Sampai di London Cambridge Grissam membawa Hasan kerumahnya, Hasan tak henti-hentinya mengucap syukur dalam hati. Bersyukur karena Hasan tidak pernah membayangkan bahwa dirinya bisa menginjakan kakinya dinegeri itu.
"San." panggil Grissam.
"Iya Eyang." jawab Hasan melirik kebelakang tempat Grissam duduk bersama Elois.
Grissam tersenyum "Kapan kamu mulai masuk ke Universitas Cambridge?" tanya Grissam.
"Em...mungkin menunggu 2minggu lagi Eyang," Grissam pun menganggukan kepalanya.
Mobil Grissam pun sampai dirumah Grissam "Rumah Eyang?" tanya Hasan ketika turun dari mobil.
"Akan menjadi milikmu nanti," tutur Elois tersenyum lalu menggandeng tangan cucunya untuk masuk kedalam.
"Hem...aku akan segera terlupakan olehmu El!" umpat Grissam membuat Elois dan Hasan tertawa.
"Karena aku sudah menemukan yang lebih tampan darimu Sam!" ledek Elois.
Sama seperti dirumah Hasan ketika pintu terbuka para pelayang pun berjejer menyambut tuannya datang, Hasan menganggukan kepalanya tanda berterimakasih kepada mereka.
Grissam, Hasan, Albert dan Jefry berjalan keruang keluarga, sedangkan Elois memberikan perintah kepada pelayan-pelayannya.
"Prepare a room for my granddaughter."
("Siapkan kamar untuk cucuku.") perintah Elois kepada salah satu pelayan yang khusus bagian membersihkan kamar.
"Yes, Madam."
("Baik Nyonya.") pelayan itu menundukkan kepalanya lalu segera menjalankan perintah Elois.
"Prepare the most delicious and halal dinner for my granddaughter."
("Siapkan makanan yang paling enak dan halal untuk makan cucuku.") perintahnya kepada chef dirumah itu.
"Yes, Madam."
("Baik, Nyonya.") chef itupun segera pergi dan menjalankan perintah Elois.
Elois pun segera menyusul Hasan dan Grissam yang sudah bersantai diruang keluarga "Selamat datang dirumah Eyang, semoga Hasan betah tinggal disini." Elois memeluk Hasan.
Hasan tersenyum dan mengusap punggung Elois "Insya Allah Eyang." ucap Hasan.
"Kalau ada apa-apa minta bantuan kepada pelayan-pelayan disini, mereka mempunyai pekerjaannya masing-masing," tutur Grissam dan diangguki oleh Hasan.
Pelayan yang bertugas membersihkan kamar-kamar kembali menghadap Elois dan Grissam "The room is ready, Madam,"
("Kamar sudah siap, Nyonya,") ucap pelayan lalu menundukkan kepalanya.
"Thank you." ucap Elois, pelayan itupun pergi meninggalkan ruangan tersebut.
"Ayo Eyang antar kekamarmu," Elois berdiri dan menggandeng tangan Hasan.
"Hai...aku benar-benar akan menjadi yang kedua," gumam Grissam membuat Elois dan Hasan terkekeh.
Elois membuka pintu kamar yang akan ditiduri Hasan "Istirahatlah San, Eyang juga akan beristirahat sebentar, setelah itu kita akan makan bersama," perintah Elois.
"Iya Eyang, terimakasih." ucap Hasan.
Elois tersenyum dan mengusap kepala Hasan dengan mata yang berkaca-kaca, Elois pun meninggalkan Hasan dikamarnya.
"Jef...sejak kapan kamu bekerja dengan anakku Jacson?" tanya Grissam yang masih duduk diruang keluarga.
"Dari lulus kuliah Tuan, sekitar 3tahun ini," jawab Jefry yang dudu sofa sebelah sofa yang diduduki Grissam.
"Berapa gajihmu Jef?" tanya Grissam lagi.
Jefry tersenyum "2kali lipat dari perusahaan lain Tuan," jawab Jefry jujur.
"Wow luar biasa Jacson anakku itu!" puji Grissam.
"Sangat Tuan." Jefry menambakan.
"Kamu tahu Jef? padahal aku mengusirnya tanpa bekal seperserpun waktu itu, tetapi Jacson benar-benar memilih pilihannya, dan aku tidak menyangka bila dia akan lebih berhasil dan membuatku bangga, walaupun sekarang sudah terlambat untuk menyadari," ucap Grissam penuh penyesalan.
"Tidak ada yang terlambat Tuan, ada Tuan Muda Hasan yang menggantikannya," hibur Jefry.
Grissam pun mengangguk "Iya kau benar Jef! ada Hasan cucuku," Grissam mengakhiri percakapannya dan menyuruh Albert dan Jefry untuk istirahat, Albert dan Jefry pun menuruti perintah Grissam.
Dikamar Hasan bediri dibalkon kamarnya melihat keindahan kota itu, pandangannya menerawang jauh entah apa yang sedang dia pikirkan saat ini, tapi yang pasti Hasan selalu bersyukur dalam hatinya.
^
Dirumah Arman, Melati yang baru bangun bersiap-siap untuk berangkat kekampus, saat Melati sedang bercermin tiba-tiba Melati dikejutkan oleh pesan WA yang masuk dihandphone nya.
"Apa mau aku Antar kekampus?" pesan Zaki kepada Melati.
Melati menghembuskan nafasnya, pikirannya membayang kemarin saat bertemu dengan Zaki bahkan Zaki mengantarkan Melati pulang, entah mengapa Melati merasa nyaman saat berteman dengan Zaki, mungkin karena kedewasaan yang dimiliki lelaki itu.
Saat Melati ingin membalas pesan Zaki, Rumi masuk kedalam kamar anaknya membuat Melati terkejut "Hayo lagi ngapain, sampai kaget begitu?" tunjuk Rumi, Melati pun malu karena pertanyaan ibunya.
"Gak lagi ngapa-ngapain Mah," ucap Melati malu-malu.
Rumi pun terkekeh melihat anaknya yang sedang salah tingkah "Oh iya, Papah sudah berangkat kekantor tadi pagi karena ada yang harus Papah urus, kamu gak papa kan kalau berangkat sendiri?" ucap Rumi.
Melati terdiam sejenak "Gak papa Mah, apa Melati boleh diantar teman?" tanya Melati ragu-ragu.
Rumi mengangkat alisnya "Teman? siapa?" tanya Rumi penasaran.
Melati jadi salah tingkah dengan pertanyaan ibunya "Itu...em..a-naknya Paman Panji Mah," ucap lirih Melati.
"Anaknya Paman Panji? Putra?" tanya Rumi memastikan.
Melati menggelengkan kepalanya "Bu-kan Mah, tapi Zaki kakaknya," ucap Melati sambil tersenyum kuda.
Rumi tersenyum "Kalau dia baik, tidak apa-apa," tutur Rumi memberi ijin.
Melati pun tersenyum dan mengucapkan terimakasih, setelah itu Rumi keluar dari kamar anaknya dan kembali kemeja makan untuk menyiapkan sarapan untuk Melati.
Melati langsung membalas pesan Zaki ketika melihat ibunya keluar dari kamarnya.
"Oke. kebetulan Papahku tidak bisa mengantar," balas Melati.
Dirumah Panji saat sedang asyik makan bersama dengan keluarganya Zaki kegirangan mendapatkan pesan balasan dari Melati.
"Apaan sih! lebay!" kesal Putra melihat kakaknya begitu kegirangan.
"Biarin!" balas Zaki.
"Memang pesan dari siapa sih sampai seneng begitu?" tanya Ayu penasaran.
"Em...ada deh Mah," jawab Zaki membuat Ayu semakin penasaran, namun Putra justru malah kesal.
"Cih!" umpat Putra yang langsung mendapat tatapan tajam dari Zaki.
"Ya sudah Mah, Pah. Zaki berangkat dulu ya," Zaki berdiri lalu menyalimi tangan kedua orangtuanya.
"Assalamualaikum." salam Zaki saat mau pergi, Panji dan Ayu membalas salam Zaki dengan kompak.
"Kayanya lagi jatuh cinta anak kita Pah," tebak Ayu.
"Hem...Papah juga berfikir seperti itu Mah," timpal Panji yang sekarang kondisinya jauh lebih baik dari kemarin.
Putra yang acuh dengan omongan kedua orangtuanya langsung berdiri dan menyalimi tangan kedua orangtuanya lalu pamit berangkat kekampus.
"Hati-hati Put!" teriak Ayu saat anaknya pergi.
"Iya!" jawab Putra dengan berteriak.
^
Zaki keluar dari mobil dan melangkahkan kakinya kerumah Melati "Assalamualaikum." salam Zaki saat pintu terbuka.
"Wa'alaikumsalam." jawab Rumi dan mempersilahkan Zaki untuk masuk.
"Apa Melati sudah siap tante? Zaki ingin mengantarkan Melati kekampus," ijin Zaki.
Rumi mempersilahkan Zaki untuk duduk "Dia lagi sarapan, sebentar ya," Rumi pun memanggil Melati yang sedang sarapan dimeja makan.
"Orangnya sudah datang Mel," ucap Rumi saat sampai dimeja makan.
Melati berdiri dan berpamitan kepada ibunya untuk berangkat kekampus "Ya sudah, Melati berangkat dulu ya Mah," ijin Melati.
"Hati-hati." pesan Rumi.
"Iya Mah. Asaalamualaikum," salam Melati sebelum pergi, Rumi pun menjawb salam Melati.
"Wa'alaikumsalam."
"Ayo Kak!" ucap Melati, Zaki pun tersenyum dan langsung berjalan.
(besok lagi 😁😁😁)
jangan lupa berbahagia kakak-kakak semua dan jangan lupa Vot nya biar author juga bahagia 😂😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Naga Hitam
astaga 😅😅
2024-08-30
0
Iffah Najah
grandson thor
2021-12-05
2
Yuni Astuti
maaf thor..banyak yg gak sinkron jalan ceritanya,gak usah buru2 kali thor biar lebih konsentrasi
2021-11-04
0