Membaca bab pertama dari kitab ini membuat Ye Chen seolah mendapat pencerahan baru, tanpa Ia sadari lautan jiwa di dalam tubuhnya membentang luas.
Dantian yang sebenarnya sudah terbentuk juga bertambah kuat, namun masih kosong, entah kenapa Qi sama sekali tak bisa masuk mengisi dantiannya.
Pemahaman tentang tehnik beladirinya juga semakin dalam, Ia kini bisa melihat kelemahan jurus-jurus yang sering dilatihnya dan sekaligus bisa memperbaikinya menjadi jurus yang sempurna.
Lanjut bab kedua, di sini menceritakan tentang dunia dimensi batu jajar ini dan segala isinya.
Di kisahkan bahwa pohon di atas kolam adalah pohon surga yang disebut pohon kehidupan.
Ribuan tahun yang lalu pohon ini tiba-tiba saja lenyap dari taman surga.
Saat itu terjadi, pohon kehidupan sudah berbuah tapi waktu itu warna buahnya masih hijau.
Ada lima fase perubahan warna buah kehidupan.
fase pertama, buah berwarna hijau kecoklatan
fase kedua, buah berwarna merah keunguan
ketiga, coklat kekuningan
keempat, putih keperakan dengan garis-garis kuning
dan kelima, berwarna biru.
Masing-masing warna buah mewakili setiap elemen kehidupan.
Butuh ratusan tahun untuk agar buah dapat berubah warna.
Warna yang terakhir Ye Chen lihat adalah warna keemasan, artinya buah ini sudah menyerap semua unsur alam.
"Sungguh sangat luar biasa, ini adalah harta karun yang tak ternilai, sumberdaya super langka." Batin Ye Chen sambil memandangi buah yang melayang di depannya.
Ia kemudian melanjutkan membaca, dimensi ini adalah ciptaan gurunya.
Dimensi ini tidak seperti dimensi di makam-makam kuno atau reruntuhan kuno ataupun dimensi lain yang biasanya memiliki dunia sendiri.
Dimensi ini biarpun terlihat memiliki dunia sendiri tapi sesungguhnya dimensi ini berada di daratan luas yang terhubung dengan dunia luar.
Hanya di batasi sebuah aray yang sangat kuat hingga tak ada yang bisa masuk, jalan satu-satunya hanya dengan menggunakan portal batu jajar.
Dari dalam kita bisa melihat dunia luar dan keluar tanpa ada masalah, berbeda jika dari luar, biarpun bisa melihat ke dalam tapi tak bisa masuk.
Hal ini di pastikan Ye Chen sendiri tempo hari.
Tujuan dimensi ini dibentuk adalah untuk menjaga pohon kehidupan agar tetap aman dan tidak menjadi ajang pertumpahan darah.
Di bab ketiga adalah berbagai macam tehnik kultivasi, Ye Chen yang membaca ini sangat bersemangat.
Di bab ini juga di terangkan proses menyerap energi alam sesuai elemen kehidupan dan sifat-sifatnya.
Misalnya energi alam dari dimensi ini, karena terdapat pohon kehidupan di dimensi ini maka energinya atau esensi Qi disini bersifat lembut dan lebih dominan untuk pembentukan jiwa dibanding sumber Qi yang lain.
Proses kultivasi menyerap energi halus ini juga memiliki resiko yang lebih besar
Selain harus berkonsentrasi penuh dalam keheningan, juga tidak boleh ada gangguan. Sedikit saja bisa berakibat gagalnya proses kultivasi bahkan lebih buruknya lagi bisa sekarat.
Itulah mengapa Kera putih yang diganggu Ye Chen sangat marah dan hewan lain tidak ada yang melanjutkan kultivasi lagi begitu melihat ini.
Karena hal ini jugalah maka hewan-hewan di luar sana tidak ada yang mengklaim tempat untuknya sendiri.
Hal seperti ini akan percuma, karena begitu mulai proses kultivasi maka yang lain yang tidak senang pasti akan langsung menyerang.
Daripada mengambil resiko ini lebih baik berbagi dengan yang lain, mungkin begitu yang mereka pikirkan.
Meskipun begitu, tetap saja titik-titik yang mempunyai aura energi lebih besar masih di kuasai hewan yang tingkatannya lebih tinggi.
Dua tahun Ye Chen habiskan untuk membaca, memahami dan menghafal seluruh isi dari kitab ini.
Dia tak ingin terburu-buru, takut ada yang kelewat. Ini hanya satu kali percobaan tak ada yang kedua, setiap halaman harus betul-betul diserap dengan sempurna.
Bab lainnya berisi tentang jurus-jurus, pengobatan alkimia, formasi dan strategi perang.
Semua diserap sempurna oleh Ye Chen, tinggal prakteknya saja.
Hanya di bab jurus saja yang Ye Chen bingung, di bab ini hanya ada tiga lembar.
Lembar pertama gambar manusia dari depan dengan titik-titik di seluruh tubuh.
Lembar kedua menampilkan bagian belakang, juga dengan titik-titik.
Tak ada keterangan apa arti titik-titik ini.
Lembar ketiga.
"Berisi syair..? apa-apaan ini... apakah ada jurus menggunakan syair? atau harus bersyair dulu baru bisa mengeluarkan jurus..?
Hais sepertinya ini akan merepotkan." Ucap Ye Chen agak keras
Pagi datang menghangatkan bumi
malam datang meggantikan sang mentari
silih berganti tiada henti
cobalah, lihatlah, rasakanlah, panggillah, alirkanlah sampai semua terasa sunyi
sampai hening menemanimu
Lihatlah lebih dalam, engkau akan tahu
jalannya memang gelap, tapi engkau pasti mengerti
resapi arahnya, maka engkau tak akan tersesat
kembali, kembalilah lagi jika terlalu panas
pulang, pulanglah jika terlalu dingin
Oh masihkah engkau tidak mengerti?
haruskah aku katakan lagi?
baiklah.. baiklah.. kuberitahu padamu suatu rahasia
nafas adalah irama
pengertianlah yang utama
tubuh hanyalah wadah, tuntun dan lihatlah kembali
akan kau temukan takdirmu
di sana, di tempat pertama engkau berpijak
Bahkan untuk Ye Chen ini terlalu berat.
Tidak ada hubungannya sama sekali dengan jurus, bahkan kata-katanya tidak saling berhubungan, seolah kata-kata ini berdiri sendiri.
Aku akan coba pecahkan lagi nanti, sekarang lebih baik aku menghafalnya sajam. Pikir Ye Chen
Bab Alkimia, Ye Chen menemukan resep pil khusus untuk buah kehidupan di antara banyaknya resep-resep pembuatan pil lainnya.
Juga ada resep khusus yang menggunakan air kolam sebagai bahan utamanya.
Bab formasi.
Setelah Ye Chen memahami bab ini, Ia sadar ternyata formasi dimensi ini mulai rusak.
Aray menjadi semakin tipis, ini ditandai dengan semakin banyaknya titik-titik bocornya aura energi yang keluar.
...
Dua tahun ini kebiasaan Ye Chen tetap tidak berubah, masih setia dengan aktifitas rutinnya.
Pagi bertelanjang menyerap energi mentari pagi, malamnya disaat bulan purnama juga tetap melakukan hal sama.
Mungkin karena banyak mendapat pencerahan dari kitab yang Ia baca, pandangan matanya lebih tajam tapi menyejukkan.
Kadang-kadang Ye Chen tersenyum, entah apa arti senyumnya ini.
Jurus-jurus yang Ia sering latih kini semakin sempurna, bukan hanya gerakannya yang semakin cepat tapi perubahan-perubahan jurusnya sangat tidak bisa di prediksi.
Dalam alkimia juga sama, saat ini Ia telah berhasil mencampur air kolam kehidupan dengan tanaman herbalnya.
Walaupun masih belum bisa membuat pil dengan sempurna tapi ini sudah jauh lebih baik.
Terdapat perbedaan antara pil yang di racik dengan cara biasa dengan pil yang di racik menggunakan kekuatan alkemis.
Pil menggunakan keahlian alkemis tentu akan lebih baik jika dibandingkan dengan pil biasa.
Untuk kultivasi, Ye Chen akhirnya bisa sedikit mengumpulkan Qi.
Dantian miliknya akhirnya bisa menerima Qi walaupun jumlahnya sangat terbatas tapi sudah sangat baik dibanding tidak bisa sama sekali.
Di Bidang formasi sama sekali tak ada kemajuan, hanya pengetahuan berbagai tehnik formasi saja yang Ye Chen tau tapi tidak bisa membuat satupun bentuk formasi.
Untuk strategi perang militer, Ye Chen hanya menghafalnya saja, Ia tidak begitu tertarik dengan hal ini.
Memang untuk apa juga, aku bukanlah seorang prajurit ataupun jenderal yang harus membuat strategi perang.
...
Satu tahun yang lalu, saat itu Ye Chen sedang berburu untuk persediaan makanan yang sudah menipis.
Dia melihat seorang tergeletak begitu saja, setelah didekati, ternyata seorang pria dengan banyak luka di tubuhnya.
Ia lalu dibawa ke bukit lalu dengan tulus, Ye Chen merawat dan menyembuhkannya.
Setelah dua hari, pria itupun sadar, Ia lalu menceritakan kisahnya.
Namanya Chu Xiong, seorang pengungsi yang terpisah dari rombongan.
Nahas baginya, saat sedang mengejar rombongan Ia di hadang dan dirampok.
Karena melakukan perlawanan maka jadilah Ia seperti sekarang, mungkin Ia sudah menyeberang jika tidak ditolong Ye Chen.
"Namaku Ye Chen dan ini adalah tempat tinggalku, lalu apa rencanamu sekarang?" tanya Ye Chen
"Aku akan menyusul rombonganku, semoga mereka tidak terlalu jauh."
"Paman harus berhati-hati, oh iya ini ada beberapa pil, ambillah, luka paman belum belum pulih total." Ucap Ye Chen sambil menyerahkan bungkusan obat untuk Chu Xiong.
Chu Xiong agak ragu menerima pemberian Ye Chen, Ia merasa sangat tidak enak.
Bahkan Ye Chen tidak mengenalnya tapi masih mau menolongnya.
Dan pil ini pastilah sangat berharga, saat ini keberadaan alkemis sudah sangat langka itupun hanya ada di kota-kota besar di kekaisaran saja.
Melihat pakaian Ye Chen yang penuh dengan tambalan, alas kaki dari kulit pohon menambah rasa bersalah di hatinya.
Sayangnya Ia tidak bisa membantu apa-apa.
"Ambillah paman, aku masih banyak. Paman lebih membutuhkannya, lagipula aku masih bisa membuatnya lagi." Kata Ye Chen melihat ekspresi Chu Xiong.
Mendengar ini sontak Cu Xiong terkejut.
"Ap.. apa..?? kau yang membuat pil ini? di usia semuda ini."
Memang bukan pil kategori tinggi tapi tetap saja ini adalah sebuah pil.
Seandainya saja Ia tau, kondisinya saat di temukan Ye Chen sangat buruk. bukan hanya luka senjata tajam dan tapi juga racun.
Pasti Ia akan lebih kaget lg, mungkin rahangnya akan jatuh.
Pil penyembuh ini memang hanya pil biasa, hanya untuk menyembuhkan sisa-sisa luka, lebih mirip pil penambah stamina.
Tapi salah besar jika menyamakan pil buatan Ye Chen dengan pil pemulih stamina biasa, dari bahan herbal saja sudah jauh lebih unggul.
Pil-pil buatan Ye Chen dibuat menggunakan herbal sepuluh tahun paling sedikit.
Beberapa bahkan dicampur dengan setetes air kehidupan, seperti yang Chu Xiong telan pertama kali.
"Baiklah, terima kasih sekali lagi.. aku Chu Xiong, jika kau menemui kesulitan di masa depan, hubungi aku. Aku pasti berdiri paling depan untukmu." kemudian Ia pamit sekali lagi lalu pergi
Tak berselang lama, beberapa bulan kemudian, kembali Ye Chen mendapati pengungsi yang terluka dan mengobatinya.
Bukan hanya yang terluka tapi yang kelaparan juga ada, perjalanan panjang memang membutuhkan banyak perbekalan.
Kabar tentang seorang anak yang tinggal di bukit di tengah hutan benua Tengah segera saja menjadi berita hangat di antara para pengungsi.
kemampuannya mengobati luka sangat hebat, dan tak pernah memilih, siapa saja yang membutuhkan pertolongan, pasti Ia bantu.
Lalu tersiarlah kabar lain, ada yang menyebutkan Ye Chen adalah anak titisan dewa atau dewa sendiri yang turun dari surga, ada juga yang menyebutnya penguasa hutan Tengah.
Seorang pimpinan perampok yang pernah ditolong Ye Chen bahkan menceritakan melihat seorang anak bermandikan cahaya datang mengusap tubuhnya, dan seketika itu juga kekuatannya bertambah seakan bisa langsung menerobos.
Entah siapa yang memulai, yang jelas sejak saat itu bukit tempat tinggal Ye Chen kemudian dikenal dengan nama bukit Ye.
Ye Chen sama sekali tak tau kabar ini, terakhir kali Ia memberikan pertolongannya adalah kepada seorang pria dengan luka mengering hampir di seluruh tubuhnya.
Pil dan baluran herbal sudah cukup untuk menutup luka luarnya sampai tak tersisa.
Ye Chen juga sedikit memberikan petunjuk ketika Ia melihat pria ini berlatih jurus.
Waktu itu secara tak sengaja Ye Chen melihat nya berlatih dan menemukan kelemahan jurusnya lalu memperbaikinya.
Saat sadar Ia menemukan dirinya telah sembuh, pria yang merasa bosan ini kemudian berlatih jurus, sekedar membunuh kebosanannya.
Sebenarnya Ia bisa saja langsung pergi tapi hatinya sungguh tidak enak, Ia harus pamit dan berterima kasih pada penolongnya.
Seminggu kemudian barulah Ye Chen muncul dan melihat nya berlatih.
Ye Chen sempat kaget ketika mendengar pria itu bersujud berterima kasih sambil memanggilnya tuan.
Kata yang dulu sangat akrab di telinganya.
"Mungkinkah itu adalah dia..?" gumamnya.
Menepis ini, Ye Chen kemudian melangkah ke pondoknya. Sepertinya pria itu yang membersihkan pondoknya, pikir Ye Chen.
Menyadari ini, Ia kemudian berlari memeriksa ruangan tempat Ia menyimpan pil-pil dan persediaan herbalnya.
Ia memang tidak akan segan memberikan pertolongan kepada siapa saja yang butuh pertolongan tapi perjalanan hidupnya juga telah mengajarinya banyak hal.
Melihat ruangan penyimpanannya baik-baik saja, Ia bernafas lega.
Memang sangat mudah baginya meracik dan mengumpulkan tanaman herbal lagi, di dimensi batu jajar saja masih terlalu banyak tanaman herbal yang siap Ia panen kapan saja.
Tapi Ia tidak mau naif.
"Orang ini cukup baik." gumamnya.
Ye Chen kemudian kembali ke dimensi batu jajar setelah menyelesaikan urusannya di pondoknya.
...
Di kaki bukit
"Benarkah ini bukit Ye..? " terlihat seorang bertanya pada teman satu rombongannya.
"Sepertinya memang benar, tapi dimanakah anak dewa yang katanya suka menyembuhkan orang itu" jawab temannya.
"Hah mana aku tau, kau ini.. ditanya malah bertanya balik." Ucap orang pertama setengah berteriak kesal.
"Dari yang aku dengar, anak ajaib ini kadang tiba-tiba muncul begitu saja dan memberikan pertolongan."
"Baiklah.. kalau begitu kita bermalam di sini, suruh yang lain mendirikan tenda dan yang lain segera berjaga, kita akan menunggu anak titisan dewa ini di sini." Ucap orang pertama yang kembali merubah panggilannya kepada Ye Chen.
"Baik pimpinan." Jawab orang kedua sambil membungkuk hormat.
Lama menunggu, Ye Chen tak juga muncul. akhirnya rombongan inipun berlalu dengan rasa kecewa yang dalam.
Beberapa rombongan yang lain juga terlihat dan terpaksa pergi dengan rasa kecewa.
Ye Chen yang berada di atas bukit bukannya tidak mengetahui hal ini, sesekali memang Ia melihat rombongan pengungsi atau orang-orang di kaki bukit mendirikan tenda.
Ye Chen juga tidak perduli dan tidak mau tau mereka akan berbuat apa. Ia terlalu malas untuk mencampuri urusan orang lain.
Terserah mereka mau berbuat apa, toh ini bukanlah tanahnya pikirnya.
Orang-orang di kaki bukit...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 413 Episodes
Comments
Arie Chaniago70
good good good good good good
2025-02-20
0
@Rifaniahmad214
bagussss.
tapi semua jangan lupa mampir dikarya ku judulnya "PETUALANGAN KLIN & GILLET" yaaa Terimakasih
2025-01-14
6
@Rifaniahmad214
/Good/
2025-01-11
0