HAPPY READING GUYS🍁
Elena diam membatu ketika suara itu terdengar. Ia menatap kedua orang yang berada didepannya, ia tidak mengenali mereka namun Elena samar-samar sepertinya pernah melihat keduanya tapi ia tidak ingat dimana melihatnya.
"Kok ada perempuan asing sih disini Pah?" tanya gadis disamping pria berumur itu. Dilihat-lihat mungkin umurnya tak jauh beda darinya.
"Papah juga gak tau." ucap pria berumur itu dengan menatap Elena kembali yang masih diam disana. "Kamu siapa? kok bisa-bisanya masuk kedalam rumah ini?!" tegasnya.
Suara sentakan itu membuat Elena mengigil ketakutan melebihi tatapan tajam dari Dokter Bryan. "Sa-saya Elena, Tuan." pelannya.
"Eh kamu udah pulang, Mas?"
Tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang Elena, dengan segera tatapan ketiga orang disana menatap ke asal suara tersebut.
"Iya sayang, mana mungkin aku meninggalkan mu lama-lama dirumah, aku takut kau rindu padaku nanti." jawab pria berumur itu dengan sedikit terkekeh.
Ya, yang berbicara tadi adalah Meldi-Nyonya dirumah ini. Wanita berumur itu berjalan mendekati pria dihadapan Elena dengan tersenyum manis.
Elena masih diam, ia menatap pria berusia itu yang sudah merubah wajahnya menjadi tersenyum ketika Meldi mendekatinya lain ketika berhadapan dengannya tadi yang terkesan tajam.
"Kamu ini." kekeh Meldi dengan tersenyum ketika sudah berada dihadapan pria berumur itu.
Mata pria itu lagi-lagi menatap Elena, membuat Meldi paham apa yang ada dipikiran pria dihadapannya.
Meldi tersenyum manis. "Dia calon istri-nya Bryan, Mas." ucapnya membuat kedua orang itu terkejut bukan main.
Elena meneguk salivanya kasar dengan senyum yang ia lebarkan paksa, sekarang dirinya pun tidak tau harus berbicara apa.
Pria itu mendekat kearah Elena membuat gadis itu sedikit gugup, matanya nampak tajam menatap Elena yang tidak berdosa ini.
Tatapan itu
Elena jelas-jelas tau jika tatapan tajam itu sama persis dengan Dokter yang membawanya kerumah ini, apa jangan-jangan pria ini?
"Saya Abraham Atmaja, Ayah kandung dari Bryan. Siapa namamu?" tegasnya.
"Ele-elena Alyandra." gugup Elena. Sekarang ia mengingatnya jika pria dihadapannya ini adalah pemilik perusahaan yang cukup terkenal, ia yakin pasti dirinya pernah melihat pria ini di sebuah televisi.
Abraham menatap tajam Elena yang sudah menunduk. "Kau benar calon istri Bryan?" Abraham menatap dari atas sampai bawah tubuh gadis dihadapannya. "Kau benar-benar memiliki hubungan dengan anak itu?"
Elena bertambah gugup ketika suara penuh tekanan itu terdengar ditelinganya. "Iya." pelannya.
Wajah Abraham dengan Bryan hampir mirip malah terbilang seperti kembaran menurutnya. Elena masih menunduk tak berani menatap mata dari pria yang akan menjadi mertuanya ini.
"Mas, kamu jangan natap Elena kayak gitu kan dia jadi takut," ujar Meldi dengan berjalan mendekati kedua orang itu.
Meldi mengusap pelan lengan Elena. "Kita duduk yuk?" Meldi menarik tangan Elena pelan untuk mengajaknya duduk di kursi ruang tamu ini.
Abraham dan sosok gadis cantik itu pun ikut duduk disofa dengan tatapan yang masih menatap Elena. Sekarang posisi Elena sudah seperti pelaku yang akan disidang oleh hakim.
Elena duduk disamping Meldi sedangkan Abraham duduk dengan gadis yang belum ia ketahui dihadapannya.
Elena memilih untuk menunduk namun sesekali menatap kearah depannya. Semua mata menatap kearahnya sekarang membuat dirinya sedikit takut.
Melihat Elena yang makin menunduk membuat Meldi menatap tajam Abraham. Suaminya memang seperti itu jika melihat orang baru dirumah ini apalagi sebentar lagi Elena akan menjadi menantunya.
Abraham yang merasa ditatap tajam dari wanitanya hanya membalas dengan tatapan penuh cinta dan senyuman hangat. Jika sudah berhubungan dengan Meldi, Abraham tidak bisa menolak ataupun membantahnya karna menuruti keinginan Meldi adalah kebahagiaan untuknya. Bisa dibilang dia sudah dibucinkan dengan cintanya pada Meldi.
"Kau yakin akan menikah dengan anak itu?" tanya sekali lagi Abraham dengan dingin sembari menatap Elena penuh arti.
Dengan cepat Elena mengangguk, ia sudah tidak memiliki jawaban apapun. Seandainya saja Dokter itu ada disini mungkin Elena tidak akan segugup ini.
Tatapan dingin masih terlihat dimata Abraham sama dengan tatapan yang dikeluarkan oleh gadis disebelahnya. Gadis itu nampak menajamkan matanya memperhatikan setiap gerak-gerik Elena.
"Syukur lah jika kau mau dengan pria dingin itu, jadi aku sudah tidak akan repot-repot lagi menyuruhnya segera menikah." helaan nafas dengan nada bahagia terdengar di bibir Abraham.
Elena mengangkat wajahnya menatap Abraham yang sudah tersenyum menatapnya, tak ada lagi tatapan tajam seperti tadi. Lain dengan tatapan gadis didepannya.
"Jadi kapan kalian akan menikah?" tanya kembali Abraham membuat wajah Elena kembali meredup.
Dokter itu mengatakan secepatnya, jadi aku harus jawab kapan?
Setelah sekian lama berfikir Elena pun menjawab dengan alakadarnya "Se-secepatnya." jawab Elena dengan tersenyum yang ia buat-buat.
"Iya secepatnya itu kapan?!" lanjut Abraham dengan penuh tanya.
Elena jadi binggung sendiri sekarang. Keputusan ada ditangan Dokter itu jadi ia binggung kapan Bryan akan menikahinya.
"Sudah lah Mas, biarin mereka tentuin dulu kapan mau nikahnya, iyakan Na?" Meldi menatap Elena dengan tersenyum.
Kali ini Elena diselamatkan dengan calon mertuanya itu, syukurlah jadi dirinya tidak perlu mencari jawaban kapan akan menikah.
Abraham menatap Elena dengan sedikit penuh teka-teki. Sepertinya dirinya harus mencari tau asal-usul gadis itu, ia hanya memastikan agar Bryan tidak salah memilih calon istri.
"Huh baiklah!" Abraham bangkit dari duduknya dan menatap Meldi. "Ayo kita ke kamar, aku mulai merindukanmu sekarang."
Elena membulatkan matanya mendengar itu diikuti tatapan tajam dari Meldi yang menatap suaminya.
"Mas! kamu ini ya, gak bisa liat situasi dan kondisi." kesal Meldi, suaminya ini memang tidak mandang waktu jika merindukannya.
"Aku tidak peduli, ayo kita kekamar." Abraham mengenggam tangan wanitanya untuk ikut bersamanya.
"Aku tidak mau." Meldi menolak ajakan kekamarnya itu, ia sudah tau apa yang akan dilakukan suaminya nanti.
"Ck! kau sudah mulai nakal ya sekarang, berani membantahku hm?" Abraham dengan segera menggendong Meldi ditangannya dan melangkah menuju kamarnya yang berada dilantai dua.
"Mas! turunin gak!"
"Tidak mau!."
Elena masih membulatkan matanya menatap kedua orang dihadapannya, ia tak percaya pasangan yang sudah berusia lanjut itu masih bisa bermesra-mesraan seperti pasangan muda.
Setelah kedua orang itu tidak terlihat lagi dimatanya dengan segera Elena mengalihkan pandangannya pada gadis yang masih duduk dihadapannya. Elena tersenyum manis menatap gadis itu namun sayangnya gadis didepannya tidak merespon senyuma nya.
Gadis itu nampak bangkit dan berjalan mendekati Elena sampai akhirnya gadis cantik itu duduk disamping Elena.
"Kenalin aku Frischa Claras Atmaja biasa dipanggil Caca, adik dari Kak Bryan sekaligus anak terakhir dikeluarga ini," ucap gadis bernama Caca dengan mengangkat tangannya untuk memberi salaman perkenalan.
Frischa Claras Atmaja adalah anak ketiga dikeluarga ini dan juga anak terakhir disini. Gadis itu masih menduduki bangku kelas 11 SMA, umurnya hanya berbeda 1 tahun dengan sang kakak kedua-Aiden Atmaja.
"Elena Alyandra," Elena pun menerima salaman tersebut sebagai tanda menerima perkenalan dari gadis didepannya.
Tak lama salaman keduanya pun terlepas sepihak oleh Caca, gadis itu nampak menatap Elena dari atas sampai bawah membuat Elena sedikit tidak nyaman.
"Kakak beneran sama kak Bryan? gak ada maksud dibalik itu kan?" sahut Caca dengan pandangan penuh selidik.
Elena dengan segera menggeleng, ia mencoba menormalkan wajahnya agar gadis dihadapannya tidak curiga. "Ga-gak ada."
Elena masih diam dengan menatap Caca yang juga menatapnya, ia tidak tau maksud dibalik tatapannya itu.
Drttt..Drtt..
Ponsel di tas Elena tiba-tiba bergetar membuat sang pemilik ponsel menatap kearah tas yang dipegangnya.
Dengan cepat Elena membuka tasnya dan membawa ponsel tersebut di kedua tangannya. Ia menatap layar ponsel tersebut yang menampilkan namaer seseorang disana dengan cepat Elena bangkit dari duduknya.
"Em, maaf aku angkat telpon dulu," Elena pamit dan berjalan menjauh dari Caca yang masih terdiam duduk.
Melihat Elena yang sudah pergi dari hadapannya membuat Caca bangkit dengan arah pandang yang masih menatap kearah Elena disana.
"Gue harap lo gak gangguin calon kakak ipar."
Mendengar suara dari arah sampingnya membuat Caca mengalihkan pandangannya pada asal suara tersebut.
Ya, disana ada Aiden yang tak lain adalah kakak keduanya setelah Bryan. Entah darimana datangnya pria itu sampai-sampai sudah berada disampingnya.
"Kakak pikir aku mau gangguin wanita itu apa?" tajam Caca menatap Aiden.
"Gue tau apa yang ada dipikiran lo." tegas Aiden, ia sudah tau apa yang akan dilakukan adiknya ini.
Caca memutarkan bola matanya malas. "Gue cuma mau tau, dia itu beneran cinta sama Kak Bryan atau enggak. Kita gak tau kan apa yang ada dipikiran wanita itu?"
"Iya tapi lo jangan nuduh orang sembarangan, gue yakin calon kakak ipar itu baik." Aiden menghela nafasnya pelan. Ia mencoba menasehati adiknya agar tidak berbuat macam-macam walau Aiden tau adiknya ini sedikit keras kepala.
"Kita liat aja nanti dan juga kita liat seberapa lama wanita itu betah tinggal dirumah ini," Caca tersenyum manis menatap Aiden lalu melangkah pergi menuju kamarnya yang berada dekat dengan ruang tamu.
Aiden menatap Caca yang sudah berjalan didepannya. Adiknya itu memang overprotektif terhadap kakak-kakaknya sampai-sampai ia memiliki karakteria calon kakak iparnya sendiri. Gadis itu bilang dia tidak mau kakak-kakaknya sampai sakit hati dengan wanita yang dicintanya. Caca tidak akan membiarkan wanita-wanita yang mendekati kakaknya bisa hidup dengan tenang selama ia belum yakin apa wanita-wanita itu pantas bersama kakaknya. Anak itu memiliki banyak akal yang membuat Aiden sedikit khawatir dengan calon kakak iparnya itu.
"Hah! gue harus jagain kakak ipar dari anak nakal itu."
↔↔↔
Terimakasih sudah membaca❤
Oh iya sedikit info aku udah open anggota gc baru digrup apk ini, untuk yang kemarin-kemarin udah gabung maaf aku keluarin kalian karna ada beberapa masalah jadi sementara aku tutup Gc nya dan sekarang udah aku buka lagi.
Setiap jadwal aku up atau kapan aku up akan diberitahu di Gc jadi yang mau masuk grup silahkan sekalian untuk bersilahturahmi❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
hari roh
suka bngt ma cerita ya
2023-08-07
0
Yani
Ntar juga Caca bakal jadi temen deket sama Elena
2023-01-17
0
Sinsin Nur Syifa Karimah
Aiden aku padamu 🥰
2021-12-28
0