Selamat membaca❤
Jangan lupa tinggalkan jejak ya like, vote dan comentnya terimakasih😍
↪↪
Elena membulatkan matanya menatap dokter dihadapannya yang terlihat santai, dia sama sekali tidak terlihat merasa bersalah setelah mengatakan hal kejam tadi.
"Aku bukan wanita seperti itu Dok." Elena menunduk, ia bukan gadis murahan yang mau menikah dengan orang yang bukan dikenalnya. Ia bukan gadis nakal seperti wanita-wanita didunia malam.
Bryan mengerti apa yang diucapkan wanita itu barusan. "Ck! aku juga mana mungkin menikah dengan perempuan seperti itu."
Elena menunduk. "Ta-tapi pernikahan adalah upacara sakral Dok, a-aku gak mau main-main dalam pernikahan."
"Siapa juga yang ingin bermain-main dalam pernikahan. Aku itu ingin membantu-mu tapi kau juga harus membalas budi dengan kebaikan-ku karna membantumu."
Elena mendonggakkan wajahnya menatap binggung Dokter itu. "Aku tidak mengerti." sahut Elena, ia masih binggung dengan ucapan pria dihadapannya.
Bryan nampak menghela nafasnya pelan. "Intinya aku membantumu dan kau juga harus membantuku. Aku akan melunaskan semua pengobatan Ayahmu dan kau harus menikah denganku agar aku tidak ditanya-tanya lagi tentang pernikahan. Pernikahan ini saling menguntungkan kedua belah pihak bukan?"
Elena mengangguk pelan ketika mendengar penjelasan itu, jadi Dokter ini ingin menikah dengannya karna sering ditanya-tanya oleh keluarganya?
"Ayo cepat jawab, aku tidak mempunyai banyak waktu." lanjut dingin Bryan menatap tajam Elena yang hanya diam sedari tadi.
Elena menatap Bryan bimbang, ia binggung harus menjawab apa sekarang. Apa ia terima saja? tapi Elena tidak ingin menikah diusia se-muda ini apalagi menikah dengan seseorang yang sama sekali ia tidak cintai parahnya pun ia sama sekali belum kenal dengan pria ini.
"Aku-" Elena masih binggung, apa dokter didepannya ini tidak memberikan-nya waktu untuk menjawab ajakan nikahnya?
Bryan nampak malas melihat Elena yang terlihat binggung. Banyak perempuan yang mengantri ingin dinikahinya tapi kenapa perempuan dihadapannya ini seperti tidak ingin menikah dengannya? tapi karna hal ini ia juga semakin tertarik pada wanita bernama Elena didepannya.
"Aku hitung sampai lima dan kau harus memberikan jawabannya."
"Be-berikan aku wa-waktu." pelan Elena menatap takut pria dihadapannya.
Mendengar itu membuat Bryan menaikkan sebelah alisnya, ia tersenyum miring menatap Elena tajam.
"Satu."
Bryan mulai berhitung membuat Elena membulatkan matanya.
"Dua."
Sepertinya Bryan tidak mau mendengar ucapan Elena yang butuh waktu untuk menjawab semua itu.
"Tiga."
Dihitungan ketiga Elena masih diam, ia masih memikirkan semua ini. Dirinya hanya takut mengambil langkah yang salah.
"Empat."
"Li-"
"Iya a-aku mau menikah denganmu." jawab Elena menunduk, ia sudah memutuskan ini semua dan semoga Bapaknya itu bisa sembuh dengan dirawat disini.
Bryan tersenyum miring. Ia tau pasti perempuan didepannya ini mau menikah dengannya, siapa sih yang tak mau menikah dengan Dokter muda dan tampan sepertinya?
"Sudah ku duga kau akan menjawab itu." Bryan tersenyum miring, ia berhasil membuat Elena berada dilingkupannya.
"Jadi Bapak bisa dirawat disini kan Dok?" ucap Elena dengan mengangkat wajahnya menatap pria dihadapannya.
Elena hanya memikirkan Bapaknya, ia harus berkorban demi Dimas. Ia rela melakukan apapun demi kesembuhan orangtua satu-satunya yang dia miliki sekarang.
Bryan mengangguk singkat, ia tau perempuan didepannya ini menerima dirinya untuk Bapaknya. Bryan bertambah yakin jika perempuan dihadapannya ini adalah gadis baik-baik.
"Yasudah kalo begitu aku akan mengantarkan-mu pulang." ucap dingin Bryan membuat wajah Elena binggung.
"Untuk apa?" tanya Elena, kenapa dokter dihadapannya ini ingin mengantarkannya pulang? apa Dokter ini mengusirnya?
Bryan menghela nafasnya kembali pelan, perempuan dihadapannya ini sepertinya sangat polos atau memang bodoh?
"Ck! aku akan mengantarkan mu pulang untuk kau membereskan semua pakaian mu, kau tadi sudah meng-iyakan ajakan nikahku jadi mulai sekarang kau harus tinggal denganku. Aku juga akan memperkenalkan mu pada semua keluarga ku nanti."
Mendengar itu membuat Elena menegguk salivanya kasar, apa semua ini nyata? dirinya masih tak yakin akan menikah dengan Dokter dihadapannya ini.
"Ta-tapi Bapak saya?"
"Huh! Bapak-mu itu akan baik-baik saja disini jadi kau tidak perlu khawatir, cepat aku akan mengantarkan-mu sekarang." sahut Bryan dengan sedikit kesal. Ia sudah tak sabar untuk memperkenalkan wanita dihadapannya ini dengan keluarganya.
"Yasudah ayo." jawab Elena dengan menunduk tak berani menatap pria dihadapannya.
Bryan pun melangkahkan kakinya menuju kearah pintu rumah sakit ini dengan diikuti Elena dibelakangnya.
Sampai didepan rumah sakit Bryan berbalik menatap Elena yang berada dibelakangnya sedari tadi.
"Jangan menunduk seperti itu aku tidak suka."
Mendengar itu membuat Elena langsung mengangkat wajahnya menatap Bryan.
Aku juga tidak suka denganmu huh!
"Kau bisa menyetir mobil?" tanya Bryan membuat Elena mengerutkan dahinya.
"Kenapa memangnya?" pelan Elena. Ada apa pria dihadapannya ini bertanya tentang menyetir mobil? apa dirinya disuruh kerja menjadi supir? kejam sekali pria dihadapannya ini.
"Ck kau tinggal jawab saja iya atau tidak!" sentak Bryan membuat Elena menunduk kembali, ia takut ketika melihat Bryan membentaknya seperti tadi.
"Iya." jawab Elena pasrah. Ia sebenarnya menjawab 'iya' dengan yakin tak yakin.
"Kau yakin?" Bryan menatap curiga perempuan ini, apa benar dia bisa menyetir mobil? bukan apa-apa, dirinya hanya takut jika Elena menjawab iya padahal dirinya saja tidak bisa menyetir.
"Yakin." Elena menjawabnya dengan yakin.
Bryan dengan cepat mengangguk dan melemparkan sebuah kunci yang langsung ditangkap Elena.
Menerima kunci itu membuat Elena menatap benda itu tak lama ia mengalihkan pandangannya pada Bryan.
"Ini kunci apa?" semoga saja apa yang ada dipikiran Elena tadi tidak terjadi.
"Mobil. Sekarang kau harus menyetir mobil-ku. Ayo cepat." titah Bryan dengan berjalan menuju mobil putih yang sudah berada dilobi rumah sakit.
Perintah itu membuat mata Elena membulat. Ternyata apa yang ada dipikirannya sekarang terjadi, ada apa dengan pria ini kenapa ia disuruh membawa mobilnya?
"Hey! ayo cepat."
Elena langsung tersadar dari pikirannya, ia langsung menatap Bryan yang berdiri didepan sebuah mobil. Dengan segera Elena berjalan menuju kearah pria itu.
"Dokter yakin aku yang menyetir?" tanya Elena ketika sampai dihadapannya dokter ini.
Nampak Bryan menaikkan kedua bahunya. "Kau bilang kau bisa menyetir jadi kau saja yang menyetir, aku akan duduk disampingmu."
Setelah mengatakan itu Bryan masuk kedalam mobil. Elena yang melihat itu pun ikut berjalan masuk kedalam mobil.
Ketika mereka sudah berada didalam mobil Elena pum mulai menyalakan mesin mobil ini.
Brum..Brum
"Aku tidak mau mobil-ku sampai lecet, sedikit saja aku melihat ada goresan dimobil ini kau akan kena akibatnya." ucap Bryan dengan menatap kedepannya tanpa melihat Elena.
Elena memegang stir dengan tangan yang mulai dingin, ia gugup sekarang.
"Iy-iya."
"Kau bisa-kan menyetir?" ucap sekali lagi Bryan untuk memastikan, ia melihat wanita disampingnya dengan dingin.
Elena mengangguk yakin. "Bisa dok."
"Bagus, aku ingin memiliki istri yang bisa dalam segala hal agar aku tidak perlu membuang uang-ku hanya untuk membayar supir ataupun yang lainnya."
Elena membulatkan matanya mendengar itu, ia benar bukan? pasti dirinya akan dijadikan supir orang disampingnya ini. Sebenarnya dirinya ini akan menjadi istrinya atau menjadi budaknya sih?
Kalo gini aku lebih baik menabrakan saja mobilnya biar cowok ini tau rasa!
↔↔↔
Tinggalkan jejak ya!
Suka? mohon dukungannya juga❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Fitriyani
shrznya qm hrs ttp bersyukur elena, wlwpun seandainya qm bnr d jd kn supir,atau bhkn budak,anggap aja itu utk mmbayar apa yg d lkukn Bryan utk bapak mu,jd jgn asal merasa Krn Bryan menikahi mu lgsg qm berharap bnr2 d anggap istri,,
2023-02-16
0
Yani
Dasar dr ga mau ribet yang jadi istri harus srgala bisa
2023-01-16
0
Sri Widjiastuti
mending disuruh jd supir, halal tau elena
2022-12-30
0