BAB7: Iya atau tidak?

Selamat membaca❤

Jangan lupa like, vote dan coment-nya ya!☑

↪↪

Elena sekarang berada di-depan ruangan bertulisan operasi diatasnya. Ia merapalkan doa agar operasi Bapaknya lancar dan Dimas bisa sembuh seperti sedia kala.

Jantung Elena berdetak tak karuan, ia hanya takut apa yang ada dipikirannya tidak terwujud tapi semoga saja semuanya berjalan dengan baik.

"Semoga Bapak bisa sembuh ya tuhan," gumam Elena dengan sesekali mendudukkan tubuhnya dikursi tunggu lalu berdiri kembali.

Elena menunduk menatap sapu tangan yang berada ditangan kanannya, ia seketika tersenyum singkat. Ya walau pria itu sedikit dingin tapi mungkin hatinya baik bukan?

Selang beberapa jam akhirnya ruangan operasi itu terbuka memunculkan sesosok pria yang tadi memberikannya sapu tangan. Elena langsung menatap dokter yang entah ia ketahui namanya ini.

"Bapak saya baik-baik aja kan Dok? Bapak bisa sembuh-kan?" tanyanya penasaran dengan sedikit khawatir.

"Kita bicarakan ini diruangan ku." ucap Bryan dingin.

Setelah itu Bryan berjalan melangkah menuju ruangannya, Elena yang menatap itu hanya diam tapi tak lama ia mengikuti dokter pria itu dari belakang.

Keduanya sampai didepan sebuah pintu berwarna coklat dengan tulisan ditengahnya.

Ruangan pemilik Atmaja hospital's

Alangkah terkejutnya ketika membaca tulisan itu, jadi pria dihadapannya ini pemilik rumah sakit tempat dirawat Bapaknya? Pantas saja dokter tadi menuruti ucapan pria ini.

Ceklek

Bryan masuk kedalam ruangan bernuansa hitam putih dengan perlengkapan yang terlihat lengkap, Elena yang melihat itu ikut masuk kedalamnya. Ia sedikit terpukau dengan ruangan ini karna terlihat begitu luas.

"Kau masih ingin berdiri disitu?" ucap dingin pria yang sudah duduk dikursinya.

Elena dengan cepat mengalihkan pandangannya pada meja yang tak jauh darinya, ia langsung berjalan menghampiri cowok tersebut dan duduk dihadapannya.

"Jadi Bapak saya gimana Dok?" to the point Elena kepada pria dihadapannya.

Bryan menatap Elena serius. "Tumor di kepalanya bisa dibilang jinak. Tapi walau tumor itu jinak tetap saja sangat berbahaya pada otak pasien."

"Dan juga saya menemukan komplikasi lain di dalam organ pasien." Bryan menatap tajam Elena. "Apa kau tidak pernah memeriksakan pria tua itu kerumah sakit?" tanyanya.

Elena menunduk, ia menggelengkan kepalanya pelan.

"Ckckck penyakit-nya sudah cukup parah." sahut Bryan dengan menggelengkan kepalanya.

"Tapi masih bisa sembuh-kan Dok?" tanya Elena dengan khawatir.

"Berbanding sepuluh per seratus."

Mendengar itu membuat Elena binggung, ya! Dirinya tidak mengerti apa yang diucapkan pria dihadapannya ini.

"Maksud Dokter?"

Bryan nampak menghela nafasnya pelan. "Yang artinya hanya sepuluh persen saja kesembuhannya."

Deg!

Elena terdiam mendengar itu, ternyata Bapaknya mempunyai penyakit yang cukup parah. Ini adalah kesalahanya, coba saja dirinya sedari dulu membawa Dimas kerumah sakit pasti Bapaknya itu akan segera mendapatkan pertolongan sebelum penyakitnya sampai separah ini.

"Sa-saya mohon Dok kasih yang terbaik buat Bapak saya. Saya pengin Bapak saya sehat lagi Dok saya mohon." mohon Elena agar pria dihadapannya membantu menyembuhkan Ayahnya.

"Ya, mungkin Bapak mu itu harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut dirumah sakit. Jadi saya sarankan pasien harus dirawat inap disini." Bryan tersenyum miring melihat wajah Elena yang nampak tegang.

"Rawat in-inap? Apa gak bisa rawat jalan aja Dok?" tawar Elena. Ia bukannya tidak ingin Bapaknya dirawat disini, Elena hanya binggung dengan biaya rumah sakit nya belum dengan biaya operasi yang nilainya pasti tidak sedikit bukan?

Bryan nampak berfikir. "Penyakit ini sudah cukup parah, saya tidak akan menjamin kesembuhan pria itu jika memilih rawat jalan."

Elena meneguk salivanya kasar. Sekarang pikirannya dipenuhi dengan sang Bapak, ia yakin rawat inap adalah salah satu jalan agar Bapaknya bisa ditangani dengan baik dan bisa saja sembuh bukan? tapi ia juga binggung dengan biaya yang harus dibayarnya karna ia sama sekali tak punya tabungan maupun uang sekarang.

"Ta-tapi jika rawat inap pasti bayarannya akan lebih mahal lagi kan Dok?" ucap pelan Elena dengan menunduk, ia tak tau harus meminjam uang lagi darimana.

Bryan dengan cepat mengangguk sembari tersenyum miring. "Iya, jadi saya harap kau harus membayar semua itu sekarang agar pasien bisa langsung dipindahkan ke ruang rawat."

"Se-sekarang? tapi Dok saya sudah bilang saya akan membayarnya nanti, saya mohon Dok kasih saya waktu untuk membayarnya." mohon Elena dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Sekarang atau pasien saya keluarkan dari rumah sakit ini dan jangan harap ada rumah sakit lain yang mau menerima pria tua itu."

Elena salah menyangka tentang dokter ini. Ia kira Dokter dihadapannya ini masih memiliki hati tapi sayangnya tidak, dia sama sekali tak memiliki hati.

"Saya mohon Dok saya akan bayar semuanya, saya akan cari kerjaan." tekad Elena, ia sudah bulat untuk mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang secepatnya.

"Kau janji ingin membayar tapi pekerjaan saja tidak punya." dingin Dokter itu menatap Elena remeh.

Elena menunduk ia tau dirinya belum punya pekerjaan sekarang tapi siapa tau nanti ada yang mau menerima lamaran pekerjaannya bukan?

"Saya akan mencari pekerjaan secepatnya Dok." Elena sudah punya rencana akan melamar pekerjaan disuatu tempat yang sama sekali belum pernah ia datangi, ia tak punya pilihan lain sekarang.

Bryan menatap penasaran wanita dihadapannya, sepertinya wanita ini pede sekali akan segera mendapat pekerjaan. "Memangnya kau ingin kerja dimana?" tanyanya.

Elena menatap Bryan dengan yakin. "Saya mau melamar pekerjaan diclub malam Dok, saya yak-" sebelum Elena melanjutkan ucapannya tiba-tiba saja Bryan menyela.

"Hey! kau mau menjadi santapan laki-laki hidung belang begitu? jika ayahmu tau pasti dia akan sangat kecewa dengan-mu."

Elena kembali menunduk, ada benarnya juga tapi ia tidak punya pilihan lain sekarang. Bryan menatap diam wanita dihadapannya yang menunduk.

"Sekarang kau urus administrasi-nya dulu, saya masih banyak urusan sekarang." Bryan bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangannya meninggalkan Elena yang masih terdiam duduk.

Sebelum Dokter itu pergi jauh dengan cepat Elena berlari mengejar dokter itu.

"Saya mohon Dok saya Mohon saya janji akan membayarnya, tapi saya butuh waktu." Elena memandang Dokter dihadapannya dengan memohon.

"Huh! bagaimana jika aku melunaskan saja biaya operasi Ayahmu itu?" ujar dingin pria tinggi berwajah tampan ini.

Wanita dihadapannya itu nampak terlihat berbinar. "Beneran Dok? terimakasih banyak Dok terimakasih."

"Tapi semua itu tidak gratis." Dokter itu memiringkan bibirnya.

"Mak-maksud Dokter?"

"Aku akan melunaskan semua biaya Ayahmu itu serta pengobatannya sampai dia sembuh dan bayarannya kau harus menikah denganku."

Jantung Elena berdetak tak karuan sekarang, pria didepannya ini mengajaknya menikah begitu?

"Me-menikah?"

Bryan mengangguk. "Hm. kau tinggal jawab iya atau tidak. Jika iya, aku akan secepatnya mencari tanggal pernikahan untuk kita sedangkan jika kau menjawab tidak, kau dan ayahmu itu silakan pergi dari rumah sakit ini."

↔↔↔

Terimakasih sudah membaca❤

Lanjut?

Suport terus ya!

Terpopuler

Comments

Neli Allen

Neli Allen

ya pastilah elana jawab nya ia mau menikah dg dokter itu asalkan ayah nya sembuh .apa lagi yg bicara itu dokter pemilik rumah sakit itu pula lagi

2023-09-01

0

anisah

anisah

aku suka cara dokter langsung cus...bikin hati dak dik Duk...

2023-07-24

0

Alanna Th

Alanna Th

yg mau dnikahi dr bryan antrianny spanjang tmbk china lho 👍😂🤣😘😍💗💗💗

2023-05-19

0

lihat semua
Episodes
1 ELENA ALYANDRA
2 BRYAN ATMAJA
3 BAB1: Bekerja
4 BAB2: Dipecat
5 BAB3: Rumah sakit (1)
6 BAB4: Rumah Putri
7 BAB5: Bertemu
8 BAB6: Kesal Bryan
9 BAB7: Iya atau tidak?
10 BAB8: Keputusan Elena
11 BAB9: Rumah Elena
12 BAB10: Kesedihan Elena
13 BAB11: Di Restaurant
14 BAB12: Kebaikan Elena
15 BAB13: Rumah Bryan
16 BAB14: Surat perjanjian
17 BAB15: Isi perjanjian
18 BAB16: Bertemu Abraham
19 BAB17: Donor Darah
20 BAB18: Curiga Putri
21 BAB19: Operasi kembali
22 BAB20: Amarah Abraham
23 BAB21: Sadar
24 BAB22: Di Kantin
25 BAB23: Kedatangan Abraham
26 BAB24: Menikah
27 BAB25: Kesal Elena (1)
28 BAB26: Sampai
29 BAB27: Gengsi
30 BAB28: Pesta
31 BAB29: Bertemu Wilson
32 BAB30: Wilson kecewa
33 BAB31: Insiden di kamar mandi
34 BAB32: Sarapan pagi
35 BAB33: Genggaman tangan
36 BAB34: Menemui Dimas
37 BAB35: Karna Pijatan
38 BAB 36: Rencana Meldi
39 BAB37: Tertarik?
40 BAB38: Paman Arlan
41 BAB39: Sosok Pria Di Figura
42 BAB40: Cemburu?
43 BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44 BAB42: Perhatian Bryan
45 BAB43: Hamil?
46 BAB44: Kekesalan Chaca
47 BAB45: Salah Paham
48 BAB46: Rumah Sakit (2)
49 BAB47: Maaf
50 Bab48: Selamat Jalan Bapak
51 BAB49: Bertemu Putri
52 BAB50: Pemakaman
53 BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54 BAB52: Keputusan
55 BAB53: Bunga
56 BAB54: Cerai?
57 BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58 BAB56: Nasehat Abraham
59 BAB57: Rencana bekerja
60 BAB58: Sarapan Pagi
61 BAB59: Kesal Elena (2)
62 BAB60: Permintaan Chaca
63 BAB61: Berangkat
64 BAB62: Kecelakaan
65 BAB63: Tuduhan
66 BAB64: Elena tersadar
67 BAB65: Buta
68 BAB66: Kedatangan Putri
69 BAB67: Donor Mata
70 BAB68: Sarah Widiya
71 BAB69: Rencana Pertemuan
72 BAB70: Pertemuan
73 BAB71: Kekesalan
74 BAB72: Pernyataan Putri
75 BAB73: Kegembiraan
76 BAB74: Berdetak kencang
77 BAB75: Pulang bareng Putri
78 BAB76: Ungkapan Wilson
79 BAB77: Festival Pasar Malam
80 BAB78: Bertemu Putri
81 BAB79: Pulang
82 BAB80: Taman Belakang
83 BAB81: Sindiran Chaca
84 BAB82: Kode anak?
85 BAB83: Aiden
86 BAB84: CCTV Rumah
87 BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88 BAB86: Aksi Chaca
89 BAB87: Pesta (2)
90 BAB88: Fakta
91 BAB89: Fakta (2)
92 BAB90: Pelukan
93 BAB91: Menyendiri
94 BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95 BAB93: Kunjungan Elena
96 BAB94: Artikel tentang Elena
97 BAB95: Malu!
98 BAB96: Kesal Chaca
99 BAB97: Perubahan Bryan
100 BAB98: Godaan Abraham
101 BAB99: Bulan madu?
102 BAB100: Sampai
103 BAB101: Di Kamar Hotel
104 BAB102: Teman Lama Bryan?
105 BAB103: Sakit Hati Elena
106 BAB104: Elena Cemburu?
107 BAB105: Bersiap Diri
108 BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109 BAB107: Jadi Mia itu?
110 BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111 Ekstra Part 1
112 Ekstra part 2
113 Ekstra part 3
114 Esktra part 4
115 Ekstra part 5
116 Ekstra part 6
117 Ekstra part 7
118 Ekstra part 8
119 Ekstra part 9
120 Ekstra part 10
121 Ekstra part 11
122 Ekstra part 12
123 Ekstra part 13
124 Ekstra part 14 [End]
Episodes

Updated 124 Episodes

1
ELENA ALYANDRA
2
BRYAN ATMAJA
3
BAB1: Bekerja
4
BAB2: Dipecat
5
BAB3: Rumah sakit (1)
6
BAB4: Rumah Putri
7
BAB5: Bertemu
8
BAB6: Kesal Bryan
9
BAB7: Iya atau tidak?
10
BAB8: Keputusan Elena
11
BAB9: Rumah Elena
12
BAB10: Kesedihan Elena
13
BAB11: Di Restaurant
14
BAB12: Kebaikan Elena
15
BAB13: Rumah Bryan
16
BAB14: Surat perjanjian
17
BAB15: Isi perjanjian
18
BAB16: Bertemu Abraham
19
BAB17: Donor Darah
20
BAB18: Curiga Putri
21
BAB19: Operasi kembali
22
BAB20: Amarah Abraham
23
BAB21: Sadar
24
BAB22: Di Kantin
25
BAB23: Kedatangan Abraham
26
BAB24: Menikah
27
BAB25: Kesal Elena (1)
28
BAB26: Sampai
29
BAB27: Gengsi
30
BAB28: Pesta
31
BAB29: Bertemu Wilson
32
BAB30: Wilson kecewa
33
BAB31: Insiden di kamar mandi
34
BAB32: Sarapan pagi
35
BAB33: Genggaman tangan
36
BAB34: Menemui Dimas
37
BAB35: Karna Pijatan
38
BAB 36: Rencana Meldi
39
BAB37: Tertarik?
40
BAB38: Paman Arlan
41
BAB39: Sosok Pria Di Figura
42
BAB40: Cemburu?
43
BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44
BAB42: Perhatian Bryan
45
BAB43: Hamil?
46
BAB44: Kekesalan Chaca
47
BAB45: Salah Paham
48
BAB46: Rumah Sakit (2)
49
BAB47: Maaf
50
Bab48: Selamat Jalan Bapak
51
BAB49: Bertemu Putri
52
BAB50: Pemakaman
53
BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54
BAB52: Keputusan
55
BAB53: Bunga
56
BAB54: Cerai?
57
BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58
BAB56: Nasehat Abraham
59
BAB57: Rencana bekerja
60
BAB58: Sarapan Pagi
61
BAB59: Kesal Elena (2)
62
BAB60: Permintaan Chaca
63
BAB61: Berangkat
64
BAB62: Kecelakaan
65
BAB63: Tuduhan
66
BAB64: Elena tersadar
67
BAB65: Buta
68
BAB66: Kedatangan Putri
69
BAB67: Donor Mata
70
BAB68: Sarah Widiya
71
BAB69: Rencana Pertemuan
72
BAB70: Pertemuan
73
BAB71: Kekesalan
74
BAB72: Pernyataan Putri
75
BAB73: Kegembiraan
76
BAB74: Berdetak kencang
77
BAB75: Pulang bareng Putri
78
BAB76: Ungkapan Wilson
79
BAB77: Festival Pasar Malam
80
BAB78: Bertemu Putri
81
BAB79: Pulang
82
BAB80: Taman Belakang
83
BAB81: Sindiran Chaca
84
BAB82: Kode anak?
85
BAB83: Aiden
86
BAB84: CCTV Rumah
87
BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88
BAB86: Aksi Chaca
89
BAB87: Pesta (2)
90
BAB88: Fakta
91
BAB89: Fakta (2)
92
BAB90: Pelukan
93
BAB91: Menyendiri
94
BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95
BAB93: Kunjungan Elena
96
BAB94: Artikel tentang Elena
97
BAB95: Malu!
98
BAB96: Kesal Chaca
99
BAB97: Perubahan Bryan
100
BAB98: Godaan Abraham
101
BAB99: Bulan madu?
102
BAB100: Sampai
103
BAB101: Di Kamar Hotel
104
BAB102: Teman Lama Bryan?
105
BAB103: Sakit Hati Elena
106
BAB104: Elena Cemburu?
107
BAB105: Bersiap Diri
108
BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109
BAB107: Jadi Mia itu?
110
BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111
Ekstra Part 1
112
Ekstra part 2
113
Ekstra part 3
114
Esktra part 4
115
Ekstra part 5
116
Ekstra part 6
117
Ekstra part 7
118
Ekstra part 8
119
Ekstra part 9
120
Ekstra part 10
121
Ekstra part 11
122
Ekstra part 12
123
Ekstra part 13
124
Ekstra part 14 [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!