HAPPY READING GUYS🍁
Mobil yang dikendarai Bryan melaju membelah padatnya jalan dikota Jakarta ini. Didalam mobil ini nampak sunyi karna kedua orang didalamnya lebih memilih diam dengan pikiran mereka masing-masing.
Perjalanan jauh membuat Elena sesekali menutup matanya karna mengantuk tapi ia masih mencoba untuk tidak tidur didalam mobil ini. Bagaimana pun dirinya hanya berdua dengan seorang pria jadi Elena harus menjaga dirinya jika tiba-tiba Dokter ini melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan keduanya.
Tapi sepertinya Elena sudah tidak kuat menahan kantuknya dan akhirnya dirinya tertidur dimobil itu dengan merebahkan tubuhnya disenderan kursi.
Tanpa diketahui Elena, sesekali bryan menatap perempuan itu untuk memastikan keadaanya. Ketika melihat Elena yang sudah tertidur membuat Bryan memiringkan senyumannya karna wajah tidur dari Elena yang terlihat menggemaskan.
Setelah beberapa menit kemudian mobil Bryan berhenti didepan sebuah restaurant cepat saji, dengan segera Bryan mencari tempat parkir untuk memarkirkan mobilnya disana. Selesai memarkirkan Bryan mematikan mesin mobilnya dan menatap wanitanya disampingnya yang masih tertidur.
Nampak wajah tenang terlihat di-diri Elena. Hati Bryan merasakan nyaman ketika melihat wajah dari wanita disampingnya.
"Hey bangun." ucap Bryan dengan masih menatap Elena tapi sayangnya perempuan itu tertidur pulas sehingga tidak terbangun ketika Bryan berucap.
Tangan bryan terangkat untuk menoel pipi wanita disampingnya. "Hey," Bryan masih menoelkan tangannya pada pipi Elena untuk membangunkan wanita itu.
Selang beberapa detik kemudian Bryan menghentikan gerakan tangannya pada pipi Elena, ia melihat wanita itu yang masih tertidur pulas.
"Pulas sekali gadis ini." gumam Bryan dengan menggelengkan kepalanya.
Tatapannya tiba-tiba saja teralihkan pada bibir Elena yag sedikit terbuka, tiba-tiba saja Bryan merasakan tubuhnya menegang ketika melihat bibir merah menggoda dari Elena.
Sialan!
Bryan mengumpat dalam hatinya, ia tidak boleh tergoda degan perempuan disampingnya ini tapi entah kenapa hati dan jalan pikirannya berbeda sekarang. Hatinya menginginkan bibir itu lain dengan pikirannya yang menolak keras apa yang ada dihatinya.
Bryan menengguk salivanya kasar masih dengan menatap Elena diam. Dengan segera ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Elena entah apa yang akan dilakukannya sekarang.
Ketika Bryan baru saja mendekatkan wajahnya tiba-tiba saja mata dari gadis dihadapannya ini terbuka membuat Bryan menghentikan pergerakannya.
Elena membulatkan matanya melihat wajah Bryan berada dekat didepannya.
"Aaa!!"
Bruk!
Elena mendorong Bryan dengan kencang membuat Pria itu terbentur pintu mobil yang berada dibelakangnya. Tak berselang lama Elena membulatkan matanya ketika sadar dengan kelakuannya.
"Ck! sialan kau!" bentak Bryan dengan memegang kepala belakangnya, benturan itu cukup keras jadi dirinya sedikit merasakan sakit dikepalanya.
"Aduh Dok maaf sa-saya gak sengaja, Beneran Dok, sumpah." Elena mendekatkan tubuhnya pada Bryan untuk melihat Pria itu. "Sakit Dok?"
"Kau masih bertanya apa ini sakit? Ck, dasar!" tegas Bryan membuat Elena gemetar.
"Maaf Dok, abisnya Dokter ngapain deket-deket. Eh apa Dokter mau-?" Elena membulatkan matanya dan segera memundurkan tubuhnya dengan menyilangkan tanganya didepan dada.
Melihat tatapan horor dari gadis depannya membuat Bryan tersenyum miring. "Memangnya aku mau apa? hm?" Bryan mendekat kearah Elena dan melupakan kepalanya yang sakit tadi.
Melihat tubuh Bryan yang semakin mendekat membuat Elena gugup sekaligus takut. "Do-dokter mau ngapain!"
"Sesuka saya dong mau apain kamu, lagian juga sebentar lagi kita akan menikah bukan?" Bryan memiringkan senyumannya membuat Elena semakin bergetar.
Posisi mereka sekarang cukup intim, Bryan masih memiringkan bibirnya menatap Elena lain dengan Elena yang semakin mempererat pelukan ditubuhnya.
"Do-dokter jangan macam-macam ya! atau sa-saya teriak." gugup Elena membuat kekehan muncul dibibir Bryan.
Bryan mendekatnya wajahnya dan menatap wajah Elena intens. "Siapa juga yang mau bermacam-macam denganmu, lagian juga aku tidak tertarik dan tidak akan mungkin tergoda dengan wajah dan tubuh kurusmu itu," setelah mengucapkan itu Bryan menjauhkan tubuhnya dan menatap Elena yang masih membulatkan matanya.
"Cepat turun!" lanjut Bryan dengan membuka pengaman ditubuhnya dan keluar dari mobil ini meninggalkan Elena yang masih terdiam.
Jantung Elena masih berdetak tak karuan sekarang, ia masih tak percaya apa yang dikatakan dan dilakukan pria itu tadi. "Tidak tertarik-tidak tertarik! tapi tadi apa coba? apa pria itu sudah menciumku ketika aku tidur tadi?" gumam Elena dengan membulatkan matanya dan mengarahkan tangannya pada bibir kecilnya.
Semoga aja pria itu tidak menciumku tadi!
"Hey! cepat turun atau kau mau aku kunci dari dalam!" ucap seseorang dari luar mobil.
Mendengar suara itu Elena langsung tersadar dari lamunannya dan segera keluar dari mobil ini sebelum pria yang berbicara tadi mewujudkan ucapannya.
Ketika turun tatapan Elena sedikit berbinar ketika melihat restaurant mewah didepannya. Dirinya memang lapar sekarang tapi kenapa dokter ini mengajaknya kesini? bukannya mereka akan pergi kerumah Dokter itu?
Bryan berjalan mendekati Elena dan berdiri disamping wanita itu. "Temani aku makan." singkat Bryan membuat Elena menatapnya.
Setelah mengatakan itu Bryan berjalan melangkah untuk mendekati restaurant itu, Elena dengan segera mengikutinya dari belakang.
Mereka berdua pun masuk kedalam restaurant cepat saji itu dan duduk disalah satu kursi yang ada disini. Nampak restaurant cukup ramai dengan pembeli.
Hari sudah cukup gelap jadi Bryan memutuskan untuk berhenti disebuah restaurant yang terbilang mewah.
Ketika mereka sudah duduk tiba-tiba saja ada seorang wanita cantik yang berpakaian seragam hijau abu khas pelayan datang kearah meja yang ditempati Bryan dan Elena.
"Selamat sore Tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya ramah wanita itu denga tersenyum manis.
Bryan dan Elena duduk saling berhadapan sekarang, Elena yang melihat pelayan itu tidak menantap atau menanyainya hanya diam tak bergeming. Ia lebih memfokuskan pandangan pada pernak-pernik direstaurant ini yang cukup terkesan indah.
Bryan mengambil menu yang diberikan pelayan itu dan menatap makanan-makanan yang tersedia disana.
"Kita sedang mengadakan promo Tuan, beli satu gratis satu." Pelayan itu tersenyum ketika Bryan melirik sekilas dirinya dengan dingin.
Siapa yang tak kenal dengan Bryan? laki-laki tampan dengan sejuta pesona itu membuat banyak wanita menginginkannya termasuk pelayan ini.
Elena menatap pelayan itu dengan heran, sepertinya wanita itu menyukai Dokter didepannya ini karna terlihat dari tatapan dan glagat tubuh sipelayan yang berusaha menggoda Bryan. Tatapan Elena beralih pada sekelilingnya, entah tatapannya saja atau perasaannya yang melihat jika perempuan-perempuan disini menatap dirinya dan juga pria didepannya.
Mengapa mereka melihat kearah sini?
Namun Elena acuh, mungkin hanya perasaannya saja.
Tak lama Bryan berbicara dan memberikan buku menu itu pada si pelayan. Pelayan itu pun mengangguk dan berbalik untuk menyiapkan makanan yang dipesan Bryan.
Keduanya pun diam dengan pikiran masing-masing. Elena sibuk dengan pikirannya sedangkan Bryan nampak sibuk dengan handponenya.
Selang beberapa menit akhirnya makanan datang, pelayan yang tadi pun tersenyum dan menaruh beberapa makanan ditangannya dimeja. "Silakan dimakan Tuan."
"Hm." dingin Bryan tanpa menatap pelayan itu.
Elena yang melihat itu hanya terdiam, pelayan ini apa tidak menyadari keberadaannya? apa tubuhnya tidak terlihat disini?
Bryan menutup ponselnya dan menatap Elena dengan wajah yang tidak berekspresi. "Makan." singkat Bryan membuat Pelayan itu menatap kearah Elena.
"Aku?"
Bryan mengangguk pelan. "Iya kau, siapa lagi coba."
Elena menatap si pelayan dengan pandangan diam. Ia melihat pelayan itu yang menatapnya dengan pandangan aneh, entahlah Elena tidak tau tatapan apa itu.
Pelayan itu menatap wanita didepannya dengan pandangan binggung sekaligus heran, ia baru saja menyadari jika dihadapan Bryan ada sesosok wanita. Yang ia tau tentang gosip yang beredar adalah Bryan yang jarang sekali menampakan kedekatannya dengan seorang wanita ataupun berdekatan dengan wanita tapi sekarang? dirinya melihat pria pujaannya duduk dan makan denga seorang perempuan yang terlihat rendahan.
Bryan menatap si pelayan yang masih berdiri disampingnya. "Kau ngapain masih disini?" dingin Bryan menatap tajam wanita pelayan itu.
Seakan sadar dari pikirannya pelayan itu pun menatap Bryan dengan pandangan bersalah." Maaf Tuan, kalo begitu saya permisi, setelah mengatakan itu pelayan tersebut berjalan menjauh dari meja Bryan.
Ketika pelayan itu sudah pergi Bryan pun kembali menatap Elena. "Makan, aku tau kau lapar jadi aku pesankan semua ini untukmu."
Elena menatap makanan yang berada didepannya ini, terlihat banyak sekali makanan yang berbeda-beda dan juga terlihat asing dimatanya.
"Kau harus menghabiskan ini semua, jika tidak aku tidak akan membayarnya." Bryan memiringkan bibirnya. "Yang harus kau tau makanan disini harganya cukup mahal jadi aku harap kau harus menghabiskannya jika tidak habis aku tidak akan membayarnya jadi kau saja yang membayar semua ini." lanjutnya.
Elena menganga mendengar itu, makanan yang berada dimeja cukup banyak jadi jika tidak habis bagaimana? lagian juga dirinya tidak akan mampu untuk membayar semua makanan ini.
"Tapi banyak sekali makanannya." ucap pelan Elena.
Bryan menatap Elena dengan malas. "Kau itu kekurangan gizi, liat tubuhmu kurus seperti itu jadi aku harap kau memakan semua ini dan harus habis, tidak ada tawaran ataupun penolakan jadi cepat makan."
Elena menghela nafasnya pelan lalu menatap Bryan dengan wajah yang mencoba untuk tetap sabar.
Memangnya orang kurus itu kekurangan gizi apa?! sok tau sekali pria ini!
↔↔↔
Trmkasii sudah membaca❤
Harap tinggalkan jejaknya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Nabilla
si pelayan tdk tau diri, jgn rendahin org dong
2023-04-14
1
Yani
Sekali ngehabisin makan bantak bisa langsung gemuk enek mah iya
2023-01-17
0
Ati Nurhayati
bukan kurus bry. tp langsing...yakaaan
2021-09-17
0