HAPPY READING🍁
"Jangan menatap-ku seperti itu, aku tau aku tampan." ucap Bryan masih dengan memejamkan matanya.
Elena yang mendengar itu langsung membulatkan matanya dan mengalihkan pandangannya dari Dokter disampingnya. Bagaimana Dokter ini tau? padahal jelas-jelas Elena melihat jika pria itu masih memejamkan matanya tapi kenapa dia bisa tau jika Elena menatapnya?
"Si-siapa juga yang menatapmu." jawab Elena pelan namun masih bisa didengar oleh Bryan.
Bryan pun membuka matanya perlahan dan mengalihkan pandangannya pada wanita yang akan ia nikahi nanti. "Ck! jangan mengelak, aku tau jika kau pasti terpesona-kan padaku? ya aku tau itu." pedenya membuat Elena memutar bola matanya malas.
Pede sekali pria ini!
"Kau hanya tinggal bertiga disini?" lanjut Bryan dengan pandangan masih terarah pada Elena.
Pertanyaan itu membuat Elena menggeleng pelan. "Aku hanya tinggal bersama Bapak." ucap Elena dengan tersenyum masam.
Mendengar itu membuat Bryan sedikit binggung. Jelas-jelas tadi dirinya melihat ada foto seorang perempuan yang ia ketahui adalah kakak dari wanita disampingnya ini tapi kenapa dia hanya tinggal bersama Bapaknya?
Elena menatap Bryan yang terlihat kebinggungan, Elena paham apa yang ada dipikiran pria itu sekarang. "Kak Putri punya rumah sendiri dipusat kota jadi aku hanya tinggal bersama Bapak disini." ya, rumah yang tadi siang ia datangi adalah milik kakaknya berbeda dengan rumah yang ia tinggali bersama Bapaknya yang berada dipinggiran kota dan masih ngontrak.
Seakan tau apa yang ada dipikirannya membuat Bryan hanya mengangguk pelan mendengar penjelasan Elena. "Lalu ibu-mu?"
Deg!
Mendengar nama Ibu membuat Elena berkaca-kaca, entahlah dirinya tidak kuasa menahan airmatanya jika sudah ditanya kemana Ibunya.
Melihat mata Elena yang berkaca-kaca membuat Bryan membulatkan katanya. Ada apa dengan wanita ini? "Hey, kenapa kau malah menangis?" ucap Bryan dengan penuh tanya.
"Ib-ibu hiks." Elena menunduk tak kuasa menahan airmatanya, ia mengingat bagaimana perjuangan ibunya dulu. Hatinya masih belum rela ditinggal sang ibunda.
"Iya ibu-mu mana?" tanya sekali lagi Bryan tanpa merasa bersalah, dirinya masih terlihat santai menanyakan itu.
"Hiks Ibu udah meninggal Dok Hiks Ibu udah gaada." tangisan Elena pecah, dirinya menangis tersedu-sedu sekarang. Anggap saja dirinya cengeng ya memang seperti itu sifatnya jika sudah ditanya kemana Ibunya.
Bryan sekarang menjadi gelagapan, dirinya tidak tau jika Ibu dari perempuan disampingnya ini sudah tiada. Tiba-tiba saja hatinya merasakan tak enak pada Elena. "Sudah-sudah jangan menangis, jika suara tangis mu itu sampai terdengar tetangga-mu bagaimana? aku tidak mau dituduh bermacam-macam dengan-mu." sahut Bryan mencoba menenangkan wanita disampingnya namun Elena nampak tak menghentikan tangisannya.
Elena masih menangis, dirinya tidak bisa meredakan tangisannya.
Melihat Elena yang masih menangis membuat Bryan merasa bersalah, bagaimana pun dirinya yang menyebabkan wanita ini menangis jadi dirinya juga harus menghentikan tangisannya bukan? Tiba-tiba saja ia mengingat Ayahnya, dirinya sering melihat Ibunya yang menangis ditaman rumahnya saat dirinya masih kecil dan Ayahnya menenangkan Ibunya dengan cara memeluknya. Apa dirinya melakukan hal itu pada perempuan ini?
Bryan menatap Elena yang masih mengeluarkan airmatanya dengan pandangan menunduk, tidak ada cara lain sekarang karna perempuan ini tidak mau menghentikan tangisannya.
Dengan hati tak enak Bryan mendekat pada Elena dan memeluk wanita itu dari samping, Bryan merasakan jika tubuh Elena menegang karna pelukan tiba-tibanya. "Sudah jangan menangis," Bryan mengelus puncuk Elena dengan pelan, dirinya ingin sekali meminta maaf tapi entah kenapa bibirnya itu susah sekali untuk mengatakan maaf."
Tubuh Elena menegang, jantungnya seakan mau copot ketika mendapatkan pelukan serta elusan dipuncuk kepalanya.
Semoga saja pria ini tidak mendengar suara jantungku
Elena merasakan jantungnya berdetak kencang sekarang, antara takut dan waspada menjadi kesatuan yang membuat jantungnya berdetak hebat.
Beberapa kemudian Bryan melepaskan pelukannya, ia menatap Elena yang sudah sedikit tenang dari sebelumnya.
Elena memicingkan matanya dan menatap Bryan dengan pandangan penuh arti. Mendapat tatapan itu membuat Bryan sedikit gugup.
"Kau jangan terlalu baper, aku hanya memelukmu untuk menenangkan tangisan-mu itu karna yang aku tau pelukan mampu membuat seseorang menjadi tenang." sahut Bryan tanpa menatap Elena. Matanya lebih fokus pada pemandangan didepannya.
Apa? memangnya iya? kenapa aku baru tau jika pelukan bisa membuat seseorang menjadi lebih tenang?
Benar atau tidaknya Elena tidak tau, entah ia harus percaya apa tidak pada Dokter disampingnya ini tentang penjelasannya tadi.
Bryan kembali menatap Elena yang nampak masih terdiam disampingnya. "Kau sudah membereskan pakaian-mu?" tanya Bryan yang langsung diangguki Elena.
"Sudah."
"Yasudah ayo kita pergi sekarang," setelah mengatakan itu Bryan berbalik dan berjalan keluar dari kamar ini meninggalkan Elena yang masih diam dibalkon kamarnya.
Elena masih diam berdiri dengan pikirannya, tapi tak lama ia pun segera berjalan masuk kedalam kamarnya dan menggendong tas miliknya yang berisikan baju, setelah itu Elena mengikuti Bryan yang sudah terlebih dahulu keluar dari kamarnya.
Mereka berdua pun berjalan keluar dari rumah sederhana ini. Sebelum menuju mobil, Elena menyempatkan dirinya untuk menatap sekeliling rumahnya. Apa ini keputusan yang baik? sebenarnya dirinya masih ragu untuk menikah dengan Bryan tapi demi sang Ayah dirinya harus berkorban.
"Ayo cepat! aku tidak punya banyak waktu sekarang." titah Bryan dengan sedikit kencang karna pria itu sudah berada disamping mobilnya.
Mendengar teriakan itu membuat Elena melanjutkan langkahnya menuju mobil yang terparkir dihalaman depan rumahnya, ia berjalan pelan dengan sesekali menatap rumah kontrakannya.
Elena sekarang sudah berada dihadapan Bryan, ia mengangkat tangannya seperti meminta sesuatu pada Bryan.
"Apa?" tanya Bryan menatap tangan Elena.
Nampak helaan nafas terdengar diwajah wanita dihadapannya. "Kunci mobil." pelan Elena.
Elena meminta kuncinya karna kunci mobil ini berada pada pria itu. Tadi dirinya yang menyetir jadi sekarang dirinya juga bukan yang harus menyetir?
Bryan membulatkan mulutnya ber-oh, dirinya menatap mata Elena yang masih terlihat sembab akibat tangisan tadi. "Biar aku saja yang menyetir, aku tidak mungkin membiarkan kau menyetir dengan mata sembab seperti itu."
Dengan memeluk tasnya Elena memegang matanya dan menghapus perlahan airmata yang masih berada dikelopak matanya. "Biar aku saja Dok, lagian juga aku masih bisa melihat jalan." ucap Elena membuat Bryan berdecak.
"Ck! sudah biar aku saja, aku tidak mau mobil-ku sampai lecet jika kau yang menyetir. Memangnya kau mau bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada mobilku?"
Elena menggeleng pelan, Dokter ini sepertinya sayang sekali pada mobilnya.
"Yasudah, cepat masuk. Kau taruh saja tas mu itu dibelakang," setelah mengucapkan itu Bryan masuk kedalam mobilnya.
Dengan segera Elena berjalan kebelakang dan menaruh tasnya dibagasi belakang mobil ini, setelah itu dirinya berjalan dan masuk untuk duduk dibagian kursi penumpang mobil berwarna hitam ini.
"Hey! mengapa kau duduk dibelakang? memangnya aku supir-mu apa! cepat pindah duduk disampingku." titah Bryan dengan kesal.
Elena memajukan bibirnya kedepan dengan raut wajah yang sudah berubah, dengan cepat ia turun dari mobil dan membuka kembali pintu mobil didepannya untuk duduk disamping Bryan.
"Wajah-mu biasakan saja, percuma dicemberutkan seperti itu karna aku tidak mungkin tergoda denganmu," ucap Bryan menatap Elena dengan menyalakan mesin mobilnya.
Elena membulatkan matanya ketika mendengar tuturan dari Dokter disebelahnya. "Siapa juga yang menggodamu!" kesal Elena dengan wajah yang ia tutupi dengan kedua tangannya agar Bryan tidak melihat wajahnya. Ia merasa malu sekarang karna sudah dipastikan wajahnya memerah karna ucapan pria disamping ini.
↔↔↔
Terimaksih sudah membaca❤
Mohon dukungannya ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Next thour
2023-04-17
0
Yani
Sekarang aja ngomong ga akan tergoda ntar mah bukan tergoda lagi tapi tergila-gila dokter
2023-01-17
0
Galaxy Piyak🐣
like kak
2020-10-29
0