BAB16: Bertemu Abraham

HAPPY READING GUYS🍁

Elena diam membatu ketika suara itu terdengar. Ia menatap kedua orang yang berada didepannya, ia tidak mengenali mereka namun Elena samar-samar sepertinya pernah melihat keduanya tapi ia tidak ingat dimana melihatnya.

"Kok ada perempuan asing sih disini Pah?" tanya gadis disamping pria berumur itu. Dilihat-lihat mungkin umurnya tak jauh beda darinya.

"Papah juga gak tau." ucap pria berumur itu dengan menatap Elena kembali yang masih diam disana. "Kamu siapa? kok bisa-bisanya masuk kedalam rumah ini?!" tegasnya.

Suara sentakan itu membuat Elena mengigil ketakutan melebihi tatapan tajam dari Dokter Bryan. "Sa-saya Elena, Tuan." pelannya.

"Eh kamu udah pulang, Mas?"

Tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang Elena, dengan segera tatapan ketiga orang disana menatap ke asal suara tersebut.

"Iya sayang, mana mungkin aku meninggalkan mu lama-lama dirumah, aku takut kau rindu padaku nanti." jawab pria berumur itu dengan sedikit terkekeh.

Ya, yang berbicara tadi adalah Meldi-Nyonya dirumah ini. Wanita berumur itu berjalan mendekati pria dihadapan Elena dengan tersenyum manis.

Elena masih diam, ia menatap pria berusia itu yang sudah merubah wajahnya menjadi tersenyum ketika Meldi mendekatinya lain ketika berhadapan dengannya tadi yang terkesan tajam.

"Kamu ini." kekeh Meldi dengan tersenyum ketika sudah berada dihadapan pria berumur itu.

Mata pria itu lagi-lagi menatap Elena, membuat Meldi paham apa yang ada dipikiran pria dihadapannya.

Meldi tersenyum manis. "Dia calon istri-nya Bryan, Mas." ucapnya membuat kedua orang itu terkejut bukan main.

Elena meneguk salivanya kasar dengan senyum yang ia lebarkan paksa, sekarang dirinya pun tidak tau harus berbicara apa.

Pria itu mendekat kearah Elena membuat gadis itu sedikit gugup, matanya nampak tajam menatap Elena yang tidak berdosa ini.

Tatapan itu

Elena jelas-jelas tau jika tatapan tajam itu sama persis dengan Dokter yang membawanya kerumah ini, apa jangan-jangan pria ini?

"Saya Abraham Atmaja, Ayah kandung dari Bryan. Siapa namamu?" tegasnya.

"Ele-elena Alyandra." gugup Elena. Sekarang ia mengingatnya jika pria dihadapannya ini adalah pemilik perusahaan yang cukup terkenal, ia yakin pasti dirinya pernah melihat pria ini di sebuah televisi.

Abraham menatap tajam Elena yang sudah menunduk. "Kau benar calon istri Bryan?" Abraham menatap dari atas sampai bawah tubuh gadis dihadapannya. "Kau benar-benar memiliki hubungan dengan anak itu?"

Elena bertambah gugup ketika suara penuh tekanan itu terdengar ditelinganya. "Iya." pelannya.

Wajah Abraham dengan Bryan hampir mirip malah terbilang seperti kembaran menurutnya. Elena masih menunduk tak berani menatap mata dari pria yang akan menjadi mertuanya ini.

"Mas, kamu jangan natap Elena kayak gitu kan dia jadi takut," ujar Meldi dengan berjalan mendekati kedua orang itu.

Meldi mengusap pelan lengan Elena. "Kita duduk yuk?" Meldi menarik tangan Elena pelan untuk mengajaknya duduk di kursi ruang tamu ini.

Abraham dan sosok gadis cantik itu pun ikut duduk disofa dengan tatapan yang masih menatap Elena. Sekarang posisi Elena sudah seperti pelaku yang akan disidang oleh hakim.

Elena duduk disamping Meldi sedangkan Abraham duduk dengan gadis yang belum ia ketahui dihadapannya.

Elena memilih untuk menunduk namun sesekali menatap kearah depannya. Semua mata menatap kearahnya sekarang membuat dirinya sedikit takut.

Melihat Elena yang makin menunduk membuat Meldi menatap tajam Abraham. Suaminya memang seperti itu jika melihat orang baru dirumah ini apalagi sebentar lagi Elena akan menjadi menantunya.

Abraham yang merasa ditatap tajam dari wanitanya hanya membalas dengan tatapan penuh cinta dan senyuman hangat. Jika sudah berhubungan dengan Meldi, Abraham tidak bisa menolak ataupun membantahnya karna menuruti keinginan Meldi adalah kebahagiaan untuknya. Bisa dibilang dia sudah dibucinkan dengan cintanya pada Meldi.

"Kau yakin akan menikah dengan anak itu?" tanya sekali lagi Abraham dengan dingin sembari menatap Elena penuh arti.

Dengan cepat Elena mengangguk, ia sudah tidak memiliki jawaban apapun. Seandainya saja Dokter itu ada disini mungkin Elena tidak akan segugup ini.

Tatapan dingin masih terlihat dimata Abraham sama dengan tatapan yang dikeluarkan oleh gadis disebelahnya. Gadis itu nampak menajamkan matanya memperhatikan setiap gerak-gerik Elena.

"Syukur lah jika kau mau dengan pria dingin itu, jadi aku sudah tidak akan repot-repot lagi menyuruhnya segera menikah." helaan nafas dengan nada bahagia terdengar di bibir Abraham.

Elena mengangkat wajahnya menatap Abraham yang sudah tersenyum menatapnya, tak ada lagi tatapan tajam seperti tadi. Lain dengan tatapan gadis didepannya.

"Jadi kapan kalian akan menikah?" tanya kembali Abraham membuat wajah Elena kembali meredup.

Dokter itu mengatakan secepatnya, jadi aku harus jawab kapan?

Setelah sekian lama berfikir Elena pun menjawab dengan alakadarnya "Se-secepatnya." jawab Elena dengan tersenyum yang ia buat-buat.

"Iya secepatnya itu kapan?!" lanjut Abraham dengan penuh tanya.

Elena jadi binggung sendiri sekarang. Keputusan ada ditangan Dokter itu jadi ia binggung kapan Bryan akan menikahinya.

"Sudah lah Mas, biarin mereka tentuin dulu kapan mau nikahnya, iyakan Na?" Meldi menatap Elena dengan tersenyum.

Kali ini Elena diselamatkan dengan calon mertuanya itu, syukurlah jadi dirinya tidak perlu mencari jawaban kapan akan menikah.

Abraham menatap Elena dengan sedikit penuh teka-teki. Sepertinya dirinya harus mencari tau asal-usul gadis itu, ia hanya memastikan agar Bryan tidak salah memilih calon istri.

"Huh baiklah!" Abraham bangkit dari duduknya dan menatap Meldi. "Ayo kita ke kamar, aku mulai merindukanmu sekarang."

Elena membulatkan matanya mendengar itu diikuti tatapan tajam dari Meldi yang menatap suaminya.

"Mas! kamu ini ya, gak bisa liat situasi dan kondisi." kesal Meldi, suaminya ini memang tidak mandang waktu jika merindukannya.

"Aku tidak peduli, ayo kita kekamar." Abraham mengenggam tangan wanitanya untuk ikut bersamanya.

"Aku tidak mau." Meldi menolak ajakan kekamarnya itu, ia sudah tau apa yang akan dilakukan suaminya nanti.

"Ck! kau sudah mulai nakal ya sekarang, berani membantahku hm?" Abraham dengan segera menggendong Meldi ditangannya dan melangkah menuju kamarnya yang berada dilantai dua.

"Mas! turunin gak!"

"Tidak mau!."

Elena masih membulatkan matanya menatap kedua orang dihadapannya, ia tak percaya pasangan yang sudah berusia lanjut itu masih bisa bermesra-mesraan seperti pasangan muda.

Setelah kedua orang itu tidak terlihat lagi dimatanya dengan segera Elena mengalihkan pandangannya pada gadis yang masih duduk dihadapannya. Elena tersenyum manis menatap gadis itu namun sayangnya gadis didepannya tidak merespon senyuma nya.

Gadis itu nampak bangkit dan berjalan mendekati Elena sampai akhirnya gadis cantik itu duduk disamping Elena.

"Kenalin aku Frischa Claras Atmaja biasa dipanggil Caca, adik dari Kak Bryan sekaligus anak terakhir dikeluarga ini," ucap gadis bernama Caca dengan mengangkat tangannya untuk memberi salaman perkenalan.

Frischa Claras Atmaja adalah anak ketiga dikeluarga ini dan juga anak terakhir disini. Gadis itu masih menduduki bangku kelas 11 SMA, umurnya hanya berbeda 1 tahun dengan sang kakak kedua-Aiden Atmaja.

"Elena Alyandra," Elena pun menerima salaman tersebut sebagai tanda menerima perkenalan dari gadis didepannya.

Tak lama salaman keduanya pun terlepas sepihak oleh Caca, gadis itu nampak menatap Elena dari atas sampai bawah membuat Elena sedikit tidak nyaman.

"Kakak beneran sama kak Bryan? gak ada maksud dibalik itu kan?" sahut Caca dengan pandangan penuh selidik.

Elena dengan segera menggeleng, ia mencoba menormalkan wajahnya agar gadis dihadapannya tidak curiga. "Ga-gak ada."

Elena masih diam dengan menatap Caca yang juga menatapnya, ia tidak tau maksud dibalik tatapannya itu.

Drttt..Drtt..

Ponsel di tas Elena tiba-tiba bergetar membuat sang pemilik ponsel menatap kearah tas yang dipegangnya.

Dengan cepat Elena membuka tasnya dan membawa ponsel tersebut di kedua tangannya. Ia menatap layar ponsel tersebut yang menampilkan namaer seseorang disana dengan cepat Elena bangkit dari duduknya.

"Em, maaf aku angkat telpon dulu," Elena pamit dan berjalan menjauh dari Caca yang masih terdiam duduk.

Melihat Elena yang sudah pergi dari hadapannya membuat Caca bangkit dengan arah pandang yang masih menatap kearah Elena disana.

"Gue harap lo gak gangguin calon kakak ipar."

Mendengar suara dari arah sampingnya membuat Caca mengalihkan pandangannya pada asal suara tersebut.

Ya, disana ada Aiden yang tak lain adalah kakak keduanya setelah Bryan. Entah darimana datangnya pria itu sampai-sampai sudah berada disampingnya.

"Kakak pikir aku mau gangguin wanita itu apa?" tajam Caca menatap Aiden.

"Gue tau apa yang ada dipikiran lo." tegas Aiden, ia sudah tau apa yang akan dilakukan adiknya ini.

Caca memutarkan bola matanya malas. "Gue cuma mau tau, dia itu beneran cinta sama Kak Bryan atau enggak. Kita gak tau kan apa yang ada dipikiran wanita itu?"

"Iya tapi lo jangan nuduh orang sembarangan, gue yakin calon kakak ipar itu baik." Aiden menghela nafasnya pelan. Ia mencoba menasehati adiknya agar tidak berbuat macam-macam walau Aiden tau adiknya ini sedikit keras kepala.

"Kita liat aja nanti dan juga kita liat seberapa lama wanita itu betah tinggal dirumah ini," Caca tersenyum manis menatap Aiden lalu melangkah pergi menuju kamarnya yang berada dekat dengan ruang tamu.

Aiden menatap Caca yang sudah berjalan didepannya. Adiknya itu memang overprotektif terhadap kakak-kakaknya sampai-sampai ia memiliki karakteria calon kakak iparnya sendiri. Gadis itu bilang dia tidak mau kakak-kakaknya sampai sakit hati dengan wanita yang dicintanya. Caca tidak akan membiarkan wanita-wanita yang mendekati kakaknya bisa hidup dengan tenang selama ia belum yakin apa wanita-wanita itu pantas bersama kakaknya. Anak itu memiliki banyak akal yang membuat Aiden sedikit khawatir dengan calon kakak iparnya itu.

"Hah! gue harus jagain kakak ipar dari anak nakal itu."

↔↔↔

Terimakasih sudah membaca❤

Oh iya sedikit info aku udah open anggota gc baru digrup apk ini, untuk yang kemarin-kemarin udah gabung maaf aku keluarin kalian karna ada beberapa masalah jadi sementara aku tutup Gc nya dan sekarang udah aku buka lagi.

Setiap jadwal aku up atau kapan aku up akan diberitahu di Gc jadi yang mau masuk grup silahkan sekalian untuk bersilahturahmi❤

Terpopuler

Comments

hari roh

hari roh

suka bngt ma cerita ya

2023-08-07

0

Yani

Yani

Ntar juga Caca bakal jadi temen deket sama Elena

2023-01-17

0

Sinsin Nur Syifa Karimah

Sinsin Nur Syifa Karimah

Aiden aku padamu 🥰

2021-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 ELENA ALYANDRA
2 BRYAN ATMAJA
3 BAB1: Bekerja
4 BAB2: Dipecat
5 BAB3: Rumah sakit (1)
6 BAB4: Rumah Putri
7 BAB5: Bertemu
8 BAB6: Kesal Bryan
9 BAB7: Iya atau tidak?
10 BAB8: Keputusan Elena
11 BAB9: Rumah Elena
12 BAB10: Kesedihan Elena
13 BAB11: Di Restaurant
14 BAB12: Kebaikan Elena
15 BAB13: Rumah Bryan
16 BAB14: Surat perjanjian
17 BAB15: Isi perjanjian
18 BAB16: Bertemu Abraham
19 BAB17: Donor Darah
20 BAB18: Curiga Putri
21 BAB19: Operasi kembali
22 BAB20: Amarah Abraham
23 BAB21: Sadar
24 BAB22: Di Kantin
25 BAB23: Kedatangan Abraham
26 BAB24: Menikah
27 BAB25: Kesal Elena (1)
28 BAB26: Sampai
29 BAB27: Gengsi
30 BAB28: Pesta
31 BAB29: Bertemu Wilson
32 BAB30: Wilson kecewa
33 BAB31: Insiden di kamar mandi
34 BAB32: Sarapan pagi
35 BAB33: Genggaman tangan
36 BAB34: Menemui Dimas
37 BAB35: Karna Pijatan
38 BAB 36: Rencana Meldi
39 BAB37: Tertarik?
40 BAB38: Paman Arlan
41 BAB39: Sosok Pria Di Figura
42 BAB40: Cemburu?
43 BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44 BAB42: Perhatian Bryan
45 BAB43: Hamil?
46 BAB44: Kekesalan Chaca
47 BAB45: Salah Paham
48 BAB46: Rumah Sakit (2)
49 BAB47: Maaf
50 Bab48: Selamat Jalan Bapak
51 BAB49: Bertemu Putri
52 BAB50: Pemakaman
53 BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54 BAB52: Keputusan
55 BAB53: Bunga
56 BAB54: Cerai?
57 BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58 BAB56: Nasehat Abraham
59 BAB57: Rencana bekerja
60 BAB58: Sarapan Pagi
61 BAB59: Kesal Elena (2)
62 BAB60: Permintaan Chaca
63 BAB61: Berangkat
64 BAB62: Kecelakaan
65 BAB63: Tuduhan
66 BAB64: Elena tersadar
67 BAB65: Buta
68 BAB66: Kedatangan Putri
69 BAB67: Donor Mata
70 BAB68: Sarah Widiya
71 BAB69: Rencana Pertemuan
72 BAB70: Pertemuan
73 BAB71: Kekesalan
74 BAB72: Pernyataan Putri
75 BAB73: Kegembiraan
76 BAB74: Berdetak kencang
77 BAB75: Pulang bareng Putri
78 BAB76: Ungkapan Wilson
79 BAB77: Festival Pasar Malam
80 BAB78: Bertemu Putri
81 BAB79: Pulang
82 BAB80: Taman Belakang
83 BAB81: Sindiran Chaca
84 BAB82: Kode anak?
85 BAB83: Aiden
86 BAB84: CCTV Rumah
87 BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88 BAB86: Aksi Chaca
89 BAB87: Pesta (2)
90 BAB88: Fakta
91 BAB89: Fakta (2)
92 BAB90: Pelukan
93 BAB91: Menyendiri
94 BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95 BAB93: Kunjungan Elena
96 BAB94: Artikel tentang Elena
97 BAB95: Malu!
98 BAB96: Kesal Chaca
99 BAB97: Perubahan Bryan
100 BAB98: Godaan Abraham
101 BAB99: Bulan madu?
102 BAB100: Sampai
103 BAB101: Di Kamar Hotel
104 BAB102: Teman Lama Bryan?
105 BAB103: Sakit Hati Elena
106 BAB104: Elena Cemburu?
107 BAB105: Bersiap Diri
108 BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109 BAB107: Jadi Mia itu?
110 BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111 Ekstra Part 1
112 Ekstra part 2
113 Ekstra part 3
114 Esktra part 4
115 Ekstra part 5
116 Ekstra part 6
117 Ekstra part 7
118 Ekstra part 8
119 Ekstra part 9
120 Ekstra part 10
121 Ekstra part 11
122 Ekstra part 12
123 Ekstra part 13
124 Ekstra part 14 [End]
Episodes

Updated 124 Episodes

1
ELENA ALYANDRA
2
BRYAN ATMAJA
3
BAB1: Bekerja
4
BAB2: Dipecat
5
BAB3: Rumah sakit (1)
6
BAB4: Rumah Putri
7
BAB5: Bertemu
8
BAB6: Kesal Bryan
9
BAB7: Iya atau tidak?
10
BAB8: Keputusan Elena
11
BAB9: Rumah Elena
12
BAB10: Kesedihan Elena
13
BAB11: Di Restaurant
14
BAB12: Kebaikan Elena
15
BAB13: Rumah Bryan
16
BAB14: Surat perjanjian
17
BAB15: Isi perjanjian
18
BAB16: Bertemu Abraham
19
BAB17: Donor Darah
20
BAB18: Curiga Putri
21
BAB19: Operasi kembali
22
BAB20: Amarah Abraham
23
BAB21: Sadar
24
BAB22: Di Kantin
25
BAB23: Kedatangan Abraham
26
BAB24: Menikah
27
BAB25: Kesal Elena (1)
28
BAB26: Sampai
29
BAB27: Gengsi
30
BAB28: Pesta
31
BAB29: Bertemu Wilson
32
BAB30: Wilson kecewa
33
BAB31: Insiden di kamar mandi
34
BAB32: Sarapan pagi
35
BAB33: Genggaman tangan
36
BAB34: Menemui Dimas
37
BAB35: Karna Pijatan
38
BAB 36: Rencana Meldi
39
BAB37: Tertarik?
40
BAB38: Paman Arlan
41
BAB39: Sosok Pria Di Figura
42
BAB40: Cemburu?
43
BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44
BAB42: Perhatian Bryan
45
BAB43: Hamil?
46
BAB44: Kekesalan Chaca
47
BAB45: Salah Paham
48
BAB46: Rumah Sakit (2)
49
BAB47: Maaf
50
Bab48: Selamat Jalan Bapak
51
BAB49: Bertemu Putri
52
BAB50: Pemakaman
53
BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54
BAB52: Keputusan
55
BAB53: Bunga
56
BAB54: Cerai?
57
BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58
BAB56: Nasehat Abraham
59
BAB57: Rencana bekerja
60
BAB58: Sarapan Pagi
61
BAB59: Kesal Elena (2)
62
BAB60: Permintaan Chaca
63
BAB61: Berangkat
64
BAB62: Kecelakaan
65
BAB63: Tuduhan
66
BAB64: Elena tersadar
67
BAB65: Buta
68
BAB66: Kedatangan Putri
69
BAB67: Donor Mata
70
BAB68: Sarah Widiya
71
BAB69: Rencana Pertemuan
72
BAB70: Pertemuan
73
BAB71: Kekesalan
74
BAB72: Pernyataan Putri
75
BAB73: Kegembiraan
76
BAB74: Berdetak kencang
77
BAB75: Pulang bareng Putri
78
BAB76: Ungkapan Wilson
79
BAB77: Festival Pasar Malam
80
BAB78: Bertemu Putri
81
BAB79: Pulang
82
BAB80: Taman Belakang
83
BAB81: Sindiran Chaca
84
BAB82: Kode anak?
85
BAB83: Aiden
86
BAB84: CCTV Rumah
87
BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88
BAB86: Aksi Chaca
89
BAB87: Pesta (2)
90
BAB88: Fakta
91
BAB89: Fakta (2)
92
BAB90: Pelukan
93
BAB91: Menyendiri
94
BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95
BAB93: Kunjungan Elena
96
BAB94: Artikel tentang Elena
97
BAB95: Malu!
98
BAB96: Kesal Chaca
99
BAB97: Perubahan Bryan
100
BAB98: Godaan Abraham
101
BAB99: Bulan madu?
102
BAB100: Sampai
103
BAB101: Di Kamar Hotel
104
BAB102: Teman Lama Bryan?
105
BAB103: Sakit Hati Elena
106
BAB104: Elena Cemburu?
107
BAB105: Bersiap Diri
108
BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109
BAB107: Jadi Mia itu?
110
BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111
Ekstra Part 1
112
Ekstra part 2
113
Ekstra part 3
114
Esktra part 4
115
Ekstra part 5
116
Ekstra part 6
117
Ekstra part 7
118
Ekstra part 8
119
Ekstra part 9
120
Ekstra part 10
121
Ekstra part 11
122
Ekstra part 12
123
Ekstra part 13
124
Ekstra part 14 [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!