Hasan Alfatar

Hasan Alfatar

Prolog

Hasan Alfatar

Nama yang singkat namun penuh makna, Hasan sendiri berarti baik dan indah. Sedangkan Alfatar berarti percaya diri dan suka berpetualang.

Hasan anak yang baik dan ceria, dia selalu membuat orang tuanya tersenyum bangga karna perilakunya yang baik dan juga pandai disekolah, namun itu sebelum kejadian yang sangat memilukan terjadi.

Hasan sebelumnya tinggal bersama kedua orangtuanya, namun na'as waktu itu tak lama, karna dirinya harus mendapati kedua orangtuanya meninggalkannya untuk selamanya karna kecelakaan yang dialamai kedua orangtuanya.

Kala itu Siang menjelang sore Hasan kecil menangis tersedu-sedu diantara pusara kedua orang tuanya "Ibu, bangun Bu, Hasan disini Bu, ayo kita pulang Bu!" Hasan memeluk pusara sang Ibu.

"Ayah... ayo bangun Ayah! Hasan sendirian Ayah!" Hasan berpindah memeluk pusara sang Ayah sambil menangis tersedu-sedu.

Orang-orang yang melihat Hasan kecil menangis dipusara kedua orangtuanya merasa iba bahkan diantara mereka ikut menitikkan airmatanya sedih melihat pemandangan yang ada didepannya.

Bagaimana tidak anak yang baru berumur 10tahun harus merasakan kehilangan kedua orangtuanya sekaligus dalam waktu yang bersamaan, tentu Hasan kecil akan menangis meratapi kepergian mereka.

"Ayah,Ibu, ayo bangun kita pulang! Ayah,Ibu. Hasan takut Bu sendirian dirumah," Hasan kecil masih setia memeluk pusara kedua orangtuanya sambil menangis tersedu-sedu.

"Hasan sama siapa Ayah? kalau Ayah ninggalin Hasan!" airmata terus mengalir dipipi Hasan kecil.

Sunyi hanya airmata yang berbicara, mereka masih setia berdiri melihat Hasan menangis, bahkan airmata mereka pun menjadi saksi betapa pilunya melihat seorang anak kecil yang sedang menangis dan memeluk pusara orantuanya. kita yang dewasa saja terkadang belum siap untuk menerima kepergian kedua orangtua kita, Apalagi Hasan yang masih kecil? bahkan segala sesuatunya masih harus diurusi kedua orantuanya, namun kini Hasan harus siap mengurusi dirinya sendiri.

"A-yah.....Ib-u......" Hasan tersedu-sedu memanggil kedua orantuanya berharap bahwa mereka akan segera kembali hidup bersama-sama lagi. Namun takdir seakan tak mendengar rengekan Hasan, mereka masih setia dengan alam barunya.

Orang-orang yang peduli dengan Hasan satu-persatu membujuk Hasan agar dia mau pulang, namun diantara mereka tak ada satupun yang berhasil membujuk Hasan untuk pulang. Membuat mereka semakin pilu melihatnya.

"Aku masih pingin bersama Ayah dan Ibuku," jawaban Hasan kepada orang yang membujuknya untuk pulang membuat semuanya bungkam dan mengalirkan airmata.

"Lebih baik, kalian pulang lah, biar aku disini yang temani Hasan sampai saudara dari kedua orangtua Hasan tiba kesini," ucap lelaki paruh baya, dia adalah tetangga Hasan dan kedua orangtuanya yang bernama Pak Arman.

Pak Arman merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Hasan, karna dirinya juga ditinggalkan kedua orantuanya saat masih kecil, namun Pak Arman beruntung ada yang mau mengasuhnya dan merawatnya dengan baik, mereka yang kini menjadi kedua orangtua angkat Pak Arman sampai sekarang. Itulah sebabnya Pak Arman setia berada dipemakaman menemani Hasan yang setia menangis dan memeluk pusara orangtuanya, Karna Pak Arman pun pernah melakukannya dulu.

"Baik lah Pak Arman, tolong temani Hasan dan bujuk dia untuk pulang nanti Pak," ucap salah satu dari mereka.

Pak Arman menganggukan kepalanya "Insya Allah." Pak Arman tersenyum, mencoba membuat mereka tenang.

Mereka pun akhirnya pergi meninggalkan Hasan dan Pak Arman, Pak Arman membiarkan Hasan menangis dan hanya melihatnya "Paman sangat mengerti perasaanmu San, karna Paman juga pernah berada diposisimu dulu" Pak Arman menitikkan airmata tatkala mengenang masa lalunya.

^

Ayu, suami beserta anak-anaknya tiba dikediaman orangtua Hasan setelah menempuh perjalanan selama 2jam dari kediamannya. Ayu adalah kakak dari Ibu Hasan (Fatimah), Ibu Hasan hanya memliki satu saudara yaitu Ayu.

Ayu mendapatkan kabar duka ini dari tetangga orangtua Hasan yaitu Pak Arman. Setelah mendapat kabar duka tersebut Ayu segera menghubungi suaminya (Panji) yang sedang bekerja untuk menyuruhnya pulang dan pergi kerumah Hasan, Panji segera bersiap-siap pulang setelah mendengar kabar duka dari sang istri.

Saat tiba dikediaman orangtua Hasan, Ayu melihat keadaannya sudah sangat sepi "Maaf Pak, apa saudara saya sudah dimakamkan?" Ayu mencoba bertanya kepada Bapak-bapak yang sedang membereskan halaman rumah orangtuan Hasan.

"Oh sudah bu, sekitar setengah jam yang lalu bu, karna jenazah sudah dimandikan dirumah sakit jadi saat pulang tinggal dishalati dan dimakamkan," Ayu segera pergi kepemakaman setelah berpamitan kepada Bapak tadi.

"Kita kepemakaman Pah, katanya sudah dimakamkan!" ucap Ayu setelah masuk kedalam mobil.

"Baik Mah," Panji segera menjalankan mesin mobil dan melajukan mobil meninggalkan rumah orangtua Hasan.

Ayu terlihat sangat sedih karna kabar duka tersebut sangat mendadak, Ayu memikirkan nasib Hasan yang masih kecil, Panji mengerti keadaan istrinya saat ini "Yang sabar yah Mah, semoga Hasan bisa kuat dan sabar," Panji mengusap kepala Ayu dengan penuh kasih sayang.

Airmata Ayu semakin deras mendengar nama Hasan, tak bisa ia bayangkan bagaimana perasaan Hasan saat ini. Ayu memandang kebelakang dimana anak-anaknya tengah tertidur lelap, Ayu membayangkan bagaimana jika posisi Hasan itu menimpa kedua anaknya, airmata Ayu semakin deras memikirkan ketakutan-ketakutannya. Ayu kembali melihat jalanan untuk mengusir pikiran-pikiran negatifnya.

Tak butuh waktu lama mobil Ayu tiba dipemakaman, Ayu wmembangunkan kedua anaknya yang masih tidur, Zaki dan Putra (anak-anak Ayu) bangun, mereka mengucek matanya dan menguap, namun mereka kaget ketika keluar dari mobil karna mereka kini berada dipemakaman "Mah, kok kita kesini Mah, hiiii Putra takut Mah," Putra menggelayut pada Ayu.

Ayu tersenyum melihat kelakuan anak bungsunya itu "Gak usah takut Nak, kan ada Mamah,Papah juga Kak Zaki," Ayu mengusap-usap punggung Putra dengan kasih sayang.

"Ayo Mah!" Ayu tersadar dan segera menggandeng kedua anaknya untuk mengikutinya, Zaki dan Putra pun mengikuti kedua orangtuanya, Putra yang takut dengan tempat itu menggandeng tangan Ayu sangat erat, membuat Zaki sang Kakak merasa geli dengan kelakuan adiknya. Bagaimana tidak Putra yang terkenal nakal disekolah takut dengan tempat pemakaman seperti ini.

Panji berhenti setelah sampai ditempat dimana Hasan tengah memeluk pusara Ayahnya saat itu, Ayu dan kedua anaknya ikut berhenti. Ayu tak kuasa menahan tangisnya melihat Hasan yang memeluk pusara Ayahnya sambil menangis tersedu-sedu. Zaki dan Putra pun kaget melihat saudara sepupunya tengah menangis dan memeluk pusara. Zaki ingin bertanya kepada orangtuanya namun Ayu terlebih dulu berjalan mendekati Hasan sehingga Zaki mengurungkan niatnya untuk bertanya dan dia hanya diam berdiri dibelakang Papahnya.

Ayu menyapa tetangga yaitu Pak Arman orangtua Hasan yang masih menemani Hasan dipemakaman "Terimakasih sudah menemani keponakan saya Pak, maaf saya lama," Ayu berucap dengan airmata yang terus mengalir membasahi pipinya.

Pak Arman melihat kearah Ayu lalu beralih kearah Panji dan kedua anaknya "Tidak apa-apa Bu," Pak Arman mempersilahkan Ayu untuk mendekati Hasan, Pak Arman juga meminta Ayu dan sekeluarga bisa membujuk Hasan untuk pulang karna sedari tadi Hasan tak mau mendengarkan siapapun. Ayu semakin sedih mendengar cerita Pak Arman, airmatanya semakin deras mengalir dari pelupuk matanya.

Ayu berjalan mendekati Hasan, Ayu berjongkok didekat Hasan lalu Ayu mengusap-usap kepala Hasan dengan lembut "Hasan..." Ayu berucap dengan suara serak menahan tangisnya.

^

^

^

#selamat membaca semoga bisa menghibur kalian semua 😊😊😊

Terpopuler

Comments

Glenn Febrian

Glenn Febrian

glenn

2023-12-16

0

Sisilia Nopita Sari

Sisilia Nopita Sari

yaa allah,,ingt alm bapak😭😭😭

2022-01-25

0

Nurafni Zalfaalituhayu

Nurafni Zalfaalituhayu

episode pertama dah bikin mewek 😭😭😭😭

2021-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kepergian Hasan
3 sinisnya Putra
4 Mahasiswi baru
5 Kesedihan Paman
6 Mengusir Hasan
7 Amarah Arman
8 Hanya kertas
9 Surat Fatimah
10 Nenek..Kakek?
11 Penyesalan
12 Tamu tak diundang
13 Penyesalan2
14 Kegugupan Hasan
15 Wajah pucat Putra
16 Tangisan Hasan
17 Kehidupan yang lucu
18 Berangkatnya Hasan ke London
19 Pesan Zaki
20 Perasaan tidak enak Hasan
21 Merasa kagum dan bodoh
22 Aku bisa memiliki ragamu tapi hatimu?
23 Mimpi Buruk!
24 Kita pergi!
25 Wanita ketakutan!
26 Nadine
27 Liontin unik
28 Terimakasih
29 Nadine...bertahanlah!
30 Permohonan Hasan
31 Masih ada Aku dan Jefry.
32 Tak berkedip memandang
33 Kepulangan Nadine
34 Cepat sekali kau Move on
35 Tak terpikirkan oleh Jefry!
36 hanya karena Dendam, cinta dan harta.
37 Hancurnya perasaan Hasan
38 Kecemasan Zaki dan Putra
39 Apa yang Tuan lakukan kepada papahku!
40 Ambilah hartaku dan kembalikan kedua orangtuaku.
41 Kamu tidak pantas untuk disebut Ayah!
42 Jangan melampiaskan kemarahanmu dengan orang yang sama sekali tidak bersalah.
43 Kalian pacaran?
44 Ma-mah
45 Mawar tidak yakin, Mah!
46 Pergi dari sini!
47 Yang Terpenting Bukan Kamu
48 Kemarahan Hasan!
49 Harusnya Saat Itu Aku mengijinkan Eyang untuk membunuhnya!
50 Ayah!
51 Aku Akan Menikahinya
52 Pertengkaran Suami-Istri Yang Tak Muda Lagi
53 Maafkan Aku
54 Ayah tetap Ayahku.
55 Akad nikah
56 Cinta Luar Biasa
57 Bila Waktu Bisa Ku Putar Kembali
58 Kalau Berani Lawan Aku Sini!
59 Terimakasih Sudah Mau Menjadi Istriku
60 Ayo Kita Lakukan Lagi
61 Siapa Yang Melakukan Ini?
62 Aku Tidak Akan Bodoh Lagi!
63 Hey Tuan! Kalau Berani Lawan Kami!
64 Sayang
65 Kemarahan Mawar
66 Kalau Begitu Pecat Jefry!
67 AA Suka Kok
68 Cinta Di Bawah Sower
69 Irma Sakit
70 Kegundahan Hati Mawar
71 Kematian Itu Takdir
72 Bintangmu Ada Dihadapanmu
73 Kertas Ancaman
74 Pertengkaran Alin dan Laila
75 Aku Takut Terjadi Sesuatu Denganmu
76 Aku Tidak Akan Tinggal Diam Saat Kau Meminta Istriku!
77 Perkelahian Dua Kubu
78 Kerja Yang Bagus Lusi!
79 Flash Back Perbuatan Sony
80 Diamnya Hasan
81 Aku Mencintaimu
82 Pengumuman untuk pembaca
83 Mau Pilih Cover Mana Nih?
84 Sesaon 2 babang Hasan sudah hadir
85 Siapa Yang Belum Mampir??
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Prolog
2
Kepergian Hasan
3
sinisnya Putra
4
Mahasiswi baru
5
Kesedihan Paman
6
Mengusir Hasan
7
Amarah Arman
8
Hanya kertas
9
Surat Fatimah
10
Nenek..Kakek?
11
Penyesalan
12
Tamu tak diundang
13
Penyesalan2
14
Kegugupan Hasan
15
Wajah pucat Putra
16
Tangisan Hasan
17
Kehidupan yang lucu
18
Berangkatnya Hasan ke London
19
Pesan Zaki
20
Perasaan tidak enak Hasan
21
Merasa kagum dan bodoh
22
Aku bisa memiliki ragamu tapi hatimu?
23
Mimpi Buruk!
24
Kita pergi!
25
Wanita ketakutan!
26
Nadine
27
Liontin unik
28
Terimakasih
29
Nadine...bertahanlah!
30
Permohonan Hasan
31
Masih ada Aku dan Jefry.
32
Tak berkedip memandang
33
Kepulangan Nadine
34
Cepat sekali kau Move on
35
Tak terpikirkan oleh Jefry!
36
hanya karena Dendam, cinta dan harta.
37
Hancurnya perasaan Hasan
38
Kecemasan Zaki dan Putra
39
Apa yang Tuan lakukan kepada papahku!
40
Ambilah hartaku dan kembalikan kedua orangtuaku.
41
Kamu tidak pantas untuk disebut Ayah!
42
Jangan melampiaskan kemarahanmu dengan orang yang sama sekali tidak bersalah.
43
Kalian pacaran?
44
Ma-mah
45
Mawar tidak yakin, Mah!
46
Pergi dari sini!
47
Yang Terpenting Bukan Kamu
48
Kemarahan Hasan!
49
Harusnya Saat Itu Aku mengijinkan Eyang untuk membunuhnya!
50
Ayah!
51
Aku Akan Menikahinya
52
Pertengkaran Suami-Istri Yang Tak Muda Lagi
53
Maafkan Aku
54
Ayah tetap Ayahku.
55
Akad nikah
56
Cinta Luar Biasa
57
Bila Waktu Bisa Ku Putar Kembali
58
Kalau Berani Lawan Aku Sini!
59
Terimakasih Sudah Mau Menjadi Istriku
60
Ayo Kita Lakukan Lagi
61
Siapa Yang Melakukan Ini?
62
Aku Tidak Akan Bodoh Lagi!
63
Hey Tuan! Kalau Berani Lawan Kami!
64
Sayang
65
Kemarahan Mawar
66
Kalau Begitu Pecat Jefry!
67
AA Suka Kok
68
Cinta Di Bawah Sower
69
Irma Sakit
70
Kegundahan Hati Mawar
71
Kematian Itu Takdir
72
Bintangmu Ada Dihadapanmu
73
Kertas Ancaman
74
Pertengkaran Alin dan Laila
75
Aku Takut Terjadi Sesuatu Denganmu
76
Aku Tidak Akan Tinggal Diam Saat Kau Meminta Istriku!
77
Perkelahian Dua Kubu
78
Kerja Yang Bagus Lusi!
79
Flash Back Perbuatan Sony
80
Diamnya Hasan
81
Aku Mencintaimu
82
Pengumuman untuk pembaca
83
Mau Pilih Cover Mana Nih?
84
Sesaon 2 babang Hasan sudah hadir
85
Siapa Yang Belum Mampir??

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!