Amarah Arman

"Silahkan masuk Pak Arman," Panji mempersilahkan tamunya untuk masuk dengan hati yang kalut karna takut Arman akan menanyakan Hasan.

"Terimakasih Pak Panji," Arman tersenyun ramah kepada Panji.

"Sebentar ya Pak Arman, aku buatkan minum dulu," Panji pergi kedapur untuk membuatkan minum, Arman pun mengiyakan.

Melati melihat sekeliling rumah Panji "Pah, Hasannya mana?" tanya melati kepada papahnya.

"Sabar dong sayang, kok kamu yang ngebet ketemu Hasan," Arman menggoda Melati.

"Ih Papah nih!" wajah melati seketika merah merona karna godaan papahnya.

^

Didapur Panji berbicara kepada sang istri yang sedang memasak untuk makan malam nanti "Mah...bagaimana ini Mah, Pak Arman datang dan kali ini Pak Arman datang bersama keluarganya Mah, kita harus ngomong apa? kalau mereka menanyakan Hasan Mah," Ayu yang sedang mencuci sayuran menjatuhkan sayuran yang sedang ia cuci.

"Pak Arman kesini Pah!" Ayu menghadap Panji dengan kaget.

"Iya Mah! apa kita harus ngomong yang sebenarnya pada Pak Arman Mah?" tanya Panji sambil mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Lebih baik seperti itu Pah, siapa tau mereka bisa bantu cari Hasan," usul Ayu.

"Ya sudah Mah, Mamah bikin minum dulu buat mereka, Papah mau kedepan menemani mereka dulu, semoga Pak Arman tidak marah ya Mah sama kita," ucap Panji lalu meninggalkan dapur.

"Semoga Pah," lirih Ayu.

Panji kembali keruang tamu dimana Arman dan keluarga berada. Panji duduk dihadapan Arman "Pak Arman.." ucap Panji ragu-ragu.

Saat Arman ingin menyauti panggilan Panji, tiba-tiba suara Putra muncul "Melati?" panggil Putra dengan wajah sumringah.

Melati melihat kesumber suara, Melati mengernyitkan keningnya "Putra?" ucap lirih Melati.

Putra sangat senang melihat Melati ada dirumahnya "Kamu tau rumahku darimana?" tanya Putra dengan senyum mengembangnya.

"Ini rumahmu?" tanya balik Melati, lalu melati melihat papahnya tanpa mendengar jawaban dari Putra. Namun putra tetap tersenyum dan terus melihat Melati membuat Melati sangat risih.

"Dia Putra anak Paman Nak," jawab Panji yang mengerti akan kebingungan anak perempuan Arman.

"Iya sayang, Paman Panji ini memiliki 2anak laki-laki yaitu Zaki dan Putra, Putra ini anak bungsunya Paman Panji," timpal Arman.

Melati hanya menganggukan kepalanya, Ayu datang keruang tamu sambil membawa nampan yang berisi airminum dan cemilan untuk para tamu.

"Silahkan Pak Arman,Bu," ucap Ayu sambil menaruh minuman kemeja masing-masing.

"Terimakasih, maaf saya jadi merepotkan kalian kalau datang kesini," ucap Arman dengan senyum ramahnya.

Ayu dan Panji hanya saling pandang, mereka sedang berfikir bagaimana caranya berbicara kepada Arman kalau Hasan sudah tidak ada dirumahnya.

Arman melihat gelagat Ayu dan Panji seperti ada yang mereka sembunyikan, karna tidak biasanya mereka akan diam seperti ini "Pak Panji..Hasan dimana? aku ingin bertemu dengannya, karna ada sesuatu yang perlu aku bicarakan dengan Hasan," ucapan Arman membuat Ayu dan Panji merasa bersalah, mereka menundukan kepalanya untuk menutupi kesedihannya.

"Kenapa Hasan yang Paman cari, Putra aja Paman, Putra akan melakukan apapun yang Paman mau, kenapa harus cari Hasan?" ucap Putra dengan rasa percaya diri yang tinggi.

Melati sungguh sangat muak mendengar Putra berbicara seperti itu, dan tiba-tiba Melati teringat dengan orang yang bernama Hasan yang dikenal dikampusnya "Pah..berarti Hasan itu sepupuan sama ini," Melati melihat papahnya sambil menunjuk kearah Putra. Arman mengangguk mengiyakan ucapan Melati anaknya.

Melati kaget dengan jawaban papahnya "Kenapa kamu kaget seperti itu Mel? apa kamu sudah mengenal Hasan yang Papah maksud?" tanya Arman penasaran.

Melati menganggukan kepalanya "Dia sekampus sama Melati Pah," ucap Melati membuat Arman tersenyum senang.

"Wah bagus kalau begitu," Arman sangat senang mendengar kabar baik anaknya.

"Urusan Paman dengan Hasan tidak bisa diwakilkan sama siapapun Put?" Arman menjawab pertanyaan Putra.

"Memang kenapa Paman? Putra lebih unggul ketimbang Hasan kemana-mana Paman, Hasan itu cuman anak asuh Papah dan Mamahku!" ucapan Putra membuat Panji dan Ayu marah.

"Putra!" Panji sangat marah kepada anaknya.

"Biarin aja Pah! lagian percuma mereka cariin Hasan tidak bakal ketemu, karna Hasan sudah angkat kaki dari rumah ini!" ucapan Putra membuat Arman kaget dan menatap Putra dengan tajam.

"Maksud kamu apa anak muda!" ucap Arman ingin tau sebenarnya.

"Gembel itu sudah pergi dari rumah ini Paman, dia itu pembawa siap buat keluargaku, buktinya sekarang perusahaan Papahku sekarang terancam bangkrut Paman, semua itu gara-gara Hasan gembel itu!" ucap Putra mengundang kemarahan semua yang ada disitu, termasuk melati.

"Jaga ucapanmu ya!" Melati menunjuk wajah Putra dengan tatapan tajam.

"Apa maksud perkataan anakmu itu Pak Panji?!" Arman beralih menatap suami istri itu bergantian.

"Maafkan aku Pak Arman?" ucapan Panji mengundang amarah didalam diri Arman.

Arman langung berdiri dan menarik kerah baju Panji dengan sangat kuat "Bukankah sudah kubilang, bila kalian tidak sanggup untuk mengurusnya dengan baik, biar aku saja yang mengurusnya, kenapa kalian tega mengusirnya dari sini!" ucap Arman dengan kemarahan yang sudah tidak bisa dia tahan lagi.

"Pah lepaskan Pah, kita bicarakan baik-baik," Rumi mencoba memisahkan suaminya dan Panji.

"Pah jangan emosi begini, isthigfar Pah," bujuk Melati.

"Lepaskan Papah saya Paman!" ucap Putra.

"Lepaskan suami saya Pak, saya mohon maafkan kami Pak," ucap Ayu sambil menangis.

Arman melepaskan Panji "Katakan kenapa kalian mengusirnya! bukankah dia tumbuh menjadi anak yang baik! saudara macam apa kalian ini! apa kalian lupa pengorbanan Jacson untuk kalian!" ucapan Arman membuat Ayu dan Panji menangis.

"Aku yang mengusirnya Paman, aku yang menyuruhnya pergi dari rumah ini, karna dia tidak berguna berada disini!" jawaban Putra bukan membuat amarah Arman mereda justru semakin membuat amarah Arman memuncak.

Arman ingin sekali memukul Putra beruntung sang istri dan anaknya menghalanginya, hingga perkelahian tak terjadi. Rumi dan Ayu mencoba menenangkan amarah Arman.

Panji dan Ayu hanya bisa menangis tidak tau apa yang harus mereka lakukan.

^

DiMasjid Raya Al-Ikhlas kini Hasan berada, Hasan bersimpuh kepada Allah dengan kerendaha hatinya, Hasan berdoa dengan begitu kusyu dan menangis. Setelah berdoa Hasan duduk bersandar ditembok Masjid, pandangan Hasan buyar tidak tau arah. Hasan memikirkan kemana sekarang akan pergi, lalu Hasan teringat akan rumah orangtuanya dulu "Apa aku pulang saja kerumah orangtuaku?" gumam Hasan, Hasan lalu membuka tasnya yang tadi dia bawa, Hasan mencari kunci rumah Hasan dulu yang masih dia simpan sampai saat ini, karna hanya itu peninggalan orangtua Hasan yang Hasan miliki, selama ink Hasan menyimpannya cukup baik.

Hasan tersenyum setelah menemukan kunci rumahnya dulu "Allah pasti akan memberikan jalan disetiap masalah," gumam Hasan memuji Allah. Hasan mengambil uang dalam tas dan manaruhnya disaku untuk bekal membayar angkutan yang akan mengantarkan kerumah orangtuanya. Hasan lalu pergi meninggalkan Masji Raya Al-Ikhlas dan tidak lupa Hasan menyisihkan uangnya untuk Masjid sebelum Hasan meninggalkan Masjid.

(besok lagi 😊😊😊)

Nih author kasih visualnya,kalau merasa tidak cocok boleh kasih saran 😁😁

Melati

Putra

Zaki

Hasan Alfathar

Terpopuler

Comments

Sisilia Nopita Sari

Sisilia Nopita Sari

beleguk nih si putra,,ortu ny yg dulu dibntu ortu hasan mlah belagu,,ajarin tuh anak loh ayu bkin gua gedeg aja👺👺👺👺

2022-01-25

0

Adiwaluyo

Adiwaluyo

lanjut

2021-12-09

0

Riska Wulandari

Riska Wulandari

visualnya bikin meleleh..

2021-11-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kepergian Hasan
3 sinisnya Putra
4 Mahasiswi baru
5 Kesedihan Paman
6 Mengusir Hasan
7 Amarah Arman
8 Hanya kertas
9 Surat Fatimah
10 Nenek..Kakek?
11 Penyesalan
12 Tamu tak diundang
13 Penyesalan2
14 Kegugupan Hasan
15 Wajah pucat Putra
16 Tangisan Hasan
17 Kehidupan yang lucu
18 Berangkatnya Hasan ke London
19 Pesan Zaki
20 Perasaan tidak enak Hasan
21 Merasa kagum dan bodoh
22 Aku bisa memiliki ragamu tapi hatimu?
23 Mimpi Buruk!
24 Kita pergi!
25 Wanita ketakutan!
26 Nadine
27 Liontin unik
28 Terimakasih
29 Nadine...bertahanlah!
30 Permohonan Hasan
31 Masih ada Aku dan Jefry.
32 Tak berkedip memandang
33 Kepulangan Nadine
34 Cepat sekali kau Move on
35 Tak terpikirkan oleh Jefry!
36 hanya karena Dendam, cinta dan harta.
37 Hancurnya perasaan Hasan
38 Kecemasan Zaki dan Putra
39 Apa yang Tuan lakukan kepada papahku!
40 Ambilah hartaku dan kembalikan kedua orangtuaku.
41 Kamu tidak pantas untuk disebut Ayah!
42 Jangan melampiaskan kemarahanmu dengan orang yang sama sekali tidak bersalah.
43 Kalian pacaran?
44 Ma-mah
45 Mawar tidak yakin, Mah!
46 Pergi dari sini!
47 Yang Terpenting Bukan Kamu
48 Kemarahan Hasan!
49 Harusnya Saat Itu Aku mengijinkan Eyang untuk membunuhnya!
50 Ayah!
51 Aku Akan Menikahinya
52 Pertengkaran Suami-Istri Yang Tak Muda Lagi
53 Maafkan Aku
54 Ayah tetap Ayahku.
55 Akad nikah
56 Cinta Luar Biasa
57 Bila Waktu Bisa Ku Putar Kembali
58 Kalau Berani Lawan Aku Sini!
59 Terimakasih Sudah Mau Menjadi Istriku
60 Ayo Kita Lakukan Lagi
61 Siapa Yang Melakukan Ini?
62 Aku Tidak Akan Bodoh Lagi!
63 Hey Tuan! Kalau Berani Lawan Kami!
64 Sayang
65 Kemarahan Mawar
66 Kalau Begitu Pecat Jefry!
67 AA Suka Kok
68 Cinta Di Bawah Sower
69 Irma Sakit
70 Kegundahan Hati Mawar
71 Kematian Itu Takdir
72 Bintangmu Ada Dihadapanmu
73 Kertas Ancaman
74 Pertengkaran Alin dan Laila
75 Aku Takut Terjadi Sesuatu Denganmu
76 Aku Tidak Akan Tinggal Diam Saat Kau Meminta Istriku!
77 Perkelahian Dua Kubu
78 Kerja Yang Bagus Lusi!
79 Flash Back Perbuatan Sony
80 Diamnya Hasan
81 Aku Mencintaimu
82 Pengumuman untuk pembaca
83 Mau Pilih Cover Mana Nih?
84 Sesaon 2 babang Hasan sudah hadir
85 Siapa Yang Belum Mampir??
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Prolog
2
Kepergian Hasan
3
sinisnya Putra
4
Mahasiswi baru
5
Kesedihan Paman
6
Mengusir Hasan
7
Amarah Arman
8
Hanya kertas
9
Surat Fatimah
10
Nenek..Kakek?
11
Penyesalan
12
Tamu tak diundang
13
Penyesalan2
14
Kegugupan Hasan
15
Wajah pucat Putra
16
Tangisan Hasan
17
Kehidupan yang lucu
18
Berangkatnya Hasan ke London
19
Pesan Zaki
20
Perasaan tidak enak Hasan
21
Merasa kagum dan bodoh
22
Aku bisa memiliki ragamu tapi hatimu?
23
Mimpi Buruk!
24
Kita pergi!
25
Wanita ketakutan!
26
Nadine
27
Liontin unik
28
Terimakasih
29
Nadine...bertahanlah!
30
Permohonan Hasan
31
Masih ada Aku dan Jefry.
32
Tak berkedip memandang
33
Kepulangan Nadine
34
Cepat sekali kau Move on
35
Tak terpikirkan oleh Jefry!
36
hanya karena Dendam, cinta dan harta.
37
Hancurnya perasaan Hasan
38
Kecemasan Zaki dan Putra
39
Apa yang Tuan lakukan kepada papahku!
40
Ambilah hartaku dan kembalikan kedua orangtuaku.
41
Kamu tidak pantas untuk disebut Ayah!
42
Jangan melampiaskan kemarahanmu dengan orang yang sama sekali tidak bersalah.
43
Kalian pacaran?
44
Ma-mah
45
Mawar tidak yakin, Mah!
46
Pergi dari sini!
47
Yang Terpenting Bukan Kamu
48
Kemarahan Hasan!
49
Harusnya Saat Itu Aku mengijinkan Eyang untuk membunuhnya!
50
Ayah!
51
Aku Akan Menikahinya
52
Pertengkaran Suami-Istri Yang Tak Muda Lagi
53
Maafkan Aku
54
Ayah tetap Ayahku.
55
Akad nikah
56
Cinta Luar Biasa
57
Bila Waktu Bisa Ku Putar Kembali
58
Kalau Berani Lawan Aku Sini!
59
Terimakasih Sudah Mau Menjadi Istriku
60
Ayo Kita Lakukan Lagi
61
Siapa Yang Melakukan Ini?
62
Aku Tidak Akan Bodoh Lagi!
63
Hey Tuan! Kalau Berani Lawan Kami!
64
Sayang
65
Kemarahan Mawar
66
Kalau Begitu Pecat Jefry!
67
AA Suka Kok
68
Cinta Di Bawah Sower
69
Irma Sakit
70
Kegundahan Hati Mawar
71
Kematian Itu Takdir
72
Bintangmu Ada Dihadapanmu
73
Kertas Ancaman
74
Pertengkaran Alin dan Laila
75
Aku Takut Terjadi Sesuatu Denganmu
76
Aku Tidak Akan Tinggal Diam Saat Kau Meminta Istriku!
77
Perkelahian Dua Kubu
78
Kerja Yang Bagus Lusi!
79
Flash Back Perbuatan Sony
80
Diamnya Hasan
81
Aku Mencintaimu
82
Pengumuman untuk pembaca
83
Mau Pilih Cover Mana Nih?
84
Sesaon 2 babang Hasan sudah hadir
85
Siapa Yang Belum Mampir??

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!