BAB12: Kebaikan Elena

Jangan lupa like, vote dan komen nya.

Semua itu sangat berarti bagi autor😙

Maaf karna aku jarang up dicerita ini, jadi ngebuat kalian menunggu❤

HAPPY READING GUYS🍁

↪↪↪

Elena menatap makanan yang masih banyak dihadapannya, ia baru makan setengah dari berbagai macam makanan ini tapi perutnya sudah cukup kenyang sekarang.

"Kenapa diam? ayo makan lagi." ucap dingin pria dihadapan Elena.

Pria itu sedari tadi hanya diam dengan menatap wajah Elena membuat wanita itu sedikit kurang enak untuk bergerak karna Dokter ini seperti memperhatikan setiap gerak geriknya.

"Ak-aku sudah kenyang Dok." Elena menatap Bryan dengan sedikit takut, apa pria dihadapannya ini akan menyuruhnya membayar sendiri? uang dari mana dia.

Bryan menatap Elena dengan intens. "Yasudah."

"Tapi saya gak punya uang Dok buat bayarnya, sa-saya gak bisa bayar makanan sebanyak ini." pelan Elena dengan khawatir, ia takut Bryan akan tetap memaksanya untuk membayar padahal jelas-jelas dirinya saja tidak memiliki pekerjaan jadi bagaimana ia memiliki uang?

"Kau yakin tidak memiliki uang sepeser-pun?" selidik Bryan.

Dengan cepat Elena mengangguk, pria dihadapannya ini padahal jelas-jelas sudah tau jika dirinya tidak memiliki uang tapi kenapa malah bertanya kembali?

"Iy-ya."

"Yasudah akan aku pinjamkan uang ku untuk membayar makanan ini tapi kau harus ingat, kau harus membayarnya kembali padaku." dingin Bryan dengan tersenyum miring menatap gadis didepannya.

Bayar? hutang dirumah sakit saja sama sekali belum aku bayar! tapi malah nambah lagi hutang ku hiks padahal aku tidak memesan sebanyak ini tapi Dokter itu malah menyuruhku membayar semuanya.

"Iya, aku akan membayar lunas dengan hutang-hutang dirumah sakit, Pak Dokter tenang aja." ucap Elena dengan wajah kesalnya.

Melihat wajah dari wanita dihadapannya membuat Bryan sedikit tersenyum, ingat hanya sedikit jadi senyumannya tidak terlihat oleh Elena maupun orang lain.

"Yasudah kita pulang sekarang," Bryan bangkit dari duduknya dan siap untuk berjalan menuju kasir.

Elena masih diam duduk dikursi, ia menatap makanan dihadapannya yang tidak habis. Makanan disini masih banyak yang tidak disentuh olehnya jika makanan ini dibuang pasti akan mubazir.

Bryan sudah berjalan mendekat kearah kasir untuk membayar makanan yang dipesannya. Lain dengan Elena yang masih terdiam ditempat tadi.

"Kalo gak dimakan pasti makanan ini akan dibuang nanti," Elena menatap sekitarnya ketika matanya menangkap seseorang yang dicarinya, Elena pun segera memanggil orang itu untuk mendekatinya.

"Iya Kak? ada yang bisa saya bantu?" ucap seseorang itu yang tak lain adalah pelayan restaurant ini.

"Em bisa tolong bungkusin makanan ini gak? sayang masih banyak makannya," jawab Elena dengan menatap makanan dimeja.

Pelayan itu ikut menatap kearah pandang wanita yang memanggilnya tadi lalu ia kembali menatap wanita itu. "Baik Kak, saya akan membungkus-nya, mohon ditunggu ya Kak," setelah mengucapkan itu pelayan tadi pergi menjauh untuk membungkus makanan-makanan itu.

Elena tersenyum manis, daripada dibuang? mending dirinya memberikan makanan ini nanti pada orang-orang, Elena hanya meminta dibungkuskan makanan yang belum sama sekali ia sentuh jadi tidak masalah bukan jika nanti dirinya membagikan makanan ini? toh belum ia makan juga.

"Ayo kita pulang." ucap seseorang dari arah belakang Elena.

"Sebentar Pak." Elena masih menunggu makanannya di bungkus oleh pelayan itu.

Bryan menatap heran gadis itu, padahal sudah ia bayar namun untuk apalagi Elena disini? "Kau menunggu siapa?" tanyanya.

Sebelum Elena menjawab, seseorang yang ditunggu dirinya pun datang. Seorang pelayan dengan beberapa kantong kresek ditangannya mendekat kearah Elena dan Bryan yang berdiri dimeja tadi.

"Ini Kak makanannya," pelayan itu memberikan kantong kresek yang dipegangnya pada Elena.

Dengan cepat Elena menerima beberapa kantong bungkusan itu. "Makasih yah Mbak."

"Sama-sama Kak." setelah memastikan sudau tidak dibutuhkan lagi pelayan itu pun pergi untuk menjalankan tugasnya kembali.

Elena menatap makanan-makanan ditangannya yang sudah terbungkus rapih.

"Kau memesan makanan lagi?" tanya Bryan heran.

"Ini makanan yang tadi Dok," jawab Elena dengan menunjuk meja yang sudah terlihat kosong.

"Kau membawanya pulang? ck! dirumahku sudah tersedia makanan jadi kau tidak perlu membawa makanan lagi kerumah." lanjut Bryan dengan malas, apa wanita dihadapannya ini ingin memakan ini kembali dirumah?

Elena hanya acuh dengan melangkahkan kakinya menuju keluar restaurant ini. "Suka-suka aku dong, ini kan termasuk uang aku walau uangnya minjem, tapikan nanti akan ku bayar."

Bryan menggelengkan kepalanya mendengar tuturan perempuan itu, walau dia berbicara dengan pelan namun Bryan masih bisa mendengarnya.

Mereka berdua berjalan keluar dari restaurant yang mulai ramai dengan pengunjung. Elena dan Bryan kembali menuju kearah mobil yang terparkir diparkiran rumah makan ini.

Elena terdiam disamping mobil Bryan, apa dirinya akan disuruh menyetir lagi?

"Kenapa kau masih diam? cepat masuk kedalam mobil," Bryan membuka pintu mobil bagian pengemudi lalu ia masuk kedalam sana dan menutup kembali.

Elena masih diam, kenapa pria itu duduk disana? apa Bryan yang akan menyetir? lalu ia harus duduk dimana?

Kaca mobil disampingnya terbuka menampilkan Bryan yang menatapnya. "Hey! mau ku tinggal kau disini? cepat masuk." lanjut Bryan.

"Dok-dokter yang akan menyetir?"

"Iya! aku tidak mungkin membiarkanmu menyetir kembali, aku tidak mau mobilku sampai lecet." dingin Bryan dengan mengingat kejadian tadi ketika Elena yang menyetir mobilnya dengan kecepatan kencang.

Jadi Dokter ini lebih sayang pada mobilnya?!

"Cepat masuk atau ku tinggal."

Mendengar itu Elena langsung berlari memutari mobil ini dan membuka pintu penumpang dibelakang, ia masuk kedalamnya dan duduk disana.

Bryan menatap Elena melalu spion kaca dimobilnya, sekarang ia kesal dengan gadis perempuan itu. "Kenapa kau duduk dibelakang? kau pikir aku supir-mu? cepat pindah kedepan."

"Aku disini saja Dok." jawab Elena dengan takut, ia tidak mau duduk disamping pria karna kejadian tadi. Ia takut pria itu bermacam-macam.

"Kau membantahku?" dingin Bryan membuat suasana dimobil ini mendadak berubah.

Elena merasakan tangannya merinding sekarang. "Iya-iya aku pindah," Elena pun membuka pintu lalu berpindah tempat duduk disamping pria itu.

Setelah sudah siap untuk melaju mobil yang dikemudikan Bryan pun berjalan menjauhi restaurant itu dengan kecepatan sedang. Mereka akan pergi kerumah milik Bryan, Elena menatap jalanan dihadapannya yang cukup senggang, hari sudah malam jadi tidak terlalu banyak kendaraan sekarang.

Keadaan mobil cukup sunyi karna kedua manusia itu memilih untuk diam dengan pikiran masing-masing sampai pada disaat lampu merah menyala mobil Bryan pun berhenti.

Elena menatap ke-segala arah dihadapannya, tiba-tiba matanya melihat seorang wanita tua sedang duduk dipinggir jalan membuat hati Elena merasa iba.

"Dok, kita nanti mingir sebentar ya disana," Elena menunjuk jalan dihadapannya yang hanya beberapa meter saja dari tempatnya.

Bryan ikut menatap arah pandang wanita disampingnya lalu kembali menatap jalanan dihadapannya. "Hm."

Lampu hijau sudah menyala, dengan cepat Bryan melajukan mobilnya menuju arah yang ditunjuk Elena tadi.

Saat mobil sudah berhenti Elena pun dengan cepat membuka mobil yag di tumpanginya dan turun dari sana. Ia berjalan mendekati wanita tua yang dilihatnya tadi. Tak lupa juga sebelumnya ia mengambil kresek yang tadi dirinya bawa.

Bryan yang melihat itu ikut turun dari mobilnya dan mengikuti Elena dari belakang.

Elena mendekat kearah Ibu tua itu lalu mensejajarkan tubuhnya agar bisa menatap wanita itu.

"Maaf Bu?" sapa Elena dengan tersenyum.

Ibu-Ibu yang tadi sedang menunduk itu menatap kearah yang memanggilnya tadi. "Iya? ada apa Neng?"

Wajah lesu dan lelah terlihat dari Ibu-Ibu itu membuat hati Elena sedikit terenyuh. "Nih ada sedikit makanan buat Ibu, Ibu makan ya?" Elena memberikan beberapa kresek makanan yang berada ditangannya.

Wanita itu nampak gembira, dengan wajah tersenyumnya ia menjabat tangan Elena dan menyalaminya. "Makasih Neng, makasih banyak."

Melihat itu Elena langsung menarik tangannya, ia tidak enak jika diperlakukan seperti itu. "Sama-sama Bu, maaf cuma bisa bantu segini."

"Segini saja sudah alhamdulillah." wanita itu tersenyum menatap Elena lalu pandangan teralihkan pada pria disamping gadis dihadapannya lalu senyumnya kembali muncul.

"Pasti kalian suami istri ya? kalian sangat cocok, Ibu doain semoga pernikahannya langgeng dan cepat diberi momongan." ucap Ibu itu dengan memegang tangan Elena.

Elena membulatkan matanya dan menatap pria disampingnya, ia tidak tau jika Bryan ternyata mengikutinya. "Dia bu-"

"Doakan saja Bu, agar wanita itu cepat memberikanku keturunan." sahut Bryan memotong ucapan Elena dengan tersenyum miring.

Mendengar tuturan itu membuat pipi Elena memanas.

Menikah saja belum sudah berbicara soal momongan!! lagian juga aku tidak berharap memiliki momongan dari pria ini

Elena tau pernikahan ini hanya terpaksa, ia terpaksa mau karna memang untuk memenuhi pembiayaan rumah sakit Ayahnya. Dan menurut Elena pasti pernikahan ini tidak akan berlangsung lama.

↔↔

Terimasih sudah membaca❤

Mohon kritikannya dan juga sarannya😙

Lanjut? komen ya!

Terpopuler

Comments

anisah

anisah

awas aja klu si dokter bilang ngk sayang sama elena....ingat dok cinta datang Krn terbiasa...

2023-07-24

1

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Brayn lucu juga walaupun dingin sekali nyeletuk mesra juga😘😘😘😘

2023-04-17

0

Yani

Yani

Buat dr Bryan jatuh cinta duluan thor

2023-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 ELENA ALYANDRA
2 BRYAN ATMAJA
3 BAB1: Bekerja
4 BAB2: Dipecat
5 BAB3: Rumah sakit (1)
6 BAB4: Rumah Putri
7 BAB5: Bertemu
8 BAB6: Kesal Bryan
9 BAB7: Iya atau tidak?
10 BAB8: Keputusan Elena
11 BAB9: Rumah Elena
12 BAB10: Kesedihan Elena
13 BAB11: Di Restaurant
14 BAB12: Kebaikan Elena
15 BAB13: Rumah Bryan
16 BAB14: Surat perjanjian
17 BAB15: Isi perjanjian
18 BAB16: Bertemu Abraham
19 BAB17: Donor Darah
20 BAB18: Curiga Putri
21 BAB19: Operasi kembali
22 BAB20: Amarah Abraham
23 BAB21: Sadar
24 BAB22: Di Kantin
25 BAB23: Kedatangan Abraham
26 BAB24: Menikah
27 BAB25: Kesal Elena (1)
28 BAB26: Sampai
29 BAB27: Gengsi
30 BAB28: Pesta
31 BAB29: Bertemu Wilson
32 BAB30: Wilson kecewa
33 BAB31: Insiden di kamar mandi
34 BAB32: Sarapan pagi
35 BAB33: Genggaman tangan
36 BAB34: Menemui Dimas
37 BAB35: Karna Pijatan
38 BAB 36: Rencana Meldi
39 BAB37: Tertarik?
40 BAB38: Paman Arlan
41 BAB39: Sosok Pria Di Figura
42 BAB40: Cemburu?
43 BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44 BAB42: Perhatian Bryan
45 BAB43: Hamil?
46 BAB44: Kekesalan Chaca
47 BAB45: Salah Paham
48 BAB46: Rumah Sakit (2)
49 BAB47: Maaf
50 Bab48: Selamat Jalan Bapak
51 BAB49: Bertemu Putri
52 BAB50: Pemakaman
53 BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54 BAB52: Keputusan
55 BAB53: Bunga
56 BAB54: Cerai?
57 BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58 BAB56: Nasehat Abraham
59 BAB57: Rencana bekerja
60 BAB58: Sarapan Pagi
61 BAB59: Kesal Elena (2)
62 BAB60: Permintaan Chaca
63 BAB61: Berangkat
64 BAB62: Kecelakaan
65 BAB63: Tuduhan
66 BAB64: Elena tersadar
67 BAB65: Buta
68 BAB66: Kedatangan Putri
69 BAB67: Donor Mata
70 BAB68: Sarah Widiya
71 BAB69: Rencana Pertemuan
72 BAB70: Pertemuan
73 BAB71: Kekesalan
74 BAB72: Pernyataan Putri
75 BAB73: Kegembiraan
76 BAB74: Berdetak kencang
77 BAB75: Pulang bareng Putri
78 BAB76: Ungkapan Wilson
79 BAB77: Festival Pasar Malam
80 BAB78: Bertemu Putri
81 BAB79: Pulang
82 BAB80: Taman Belakang
83 BAB81: Sindiran Chaca
84 BAB82: Kode anak?
85 BAB83: Aiden
86 BAB84: CCTV Rumah
87 BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88 BAB86: Aksi Chaca
89 BAB87: Pesta (2)
90 BAB88: Fakta
91 BAB89: Fakta (2)
92 BAB90: Pelukan
93 BAB91: Menyendiri
94 BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95 BAB93: Kunjungan Elena
96 BAB94: Artikel tentang Elena
97 BAB95: Malu!
98 BAB96: Kesal Chaca
99 BAB97: Perubahan Bryan
100 BAB98: Godaan Abraham
101 BAB99: Bulan madu?
102 BAB100: Sampai
103 BAB101: Di Kamar Hotel
104 BAB102: Teman Lama Bryan?
105 BAB103: Sakit Hati Elena
106 BAB104: Elena Cemburu?
107 BAB105: Bersiap Diri
108 BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109 BAB107: Jadi Mia itu?
110 BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111 Ekstra Part 1
112 Ekstra part 2
113 Ekstra part 3
114 Esktra part 4
115 Ekstra part 5
116 Ekstra part 6
117 Ekstra part 7
118 Ekstra part 8
119 Ekstra part 9
120 Ekstra part 10
121 Ekstra part 11
122 Ekstra part 12
123 Ekstra part 13
124 Ekstra part 14 [End]
Episodes

Updated 124 Episodes

1
ELENA ALYANDRA
2
BRYAN ATMAJA
3
BAB1: Bekerja
4
BAB2: Dipecat
5
BAB3: Rumah sakit (1)
6
BAB4: Rumah Putri
7
BAB5: Bertemu
8
BAB6: Kesal Bryan
9
BAB7: Iya atau tidak?
10
BAB8: Keputusan Elena
11
BAB9: Rumah Elena
12
BAB10: Kesedihan Elena
13
BAB11: Di Restaurant
14
BAB12: Kebaikan Elena
15
BAB13: Rumah Bryan
16
BAB14: Surat perjanjian
17
BAB15: Isi perjanjian
18
BAB16: Bertemu Abraham
19
BAB17: Donor Darah
20
BAB18: Curiga Putri
21
BAB19: Operasi kembali
22
BAB20: Amarah Abraham
23
BAB21: Sadar
24
BAB22: Di Kantin
25
BAB23: Kedatangan Abraham
26
BAB24: Menikah
27
BAB25: Kesal Elena (1)
28
BAB26: Sampai
29
BAB27: Gengsi
30
BAB28: Pesta
31
BAB29: Bertemu Wilson
32
BAB30: Wilson kecewa
33
BAB31: Insiden di kamar mandi
34
BAB32: Sarapan pagi
35
BAB33: Genggaman tangan
36
BAB34: Menemui Dimas
37
BAB35: Karna Pijatan
38
BAB 36: Rencana Meldi
39
BAB37: Tertarik?
40
BAB38: Paman Arlan
41
BAB39: Sosok Pria Di Figura
42
BAB40: Cemburu?
43
BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44
BAB42: Perhatian Bryan
45
BAB43: Hamil?
46
BAB44: Kekesalan Chaca
47
BAB45: Salah Paham
48
BAB46: Rumah Sakit (2)
49
BAB47: Maaf
50
Bab48: Selamat Jalan Bapak
51
BAB49: Bertemu Putri
52
BAB50: Pemakaman
53
BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54
BAB52: Keputusan
55
BAB53: Bunga
56
BAB54: Cerai?
57
BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58
BAB56: Nasehat Abraham
59
BAB57: Rencana bekerja
60
BAB58: Sarapan Pagi
61
BAB59: Kesal Elena (2)
62
BAB60: Permintaan Chaca
63
BAB61: Berangkat
64
BAB62: Kecelakaan
65
BAB63: Tuduhan
66
BAB64: Elena tersadar
67
BAB65: Buta
68
BAB66: Kedatangan Putri
69
BAB67: Donor Mata
70
BAB68: Sarah Widiya
71
BAB69: Rencana Pertemuan
72
BAB70: Pertemuan
73
BAB71: Kekesalan
74
BAB72: Pernyataan Putri
75
BAB73: Kegembiraan
76
BAB74: Berdetak kencang
77
BAB75: Pulang bareng Putri
78
BAB76: Ungkapan Wilson
79
BAB77: Festival Pasar Malam
80
BAB78: Bertemu Putri
81
BAB79: Pulang
82
BAB80: Taman Belakang
83
BAB81: Sindiran Chaca
84
BAB82: Kode anak?
85
BAB83: Aiden
86
BAB84: CCTV Rumah
87
BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88
BAB86: Aksi Chaca
89
BAB87: Pesta (2)
90
BAB88: Fakta
91
BAB89: Fakta (2)
92
BAB90: Pelukan
93
BAB91: Menyendiri
94
BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95
BAB93: Kunjungan Elena
96
BAB94: Artikel tentang Elena
97
BAB95: Malu!
98
BAB96: Kesal Chaca
99
BAB97: Perubahan Bryan
100
BAB98: Godaan Abraham
101
BAB99: Bulan madu?
102
BAB100: Sampai
103
BAB101: Di Kamar Hotel
104
BAB102: Teman Lama Bryan?
105
BAB103: Sakit Hati Elena
106
BAB104: Elena Cemburu?
107
BAB105: Bersiap Diri
108
BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109
BAB107: Jadi Mia itu?
110
BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111
Ekstra Part 1
112
Ekstra part 2
113
Ekstra part 3
114
Esktra part 4
115
Ekstra part 5
116
Ekstra part 6
117
Ekstra part 7
118
Ekstra part 8
119
Ekstra part 9
120
Ekstra part 10
121
Ekstra part 11
122
Ekstra part 12
123
Ekstra part 13
124
Ekstra part 14 [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!