Setelah perjalanan kurang lebih 18jam dari London ke Indosnesia Elois dan Grisam juga Albert sampai dibandara Jakarta.
"Albert mana orang yang mau jemput kita?" tanya Grissam.
Albert menegok kekanan dan kekiri mencari seseorang yang akan menjemput mereka, karna tidak menemukan orangnya akhirnya Albert menghubungi orangnya "Kamu dimana? kita sudah datang!" kesal Albert dibalik telepon.
"Siap Tuan, sebentar lagi saya sampai Tuan," ujar seseorang dibalik telepon.
"Jangan lama-lama!" seru Albert.
Setelah menunggu 10menit mobil yang menjemput mereka pun sampai "Mari Tuan," ujar sang supir membuka pintu mobil untuk mereka.
"Kenapa lama sekali!" seru Albert saat sudah didalam mobil.
"Maaf Tuan, tadi ban mobilnya kempes dan untungnya ada pemuda yang baik yang mau menolong," ujar sang supir.
"Sudahlah...bagaimana kamu sudah selidiki rumah Jacson dimana?" tanya Elois yang audah tidak sabar bertemu dengan anaknya.
Albert menganggukan kepalanya dan menunjukan lokasi rumah Jacson kepada Elois "Dia tinggal disini Nyonya," Elois tersenyum, rasanya kerinduan dalam hati Elois sudah tersalurkan padahal baru melihat lokasi tempat Jacson berada.
"Apa dia mempunyai anak Bert?" tanya Grissam yang juga ikut bahagia.
"Punya Tuan, mereka mempunyai anak laki-laki Tuan, sekarang sudah berumur kurang lebih 18tahun Tuan," senyun Grissam mengembang dibibirnya, tidak sabar rasanya ingin bertemu dengan mereka.
"Pasti cucu kita tampan ya Sam, seperti Jacson," senyum dibibir Elois tidak pernah pudar.
"Pasti, sayang kita tidak pernah melihat dan menggendongnya saat bayi," ucapan Grissam membuat senyum dibibir Elois.
"Iya Sam, dan semua atas keegoisanku," ucap lirih Elois merasa bersalah.
"Sudahlah...yang penting kamu mau menyadarinya," Grissam memeluk istrinya dan mengusap lengan istrinya.
^
"Hasan..."
"Bibi.." Hasan menyalimi tangan Ayu dan Panji.
Ayu langsung memeluk Hasan dan menangis "Apa kamu baik-baik San?" tanya Ayu ketika melepas pelukannya.
Hasan tersenyum "Hasan baik-baik saja Bi,"
"Apa Hasan perlu sesuatu?" tanya Panji menyuruh Hasan untuk duduk.
"Tidak Paman, Hasan kesini karna Hasan ingin pamit dengan kalian," ucapan Hasan membuat Ayu dan Panji saling pandang.
"Memang Hasan mau pergi kemana Nak?" ada kekhawatiran didalam pertanyaan Ayu.
"Hasan tidak kemana-mana Bi, Hasan mau menuntut ilmu Bi," Hasan tersenyum.
"Loh memang kamu mau menuntut ilmu dimana San?" saut Panji.
"London Paman," Ayu dan Panji terkejut dengan jawaban Hasan.
"London? dengan siapa kamu kesana Nak?" khawatir Ayu.
"Dengan Jefry Bi, Asisten Paman Arman dikantor," Hasan tidak memberitau yang sebenarnya.
Ayu dan Panji tersenyum "Jika itu untuk menuntut ilmu Paman dan Bibi pasti merestui San, semoga kamu bisa menjadi yang terbaik disana," ujar Panji bangga.
"Makasih Paman, Bibi, kalau begitu Hasan pamit pulang," Hasan berdiri dan menyalimi Paman dan Bibinya.
"Kamu sekarang tinggal dimana San?"
"Dirumah kedua orangtua Hasan dulu Bi," Ayu dan Panji menganggukan kepalanya dan memeberi wejangan untuk keponakannya itu. Panji dan Ayu bersyukur Hasan baik-baik saja.
Hasan pun pergi dari rumah Paman dan Bibinya itu.
^
Sampai digang rumahnya Hasan terlihat bingung karna ada sebuah mobil hitam yang terparkir didepan halaman rumahnya "Mobil siapa? sepertinya bukan mobil Paman Arman," gumam Hasan.
Hasan mempercepat langkahnya agar segera sampai dirumahnya, terlihat ada seorang wanita dan dua orang pria sedang berdiri dan mengetuk-ngetuk pintu rumahnya.
"Aku hubungi Paman dulu, siapa tau Paman mengenalnya," gumam Hasan dan segera menghubungi Arman.
Mendapat notifikasi dari Hasan, Arman langsung beranjak pulang bersama Jefry, Arman takut terjadi apa-apa kepada Hasan.
"Maaf kalian cari siapa?" Elois dan yang lain menengok mendengar suara Hasan.
Elois terkejut melihat raut wajah Hasan yang sangat mirip dengan Jacson anaknya "Kamu siapa?" tanya Elois bergetar menahan tangisnya.
"Saya pemilik rumah ini, kalian mencari siapa, barangkali saya bisa membantu menemukan alamat yang kalian tuju," Hasan menawarkan bantuan.
Airmata yang Elois tahan tidak bisa terbendung lagi, Elois menghampiri Hasan dan meraba pipi Hasan, Hasan menghindar dari sentuhan wanita yang tidak dia kenali "Apa kamu anak dari Jacson?" Grissam menghampiri Elois yang sudah menangis dan merangkulnya.
Hasan terdiam sejenak memperhatikan satu-persatu orang-orang yang kini berada dihadapannya "Siapa mereka? kenapa mengenalku?" Hasan bertanya dalam hati.
Albert yang melihat kebingungan Hasan langsung bergabung dan menjelaskan "Tuan Hasan...maaf kami datang tidak memberi kabar terlebih dahulu, kami datang ingin bertemu dengan Jacson dan keluarganya," penjelasan Albert membuat Hasan mengerutkan keningnya, apa mereka tidak tau kalau kedua orangtuanya sudah meninggal. pikir Hasan.
"Masuk lah kedalam rumah dan duduklah," Hasan mengajak para tamunya untuk masuk dan duduk dikursi yang ada.
Elois memperhatikan rumah yang dia pijaki sekarang, rasanya sesak dalam hatinya, anaknya bisa hidup sederhana seperti apa yang Elois lihat saat ini, Grissam pun merasakan hal yang sama denagn Elois.
Hasan kembali membawa gelas yang berisi minuman dan cemilan yang dia punya "Silahkan, maaf aku hanya ada teh dan biskuit ini," Elois sangat tersanjung dengan perilaku Hasan.
"Silahkan duduk Tuan, karna ada yang ingin Nyonya dan Tuanku sampaikan," Albert mempersilahkan Hasan duduk.
Hasan pun duduk dihadapan Elois dan Grissam "Apa yang ingin kalian sampaikan?" Hasan membuka suara terlebih dahulu.
"Dimana kedua orangtuamu Nak, kami ingin bertemu mereka," yang menjawab pertanyaan Hasan adalah Grissam karna Elois sudah tidak mampu untuk berkata lagi, airmatanya terus mengalir, apalagi melihat Hasan yang tak lain adalah cucunya, betapa menyesalnya Elois saat ini.
Hasan menundukan kepalanya dan menarik nafasnya lalu Hasan membuangnya secara perlahan "Apa yang ingin kalian sampaikan, biar nanti saya yang menyampaikan kepada orangtuaku," ujar Hasan dengan sendu.
Saat Grissam ingin mengatakan yang sebenarnya, Arman dan Jefry telah datang dan masuk kedalam rumah Hasan.
Arman terkejut melihat siapa tamu Hasan saat ini, Grissam dan Elois melihat Arman "Arman..." Grissam beridiri dan menghampiri Arman.
Arman melihat Hasan dan Hasan hanya mengangkat bahunya memberi sinyal kalau dirinya tidak tau apa-apa.
"Arman...dimana Jacson, kami ingin bertemu dengannya dan juga istrinya," Elois berucap sambil menangis.
Arman terdiam tidak tau harus menjawab apa "Kenapa kalian ingin bertemu mereka?" pertanyaan Arman meretakkan hati Elois.
Seketika Elois bersimpuh didepan Arman, semua orang terkejut dengan apa yang Elois lakukan termasuk Hasan "Aku ingin meminta maaf kepada anakku Arman, aku menyesal, aku salah," Elois menunduk menangis.
Hasan terkejut bukan main mendengar kata-kata Elois, Grissam memeluk tubuh Elois "Man, kami mengaku salah, tolong katakan kepada Jacson dan Fatimah kalau kami datang kesini dan ingin bertemu dengannya," Arman terdiam dan melihat Hasan, Hasan bangkit lalu menyuruh Elois dan Grissam bangun.
Elois tersenyum "Apa kamu anak dari Jacson?" tanya Elois dengan suara parau karna menangis.
Hasan melihat Arman dan Arman menganggukan kepalanya "Iya Eyang," jawaban dan panggilan Hasan terhadapnya membuat Elois langsung memeluk Hasan begitu juga dengan Grissam.
"Maafkan kami, kami adalah orang-orang yang bodoh, maafkan keegoisan Eyang yang bodoh ini," Elois terisak dipelukan Hasan, Hasan mengusap punggung Eyangnya itu.
"Sudahlah Eyang, semua sudah berlalu, Ayah dan Ibu pasti bahagia melihat kalian datang," Hasan tersenyum dan mengusap airmata Elois.
Elois terharu dengan sikap cucunya yang sangat dewasa "Sekarang dimana orangtuamu? Eyang ingin sekali bertemu dengan mereka, terlalu banyak kesalahan yang Eyang lakukan, Eyang ingin meminta maaf," Hasan dan Arman saling pandang, dan seketika Arman menganggukan kepalanya, Hasan pun mengerti maksud Arman.
"Ayo Eyang..Hasan akan mengantarkan Eyang untuk bertemu Ayah dan Ibuku," Elois dan Grissam tersenyum, mereka pun langsung mengiyakan ajakan Hasan, hati Elois dan Grissam saat ini merasa sangat bahagia, mereka sudah bertemu dengan cucunya, dan juga akan bertemu dengan anaknya yang sangat mereka rindukan.
(besok lagi 😁😁)
*Jangan bosan untuk mampir dikarya author yang receh ini, dan dukung author selalu, author pun mendukung kalian selalu 😚😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Sisilia Nopita Sari
miris sungguh thor
2022-01-25
0
Adiwaluyo
terharu
2021-12-09
0
zae alim
orang London kok manggilnya eyang😄😄
2021-12-01
0