BAB4: Rumah Putri

Elena menghapus matanya dan berlari keluar dari rumah sakit ini. Ia akan pergi ke-rumah kakanya untuk memberitahu ini semua.

Disepanjang jalan ia juga mencoba untuk menelpon sang kaka tapi sayangnya telponnya malah dimatikan, entah kakanya itu sedang apa tapi ia berdoa saja agar Putri berada dirumahnya.

Elena berlari menuju rumah kakanya, karna jarak antara rumah sakit dan rumah kakanya itu tidak terlalu jauh jadi Elena lebih baik berlari daripada membuang uangnya untuk menaiki tranportasi.

Air matanya tidak kunjung berhenti diwajah cantiknya, ia takut terjadi apa-apa pada Bapaknya.

Tunggu ya Pak, semoga ka Putri mau bantu biaya rumah sakit Bapak hiks

Beberapa menit berlari akhirnya Elena sampai didepan rumah yang cukup besar menurutnya, ia segera masuk kedalam halaman rumah tersebut dan mengetuk pintu utama rumah ini.

Tok tok tok!

"Ka! ka Putrii! ini Elena kak!" teriaknya dengan mengetuk pintu rumah kakanya.

"Kakak!! bukain pintu nya! Elena tau pasti kakak didalam!" teriak kembali Elena masih dengan mengetuk pintu rumah kakanya.

"Hiks kak!" Elena masih mencoba memanggil kakanya tapi sayangnya pintu dihadapannya ini masih belum terbuka.

Tapi tak lama pintu itu pun terbuka dan menampilkan sesosok perempuan cantik yang sangat familiar di-mata Elena.

"Hiks kak Bapak kak." Elena menangis dihadapan Putri-Kakanya.

Ya! yang membuka pintu itu adalah Putri yang tak lain adalah sang kaka, wajah Putri nampak malas menatap adik semata wayangnya ini.

"Apa? kamu mau minjem uang lagi? kakak gak punya uang. udah kamu pergi sana." sahut Putri dengan malas.

Elena menggelengkan kepalanya. Ia meraih tangan sang kaka dan mengenggamnya erat. "Bapak kak, Bapak masuk rumah sakit hiks katanya bapak kena tumor hiks dikepalanya." air mata Elena masih menetes menatap sang kaka yang hanya biasa-biasa saja mendengar penjelasanya tadi.

"Jadi intinya lo mau apa kesini?" sinis Putri.

Elena menarik nafasnya kasar. "Bapak harus segera dioprasi kak tapi aku gak punya uang buat bayar-." sebelum Elena melanjutkan ucapannya tiba-tiba saja Putri menghempaskan tangannya kasar.

"Tuh kan! kenapa sih setiap lo kesini pasti minjem duit terus? emang kata lo biaya rumah sakit gak mahal apa?" Putri melipatkan kedua tangannya di-dada.

Elena menghapus air-matanya dan menatap sang kaka. "Kakak mau kan bayar rumah sakit Bapak?" tanyanya pelan.

"Gak! cari uang itu susah! gue gamau ngeluarin duit gue cuma buat bayar operasi Bapak jadi mending lo cari aja duit sendiri sana," Putri berbalik dan menutup pintu rumahnya tapi sebelum itu Elena menahan agar pintu dihadapannya ini tidak tertutup.

"Itu Bapak loh kak! Bapak! kalo Bapak kenapa-napa gimana hah? hiks Bapak dulu kerja keras biar kakak bisa kuliah, tapi kenapa kak Putri malah giniin Bapak?" Elena tak menyangka kakaknya tidak mau membantu biaya operasi Bapaknya.

Putri menghela nafasnya dan menatap adiknya. "Itu udah tugas dia, seorang Bapak emang harus nyekolahin anak-nya sampai lulus! udah cukup gue ngirimin uang tiap bulan ke lo buat Bapak jadi lo mending pergi sana karna gue tetep gakmau ngeluarin uang sepeser-pun cuma buat biaya rumah sakit!"

Elena menangis menatap sang kakak yang segitu teganya dengan Bapaknya. Padahal sekarang mereka hanya punya Bapak jadi sudah seharusnya mereka menjaga satu-satunya orang tua yang mereka miliki. "Uang yang kakak kirim itu cuma cukup buat kontarakan sama listrik! belum biaya makan sama yang lainnya kak! emang kakak pikir uang yang kakak kirim ke aku cukup buat hidup sehari-hari? gak cukup kak! gak cukup hiks." Elena menangis menatap Putri yang masih santai dengan wajah biasanya.

"Ya sisanya lo lah kan Bapak punya dua anak masa harus gue sih yang nampung semuanya? lagian lo udah lulus SMA jadi pastinya lo udah kerja, masa duit biaya rumah sakit aja gak punya." Putri menatap sinis Elena yang menatapnya dalam.

"Aku baru dipecat kak dari kerjaan aku hiks aku juga belum digaji bulan ini hiks." jelas Elena membuat Putri membulatkan mulutnya.

"Dipecat? kasian." ucapnya sedih. "Tapi tetep aja gue gamau ngeluarin uang buat Bapak." kejam Putri membuat Elena memegang tangan kakaknya erat dan memohon agar Putri mau meminjam-kan uangnya untuk biaya rumah sakit karna penyelamatnya sekarang hanya kakaknya lah.

"Elena mohon kak, Elena bakal ganti uang kakak nanti hiks Elena janji bakal ganti semuanya tapi kakak mau ya bayar uang rumah sakit Bapak." Elena memohon agar sang kakak mau membantunya.

Dengan cepat Putri menghempaskan tangannya dari tangan Elena yang membuat adiknya itu tersentak kaget.

"Gue bilang enggak ya enggak! lagian kalo lo mau ganti lo mau bayar pake apaan hah? kerjaan aja gak punya pake mau sok-so'an ganti." Putri memutar bola matanya malas.

"Hiks Elena mohon sama kakak, kalo Bapak gak di-operasi secepatnya nanti Bapak kenapa-napa hiks." Elena takut jika Bapaknya harus menyusul sang ibu yang sudah tenang disana, ia tak mau ditinggal oleh sang Bapak.

"Terus gue peduli gitu? udah deh sana! lo kesini cuma buang waktu gue aja tau gak!"

"Kak, Elena mohon kak. Elena gak tau harus minjem kesiapa lagi buat biaya Bapak hiks." Elena masih memohon pada kakanya tapi sepertinya Putri tetap acuh.

"Lo jual aja tuh tubuh lo biar dapet duit."

Deg!

Hati Elena sakit mendengar itu, kenapa kakaknya ini mengatakan hal itu padanya? padahal seharusnya kakaknya ini menggantikan posisi ibunya dikehidupannya tapi kenapa dengan teganya Putri mengatakan hal itu?

"Hiks hiks Elena gak mungkin pake cara kotor itu kak." ucap Elena dengan menggelengkan kepalanya.

"Cuma itu cara biar lo cepet dapet duit dan gak ngemis kek gini ke gue!"

Elena langsung menghapus air matanya dan menatap tajam kakaknya. "Elena gak ngemis! Elena cuma mau kakak bantu biaya operasi Bapak! Bapak itu satu-satunya orang tua yang masih ada kak!"

Putri masih diam menatap acuh adiknya.

"Ibu diatas sana pasti kecewa ngeliat kakak yang lupa diri kayak gini! oke kalo kakak gak mau bantu biaya operasi Bapak, Elena pergi dari sini." setelah megucapkan itu Elena berlari menjauh dari rumah sang kaka.

Hatinya sakit sekaligus kecewa mendengar kakaknya yang sama sekali tak mempedulikan sang ayah. Menurutnya pasti kakaknya punya banyak uang karna memang dia cukup sukses dipekerjaannya tapi kenapa Putri tak mau membantunya membayar rumah sakit? walau sedikit tidak masalah bukan?

*Hiks Buu aku harus apa sekarang? barang dirumah juga udah dijualin hiks apa aku harus ngikutin apa yang dibilang kak Putri tadi*?

↔↔↔

Suportnya jangan lupa!

Kalo ada kata-kata atau kalimat yang salah mohon koreksi dan kritikannya ya😙

Terpopuler

Comments

anisah

anisah

anak durhaka si putri ...ingat kisah Malin kundang ngk km put??

2023-07-21

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

putri hatinya terbuat dr apa y, saudara kandung ada juga sih, yg kaya gitu di dunia nyata😉😉😉😉

2023-04-17

0

Yani

Yani

Putri anak durhaka

2023-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 ELENA ALYANDRA
2 BRYAN ATMAJA
3 BAB1: Bekerja
4 BAB2: Dipecat
5 BAB3: Rumah sakit (1)
6 BAB4: Rumah Putri
7 BAB5: Bertemu
8 BAB6: Kesal Bryan
9 BAB7: Iya atau tidak?
10 BAB8: Keputusan Elena
11 BAB9: Rumah Elena
12 BAB10: Kesedihan Elena
13 BAB11: Di Restaurant
14 BAB12: Kebaikan Elena
15 BAB13: Rumah Bryan
16 BAB14: Surat perjanjian
17 BAB15: Isi perjanjian
18 BAB16: Bertemu Abraham
19 BAB17: Donor Darah
20 BAB18: Curiga Putri
21 BAB19: Operasi kembali
22 BAB20: Amarah Abraham
23 BAB21: Sadar
24 BAB22: Di Kantin
25 BAB23: Kedatangan Abraham
26 BAB24: Menikah
27 BAB25: Kesal Elena (1)
28 BAB26: Sampai
29 BAB27: Gengsi
30 BAB28: Pesta
31 BAB29: Bertemu Wilson
32 BAB30: Wilson kecewa
33 BAB31: Insiden di kamar mandi
34 BAB32: Sarapan pagi
35 BAB33: Genggaman tangan
36 BAB34: Menemui Dimas
37 BAB35: Karna Pijatan
38 BAB 36: Rencana Meldi
39 BAB37: Tertarik?
40 BAB38: Paman Arlan
41 BAB39: Sosok Pria Di Figura
42 BAB40: Cemburu?
43 BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44 BAB42: Perhatian Bryan
45 BAB43: Hamil?
46 BAB44: Kekesalan Chaca
47 BAB45: Salah Paham
48 BAB46: Rumah Sakit (2)
49 BAB47: Maaf
50 Bab48: Selamat Jalan Bapak
51 BAB49: Bertemu Putri
52 BAB50: Pemakaman
53 BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54 BAB52: Keputusan
55 BAB53: Bunga
56 BAB54: Cerai?
57 BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58 BAB56: Nasehat Abraham
59 BAB57: Rencana bekerja
60 BAB58: Sarapan Pagi
61 BAB59: Kesal Elena (2)
62 BAB60: Permintaan Chaca
63 BAB61: Berangkat
64 BAB62: Kecelakaan
65 BAB63: Tuduhan
66 BAB64: Elena tersadar
67 BAB65: Buta
68 BAB66: Kedatangan Putri
69 BAB67: Donor Mata
70 BAB68: Sarah Widiya
71 BAB69: Rencana Pertemuan
72 BAB70: Pertemuan
73 BAB71: Kekesalan
74 BAB72: Pernyataan Putri
75 BAB73: Kegembiraan
76 BAB74: Berdetak kencang
77 BAB75: Pulang bareng Putri
78 BAB76: Ungkapan Wilson
79 BAB77: Festival Pasar Malam
80 BAB78: Bertemu Putri
81 BAB79: Pulang
82 BAB80: Taman Belakang
83 BAB81: Sindiran Chaca
84 BAB82: Kode anak?
85 BAB83: Aiden
86 BAB84: CCTV Rumah
87 BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88 BAB86: Aksi Chaca
89 BAB87: Pesta (2)
90 BAB88: Fakta
91 BAB89: Fakta (2)
92 BAB90: Pelukan
93 BAB91: Menyendiri
94 BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95 BAB93: Kunjungan Elena
96 BAB94: Artikel tentang Elena
97 BAB95: Malu!
98 BAB96: Kesal Chaca
99 BAB97: Perubahan Bryan
100 BAB98: Godaan Abraham
101 BAB99: Bulan madu?
102 BAB100: Sampai
103 BAB101: Di Kamar Hotel
104 BAB102: Teman Lama Bryan?
105 BAB103: Sakit Hati Elena
106 BAB104: Elena Cemburu?
107 BAB105: Bersiap Diri
108 BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109 BAB107: Jadi Mia itu?
110 BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111 Ekstra Part 1
112 Ekstra part 2
113 Ekstra part 3
114 Esktra part 4
115 Ekstra part 5
116 Ekstra part 6
117 Ekstra part 7
118 Ekstra part 8
119 Ekstra part 9
120 Ekstra part 10
121 Ekstra part 11
122 Ekstra part 12
123 Ekstra part 13
124 Ekstra part 14 [End]
Episodes

Updated 124 Episodes

1
ELENA ALYANDRA
2
BRYAN ATMAJA
3
BAB1: Bekerja
4
BAB2: Dipecat
5
BAB3: Rumah sakit (1)
6
BAB4: Rumah Putri
7
BAB5: Bertemu
8
BAB6: Kesal Bryan
9
BAB7: Iya atau tidak?
10
BAB8: Keputusan Elena
11
BAB9: Rumah Elena
12
BAB10: Kesedihan Elena
13
BAB11: Di Restaurant
14
BAB12: Kebaikan Elena
15
BAB13: Rumah Bryan
16
BAB14: Surat perjanjian
17
BAB15: Isi perjanjian
18
BAB16: Bertemu Abraham
19
BAB17: Donor Darah
20
BAB18: Curiga Putri
21
BAB19: Operasi kembali
22
BAB20: Amarah Abraham
23
BAB21: Sadar
24
BAB22: Di Kantin
25
BAB23: Kedatangan Abraham
26
BAB24: Menikah
27
BAB25: Kesal Elena (1)
28
BAB26: Sampai
29
BAB27: Gengsi
30
BAB28: Pesta
31
BAB29: Bertemu Wilson
32
BAB30: Wilson kecewa
33
BAB31: Insiden di kamar mandi
34
BAB32: Sarapan pagi
35
BAB33: Genggaman tangan
36
BAB34: Menemui Dimas
37
BAB35: Karna Pijatan
38
BAB 36: Rencana Meldi
39
BAB37: Tertarik?
40
BAB38: Paman Arlan
41
BAB39: Sosok Pria Di Figura
42
BAB40: Cemburu?
43
BAB41: Apa Aku Mencintainya?
44
BAB42: Perhatian Bryan
45
BAB43: Hamil?
46
BAB44: Kekesalan Chaca
47
BAB45: Salah Paham
48
BAB46: Rumah Sakit (2)
49
BAB47: Maaf
50
Bab48: Selamat Jalan Bapak
51
BAB49: Bertemu Putri
52
BAB50: Pemakaman
53
BAB51: Ke-Khawatiran Bryan
54
BAB52: Keputusan
55
BAB53: Bunga
56
BAB54: Cerai?
57
BAB55: Perdebatan Chaca dan Aiden
58
BAB56: Nasehat Abraham
59
BAB57: Rencana bekerja
60
BAB58: Sarapan Pagi
61
BAB59: Kesal Elena (2)
62
BAB60: Permintaan Chaca
63
BAB61: Berangkat
64
BAB62: Kecelakaan
65
BAB63: Tuduhan
66
BAB64: Elena tersadar
67
BAB65: Buta
68
BAB66: Kedatangan Putri
69
BAB67: Donor Mata
70
BAB68: Sarah Widiya
71
BAB69: Rencana Pertemuan
72
BAB70: Pertemuan
73
BAB71: Kekesalan
74
BAB72: Pernyataan Putri
75
BAB73: Kegembiraan
76
BAB74: Berdetak kencang
77
BAB75: Pulang bareng Putri
78
BAB76: Ungkapan Wilson
79
BAB77: Festival Pasar Malam
80
BAB78: Bertemu Putri
81
BAB79: Pulang
82
BAB80: Taman Belakang
83
BAB81: Sindiran Chaca
84
BAB82: Kode anak?
85
BAB83: Aiden
86
BAB84: CCTV Rumah
87
BAB85: Rencana Aiden & Chaca
88
BAB86: Aksi Chaca
89
BAB87: Pesta (2)
90
BAB88: Fakta
91
BAB89: Fakta (2)
92
BAB90: Pelukan
93
BAB91: Menyendiri
94
BAB92: Kehebohan Rumah Sakit
95
BAB93: Kunjungan Elena
96
BAB94: Artikel tentang Elena
97
BAB95: Malu!
98
BAB96: Kesal Chaca
99
BAB97: Perubahan Bryan
100
BAB98: Godaan Abraham
101
BAB99: Bulan madu?
102
BAB100: Sampai
103
BAB101: Di Kamar Hotel
104
BAB102: Teman Lama Bryan?
105
BAB103: Sakit Hati Elena
106
BAB104: Elena Cemburu?
107
BAB105: Bersiap Diri
108
BAB106: Pernyataan Cinta Bryan
109
BAB107: Jadi Mia itu?
110
BAB108: Aku mencintaimu [ End ]
111
Ekstra Part 1
112
Ekstra part 2
113
Ekstra part 3
114
Esktra part 4
115
Ekstra part 5
116
Ekstra part 6
117
Ekstra part 7
118
Ekstra part 8
119
Ekstra part 9
120
Ekstra part 10
121
Ekstra part 11
122
Ekstra part 12
123
Ekstra part 13
124
Ekstra part 14 [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!