuk Bapak Dok, saya janji bakal bayar biayanya." Elena bingung. Apa dirinya harus melakukan apa yang diucapkan Putri padanya? agar dirinya bisa cepat mendapatkan uang?

"Maaf mbak, ini sudah peraturan rumah sakit. Jadi saya tidak bisa membantu banyak, kita akan melakukan tindakan setelah urusan administrasi terselesaikan." Jelas sekali lagi dokter itu membuat wajah Elena bertambah sedih.

"Sejak kapan peraturan itu dibuat?" dingin seseorang membuat dokter yang berdiri dihadapan Elena menegang.

Bryan bangkit dari duduknya dan berdiri disamping wanita yang entah namanya tadi. "Sejak kapan rumah sakit memprioritaskan pembayaran dibandingkan nyawa orang lain?" ucap sekali lagi Bryan membuat Dokter bernama Dion itu diam.

Elena hanya diam tak berniat berbicara apa-apa. Matanya tertuju pada seseorang yang berada didalam ruangan disampingnya.

"Maaf tuan, saya hanya melakukan prosedur dari pihak rumah sakit." ucap Dion dengan menunduk.

Bryan menatap tajam Dokter dihadapannya. Tapi ia kembali mengalihkan pandangannya pada wanita yang nampak diam dengan menatap kedalam ruangan ini. Tiba-tiba saja ia tersenyum miring, Bryan memiliki banyak rencana didalam pikirannya untuk wanita yang berani-beraninya menolak bantuannya tadi.

"Panggil semua dokter terbaik dirumah sakit ini, kita lakukan operasi sekarang. Aku akan ikut ambil alih dalam operasi ini." dingin Bryan menatap wanita disampingnya dengan senyum miring diwajahnya.

Elena yang mendengar itu langsung menatap pria disampingnya. Ia menatap dalam pria yang entah ia ketahui namanya.

Dokter bernama Dion itu langsung mengangguk. Ia tak berani melawan pada Bryan yang tak lain adalah pemilik rumah sakit ini. Dengan segera ia berbalik untuk menyiapkan ruangan operasi.

"Kau tidak ingin berterimakasih padaku?" Bryan menaikkan sebelah alisnya pada wanita dihadapannya yang sedari tadi hanya diam menatapnya.

Elena langsung tersadar dalam lamunannya, ia meneguk salivanya kasar dan tersenyum masam. "Terimakasih Dok terimakasih, saya janji akan melunaskan biaya-nya." ucap Elena.

"Oh ya, siapa namamu?" tanya Bryan.

"E-elena alyandra." gugup Elena, ia gugup karna pria dihadapannya ini menatapnya intens membuat dirinya sedikit tidak nyaman.

Bryan mengangguk singkat, ia menatap Elena dengan diam seperti menunggu sesuatu.

Elena yang merasa ditatap itu langsung mengalihkan pandangannya. "Do-dokter ngapain liatin saya kayak gitu." sahut Elena dengan gugup. Jantungnya sekarang seperti akan lompat dari tempatnya karna melihat tatapan pria dihadapannya.

"Kau tidak ingin menanyakan namaku?" Ya, Bryan sedari tadi menunggu wanita bernama Elena ini menanyakan namanya atau sekedar berbasa basi lainnya seperti wanita lain ketika berhadapan dengannya. Tapi kenapa wanita didepannya ini malah diam setelah mengatakan namanya.

"Untuk apa?" jawab Elena yang terlihat malah bingung membuat Bryan kesal dengan wanita itu.

"Kau tidak tau siapa aku?" lanjut Bryan menatap Elena tajam.

Elena mengangkat wajahnya menatap cowok didepanya yang menatapnya tajam, didalam hatinya ia bingung ada apa dengan pria ini? lagian juga siapa dirinya? memangnya Elena harus tau dia siapa? ia saja baru bertemu dengannya hari ini.

"Tidak." jawab singkat Elena membuat Bryan mengumpat dalam hati. Seperti wanita didepannya ini mau bermain-main dengannya.

"Ck! kau-"

Sebelum Bryan melanjutkan ucapannya tiba-tiba saja ada Dokter yang mendekat kearahnya yang membuat Bryan tak jadi berbicara.

"Ruangan operasi sudah siap Tuan." ucap Dokter itu menunduk.

Bryan dengan cepat mengangguk. Ia menatap kembali Elena dengan dingin. "Kau tetap diam disini, setelah operasi selesai aku akan melanjutkan pembicaraanku tadi." setelah mengucapkan itu Bryan melangkah pergi menjauhinya.

Elena menatap beberapa suster yang mendorong Bapaknya keluar dari ruangan untuk menuju keruangan operasi. Ia masih diam dengan pandangan melihat kearah depannya.

Memangnya pria itu siapa? mengapa sepertinya Dokter yang tadi menuruti ucapannya?

Banyak pertanyaan dikepala Elena, tapi ia tak ambil pusing dengan segera ia menyusul sang Bapak yang sudah berada tak jauh darinya. Ia mengikuti brankar yang membawa Dimas pergi dari ruangan sebelumnya.

Semoga saja Bapak bisa sembuh ya tuhan

↔↔↔

Jangan lupa dukungannya!

Terpopuler

Comments

anisah

anisah

sayang ini hanya di dunia halu...klu di dunia nyata aku berharap bisa berkenalan dgn seorang dokter..😊

2023-07-24

1

Yani

Yani

Ya tau dari mana dr Bryan orang bertemu

2023-01-16

0

Siti Nur Dianti

Siti Nur Dianti

lanjut

2022-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 ELENA ALYANDRA
2 BRYAN ATMAJA
3 BAB1: Bekerja
4 BAB2: Dipecat
5 BAB3: Rumah sakit (1)
6 BAB4: Rumah Putri
7 BAB5: Bertemu
8 BAB6: Kesal Bryan
9 BAB7: Iya atau tidak?
10 BAB8: Keputusan Elena
11 BAB9: Rumah Elena
12 BAB10: Kesedihan Elena
13 BAB11: Di Restaurant
14 BAB12: Kebaikan Elena
15 BAB13: Rumah Bryan
16 BAB14: Surat perjanjian
17 BAB15: Isi perjanjian
18 BAB16: Bertemu Abraham
19 BAB17: Donor Darah
20 BAB18: Curiga Putri
21 BAB19: Operasi kembali
22 BAB20: Amarah Abraham
23 BAB21: Sadar
24 BAB22: Di Kantin
25 BAB23: Kedatangan Abraham
26 BAB24: Menikah
27 BAB25: Kesal Elena (1)
28 BAB26: Sampai
29 BAB27: Gengsi
30 BAB28: Pesta
31 BAB29: Bertemu Wilson
32 BAB30: Wilson kecewa
33 BAB31: Insiden di kamar mandi
34 BAB32: Sarapan pagi
35 BAB33: Genggaman tangan
36 BAB34: Menemui Dimas
37 BAB35: Karna Pijatan
38 BAB 36: Rencana Meldi
39 BAB37: Tertarik?
40 BAB38: Paman Arlan
41 BAB39: Sosok Pria Di Figura
42 BAB40: Cemburu?
43 BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44 BAB42: Perhatian Bryan
45 BAB43: Hamil?
46 BAB44: Kekesalan Chaca
47 BAB45: Salah Paham
48 BAB46: Rumah Sakit (2)
49 BAB47: Maaf
50 Bab48: Selamat Jalan Bapak
51 BAB49: Bertemu Putri
52 BAB50: Pemakaman
53 BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54 BAB52: Keputusan
55 BAB53: Bunga
56 BAB54: Cerai?
57 BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58 BAB56: Nasehat Abraham
59 BAB57: Rencana bekerja
60 BAB58: Sarapan Pagi
61 BAB59: Kesal Elena (2)
62 BAB60: Permintaan Chaca
63 BAB61: Berangkat
64 BAB62: Kecelakaan
65 BAB63: Tuduhan
66 BAB64: Elena tersadar
67 BAB65: Buta
68 BAB66: Kedatangan Putri
69 BAB67: Donor Mata
70 BAB68: Sarah Widiya
71 BAB69: Rencana Pertemuan
72 BAB70: Pertemuan
73 BAB71: Kekesalan
74 BAB72: Pernyataan Putri
75 BAB73: Kegembiraan
76 BAB74: Berdetak kencang
77 BAB75: Pulang bareng Putri
78 BAB76: Ungkapan Wilson
79 BAB77: Festival Pasar Malam
80 BAB78: Bertemu Putri
81 BAB79: Pulang
82 BAB80: Taman Belakang
83 BAB81: Sindiran Chaca
84 BAB82: Kode anak?
85 BAB83: Aiden
86 BAB84: CCTV Rumah
87 BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88 BAB86: Aksi Chaca
89 BAB87: Pesta (2)
90 BAB88: Fakta
91 BAB89: Fakta (2)
92 BAB90: Pelukan
93 BAB91: Menyendiri
94 BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95 BAB93: Kunjungan Elena
96 BAB94: Artikel tentang Elena
97 BAB95: Malu!
98 BAB96: Kesal Chaca
99 BAB97: Perubahan Bryan
100 BAB98: Godaan Abraham
101 BAB99: Bulan madu?
102 BAB100: Sampai
103 BAB101: Di Kamar Hotel
104 BAB102: Teman Lama Bryan?
105 BAB103: Sakit Hati Elena
106 BAB104: Elena Cemburu?
107 BAB105: Bersiap Diri
108 BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109 BAB107: Jadi Mia itu?
110 BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111 Ekstra Part 1
112 Ekstra part 2
113 Ekstra part 3
114 Esktra part 4
115 Ekstra part 5
116 Ekstra part 6
117 Ekstra part 7
118 Ekstra part 8
119 Ekstra part 9
120 Ekstra part 10
121 Ekstra part 11
122 Ekstra part 12
123 Ekstra part 13
124 Ekstra part 14 [End]
Episodes

Updated 124 Episodes

1
ELENA ALYANDRA
2
BRYAN ATMAJA
3
BAB1: Bekerja
4
BAB2: Dipecat
5
BAB3: Rumah sakit (1)
6
BAB4: Rumah Putri
7
BAB5: Bertemu
8
BAB6: Kesal Bryan
9
BAB7: Iya atau tidak?
10
BAB8: Keputusan Elena
11
BAB9: Rumah Elena
12
BAB10: Kesedihan Elena
13
BAB11: Di Restaurant
14
BAB12: Kebaikan Elena
15
BAB13: Rumah Bryan
16
BAB14: Surat perjanjian
17
BAB15: Isi perjanjian
18
BAB16: Bertemu Abraham
19
BAB17: Donor Darah
20
BAB18: Curiga Putri
21
BAB19: Operasi kembali
22
BAB20: Amarah Abraham
23
BAB21: Sadar
24
BAB22: Di Kantin
25
BAB23: Kedatangan Abraham
26
BAB24: Menikah
27
BAB25: Kesal Elena (1)
28
BAB26: Sampai
29
BAB27: Gengsi
30
BAB28: Pesta
31
BAB29: Bertemu Wilson
32
BAB30: Wilson kecewa
33
BAB31: Insiden di kamar mandi
34
BAB32: Sarapan pagi
35
BAB33: Genggaman tangan
36
BAB34: Menemui Dimas
37
BAB35: Karna Pijatan
38
BAB 36: Rencana Meldi
39
BAB37: Tertarik?
40
BAB38: Paman Arlan
41
BAB39: Sosok Pria Di Figura
42
BAB40: Cemburu?
43
BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44
BAB42: Perhatian Bryan
45
BAB43: Hamil?
46
BAB44: Kekesalan Chaca
47
BAB45: Salah Paham
48
BAB46: Rumah Sakit (2)
49
BAB47: Maaf
50
Bab48: Selamat Jalan Bapak
51
BAB49: Bertemu Putri
52
BAB50: Pemakaman
53
BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54
BAB52: Keputusan
55
BAB53: Bunga
56
BAB54: Cerai?
57
BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58
BAB56: Nasehat Abraham
59
BAB57: Rencana bekerja
60
BAB58: Sarapan Pagi
61
BAB59: Kesal Elena (2)
62
BAB60: Permintaan Chaca
63
BAB61: Berangkat
64
BAB62: Kecelakaan
65
BAB63: Tuduhan
66
BAB64: Elena tersadar
67
BAB65: Buta
68
BAB66: Kedatangan Putri
69
BAB67: Donor Mata
70
BAB68: Sarah Widiya
71
BAB69: Rencana Pertemuan
72
BAB70: Pertemuan
73
BAB71: Kekesalan
74
BAB72: Pernyataan Putri
75
BAB73: Kegembiraan
76
BAB74: Berdetak kencang
77
BAB75: Pulang bareng Putri
78
BAB76: Ungkapan Wilson
79
BAB77: Festival Pasar Malam
80
BAB78: Bertemu Putri
81
BAB79: Pulang
82
BAB80: Taman Belakang
83
BAB81: Sindiran Chaca
84
BAB82: Kode anak?
85
BAB83: Aiden
86
BAB84: CCTV Rumah
87
BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88
BAB86: Aksi Chaca
89
BAB87: Pesta (2)
90
BAB88: Fakta
91
BAB89: Fakta (2)
92
BAB90: Pelukan
93
BAB91: Menyendiri
94
BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95
BAB93: Kunjungan Elena
96
BAB94: Artikel tentang Elena
97
BAB95: Malu!
98
BAB96: Kesal Chaca
99
BAB97: Perubahan Bryan
100
BAB98: Godaan Abraham
101
BAB99: Bulan madu?
102
BAB100: Sampai
103
BAB101: Di Kamar Hotel
104
BAB102: Teman Lama Bryan?
105
BAB103: Sakit Hati Elena
106
BAB104: Elena Cemburu?
107
BAB105: Bersiap Diri
108
BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109
BAB107: Jadi Mia itu?
110
BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111
Ekstra Part 1
112
Ekstra part 2
113
Ekstra part 3
114
Esktra part 4
115
Ekstra part 5
116
Ekstra part 6
117
Ekstra part 7
118
Ekstra part 8
119
Ekstra part 9
120
Ekstra part 10
121
Ekstra part 11
122
Ekstra part 12
123
Ekstra part 13
124
Ekstra part 14 [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!