Dengan lesu Elena kembali kerumah sakit, ia mencoba menghapus jejak air-matanya karna tak mau ada yang tau jika dirinya baru saja menangis.
Hiks kemana lagi aku harus cari pinjaman buat rumah sakit bapak?
Elena berjalan menuju kearah ruangan dimana Bapaknya dirawat, ia menarik nafasnya kasar dan membuka pintu ruangan itu dengan pelan.
Ceklek!
Ia masuk kedalam ruangan dan menutup pintunya kembali, Elena melihat Bapaknya yang masih tertidur dengan seorang perempuan yang masih berdiri disamping ranjang sang ayah.
"Kamu kemana aja Na?" tanya Merlin menatap gadis itu dengan penuh tanya.
Elena mendekat kearah wanita itu dan memeluk Merlin untuk mencurahkan kesedihannya, air matanya sudah tidak dapat dibendung lagi sekarang.
"Hiks Kak Putri Mbak, Hiks Kak Putri gak mau bantu biaya rumah sakit Bapak." seguk Rara dengan memeluk wanita dihadapannya.
Dengan segera Merlin mengelus punggung gadis dipelukannya dengan pelan. "Kamu yang sabar ya Na, sebenernya Mbak mau banget bantu kamu tapi Mbak gak punya uang sebanyak itu untuk biaya operasi Bapak kamu." Ya, Merlin hanyalah pembantu rumah tangga disalah satu rumah besar dikawasan komplek dekat rumahnya jadi dirinya tidak memiliki uang untuk membantu tetangga-nya ini. Tabungannya pun bulan lalu sudah diambil untuk biaya sekolah adiknya yang masih SD jadi dirinya tidak memiliki uang lagi.
Mendengar itu Elena melepaskan pelukannya dari Merlin dan menatap wanita itu. "Iya gapapa Mbak, Elena tau kalo Mbak juga pasti punya keperluan sendiri. Gausah repot-repot bantuin Elena hiks Elena bakal cari pinjaman lagi nanti siapa tau ada yang mau minjemin." jawab Elena dengan tersenyum walau air-matanya masih menetes dikelopak matanya.
Merlin ikut tersenyum, Ia salut dengan sikap dan sifat gadis didepannya. "Em maaf ya Na, Mbak masih ada urusan lagi diluar jadi gak bisa lama-lama disini. Kamu gapapa kalo Mbak tinggal?"
Elena mengeleng pelan. "Gapapa Mbak, makasih ya udah bawa Bapak kerumah sakit tadi," Ia langsung segera menjauhkan tubuhnya dari Merlin dan menyalami tangan wanita itu. "Hati-hati ya Mbak." lanjutnya setelah menyalami Merlin.
Merlin mengangguk tulus. "Kamu juga hati-hati, semoga Bapak kamu cepet sembuh juga ya kalo tiba-tiba terjadi sesuatu kamu kabarin Mbak aja." sambungnya dengan mengelus kepala gadis dihadapannya.
Elena hanya tersenyum dan ikut mengangguk singkat. "Maaf ya Mbak gak bisa nganter sampe depan."
"Gapapa Na Mbak paham." Merlin tau jika Elena masih harus menjaga Bapaknya disini jadi tidak mungkin gadis ini mengantarkan-nya sampai depan rumah sakit lagian juga dirinya masih bisa berjalan keluar sendiri.
Setelah berpamitan Merlin langsung keluar dari ruangan rawat ini meninggalkan Elena yang masih diam mematung ditempat berdirinya tadi.
Sekarang tersisa Elena dan sang Bapak yang terkulai lemas ditempat tidur dengan memejamkan matanya. Elena lantas mengalihkan pandangannya pada ranjang dihadapannya.
"Hiks Bapak," Elena berjalan mendekati Dimas dengan air-mata yang mulai turun deras dimatanya.
"Bapak gak akan ninggalin Elena sendirian disini-kan? hiks." ucap Elena menatap Bapaknya dengan sedih.
"Makannya Bapak bangun ya? hiks Elena gak mau Bapak kayak gini hiks maafin Elena Pak, Elena belum bisa jaga Bapak selama ini dengan baik," dengan air mata yang masih menetes Elena mengelus kepala Dimas lembut.
"Hiks maafin Kak Putri ya Pak, Kak Putri gak bisa dateng kesini buat jenguk Bapak tapi Bapak tenang aja Elena akan selalu ada disamping Bapak sekarang." gumam Elena dengan pelan, jika Bapaknya tau kalo anak pertamanya itu tidak mau datang kesini walau untuk menjenguk pasti Dimas akan sedih.
"Bapak tolong bangun Pak hiks Elena takut kalo Bapak kayak gini." Elena menunduk dengan menggenggam tangan Dimas yang terasa dingin. Ia memejamkan matanya takut. Elena tidak mau sampai sang Bapak meninggalkannya sama seperti Ibunya.
Tiba-tiba saja Elena mendengar suara nyaring dari monitor disamping Bapaknya, nampak garis yang terlihat disana mulai menurun dikit demi dikit.
Elena menggelengkan kepalanya dengan air-mata yang mulai berkucuran kembali.
"Hiks Bapak!!! Bapakk jangan tinggalin Elena Pak!"
Elena menatap sang Bapak yang terlihat kejang-kejang. Elena memejamkan matanya dengan kuat.
"DOKTER!!! TOLONG BAPAK SAYA DOK HIKS."
"Dokter!! tolongin Bapak saya." Elena berteriak sekencang mungkin dengan mencoba menenangkan sang Bapak.
"Hiks Bapak jangan tinggalin Elena Pak! Bapak harus kuat demi Elena hiks."
"DOKTER!!!!"
Elena masih mencoba berteriak memanggil dokter rumah sakit ini dan tak lama kemudian dokter itu masuk dengan beberapa suster yang masuk kedalam ruangan ini.
"Dokk tolong Bapak saya hiks." Elena menatap Dimas yang masih kejang-kejang membuatnya tambah takut.
"Mbak tenang saja saya akan memeriksa Bapak nya dulu, silakan Mbak keluar dari ruangan ini." ucap snag Dokter menyuruh Elena untuk keluar.
Dengan cepat Elena menggelengkan kepalanya. "Gak! saya gak mau ninggalin Bapak saya dok hiks saya mau disini aja." Elena mencoba untuk tetap berada disini menemani sang Ayah.
"Mbak-nya tenang saja saya akan melakukan yang terbaik, silakan Mbak-nya keluar sebentar karna saya akan memeriksa pasien." ucap sekali lagi Dokter itu.
Elena tetap diam mematung dengan menggelengkan kepalanya. Dokter yang melihat itu melirik suster disebelahnya untuk mengeluarkan Elena dari kamar ini agar Dokter itu bisa melakukan tindakan secepatnya.
"Mbak mari keluar dulu." suster itu mengajak pelan Elena untuk mengikutinya keluar dari ruangan rawat ini.
"Hikss Bapakk yang kuat Pak, Elena gak mau Bapak ninggalin Elena hiks," ucap Elena dengan berjalan keluar dari ruang rawat ini mengikuti Suster yang menarik pelan tangannya.
Sampai diluar pun Suster itu melepaskan genggamannya dari gadis yang nampak menangis. "Mbak tenang saja. Dokter akan melakukan yang terbaik untuk pasien," Setelah mengucapkan itu suster tadi kembali masuk kedalam ruangan dengan menutup pintu ruang rawat Dimas.
"Hiks Bapak," Elena menangis se-segukan dengan menundukkan dirinya dikursi sebelah ruang rawat Bapaknya.
"Elena mohon Bapak yang kuat." gumam Elena sedih.
Sembari menunggu Dokter yang memeriksa Bapaknya itu keluar Elena merapalkan doanya dalam hati meminta agar Bapaknya disembuhkan. Agar tidak terjadi apa-apa pada orangtua satu-satunya itu.
Saat ia sedang memejamkan matanya untuk berdoa tiba-tiba saja Elena merasakan ada seseorang yang duduk dikursi sampingnya, dengan cepat Elena mengalihkan pandangannya kearah sampingnya itu.
____
Bryan masuk kedalam rumah sakit setelah pertemuannya tadi dengan sang Ayah di kantor milik keluarganya. Ayahnya itu selalu membicarakan prihal kapan dirinya menikah, padahal Bryan tidak ingin menikah karna ia masih ingin hidup sendiri karna menurutnya menikah itu ribet. Dirinya pasti harus menuruti keinginan wanitanya nanti, belum lagi jika dirinya mempunyai anak pasti Bryan akan sangat repot.
Banyak yang menunduk dan menyapa dirinya ketika Bryan melintas dihadapan mereka tapi Bryan hanya acuh tak peduli dengan sapaan itu karna Bryan tau kalo mereka hanya ingin cari muka dengannya.
Siapa sih yang tak kenal Bryan? dokter muda berparas tampan namun terkesan dingin itu adalah pewaris pertama dari keluarga ATMAJA. Keluarga Atmaja bisa dibilang pemegang saham terbesar di negara ini. Banyaknya rumah sakit, perusahaan, hotel maupun Mall membuat keluarga itu selalu diburu para wartawan untuk mengetahui seluk-beluk keluarganya.
Bryan hanya cuek dengan sekitarnya, ia pun malas jika harus berurusan dengan para wartawan yang berada dimana-mana karna menurut Bryan itu hanya membuang-buang waktunya saja jika harus meladeni para wartawan itu.
Ketika ia sedang berjalan menuju kearah ruangannya tiba-tiba saja dirinya melihat seorang wanita cantik sedang menunduk dengan memejamkan matanya sambil berkomat-kamit dibibirnya. Bryan menatapnya lama dengan mata yang tajam dan tiba-tiba saja hatinya merasakan ada yang aneh ketika melihat wanita itu.
Bryan yang terkenal cuek dan tak peduli akan sekitarnya itu berjalan mendekati wanita yang terduduk di pinggir sebuah ruangan rawat, entahlah hatinya sepertinya menyuruh untuk mendatangi wanita yang sedang memejamkan matanya.
Dengan segera Bryan mendekat dan duduk disebelah wanita itu membuat wanita disampingnya ini mengalihkan pandangannya pada dirinya.
Deg!
↔↔↔
Terimakasih sudah membaca❤
Gimana? lanjut?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
semoga Brayan jodoh nya Elena y thour, biar putri ngiri
2023-04-17
0
Yani
Yang sabar Elena semangat 💪💪💪 mau ngapain tuh dr Bryan ?
2023-01-16
0
Nitha April
makin seru nih ceritax
2022-12-30
0