Kepergian Hasan

Ayu berjongkok didekat Hasan "Hasan..." Ayu mengusap-usap kepala Hasan yang sedang menangis dipusara Ayahnya.

Hasan kecil tak bergeming ia masih setia memeluk dan menangis dipusara Ayahnya. Ayu memeluk Hasan "Sayang...jangan seperti ini, orangtua Hasan sudah bahagia sama Allah Nak, Hasan harus kuat dan ikhlas sayang," tutur Ayu berharap Hasan mau mendengarnya.

Ayu kembali berjongkok ketika Hasan mau melepas pelukannya dari pusara sang Ayah "Apa benar orangtuaku sudah bahagia bersama Allah Bibi?" Hasan kecil bertanya dengan lugu.

Ayu menganggukan kepalanya "Pasti sayang, Hasan harus tetap melanjutkan hidup dan menjadi anak yang baik, agar mereka bahagia melihat Hasan berhasil didunia ini," tutur Ayu.

"Apa Hasan tidak bisa ikut bersama mereka Bibi?" pertanyaan Hasan membuat Ayu terkesiap, seketika Ayu memeluk Hasan yang sudah berdiri, Ayu menangis tanpa suara "Boleh, tapi nanti kalau Allah sudah suruh Hasan buat kembali pada-Nya, dan selama itu Hasan harus selalu berdoa buat orangtua Hasan dan jadilah anak yang membuat mereka bangga, setelah itu Allah pasti pertemukan Hasan dengan orangtua Hasan disurga-Nya Allah," Ayu berkata dengan suara serak karna menangis.

Hasan membalas pelukan Bibinya dan Hasanpun menangis dipelukan sang Bibi "Kalau Ayah dan Ibu meninggalkanku, lalu bagaimana dengan Hasan Bi, Hasan sama siapa Bi?" Hasan berkata dengan menangis.

Ayu menangkup kedua pipi Hasan dengan tangannya "Masih ada Paman dan Bibi sayang, kamu jangan khawatir, Bibi akan selalu bersamamu," Ayu memberikan senyuman dan menghapus airmata Hasan dengan ibu jarinya.

"Apa tidak apa-apa Bi?, Hasan tidak mau merepotkan Bibi?" tanya Hasan.

Ayu tersenyum mendengar pertanyaan Hasan "Gak apa-apa sayang, Hasan sekarang adalah tanggung jawab Bibi dan Paman, jadi sekarang kita pulang ya? kita beresin barang-barang Hasan untuk tinggal dirumah Bibi," bujuk Ayu yang berharap Hasan mau menerima bujukannya.

Hasan berdiam diri lalu menoleh kemakam Ayah dan Ibunya lalu kembali menghadap Bibinya, Ayu tersenyum dan menganggukkan kepalanya "Mau ya Nak, nanti disana Hasan kan jadi ada temen yaitu Zaki dan putra anak Bibi," Ayu berusaha untuk meyakinkan Hasan.

Setelah Hasan berfikir akhirnya Hasan menganggukan kepalanya "Baiklah Bi, Hasan akan ikut Bibi pulang," jawaban Hasan membuat Ayu berucap syukur kepada sang Pencipta, Pak Arman juga melakukan hal yang sama seperti Ayu.

^

Zaki yang semakin penasaran dengan apa yang terjadi dengan saudara sepupunya itu mencoba bertanya kepada Ayahnya yang masih setia melihat Istri dan keponakannya "Pah...sebenarnya ini ada apa sih Pah, kok Hasan bisa ada disini dan dia menangis pula, memang siapa yang Hasan tangisi Pah?" Zaki membuka suara.

Panji menoleh kepada anak sulungnya yang kini sudah bersekolah SMP di sekolah Favorit ditempatnya "Orangtua Hasan meninggal Nak," jawaban Papahnya membuat Zaki terkejut tak percaya begitu pula dengan Putra yang dari tadi menggelayut lengan Kakaknya.

"Papah lagi gak bercanda kan Pah?" Zaki masih tak percaya.

Panji mengusap kepala anak sulungnya tersebut "Untuk apa Papah bercanda dalam urusan seperti ini sayang," tegas Panji.

"Innalillahiwainnalillahi roji'un, kasihan Hasan Pah, Pasti Hasan sangat sedih," ucap Zaki dengan tulus.

"Itu pasti Nak, tidak ada anak yang tak sedih bila ditinggal kedua orangtuanya Zak," Panji membenarkan perkataan anaknya.

"Lalu sekarang Hasan gimana Pah? siapa yang bakal urusin dia?" tanya Zaki.

"Ya sama kita lah sayang, kan orangtua Hasan cuman punya saudara Ibu kamu aja, ya kita yang harus gantiin posisi orangtua buat Hasan sampai Hasan bisa mengurus hidupnya sendiri nanti," tutur Panji kepada anak sulungnya.

Zaki menganggukan kepalanya mendengar tuturan Papahnya yang sangat bijak itu.

Zaki merasa iba kepada Hasan, dia berjanji akan menyayangi Hasan seperti adiknya sendiri.

Terlihat Ayu dan Hasan berjalan menghampiri Panji,Zaki dan Putra, setelah berdrama akhirnya kini Hasan bisa mengerti dan mau diajak kembali kerumahnya untuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawa kerumah Bibinya.

"Assalmualaikum, Paman.." Hasan memberi salam kepada Pamannya saat sudah berada didepannya.

"Wa'alaikumsalam," Panji memberikan senyuman dan tepukan dibahu Hasan "Keponakan Paman harus kuat ya!" Panji memberikan semangat kepada Hasan agar tidak putus asa.

Hasan mengangguk "Insya Allah Paman," jawaban Hasan membuat Ayu dan yang lain tersenyum bangga.

Mereka pun akhirnya pergi dari makam tersebut, Pak Arman pun kembali kerumahnya dan sebelum Pak Arman kembali dia berpesan kepada Ayu dan Panji untuk menjaga Hasan dengan baik, Ayu dan Panji pun mengiyakan pesan tetangga Hasan tersebut.

Semua sudah memasuki mobil, Panji segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dan meninggalkan tempat pemakaman itu. Hasan duduk dipinggir saat mobil mulai melaju Hasan hanya diam dan memandang keluar jendela mobil, Hasan termenung dengan pikiran-pikirannya "Do'akan aku Ayah Ibu, agar aku bisa menjadi anak yang kalian harapkan" batin Hasan.

Sampai dirumah Hasan

Hasan turun beserta dengan yang lain, Hasan berjalan dengan tidak semangat memasuki rumah yang dimana banyak kenangan bersama kedua orangtuanya membuat Hasan meneteskan airmatanya namun segera Hasan menghapusnya tidak mau saudara-saudaranya tau bahwa Hasan masih bersedih.

Rumah orangtua Hasan tak sebesar rumah Bibinya, namun disini Hasan diajarkan banyak hal oleh kedua orangtuanya, mereka memberikan kasih sayang yang cukup untuk Hasan, memberika apa yang Hasan butuhkan bukan apa yang Hasan mau.

Hasan selalu diajarkan sederhan walau sebenarnya mereka memiliki cukup harta untuk berpamer dunia, namun tidak dengan keluarga ini, mereka hidup sederhana walau sebenernya mereka memiliki kuasa untuk bergaya. bahkan tidak ada yang tau jika sebenernya orangtua Hasan adalah orang yang kaya mampu memperkerjakan orang ribuan dipabrik usahanya, namun orangtua Hasan tidak tamak akan kehidupan dunia.

Hasan masuk kedalam kamar dan mempersiapkan barang-barangnya yang ingin dia bawa "Apa semua sudah siap Nak?" tanya Bi Ayu yang tiba-tiba berada didepan kamar Hasan.

Hasan menoleh kearah Bibinya "Insya Allah sudah Bi!" Hasan mamakai tasnya dikedua punggungnya.

Sebelum meninggalkan rumahnya, Hasan berpamitan dengan tetangga-tetangga Hasan, Tetangga Hasan begitu terharu dengan kepergian Hasan, diantara mereka ada yang memberikan kenang-kenangan kepada Hasan, Hasan pun menerima pemberian dari tetangga Hasan dan mamasukkannya didalam tas yang dia bawa.

Pak Arman yang begitu tidak rela melihat Hasan pergi, karna dia lah yang tau keluarga Hasan dari dalam dan luar, sebelum Hasan pergi Pak Arman memeluk Hasan "Sekolah yang pandai ya San, agar bisa menjadi orang yang hebat seperti Ayahmu," tutur Pak Arman dan diangguki oleh Hasan "Terimakasih Paman, kalau ada waktu mainlah ketempat Bibiku Paman," Pak Arman tersenyum dan mengangguk mengiyakan ajakan Hasan.

Setelah berpamitan Hasan dan yang lainnya masuk kedalam mobil, Panji pun segera melajukan mobilnya meninggalkan rumah Hasan, Hasan melambaikan tangannya kepada para tetangganya, tetanggapun antusias melambaikan tangannya kepada Hasan, hingga mobil yang ditumpangi Hasan sudah tidak terlihat lagi " Kamu akan menjadi pewaris tunggal Ayahmu San!" Pak Arman tersenyum dan masuk kedalam rumahnya.

#jangan lupa dukung author dengan cara like dan vot ya kaka 😊😊 terimakasih sudah membaca novel author yang receh ini 😊😊

Terpopuler

Comments

Cbsarjan

Cbsarjan

aku jadi manesis cerita

2021-11-08

0

Wan Ipink

Wan Ipink

lanjutt.,

2021-10-30

0

Siera Arisanty

Siera Arisanty

haddeuh,,masih awal episode,,sdh bikin mewek 😥

2021-09-28

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kepergian Hasan
3 sinisnya Putra
4 Mahasiswi baru
5 Kesedihan Paman
6 Mengusir Hasan
7 Amarah Arman
8 Hanya kertas
9 Surat Fatimah
10 Nenek..Kakek?
11 Penyesalan
12 Tamu tak diundang
13 Penyesalan2
14 Kegugupan Hasan
15 Wajah pucat Putra
16 Tangisan Hasan
17 Kehidupan yang lucu
18 Berangkatnya Hasan ke London
19 Pesan Zaki
20 Perasaan tidak enak Hasan
21 Merasa kagum dan bodoh
22 Aku bisa memiliki ragamu tapi hatimu?
23 Mimpi Buruk!
24 Kita pergi!
25 Wanita ketakutan!
26 Nadine
27 Liontin unik
28 Terimakasih
29 Nadine...bertahanlah!
30 Permohonan Hasan
31 Masih ada Aku dan Jefry.
32 Tak berkedip memandang
33 Kepulangan Nadine
34 Cepat sekali kau Move on
35 Tak terpikirkan oleh Jefry!
36 hanya karena Dendam, cinta dan harta.
37 Hancurnya perasaan Hasan
38 Kecemasan Zaki dan Putra
39 Apa yang Tuan lakukan kepada papahku!
40 Ambilah hartaku dan kembalikan kedua orangtuaku.
41 Kamu tidak pantas untuk disebut Ayah!
42 Jangan melampiaskan kemarahanmu dengan orang yang sama sekali tidak bersalah.
43 Kalian pacaran?
44 Ma-mah
45 Mawar tidak yakin, Mah!
46 Pergi dari sini!
47 Yang Terpenting Bukan Kamu
48 Kemarahan Hasan!
49 Harusnya Saat Itu Aku mengijinkan Eyang untuk membunuhnya!
50 Ayah!
51 Aku Akan Menikahinya
52 Pertengkaran Suami-Istri Yang Tak Muda Lagi
53 Maafkan Aku
54 Ayah tetap Ayahku.
55 Akad nikah
56 Cinta Luar Biasa
57 Bila Waktu Bisa Ku Putar Kembali
58 Kalau Berani Lawan Aku Sini!
59 Terimakasih Sudah Mau Menjadi Istriku
60 Ayo Kita Lakukan Lagi
61 Siapa Yang Melakukan Ini?
62 Aku Tidak Akan Bodoh Lagi!
63 Hey Tuan! Kalau Berani Lawan Kami!
64 Sayang
65 Kemarahan Mawar
66 Kalau Begitu Pecat Jefry!
67 AA Suka Kok
68 Cinta Di Bawah Sower
69 Irma Sakit
70 Kegundahan Hati Mawar
71 Kematian Itu Takdir
72 Bintangmu Ada Dihadapanmu
73 Kertas Ancaman
74 Pertengkaran Alin dan Laila
75 Aku Takut Terjadi Sesuatu Denganmu
76 Aku Tidak Akan Tinggal Diam Saat Kau Meminta Istriku!
77 Perkelahian Dua Kubu
78 Kerja Yang Bagus Lusi!
79 Flash Back Perbuatan Sony
80 Diamnya Hasan
81 Aku Mencintaimu
82 Pengumuman untuk pembaca
83 Mau Pilih Cover Mana Nih?
84 Sesaon 2 babang Hasan sudah hadir
85 Siapa Yang Belum Mampir??
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Prolog
2
Kepergian Hasan
3
sinisnya Putra
4
Mahasiswi baru
5
Kesedihan Paman
6
Mengusir Hasan
7
Amarah Arman
8
Hanya kertas
9
Surat Fatimah
10
Nenek..Kakek?
11
Penyesalan
12
Tamu tak diundang
13
Penyesalan2
14
Kegugupan Hasan
15
Wajah pucat Putra
16
Tangisan Hasan
17
Kehidupan yang lucu
18
Berangkatnya Hasan ke London
19
Pesan Zaki
20
Perasaan tidak enak Hasan
21
Merasa kagum dan bodoh
22
Aku bisa memiliki ragamu tapi hatimu?
23
Mimpi Buruk!
24
Kita pergi!
25
Wanita ketakutan!
26
Nadine
27
Liontin unik
28
Terimakasih
29
Nadine...bertahanlah!
30
Permohonan Hasan
31
Masih ada Aku dan Jefry.
32
Tak berkedip memandang
33
Kepulangan Nadine
34
Cepat sekali kau Move on
35
Tak terpikirkan oleh Jefry!
36
hanya karena Dendam, cinta dan harta.
37
Hancurnya perasaan Hasan
38
Kecemasan Zaki dan Putra
39
Apa yang Tuan lakukan kepada papahku!
40
Ambilah hartaku dan kembalikan kedua orangtuaku.
41
Kamu tidak pantas untuk disebut Ayah!
42
Jangan melampiaskan kemarahanmu dengan orang yang sama sekali tidak bersalah.
43
Kalian pacaran?
44
Ma-mah
45
Mawar tidak yakin, Mah!
46
Pergi dari sini!
47
Yang Terpenting Bukan Kamu
48
Kemarahan Hasan!
49
Harusnya Saat Itu Aku mengijinkan Eyang untuk membunuhnya!
50
Ayah!
51
Aku Akan Menikahinya
52
Pertengkaran Suami-Istri Yang Tak Muda Lagi
53
Maafkan Aku
54
Ayah tetap Ayahku.
55
Akad nikah
56
Cinta Luar Biasa
57
Bila Waktu Bisa Ku Putar Kembali
58
Kalau Berani Lawan Aku Sini!
59
Terimakasih Sudah Mau Menjadi Istriku
60
Ayo Kita Lakukan Lagi
61
Siapa Yang Melakukan Ini?
62
Aku Tidak Akan Bodoh Lagi!
63
Hey Tuan! Kalau Berani Lawan Kami!
64
Sayang
65
Kemarahan Mawar
66
Kalau Begitu Pecat Jefry!
67
AA Suka Kok
68
Cinta Di Bawah Sower
69
Irma Sakit
70
Kegundahan Hati Mawar
71
Kematian Itu Takdir
72
Bintangmu Ada Dihadapanmu
73
Kertas Ancaman
74
Pertengkaran Alin dan Laila
75
Aku Takut Terjadi Sesuatu Denganmu
76
Aku Tidak Akan Tinggal Diam Saat Kau Meminta Istriku!
77
Perkelahian Dua Kubu
78
Kerja Yang Bagus Lusi!
79
Flash Back Perbuatan Sony
80
Diamnya Hasan
81
Aku Mencintaimu
82
Pengumuman untuk pembaca
83
Mau Pilih Cover Mana Nih?
84
Sesaon 2 babang Hasan sudah hadir
85
Siapa Yang Belum Mampir??

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!