Zaki membukakan pintu mobil untuk Melati "Silahkan tuan putri," ucap Zaki sambil tersenyum.
Melati tersanjung dengan perlakuan Zaki, wajahnya pun kini merah karena malu "Makasih Kak," ucap Melati lalu masuk kedalam mobil, Zaki menutup pintu mobil dengan hati-hati.
Zaki masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, seketika suasana hening tak ada satupun kata yang keluar dari mulut mereka, sesekali Zaki melirik Melati yang sedang melihat jalanan dari kaca mobil.
"Mel..." panggil Zaki mengusir keheningan.
Melati melihat kearah Zaki "Iya." jawab Melati.
"Pulang kuliah jam berapa?" tanya Zaki ingin tahu.
"Em...jam 2siang Kak," jawab Melati.
"Mau aku jemput?" Zaki memberikan tawaran.
"Tidak usah...nanti merepotkan," jawab Melati malu-malu.
"Tidak merepotkan sama sekali," jawab Zaki sambil tersenyum.
Melati tersenyum dengan jawaban Zaki, tidak tahu mengapa Melati senang diperlakukan seperti itu oleh Zaki "Astagfirullah!" Melati langsung beristigfhar dalam hati ketika sadar sudah mengagumi manusia dengan berlebihan.
Mobil Zaki sampai dikampus Melati, Zaki segera turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Melati "Sudah sampai tuan putri," ucap Zaki senyumannya membuat hati Melati berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Berlebihan Kak, Melati bisa sendiri," kata Melati saat turun dari mobil.
"Untuk tuan putri gak berlebihan kok," gombal Zaki.
"Tapi sayangnya aku bukan tuan putri Kak," saut Melati.
"Kamu itu tuan putriku," jawaban Zaki membuat wajah Melati bersemu merah.
"Ya sudah. Melati masuk dulu ya, makasih," Melati segera masuk kedalam kampus karena hatinya kini sudah tidak karuan lagi akibat kata-kata Zaki.
Tidak jauh dari mobil Zaki, terlihat Putra yang sedang mematung diatas motornya "Itu kan mobilnya Kak Zaki? nganterin Melati?" mata Putra membulat melihat pemandangan yang didepannya.
"Sial! masa kakak sendiri mau nikung adiknya! gak bisa dibiarin nih!" Putra menghampiri sang Zaki saat melihat Melati sudah masuk kedalam kampus.
"Kak!" teriak Putra, Zaki menengok kearah Putra.
"Kamu sudah sampai?" tanya Zaki.
"Ngapain Kakak nganterin Melati?" Zaki mengangkat alisnya mendengar pertanyaan adiknya.
"Memang kenapa?" tanya Zaki penasaran.
Putra mendekat kehadapan Zaki "Melati itu milik Putra, jadi Putra minta sama Kakak jangan deket-deket lagi sama Melati!" ancam Putra.
Zaki tersenyum simpul "Melati tidak bilang kalau sudah mempunyai kekasih, dia juga tidak bilang kalau sedang dekat denganmu, jadi hak Kakak buat deket dengannya, kau mengerti!" seru Zaki.
"Ha! Kakak macam apa kau ini! yang menikung adiknya sendiri!" geram Putra.
"Kakak gak nikung! kamunya aja yang mimpi!" ucap Zaki lalu langsung masuk kedalam mobil tanpa menghiraukan kekesalan Putra yang kini sedang memakinya.
Zaki menurunkan kaca mobilnya "Belajar yang rajin baru kamu pikirkan wanita!" ucap Zaki sebelum pergi meninggalkan Putra.
"Brengsek!" teriak Putra.
^
"San, kamu harus mengunjungi tempat wisata disini, sebelum kamu masuk kuliah," ucap Grissam saat setelah makan.
"Hasan memang ingin berkunjung kesuatu tempat Eyang," tutur Hasan.
"Kamu sudah mempunyai tujuan?" tanya Elois.
"Hem.." Hasan mengangguk "King's College dan Kapel King's College." lanjut Hasan.
"Waw...Eyang tidak menyangka kamu kenal dengan wisata itu," puji Elois.
"Dari buku Eyang," jawab Hasan jujur.
"Oke...besok pergilah bersama Albert dan Jefry," perintah Grissam.
"Baik Eyang, kalau begitu Hasan kekamar dulu ya," ucap Hasan.
"Iya sayang, selamat istirahat," ucap Grissam dan Elois bersamaan.
Hasan pergi kekamarnya lalu pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri, Hasan lalu membaringkan badannya dikasur, seketika Hasan langsung terlelap dalam tidurnya.
^
Hasan berolah raga dipagi hari disekitar rumah Grissam, setelah berolah raga Hasan berdiri mematung dihalaman rumah Grissam, halaman yang sangat luas dan dipenuhi dengan berbagai bunga ditepi halaman, membuat mata betah memandangnya.
Setelah puas berolah raga Hasan masuk kedalam rumah dan segera membersihkan diri karena hari ini dirinya ingin mengunjungi King's College.
"Eyang..Hasan pergi dulu ya," ucap Hasan saat selesai dan sudah bersiap diri.
"Cucu Eyang semangat sekali! hati-hati ya sayang," ucap Elois yang sekarang merasa sangat bahagia bisa tinggal bersama cucunya.
"Eyang bisa saja, Insya Allah Eyang," ucap Hasan.
Hasan pergi bersama Albert dan juga Jefry, Albert yang menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang "Tuan Muda..." panggil Jefry yang sedang duduk disamping Albert.
"Kenapa Jef?" tanya Hasan.
"Tuan Arman..." Jefry tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena teringat dengan pesan Rumi istrinya.
Mendengar nama Arman, Hasan langsung membenarkan duduknya "Ada apa dengan Paman?" tanya Hasan penasaran.
Jefry terdiam cukup lama, kata-kata istrinya Arman teringang dikepalanya menjadikan Jefry tidak kuasa untuk memberitahu Hasan.
"Tidak apa-apa Tuan, Tuan Arman hanya menyayakan kabar Tuan Muda," tutur Jefry berbohong.
Hasan kembali menyandarkan tubuhnya "Aku kirain ada apa Jef, kalau ada apa-apa dengan Paman, kasih tahu aku!" perintah Hasan.
Jefry terdiam tidak mengiyakan ataupun menolaknya "Maafkan aku Tuan Muda," batin Jefry.
^
Melati berlari keluar dari kampus saat mendengar kabar dari sang ibu, kabar yang membuat airmatanya kini tak henti-hentinya mengalirkan airmata.
Melati menaiki taksi, didalam taksi Melati henti-hentinya menangis dan berdoa untuk ayahnya "Selamatkan Papahku Allah," gumam Melati.
Ponsel Melati berdering menandakan ada panggilan masuk "Kak Zaki?" gumam Melati.
"Assalamualaikum." salam Melati saat mengangkat ponselnya.
"Wa'alaikumsalam, kamu dimana? dikampus kok tidak ada?" tanya Zaki yang saat ini sudah berada didepan gerbang kampus Melati.
"Aku sudah pulang Kak," jawab Melati serak karena menangis.
Zaki mendengar suara Melati berbeda "Kamu nangis? kenapa? ada apa? apa ada masalah?" tanya Zaki begitu cemas.
"Papah..."
"Ada apa dengan Papahmu Mel?" Zaki semakin penasaran.
"Kecelakaan," ucap lirih Melati.
Zaki terkejut dengan penuturan Melati "Kamu dimana sekarang? aku akan kesana!" tanya Zaki khawatir.
"Dijalan, mau kerumah sakit," jawab Melati.
Zaki langsung menutup teleponnya dan segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
Melati tiba dirumah sakit, Melati berlari dan mencoba bertanya kepada resepsionis, setelah mendapatkan alamat kamar ayahnya, Melati berlari kencang untuk segera sampai diruang ayahnya.
"Mamah!" teriak Melati saat melihat sang ibu didepan ruang perawatan.
Melati berlari memeluk ibunya yang saat ini tidak kalah sedihnya dengan Melati "Bagaimana ini bisa terjadi Mah?" tanya Melati sambil menangis.
"Mamah juga gak tahu Mel...tiba-tiba Mamah ditelepon oleh pihak rumah sakit," tutur Rumi.
^
Saat Hasan,Jefry dan Albert berjalan disekitar King's College, tiba-tiba Hasan merasakan sesuatu yang membuat hatinya tidak nyaman.
"Jef...kok perasaan aku tidak enak ya?" tutur Hasan, membuat Jefry terkejut.
"Memang apa yang Tuan Muda pikirkan?" tanya Jefry berpura-pura.
"Aku tidak tahu Jef, tapi yang pasti hatiku berasa tidak tenang," ucap Hasan.
Perkataan Hasan membuat hati Jefry ngilu, namun pesan dari istri Arman membuat Jefry bisa menutupi semuanya "Maafkan aku Tuan Muda." batin Jefry merasa bersalah.
(besok lagi 😂😂)
jangan lupa vot biar author semangat hehehhe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Anthy Khalid
pasti kecelakaaan yg di alami arman sm dng ortu hasan...ada unsur kesengajaaan.
2021-09-25
1
kiki
jangan" sabotase lg
2021-06-07
1
Rosalba
👍👍👍
2021-04-15
1