Wartawan dan awak media segera menyiapkan segala keperluannya melihat Arman dan yang lain duduk dikursi pengumuman, sedangkan para karyawan masih bertanya-tanya tujuan mereka dikumpulkan, apa lagi melihat lelaki yang sangat tampan dan kalem yang duduk disebalah Arman persisnya ditengah-tengah antara Arman, Grissam dan Elois, apalagi banyak media dan wartawan saat ini.
Arman melihat kedepan memperhatikan mereka lalu beralih melihat Hasan dan menepuk pundak Hasan, Hasan pun melihat Arman dan mengnggukan kepalanya.
Arman menarik nafas dan mengeluarkannya dengan perlahan "Assalamualaikum wr.wb." salam Arman membuka sesi acara.
"Wa'alaikumsalam wr.wb." semua kompak menjawab salam Arman dengan semangat.
"Oke baik lah, perkenalkan saya Arman, Asisten sekaligus pengacara Jacson pemilik HJ.GRUP ini yang kini sudah bahagia disisi Allah." mendengar nama Jacson semua menundukkan kepalanya karna sedih, kehilangan pemimpin yang sangat mengayomi karyawannya.
"Saya mengadakan acara dan perkumpulan ini untuk memperkenalkan kalian dengan pewaris tunggal dari Jacson yang akan menggantikan posisi Jacson di HJ.GRUP ini." semua saling pandang satu sama lain, karna penasaran dengan ucapan Arman, siapa anak yang beruntung itu? sedangkan Hasan menunduk sejenak lalu kembali menegakkan kepalanya.
Wartawan dan awak media pun tak henti-hentinya mengambil gambar dan mencatat perkataan-perkataan Arman.
"Anak itu bernama Hasan Alfatar, anak dari Jacson dan Fatimah, anak itu ada disamping saya ini." kedung aula seketika menjadi riuh karna bisikan-bisikan para karyawan yang merasa sangat terkejut dengan apa yang Arman sampaikan.
"Dia yang akan menggantikan posisi Jacson ayahnya diperusahaan ini, jadi tolong hormati dia seperti kalian menghormati Jacson. Hasan perkenalkan dirimu!" perintah Arman dan diangguki oleh Hasan.
Hasan menarik nafasnya untuk merileks kan kegugupannya setelah itu dia membaca "Bismillahirrohmanirrohiim." ucap Hasan pelan.
"Para hadirin, saya Hasan Alfatar putra dari Ayah Jacson dan Ibu Fatimah, dan cucu dari Eyang Grissam dan Elois. Umurku baru menginjak 18tahun. namun karna orangtua saya sudah meninggal maka mau tidak mau saya yang akan menggantikannya." Hasan memberi jeda.
"Saya minta bantuan kalian, agar bisa membimbing saya dalam memimpin diperusahaan Ayah saya ini. kabar ini juga sangat mengejutkan saya, saya sangat tidak tahu kalau Ayah saya ternyata adalah orang hebat." Hasan berhenti sejenak karna menahan tangis.
"Karna selama ini kedua orangtua saya mengajarkan saya untuk hidup sederhana, bahkan kita tinggal dirumah yang sederhana, dan kabar bahwa ternyata Ayah saya adalah pemilik dari perusahaan yang saya kagumi dari kecil, itu membuat saya sangat tidak percaya saat itu."
"Maka dari itu jika suatu saat nanti ketika saya memimpin dan saya melakukan kesalahan mohon untuk menegur dan dan menasehati saya. Terimakasih." perkenalan Hasan membuat orang-orang yang ada bertepuk tangan, merasa kagum dengan kedewasaannya. Mereka pun ada yang menangis terharu mendengar kata-kata Hasan.
Grissam dan Elois tersenyum dan memeluk cucunya, rasa bersalahnya semakin membuncah karna baru bisa merasakan memeluk cucunya saat sudah besar seperti ini.
Arman tersenyum dan menepuk pundak Hasan karna bangga "Kamu berhasil mendidik anakmu ini Son, dia dewasa dari umurnya." batin Arman.
Tinggalah sesi pertanyaan yang akan diajukan oleh wartawan dan awak media.
"Pak Arman. Mengapa baru memperkenalkan Hasan kepada publik?" pertanyaan dari salah satu wartawan.
"Karna itu adalah amanah dari Jacson dulu, dia akan memperkenalkan anaknya ketika berumur 21tahun jika Jacson masih hidup, dan 17tahun jika Jacson sudah tidak ada." jawab Arman dengan tegas. Wartawan pun langsung mencatat jawaban Arman.
"Dengan usia yang masih sangat muda itu apa yaķin jika Hasan bisa memimpin perusahaan?" tanya wartawan lagi.
"Insya Allah. Karna kedewasaan itu bukan dilihat dari umur tapi dari cara pola pikir mereka." tegas Arman.
"Pak Arman. apa akan ada perubahan dalam kepemimpinan?"
"Jika itu akan membuat perusahaan semakin maju kenapa tidak." Arman membuka kedua tangannya lebar.
"Pak. dengan umur Hasan yang masih kuliah apa mampu membagi waktu untuk kuliah dan memimpin perusahaan?"
"Hasan memimpin dibalik layar, karna dia akan menuntut ilmu di London, kepemimpinan dikantor akan seperti biasa, Hasan akan mulai menduduki kursi ayahnya jika sudah pulang dari London," tegas Arman.
"Saya mengajukan pertanyaan untuk Tuan Hasan, mohon untuk dijawab, apa setelah ini Tuan akan tinggal dirumah yang dulu kalian tinggali atau akan berpindah kerumah yang yang lebih besar? karena sekarang anda tau kalau sebenarnya keluarga anda itu adalah orang yang berada?" tanya wartawan wanita.
Hasan tersenyum menanggapi pertanyaan seorang wartawan, Hasan ingin menjawab namun Arman menghalau dan Armanlah yang menjawabnya "Maaf kalau saya yang menjawab, Hasan akan tinggal dirumah yang telah Jacson belikan untuknya, ini juga amanah darinya, dan setelah ini Hasan akan kami antar kerumah barunya," jawaban Arman membuat wartawan dan karyawan riuh karna iri dengan Hasan.
Hasan mendekatkan dirinya ketelinga Arman "Jangan berlebihan Paman, aku ingin tetap tinggal dirumahku yang dulu," bisik Hasan.
"Ini amanah dari ayahmu San, jangan menolak," Arman tersenyum lalu menepuk pundak Hasan
Sebelum acara selesai Arman menunjukan dokumen yang harus Hasan tandatangani, wartawan pun mengabadikan momen itu, Hasan menandatangani dokumen itu satu-persatu.
^
Dirumah Panji
Saat ini keluarga Panji sedang menonton tivi, Panji mengajak keluarganya untuk menyaksikan acara HJ.GRUP, Panji penasaran pengumuman apa yang ingin perusahaan itu sampaikan.
Semua keluarga Panji terkejut dengan pengumuman perusahaan no1 di Indonesia itu "Jadi Jacson itu pemilik HJ.GRUP itu?" ucap Panji sangat tidak percaya.
"Aku juga baru tau Pah," Ayu tak kalah terkejutnya.
"Itu serius Pah?" tanya Zaki.
sedangkan Putra diam membisu melihat acara ditivi tersebut, wajahnya kini berubah pucat karna penilaian tentang Hasan selama ini salah.
^
"Itu kan Hasan ya Di?" tanya Rio yang sedang menonton bersama Adi dan juga ayahnya.
"Iya Ri! bener itu Hasan!" seru Adi yang sangat terkejut.
"Kalian kenal sama anak itu?" tanya Rizky ayah Rio.
"Dia sekampus sama kita Dad," tutur Rio.
Rizky mengangkat alisnya "Sekampus?"
"Iya Dad! dia itu sepupunya Putra temen kita, gak nyangka ternyata dia anak yang paling kaya Dad, padahal sering dibully sama Putra Dad, tapi dia hanya diam," Rio menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Kenapa sampai Putra membullynya? Putra anak Pak Panji itu kan yang kalian maksud?" tanya Rizky.
"Iya Om Putra anaknya Pak Panji itu, Putra sangat benci sama dia Om, karna dia anaknya orang miskin," jawaban Adi membuat Rizky geleng-geleng kepala.
"Jangan tiru perilakunya yang seperti itu!" seru Rizky.
"Iya Dad, kita juga selalu berusaha menasehati Putra tapi dia tidak mau mendengarkan nasehat kita," ucap Rio sedih.
"Aku yakin Ri. putra pasti kaget kalau denger berita ini!" Adi berucap semangat.
(besok lagi😊😊)
maaf up telat 😂 selamat berpuasa kaka-kaka 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Adiwaluyo
mantap dan terpesona
2021-12-09
0
Riska Wulandari
kalo jantungmu g kuat segera lambaikan tangan ya Putra...🤭🤭
2021-11-17
0
𝓬𝓵𝓪_𝓵𝓲𝓽𝓪
sedih liat novelnya sepi padahal bagus banget loh, semangat thorr
2021-10-18
0