BAB15: Isi perjanjian

Dukungannya ya jangan lupa!

Ikutin terus autornya dengan like, vote dan komen seiklasnya.

HAPPY READING GUYS❤

↪↪↪

Surat perjanjian pra-nikah.

Pihak 1: Bryan Atmaja

Pihak 2: Elena Alyandra

Pihak kedua harus mentaati setiap peraturan yang diberikan pihak pertama selama pernikahan itu berlangsung.

Diantaranya:

1. Pihak pertama selalu benar.

*2. Pihak kedua diharuskan menuruti semua perintah pihak pertama, tidak boleh menolak apa lagi menentangnya.

Pihak kedua tidak boleh mengucapkan kata cerai. Hanya pihak pertama yang boleh memutuskan kelangsungan pernikahan itu.

Selama pernikahan berlangsung, pihak kedua tidak boleh berdekatan dengan seorang pria manapun karna pihak pertama tidak menyukai itu. Begitu pun sebaliknya*.

Pernikahan ini saling menguntungkan kedua belah pihak, jika sudah tertanda tangan berarti keduanya tidak merasa dirugikan dan tidak boleh diganggu gugat.

Jika dirasa ada yang melanggar akan dikenakan sanksi, denda dan hukuman.

Tertanda tangan

Pihak kedua

_

Elena menatap surat perjanjian itu lalu menatap Bryan yang juga menatapnya dengan senyuman andalannya itu. Apa-apaan ini? mengapa jadi Dokter itu yang mengatur semuanya?

"Bagaimana? kau setuju?" sahut Bryan menaikkan salah satu alisnya menatap Bryan.

"Jika aku tidak mau menandatangani ini ba-bagaimana?" tanya Elena. Isi-nya memang tidak terlalu berat untuknya tapi menuruti semua perintah Dokter itu yang ia sedikit takuti. Awal pertemuan saja Dokter itu menyuruhnya untuk menyetir mobil, bagaimana selanjutnya coba? soal berdekatan dengan pria lain, Elena tidak masalah karna ia memang tipikal orang yang tidak mudah dekat dengan seseorang, tentang berdekatan dengan Dokter ini hanya paksaan.

"Kau tinggal pergi dari sini dan bawa Ayahmu itu dari Rumah sakit-ku, kau bayar semua pembayaran pengobatan Ayahmu dan juga biaya operasinya. Dan jangan harap akan ada Rumah sakit yang mau menerima Ayahmu lagi." kejam Bryan.

Elena menghela nafasnya pelan, Dokter ini lagi-lagi mengancamnya dengan sang Ayah. Apa tidak ada ancaman lain? jika sudah soal Ayahnya Elena memilih menyerah, ia tidak mau Dimas kenapa-napa apalagi sekarang kondisinya sedang sakit jadi Elena tak punya pilihan lain.

"Baiklah," Elena mengambil pulpen yang diberikan pria dihadapannya lalu mendatangani surat itu diatas meja yang ada disampingnya.

Selesai mendatangani surat itu Elena pun menyerahkannya pada Bryan.

"Aku juga punya peraturan untuk Dokter," sahut Elena setelah memberikan kertas tersebut.

"Aku tidak menyuruhmu untuk membuat peraturan lagi." dingin Bryan.

Elena menekukkan wajahnya, jika Dokter ini membuat peraturan artinya dirinya juga harus memiliki peraturan bukan? pernikahan ini menguntungkan kedua belah pihak yang artinya keduanya harus sama-sama diuntungkan. Jadi jika Dokter ini membuat peraturan, Elena pun harus mempunyai peraturan.

Bryan menatap wajah Elena yang menekuk. Sepertinya ia memiliki hobi baru. Ia senang jika melihat wajah wanita dihadapannya ini kesal karna terlihat menggemaskan menurutnya.

"Ini pernikahan yang menguntungkan keduanya bukan? kedua belah pihak seharusnya diberikan kesempatan yang sama. Jika Dokter membuat peraturan, aku pun harus membuat peraturan." Elena tetap ingin menyeruakan peraturannya.

"Jika aku tidak peduli dengan peraturan yang kau buat bagaimana?"

"Kita batalkan saja perjanjian ini!" telak Elena, ia lebih baik membatalkan pernikahan ini, Ia merasa tidak adil jika seperti ini.

Bryan menaikkan salah satu alisnya, wanita ini sepertinya mulai berani padanya. "Yasudah kalo begitu kau tinggal bayar saja semua biaya nya, jika kau tidak membayar lunas hari ini juga aku akan membawa kasus ini ke-pengadilan."

Mata Elena seketika membulat mendengar itu.

Lagi-lagi mengancam! kenapa Dokter ini senang sekali mengancamku dengan urusan uang?

"Ak-aku hanya mempunyai satu peraturan, jika Dokter memiliki empat maka aku hanya memiliki satu peraturan." ucap Elena sekali lagi agar Dokter ini mau mendengarkan peraturannya.

Karna penasaran dengan peraturan dari wanita dihadapannya, Bryan pun pasrah. "Yasudah, apa peraturan mu?"

"Tidak ada kontak tubuh."

Wajah Bryan nampak berubah mendengar itu. "Maksud mu?"

"Aku tidak mau dipernikahan ini ada hubungan badan layaknya suami istri." ujar Elena. Ia tidak mau ada hubungan badan diantara keduanya. Elena tidak mau memberikan kesuciannya pada pria yang sama sekali tidak ia cinta.

Bryan sedikit terkekeh mendengar ucapan wanita dihadapannya, lantas ia mendekat kearah Elena membuat wanita itu mundur kebelakang.

Elena gugup sekarang. Pria itu mulai mendekatinya alhasil ia memilih untuk berjalan mundur agar jarak mereka tidak berdekatan tapi sayangnya Bryan tetap melangkah mendekatinya sampai punggung Elena menempel pada dinding dibelakangnya.

"Dok-dokter mau apa?!" ucap Elena sedikit takut.

Posisi keduanya saling berdekatan sekarang, mungkin hanya tinggal beberapa jengkal saja.

Bryan memajukan wajahnya pada wajah Elena. Pria itu nampak tersenyum miring. "Memangnya kau pikir aku mau dengan tubuh kurusmu itu? lagian juga aku tidak mungkin tergoda dengan tubuh kecilmu jadi jangan harap aku akan memberikan tubuhku juga padamu." setelah berbicara itu Bryan pun mundur menjauh dari tubuh Elena.

Elena masih diam, detakan dijantungnya semakin bergetar kencang, antara takut dan tegang. Ia mencoba menormalkan deru nafasnya dengan wajahnya agar tidak gugup.

"Dan juga aku tidak mau Dokter menyentuhku setelah kita menikah nanti." lanjut Elena.

"Kau bilang kau hanya memiliki satu peraturan lalu sekarang kau malah mengucapkan dua peraturan." Bryan menatap Elena dingin.

"Itu sama sa-saja." hubungan badan dan menyentuh tubuh sama saja bukan? sama-sama bersentuhan. Elena tidak mau Dokter ini menyentuhnya untuk kewaspadaan.

"Itu berbeda. Aku akan menuruti ucapan peraturan pertama, tidak ada hubungan badan layaknya suami istri. Untuk peraturan kedua yang kau ucapkan aku tidak mau menerimanya."

Elena menengguk salivanya kasar, jadi maksud dokter ini bagaimana? ia masih tidak mengerti.

"Aku bebas untuk menyentuhmu setelah menikah nanti." Bryan mendekatkan wajahnya pada telinga Elena untuk membisikan sesuatu. "Jadi persiapkan dirimu."

Tubuh Elena diam tidak bergeming, ia membatu mendengar itu. Siap untuk apa?

Bryan kembali pada posisi berdirinya masih dengan berhadapan dengan Elena. "Kau istirahat saja disini, sekarang aku akan kembali ke rumah sakit lagi."

Seketika Elena mengingat jika sang Bapak yang masih berada dirumah sakit. "Aku ikut." ucapnya.

Elena ingin menemani sang Ayah dirumah sakit, kasihan Dimas jika berada disana sendirian.

"Tidak usah, kau lebih baik istirahat saja." tolak Bryan. Perjalanan mereka tadi cukup memakan waktu jadi ia tau jika Elena pasti kelelahan.

"Tapi Bapak-" sebelum Elena menjawab tiba-tiba saja suara memotongnya.

"Aku yang akan menyuruh orang untuk menjaga Bapakmu itu jadi kau tenang saja."

Akhirnya Elena mau tak mau mengangguk. Jika ia tetap berbicara pun akan kalah dengan Dokter itu, jadi Elena memilih untuk meng-istirahatkan tubuhnya dan mungkin nanti setelah tubuhnya sedikit segar ia akan kembali kerumah sakit untuk menjaga sang Bapak.

Bryan pun berbalik dan melangkah keluar untuk keluar dari rumah ini. Jadwal Bryan cukup padat hari ini jadi dirinya harus kembali kerumah sakit.

Elena hanya diam menatap Bryan yag sudah keluar dari kamar ini dan tidak terlihat lagi dimatanya. Ia menatap sekeliling ruangan tempat ia berdiri sekarang. Cukup memiliki tekstur yang indah dan barang-barangnya pun tertata dengan rapih. Ia masih tidak percaya akan tinggal disini karna memang sebelumnya Elena sama sekali tidak pernah tidur atau berkunjung ke rumah mewah seperti ini. Rumah milik Kakaknya saja masih dibawah rata-rata dari besarnya Rumah milik dokter Bryan.

"Lebih baik aku mandi dulu," Elena melangkah menuju salah satu pintu yang tetutup rapat. Ia berjalan mendekati pintu tersebut dan membukanya lebar-lebar.

Mata Elena lagi-lagi membulat kagum. Besar, kata itu tergambarkan dimatanya sekarang.

Elena berjalan masuk kedalam ruangan itu, ya ini adalah kamar mandi. Cukup besar ukurannya mungkin besarnya hampir seperti kamar miliknya dulu.

Karna merasakan badannya sedikit lengket Elena pun segera menutup kembali pintu kamar mandi. Sekarang ia akan membersihkan tubuhnya agar wangi dan tidak lengket.

___

Beberapa menit kemudian Elena keluar dari kamar mandi, ia sudah selesai membersihkan badannya jadi sekarang waktunya ia berganti pakaian.

"Aku ke rumah sakit langsung aja kali ya? kasian Bapak," gumam Elena pelan dengan membuka-buka tasnya untuk mencari pakaian yang akan ia kenakan.

Setelah memakai pakaiannya Elena segera bergegas membawa tas yang ia selempangkan di pundak lalu berjalan keluar dari kamar. Ia memakai dress putih polos yang cukup sederhana. Baju ini adalah salah satu kesayangannya karna dress ini pemberian almarhumah Ibunya saat Ibunya itu masih hidup.

Elena segera berjalan perlahan menuju ruang tamu, ia melangkah dengan mengendap-ngendap karna dirinya tiba-tiba mendengar suara dari arah hadapannya.

Elena menghentikan langkahnya ketika melihat seorang pria dewasa yang sepertinya usianya jauh diatasnya dengan seorang gadis cantik yang berdiri disamping pria itu.

"Kamu siapa?"

___

Hayoloh itu siapa ya kira-kira?

Terimakasih sudah membaca❤

Terpopuler

Comments

anisah

anisah

pasti papa Bryan tenang aja pasti orangnya ngk jauh beda sama mama Bryan orang nya welcom kok..

2023-07-24

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Thour buat Brayn org nta baik thour ngk ego,

2023-04-17

0

Ida Blado

Ida Blado

paling sebel kalau ceweknya kek nutrijell

2022-12-06

0

lihat semua
Episodes
1 ELENA ALYANDRA
2 BRYAN ATMAJA
3 BAB1: Bekerja
4 BAB2: Dipecat
5 BAB3: Rumah sakit (1)
6 BAB4: Rumah Putri
7 BAB5: Bertemu
8 BAB6: Kesal Bryan
9 BAB7: Iya atau tidak?
10 BAB8: Keputusan Elena
11 BAB9: Rumah Elena
12 BAB10: Kesedihan Elena
13 BAB11: Di Restaurant
14 BAB12: Kebaikan Elena
15 BAB13: Rumah Bryan
16 BAB14: Surat perjanjian
17 BAB15: Isi perjanjian
18 BAB16: Bertemu Abraham
19 BAB17: Donor Darah
20 BAB18: Curiga Putri
21 BAB19: Operasi kembali
22 BAB20: Amarah Abraham
23 BAB21: Sadar
24 BAB22: Di Kantin
25 BAB23: Kedatangan Abraham
26 BAB24: Menikah
27 BAB25: Kesal Elena (1)
28 BAB26: Sampai
29 BAB27: Gengsi
30 BAB28: Pesta
31 BAB29: Bertemu Wilson
32 BAB30: Wilson kecewa
33 BAB31: Insiden di kamar mandi
34 BAB32: Sarapan pagi
35 BAB33: Genggaman tangan
36 BAB34: Menemui Dimas
37 BAB35: Karna Pijatan
38 BAB 36: Rencana Meldi
39 BAB37: Tertarik?
40 BAB38: Paman Arlan
41 BAB39: Sosok Pria Di Figura
42 BAB40: Cemburu?
43 BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44 BAB42: Perhatian Bryan
45 BAB43: Hamil?
46 BAB44: Kekesalan Chaca
47 BAB45: Salah Paham
48 BAB46: Rumah Sakit (2)
49 BAB47: Maaf
50 Bab48: Selamat Jalan Bapak
51 BAB49: Bertemu Putri
52 BAB50: Pemakaman
53 BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54 BAB52: Keputusan
55 BAB53: Bunga
56 BAB54: Cerai?
57 BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58 BAB56: Nasehat Abraham
59 BAB57: Rencana bekerja
60 BAB58: Sarapan Pagi
61 BAB59: Kesal Elena (2)
62 BAB60: Permintaan Chaca
63 BAB61: Berangkat
64 BAB62: Kecelakaan
65 BAB63: Tuduhan
66 BAB64: Elena tersadar
67 BAB65: Buta
68 BAB66: Kedatangan Putri
69 BAB67: Donor Mata
70 BAB68: Sarah Widiya
71 BAB69: Rencana Pertemuan
72 BAB70: Pertemuan
73 BAB71: Kekesalan
74 BAB72: Pernyataan Putri
75 BAB73: Kegembiraan
76 BAB74: Berdetak kencang
77 BAB75: Pulang bareng Putri
78 BAB76: Ungkapan Wilson
79 BAB77: Festival Pasar Malam
80 BAB78: Bertemu Putri
81 BAB79: Pulang
82 BAB80: Taman Belakang
83 BAB81: Sindiran Chaca
84 BAB82: Kode anak?
85 BAB83: Aiden
86 BAB84: CCTV Rumah
87 BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88 BAB86: Aksi Chaca
89 BAB87: Pesta (2)
90 BAB88: Fakta
91 BAB89: Fakta (2)
92 BAB90: Pelukan
93 BAB91: Menyendiri
94 BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95 BAB93: Kunjungan Elena
96 BAB94: Artikel tentang Elena
97 BAB95: Malu!
98 BAB96: Kesal Chaca
99 BAB97: Perubahan Bryan
100 BAB98: Godaan Abraham
101 BAB99: Bulan madu?
102 BAB100: Sampai
103 BAB101: Di Kamar Hotel
104 BAB102: Teman Lama Bryan?
105 BAB103: Sakit Hati Elena
106 BAB104: Elena Cemburu?
107 BAB105: Bersiap Diri
108 BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109 BAB107: Jadi Mia itu?
110 BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111 Ekstra Part 1
112 Ekstra part 2
113 Ekstra part 3
114 Esktra part 4
115 Ekstra part 5
116 Ekstra part 6
117 Ekstra part 7
118 Ekstra part 8
119 Ekstra part 9
120 Ekstra part 10
121 Ekstra part 11
122 Ekstra part 12
123 Ekstra part 13
124 Ekstra part 14 [End]
Episodes

Updated 124 Episodes

1
ELENA ALYANDRA
2
BRYAN ATMAJA
3
BAB1: Bekerja
4
BAB2: Dipecat
5
BAB3: Rumah sakit (1)
6
BAB4: Rumah Putri
7
BAB5: Bertemu
8
BAB6: Kesal Bryan
9
BAB7: Iya atau tidak?
10
BAB8: Keputusan Elena
11
BAB9: Rumah Elena
12
BAB10: Kesedihan Elena
13
BAB11: Di Restaurant
14
BAB12: Kebaikan Elena
15
BAB13: Rumah Bryan
16
BAB14: Surat perjanjian
17
BAB15: Isi perjanjian
18
BAB16: Bertemu Abraham
19
BAB17: Donor Darah
20
BAB18: Curiga Putri
21
BAB19: Operasi kembali
22
BAB20: Amarah Abraham
23
BAB21: Sadar
24
BAB22: Di Kantin
25
BAB23: Kedatangan Abraham
26
BAB24: Menikah
27
BAB25: Kesal Elena (1)
28
BAB26: Sampai
29
BAB27: Gengsi
30
BAB28: Pesta
31
BAB29: Bertemu Wilson
32
BAB30: Wilson kecewa
33
BAB31: Insiden di kamar mandi
34
BAB32: Sarapan pagi
35
BAB33: Genggaman tangan
36
BAB34: Menemui Dimas
37
BAB35: Karna Pijatan
38
BAB 36: Rencana Meldi
39
BAB37: Tertarik?
40
BAB38: Paman Arlan
41
BAB39: Sosok Pria Di Figura
42
BAB40: Cemburu?
43
BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44
BAB42: Perhatian Bryan
45
BAB43: Hamil?
46
BAB44: Kekesalan Chaca
47
BAB45: Salah Paham
48
BAB46: Rumah Sakit (2)
49
BAB47: Maaf
50
Bab48: Selamat Jalan Bapak
51
BAB49: Bertemu Putri
52
BAB50: Pemakaman
53
BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54
BAB52: Keputusan
55
BAB53: Bunga
56
BAB54: Cerai?
57
BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58
BAB56: Nasehat Abraham
59
BAB57: Rencana bekerja
60
BAB58: Sarapan Pagi
61
BAB59: Kesal Elena (2)
62
BAB60: Permintaan Chaca
63
BAB61: Berangkat
64
BAB62: Kecelakaan
65
BAB63: Tuduhan
66
BAB64: Elena tersadar
67
BAB65: Buta
68
BAB66: Kedatangan Putri
69
BAB67: Donor Mata
70
BAB68: Sarah Widiya
71
BAB69: Rencana Pertemuan
72
BAB70: Pertemuan
73
BAB71: Kekesalan
74
BAB72: Pernyataan Putri
75
BAB73: Kegembiraan
76
BAB74: Berdetak kencang
77
BAB75: Pulang bareng Putri
78
BAB76: Ungkapan Wilson
79
BAB77: Festival Pasar Malam
80
BAB78: Bertemu Putri
81
BAB79: Pulang
82
BAB80: Taman Belakang
83
BAB81: Sindiran Chaca
84
BAB82: Kode anak?
85
BAB83: Aiden
86
BAB84: CCTV Rumah
87
BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88
BAB86: Aksi Chaca
89
BAB87: Pesta (2)
90
BAB88: Fakta
91
BAB89: Fakta (2)
92
BAB90: Pelukan
93
BAB91: Menyendiri
94
BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95
BAB93: Kunjungan Elena
96
BAB94: Artikel tentang Elena
97
BAB95: Malu!
98
BAB96: Kesal Chaca
99
BAB97: Perubahan Bryan
100
BAB98: Godaan Abraham
101
BAB99: Bulan madu?
102
BAB100: Sampai
103
BAB101: Di Kamar Hotel
104
BAB102: Teman Lama Bryan?
105
BAB103: Sakit Hati Elena
106
BAB104: Elena Cemburu?
107
BAB105: Bersiap Diri
108
BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109
BAB107: Jadi Mia itu?
110
BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111
Ekstra Part 1
112
Ekstra part 2
113
Ekstra part 3
114
Esktra part 4
115
Ekstra part 5
116
Ekstra part 6
117
Ekstra part 7
118
Ekstra part 8
119
Ekstra part 9
120
Ekstra part 10
121
Ekstra part 11
122
Ekstra part 12
123
Ekstra part 13
124
Ekstra part 14 [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!